oleh
NIM 152310101138
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mengenai
Pendidikan Kesehatan Tentang Carpal Tunnel Syndrome Pada Keluarga
Bapak Darta Riboko Gang Kenanga VI/ 173 Jember. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
semua pihak yang terlibat, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1 Tujuan........................................................................................................2
2.2 Manfaat......................................................................................................2
4.4 Sasaran.......................................................................................................6
iii
4.5 Pemateri.....................................................................................................6
BAB 6. PENUTUP................................................................................................10
6.1 Kesimpulan..............................................................................................10
6.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
Lampiran 4. Media.............................................................................................25
Lampiran 5: Dokumentasi..................................................................................27
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.2 Manfaat
1. Klien mengetahui pengertian Carpal Tunnel Syndrome.
2
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
Tingginya angka prevalensi yang diikuti tingginya biaya yang harus dikeluarkan
membuat permasalahan ini menjadi masalah besar dalam dunia okupasi. Berberapa faktor
diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada pekerja yakni: seperti gerakan
berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran, suhu, dan postur kerja yang tidak
ergonomik.
National Health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang
dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa sebesar 1.55% (2,6 juta). CTS lebih sering
mengenai wanita dari pada pria dengan usia 25 64 tahun, prevalensi tertinggi pada wanita
usia >55 tahun, biasanya antara 40 60 tahun. Prevalensi CTS dalam prosentase telah
diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6 % untuk laki laki adalah jenis neuropati jebakan
yang paling sering ditemui. Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus (29 kanan, 13%
kiri) dan 58% bilateral.
Di Indonesia urutan prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui sebab
sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan
karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian pada pekerja dengan resiko
tinggi pada pergelangan tangan dan tangan melaporkan prevalensi CTS antara 5,6 % sampai
dengan 15%. Namun beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan positif antara keluhan
dan gejala CTS dengan faktor kecepatan menggunakan alat dan faktor kekuatan melakukan
gerak pada tangan.
3
3.2.1 Diagnosis Dini Risiko Carpal Tunnel Syndrome
Diagnosis dini apakah klien berisiko tinggi menderita carpal tunnel sindrome, dan pada
pemeriksaan tersebut diagnosa yang biasa digunakan adalah torniquet test, tinels sign, flicks
sign, thenar wasting, wrist extension test, pemeriksaan sesibilitas, peeriksaan fungsi otonom
dan menilai kekuatan otot.
5
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
3. Langkah pokok
2) Mengajukan masalah.
4) Memberi komentar.
4.4 Sasaran
Bili Darnanto dan Keluarga
4.5 Pemateri
Novia Rizky Utami
6
BAB 5. HASIL KEGIATAN
5) Penyuluh menyiapkan tempat yang nyaman dan sesuai dengan jenis kegiatan yang
dilakukan.
6) Penyuluh menyiapkan peralatan yang dibutuhkan klien dan keluarga untuk melakukan
kegiatan.
7
2) Klien dan keluarga kooperatif selama mengikuti kegiatan dapat mempraktikkan dan
dapat mengikuti instruksi penyuluh.
3) Klien dan keluarga menunjukkan antusiasme selama kegiatan hal ini terlihat dari
pertanyaan yang diajukan oleh klien terkait Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome
dan setelah diberikan penjelasan klien menyatakan sudah mengerti dan memahami
tentang Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome.
1) Suasana dan tempat yang sangat sejuk sehingga membuat nyaman klien selama
mengikuti kegiatan ini.
8
1) Klien yang mengikuti kegiatan tersebut juga bukan mahasiswa dan orang tua saja,
melainkan terdapat anak SD sehingga sesekali bercanda.
2) Suasana lingkungan yang semakin panas selama dilakukan penyuluhan 1x15 menit.
9
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kegiatan pendidikan kesehatan melalui pembinaan keluarga sehat tentang Pencegahan
Carpal Tunnel Syndrome pada klien dan keluarga Bapak Darta Riboko sangat penting untuk
dilaksanakan. Hal ini karena sebagai generasi penerus anak usia sekolah sejak dini
diajarkan tentang kesehatan sehingga bisa menjadi bekal saat dewasa nanti. Kegiatan
UKS yang berjalan dengan baik akan membantu meningkatkan kemampuan untuk hidup
lebih sehat.
6.2 Saran
Saran yang ada dalam laporan pertanggungjawaban ini ditujukan pada:
1) Bagi klien
Klien diharapkan dapat saling berbagi ilmu dan pengetahuan antar sesama
dalam menjaga kesehatan, serta mempraktikannya dalam kegiatan sehari-hari, dalam
arti seluruh mahasiswa baik dapat menjadi change agent kesehatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin, M. (2011). Carpal Tunel Syndrome. Carpal Tunel Syndrome 7(14): 78-87
Huldani. (2013).Carpal Tunel Syndrome. Banjarmasin: Universitas Lampung Mangkurat
Kurniawan, B., Jayanti, S., Setyaningsih, Y. (2008). Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 3(1): 31-37
11
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PEMBINAAN KELUARGA SEHAT:
PENCEGAHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME: DI RUMAH
BAPAK DARTA RIBOKO JALAN KENANGA VI/173
JEMBER
12
Lampiran 1: Berita Acara
13
Lampiran 2: Daftar Hadir
14
Lampiran 3: SAP dan Materi
SATUAN ACARA PENYULUHAN CARPAL TUNEL SINDROME
Sub topik : Pengertian Carpat Tunel Sindrome, Etiologi Carpal Tunel Sindrome, Tanda
dan Gejala Carpal Tunel Sindrome, dan Pencegahan serta Pengobatan Carpal
Tunel Sindrome
Waktu : 15 menit
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Bapak Darta Riboko adalah seorang laki-laki berusia 52 tahun dan bekerja
sebagai satuan polisi pamong praja (Satpol PP), tinggal di. Beliau memiliki
istri bernama ibu Imas seorang ibu rumah tangga, dan empat orang anak.
Beliau bekerja sesuai dengan jadwal piket yang diberikan oleh instansi.
Penghasilan setiap harinya tidak tentu, tetapi masih cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ketika penyuluh melakukan pengkajian dirumah bapak
Kokoh, penyuluh mendapatkan salah satu anak laki-lakinya yang merupakan
mahasiswa fakultas teknik di universitas negeri yang juga menjadi seorang
asisten laboratorium teknilogi informatika. Hasil pengkajian menunjukan
bahwa Bili Darnanto memiliki risiko carpal tunel sindrome yang ditandai
dengan ciri-ciri yang telah dipaparkan. Maka dari itu perlu diadakan
penyuluhan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga
Bapak Andi mengenai carpal tunel sindrom beserta cara penangannya.
B. Karakteristik Peserta Didik
Keluarga Bapak Darta Riboko rata-rata berpendidikan SMA
15
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Bapak Darta Riboko dan Ibu Imas dapat
memahami kebutuhan pengobatan dan perawatan anak laki-lakinya.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selam 1x15 menit, diharapkan keluarga
Bapak Darta Riboko yang mengalami masalah pada ekstremitas sinistra/carpal
mampu:
a. Menjelaskan pengertian carpal tunel sindrome.
b. Menjelaskan penyebab carpal tunel sindrome.
c. Menyebutkan tanda gejala carpal tunel sindrome.
d. Mengenali metode pencegahan dan pengobatan carpal tunel sindrome
e. Menerapkan metode pencegahan dan pengobatan carpal tunel syndrome.
IV. Materi (terlampir)
1. Pengertian Carpal Tunel Sindrome
2. Etiologi Carpal Tunel Sindrome
3. Tanda dan Gejala Carpal Tunel Sindrome
4. Pencegahan dan Pengobatan Carpal Tunel Sindrome
V. Metode
Ceramah dan diskusi
VI. Media
Leaflet
VII. Kegiatan Penyuluhan
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media: materi penyuluhan dan leaflet
d. Penyelenggaraan di laksanakan dirumah keluarga
e. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum dilakukan
penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai dengan waktu yang direncanakan.
b. Keluarga antusias terhadap materi penyuluh.
c. Keluarga telah mengerti kebutuhan kuratif dan rehabilitatif putranya.
d. Suasana penyuluhan tertib dan santai.
e. Keluarga mengajukan beberapa pertanyaan dan menjawab pertanyaan
evaluasi dengan benar.
17
TINJAUAN PUSTAKA
18
6. Metabolik:amiloidosis, gout, hipotiroid-neuropati fokal tekan khususnya sindrom
carpal tunel juga terjadi karena penebalan ligament dan tendon dari simpanan zat
yang disebut mukopolisakarida.
7. Endokrin: akromegali, terapi esterogen atau androgen, diabetes mellitus,
hipotiroid, kehamilan.
8. Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, myeloma.
9. Penyakit kolagen vascular: arthritis rheumatoid, polimialgia reumatika,
sklerodema, lupus eritematosus sistemik.
10. Degeneratif: osteoporosis
11. Istrogenik: punksi arteri radialis, pemasangan shunt vascular untuk dialysis,
hematoma, komplikasi dari terapi antikoagulan.
12. Faktor stress
13. Inflamasi pada membrane mukosa yang mengelilingi tendon menyebabkan nervus
medianus tertekan dan menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome.
C. Tanda dan Gejala Carpal Tunnel Syndrome
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan motorik
hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia,
kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari 1-
3 dan setengah sisi radial jari 4 sesuai dengan distribusi sensorik nervus medianus
walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari.
Gejala Kinis Carpal Tunnel Syndrome yang dapat teramati yakni (Grafton, 2009):
1. Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari jari dan telapak tangan.
2. Nyeri di tepalak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya selama
penggunaan.
3. Penurunan kekuatan cengkraman.
4. Kelemahan pada ibu jari.
5. Sensasi jari bengkak, (ada tapi tidak terlihat bengkak)
6. Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.
Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan saraf medianus dalam terowongan
karpal di pergelangan tangan dengan ditandai yang paling sering, bersifat kronik, dan
ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia jari jari yang mendapat
innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi otot thenar.
Terowongan karpal terdapat di bagian depan dari pergelangan tangan dimana tulang dan
ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan
nervus medianus. Tulang tulang karpalia membentuk dasar dan sisi sisi terowongan
yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum yang kuat dan
melengkung diatas tulang tulang karpalia tersebut. Setiap perubahan yang
19
mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling
rentan didalam yaitu nervus medianus.
20
vii. Fisioterapi. Ditunjukan pada perbaikan vaskularisasi pergelanagn
tangan.
b. Terapi Operatif
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan
dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat
atau adanya atrofi otot-otot. Pada CTS bilateral biasanya operasi pertama
dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligu
dilakukan operasi bilateral. Tindakan operati mutlak dilakukan bila terapi
konservatif gagal atau bila ada atrofi otot thenar, sedangkan indikasi relatif
tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang presisten.
Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara terbukadengan anestesi
lokal. Namun, telah dikembangkan teknik operasi secara endoskropik.
Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini
dengan jaringan parut yang minimal, tetapi keterbatasan sarana prasana
menyebabkan operasi ini lebih sering menimbulkan komplikasi operasi
seperti trauma pada saraf. Bebarapa penyebab CTS seperti adanya massa
atau anomaly maupun tenosinovitis pada rongga karpal lebih baik
dilakukan tindakan operasi terbuka.
4. Terapi terhadap keadaan atau etiologi CTS
Kondisi dimana CTS terjadi akibat gerakan tangan yang repetitive harus dilakukan
penyesuaian ataupun pencegahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guna
mencegah terjadinya CTS antara lain:
6. Mengurangi posisi kaku pada pergelanagn tangan, gerakan repetitive,
getaran peralatan tangan pada saat bekerja.
7. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi anatomis saat bekerja.
8. Memodifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerak.
9. Memgubah metode kerja untuk penjadwalan terkait waktu kerja dan
istirahat.
Meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai gejala-gejala dini CTS sehingga pekerja dapat
mengenali gejala-gejala CTS lebih dini
Terapi CTS
21
Terapi yang dilakukan selain ditujukan langsung
terhadap CTS, terapi juga harus diberikan terhadap
keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya
CTS. Ada 2 macam terapi yang dapat dilakukan, yaitu:
Istirahat
Pemasangan bidai
Vitamin4.
B6Media
(piridoksin) Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan
Lampiran sensorik saja. Gangguan motorik hanya terjadi pada
Fisioterapi keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa
parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa
Terapi Operatif seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari 1-3 dan
setengah sisi radial jari 4 sesuai dengan distribusi
Operasi CTS, dilakukan secara terbuka sensorik nervus medianus walaupun kadang-kadang
dengan anastesi lokal, terapi sekarang dirasakan mengenai seluruh jari-jari.
telah dikembangkan teknik operaso Diagnosis
secara endoskopik. Gejala Kinis CTS (Grafton, 2009)
Pemeriksaan fisik
Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari jari
Phalens test
dan telapak tangan.
Upaya Pencegahan
Torniquet test
Nyeri di tepalak, pergelangan tangan, atau lengan
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
Tinels test bawah, khususnya selama penggunaan.
mencegah terjadinya CTS atau mencegah
kekambuhannya antara lain: Flicks sign Penurunan kekuatan cengkraman.
Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, Thenar wasting Kelemahan dalam ibu jari.
gerakan repetitif, getaran peralatan tangan pada
saat bekerja. Wrist extension test Sensi jari bengkak, (ada tapi tidak terlihat bengkak).
Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi Pressure test Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.
natural saat kerja. Luthys sign Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan
Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi saraf medianus dalam terowongan karpal di
Pemeriksaan Neurofiologi
gerakan. pergelangan tangan dengan ditandai yang paling
Pemeriksaan Radiologi sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri
Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat tangan pada malam hari, parestesia jari jari yang
pendek serta mengupayakan rotasi kerja Pemeriksaan Laboratorium mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan
dan atrofi otot thenar.
Meningkatkan pengetahuan pekerja tengtang gejala
gelaja dini CTS sehingga pekerja dapat mengenali Terowongan karpal terdapat di bagian depan dari
gejala gejala CTS lebih dini. pergelangan tangan dimana tulang dan ligamentum
membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh
beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang
tulang karpalia membentuk dasar dan sisi sisi
terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya
dibentuk oleh fleksor retinakulum yang kuat dan
melengkung diatas tulang tulang karpalia tersebut.
Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini
akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling
rentan didalam yaitu nervus medianus.
25
Angka kejadian Carpal Tunnel
CARPAL TUNNEL
Syndrome di Amerika Serikat telah diperkirakan
sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya
SYNDROME
dengan revalensi sekitar 50 kasus dari 1.000 orang
pada populasi umum. Orang tua setengah baya lebih
mungkin beresiko dibandingkan orang yang lebih
muda, dan wanita tiga kali lebih sering daripada pria.
(3,9)
National Health Interview Study (NIHS)
mencatat bahwa CTS lebih sering mengenai wanita
daripada pria dengan usia berkisar 25 - 64 tahun,
prevalensi tertinggi pada wanita usia > 55 tahun,
biasanya antara 40 60 tahun. Prevalensi CTS dalam
populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan
0,6% untuk laki-laki. CTS adalah jenis neuropati
jebakan yang paling sering ditemui. Sindroma tersebut
unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan
58% bilateral.
Herediter
Endokrin 2017
Neoplasma
26
Penyakit kolagen vaskular
Degeneratif (osteoartritis)
Iatrogenik
Inflamasi
Lampiran 5: Dokumentasi
27