DI SUSUN OLEH
Adi Saputra Junaidi, S.Fis, M.Fis
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Carpal tunnel
syndrome” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memberi pemahaman mengenai CTS. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis. Saya
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penyusun...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi......................................................................................................1
2.2 Anatomi Fisiologi......................................................................................2
2.3 Biomekanik...............................................................................................9
2.4 Etiologi.....................................................................................................10
2.5 Faktor resiko.............................................................................................11
2.6 Patofisiologi.............................................................................................14
2.7 Tanda dan gejala......................................................................................14
2.8 Klasifikasi................................................................................................16
2.9 Pemeriksaan spesifik................................................................................17
2.10 Intervensi................................................................................................19
BAB III PEMBAHASAN KASUS
3.1 Permasalahan kasus.....................................................................................24
BAB IV PENUTUP
4.1..Kesimpulan..................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Intervensi yang dapat di lakukan oleh fisioterapi padaa kasus ini salaah satu
nya ada Tens, Ultrasound, dan terapi latihan yang dimana masuk nya adalah
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation merupakan modalitas yang
menggunakan stimulasi listrik digunakan untuk mengurangi nyeri yang dianggap
efek tif melalui mekanisme dengan penghambatan nosiseptor, blockade nyeri
melalui saraf aferen, blokade simpatik, control gerbang, dan pelepasan endogen.
Tens dengan menggunakan elektroda (35 kali 45 mm), elektroda negative
ditempatkan pada ligamentum carpal, dan elektro dapositif ditempatkan pada area
telapak tangan. Perangkat diatur dengan arus burst asymetrical pada frekuensi 100
Hz dan periode stimulasi 80 ms untuk setiap sesitens berlangsung selama 20 menit
(Koca et al, 2019).
Penggunaan ultrasound pada kasus carpal tunnel syndrome adul
meningkatkansirkulasi darah akibat efek micro massage yang ditimbulkan dan
menyebabkan efek termal sehingga menyebabkan otot relaksasi. ultrasound yaitu
untuk mempercepat inflamasi pada terowongan carpal. Neural Streching Technik
UpperLimb Tension Test 1 yaitu untuk memobilisasi dari sistem saraf (Charmas
et al., 2019)
Teknik mobilisasi saraf yang digunakan adalah Upper Limb Tension Test
(ULTT) tipe 2a .Dimana teknik 2a ini digunakan untuk memobilisasi saraf
medianus. Dahulu ketegangan saraf digunakan untuk menggambarkan disfungsi
dari sistem saraf perifer. Baru-baru ini, terjadi pergeseran dari mekanis. Murni
alasan untuk memasukkan konsep fisiologis seperti struktur dan fungsi sistem
saraf (Fhirda 2019)
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu, antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Carpal tunnel syndrome?
2. Apa saja jenis penyebab Carpal tunnel syndrome?
3. Apa saja Faktor resiko Carpal tunnel syndrome?
4. Tanda dan Gejala Carpal tunnel syndrome?
5. Apa saja etiologi pada Carpal tunnel syndrome?
6. Bagaimana Patofisiologi Carpal tunnel syndrome?
7. Apa saja Pemeriksaan khusus yang di lakukan ?
8. Apa Intervensi yang di berikan oleh Fisoterapi ?
1.3 Tujuan Penyusun
A. Tujuan umum
Untuk menambah pengetahuan ilmiah dan objektiv antara penulis serta pembaca
tentang Carpal tunnel syndrome penatalaksanaan nya, juga menambah
kemampuan penulis dalam menganalisa sebuah kasus.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Carpal tunnel syndrome
2. Untuk mengetahui apa saja jenis Carpal tunnel syndrome
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Carpal tunnel syndrome
4. Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologinya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2.1.1Os Scapoideum
Tulang ini berbentuk seperti perahu dimana diarah ulnar terdapa tos capitatum
dan trapezoideum. Dan pada bagian depan terapat suatu tonjolan yang
biasadisebut tuberositas scapoideum.
2.2.1.2 Os Lunatum
Tulang ini berbentuk seperti bulan sabit, dimana dia memiliki permukaan
konveks yang di sebelahnya berada os radius. Tulang ini juga dikelilingi beberapa
tulang lain seperti osscapoideum diarah radial, os triquetrum diarah ulnar, dan os
capitatum diarah distal.
2.2.1.3Os Triquetrum
Tulang triquetrum merupakan tulang yang berbentuk seperti piramida. Tulang
ini mempunyai hubungan dengan tulang-tulang yang lain. Tulang radius di arah
proximal. Oslunatum diarah radial,tulang pisiform diarah ulnar dan polar, dan os
hamatum diarah distal.
4
2.2.1.4Os Pisiform
Tulang ini merupakan tulang terkecil di carpal, dimana tulang ini seperti biji
kacang dan menempel langsung pada os triquetrum.
2.2.1.5Os Trapesium
Tulang ini salah satu tulang yang berhubungan dengan tulang lain, dimana
diarah polar bersinggungan dengan trapezoideum, osscapoideum di arah proximal,
dan tulang metacarpal diarah distal.
2.2.1.6Os Trapezoideum
Tulang ini berbentuk seperti sepatu yang datar. Tulang ini bersinggungan
dengan tulang lainnya, sepertios trapezium diarah radial, tulang capitatum diarah
ulnar, tulang metacarpal diarah distal, dan tulangscapoideum di arah proximal.
2.2.1.7Os Capitatum
Tulang ini berbentuk seperti bangunan bulat dan caputnya berbentuk panjang.
Tulang capitatum bersinggungan dengan beberpa tulang. Os trapezoideum
diarahradial, scapoideum dan oslunatumdiarah proximal. Os hamatum diarah
ulnar, dan os metacarpal diarah distal.
2.2.1.8Os Hamatum
Tulang ini berbentuk palu. Dimana tulang ini dikelilingi beberapa tulang
lainnya, sepertios triquetrum diarah proximal, os radial diarah radial, metacarpal
diarah distal.
2.2.1.9Os Radius
Tulang radius terdapat dibagian lateral pada lengan bawah. Bagian proximal
tulang ini terdapat os humerus yang menghubungkan antara lengan bawah dan
lenganatas, bagian distal terdapat tulang-tulang carpal, dan bagian medial
terdapatos ulna.
2.2.1.10 Os Ulna
Tulang ulna merupakantulangbagian medial pada lenganbawah, tulang ini
bersinggungan dengan beberapa tulang, os radius dibagian lateral, os humerus
dibagian proximal, tulang carpal di bagian distal
5
2.2.2 Ligamen
Ligamen merupakan menghubung tulang satu dengan tulang yang lain. Pada wrist
joint banyak terdapat ligamen yang tersusun, ligamen yang paling umum ialah radial
collateral ligament dimana ligamen ini memanjang dari proccesus styloideus radius
sampai bagian radius os scapoideum. Dibagian medial terdapat ulnar collateral
ligament yang memanjang dari processus styloideus ulna sampai os triquetrum.
Berikut merupakan gambar ligamen wrist joint (langer, 2020).
Pada bagian carpal terdapat banyak ligamen yang mengikat 8 tulang carpal
dimana dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian volar dan bagian distal. Pada bagian
dorsal terdapat 5 ligamen yaitu (1) dorsal intercarpal ligamen, (2) scapholunate
interosseus ligamen, (3) Triquestrohamatum ligamen, (4) scapotriquestral ligamen,
(5) dorsal radiocarpal ligamen. Sedangkan dibagian volar terdapat beberapa
ligamen diantara nya (1) trapeziotrapezoid ligamen, (2) capitatotrapezoid ligamen,
(3) radioscapoid ligamen, (4) scapolunate ligamen, (5) lunatotriquetral ligamen, (6)
radioulnar ligamen, (7) ulnartriquetral ligamen, (8) triquetrohamate ligamen, (9)
capitatohamate ligamen (Langer, 2020) .
6
2.2.3 Otot
Otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai stabilisasi tulang dan alat
penggerak untuk manusia. Di dalam wrist joint terdapat banyak otot sebagai alat
gerak pada tangan manusia. Beberapa otot yang terdapat pada wrist joint origo
insersio dan beserta fungsinya. Berikut merupakan gambar dan tabel anatomi otot
pada wrist joint. (Snell, 2019)
tangan. Ukuran dari canalis carpalis sekitar ruas jari jempol dan terletak di distal
pergelangan tangan dan berlanjut hingga 3 cm regio cubiti. Canalis carpi dibentuk
oleh tigasisi tulang, os radius dan ulna dibagian proximal, os metacarpal dibagian
distal terdapat os metacarpal Berikut merupakan gambaran atomi nervus medianus
(Moore,2018).
2.2.5 Tendon
Tendon adalah suatu jaringan lunak yang menghubungkan antara tulang
dengan otot. Dalam tubuh manusia terdapat otot rangka yang berfungsi untuk
menggerakkan tulang, sehingga manusia bisa bergerak. Pergerakan manusia itu
diakibatkan oleh otot mengalami kontraksi dan tendon lah yang menarik tulang,
9
sehingga terjadi gerakan. Pada wrist joint terdapat beberapa tendon flexor. Tendon
flexor ini berjalan beriringan dengan nervus medianus masuk kedalam terowongan
carpal melewati flexor retinaculum (ligament transversal carpal). Pada
terowonganini tendon terpisahuntuk masing-masing tendon pada jarimanusia
(Pearce, 2018).
ulnar deviasi 5 derajat dan palmar flexi 5 derajat. Sedangkan saat dorso flexi sendi
akan mengunci maksimal. Pada wrist joint dimana terdapat pola kapsuler extensi
terbatas dibandingkan dengan flexi (Pearce, 2018).
Metacarpal phalangeal (MCP) merupakan sendi dengan sendi metacarpal
sebagai dasar dibagian proximal dan tulang phalanges yang memiliki permukaan
yang cekung sehingga dapat melakukan gerakan mengepal. Pada sendi ini terdapat
beberapa gerakan yang dapat dilakukan seperti gerakan flexi, ekstensi, abduksi,
adduksi, dan hiperextensi. Pada wrist joint terdapat gerakan seperti flexi dan
ekstensi dimana jika dilakukan secara berulang dapat meningkatkan resiko
terjadinya CTS. Menurut penelitian penekanan pada pergelangantangan dan
gerakan yang berulang meningkat kan resikodua kali lipat menyebabkan carpal
tunnel syndrome (Pearce, 2018).
2.4 ETIOLOGI
Carpal Tunnel Syndrom dapat terjadi akibat adanya penyakit lain yang
memicunya. Berbagai penyakit degeneratif dapat menyebabkan munculnya carpal
tunnel syndrom sebagai salah satu bentuk komplikasi. Kondisi-kondisi medis
penyebab carpal tunnel syndrom diantaranya : diabetus militus, arthritis reumatoid,
hipertensi, cedera seperti dislokasi dan fraktur (Muhammad fandi ahmad 2018).
a. Arthritis Reumatoid
Gejala di terowongan carpal ini juga umum terjadi pada lansia penderita
rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan akibat pembesaran otot melainkan
sendi di pergelangan tangan berubah bentuk. Rematik juga menimbulkan
kesemutan atau rasa baal, biasanya gejala terjadi pada pagi hari dan
menghilang pada siang hari. Gejala kesemutan karena rematik hilang sendiri
bila rematiknya sembuh. (Muhammad fandi ahmad 2018).
b. Fraktur/ Dislokasi
Keadaan lokal lainnya seperti inflamasi sinovial serta fibrosis (sepertipada
tenosinivitis), fraktur tulang carpal, dan cedera termal pada tangan atau lengan
bawah bisa berhubungan dengan carpal tunnel syndrome (Muhammad fandi
ahmad 2018).
12
c . Diabetes Militus
Carpal tunnel syndrom ini juga sering terjadi berkaitan dengan kelainan
yang menimbulkan diemielinasi atau kelainan saraf iskemik seperti diabetes
militus. Timbulnya neuropati pada penderita diabetes tidak tergantung pada
kadar gula darah, tetapi pada lamanya si penderita mengidap diabetes.
Semakin lama menderita diabetes maka semakin tinggi pula rasa kesemutan
itu muncul. Jadi bisa saja seorang penderita merasakan kesemutan meskipun
diabetesnya sendiri terkontrol dengan baik.yang dirasakan biasanya
kesemutanpada ujung jari terus-menerus, kemudian disertai rasa nyeri yang
menikam seperti tertusuk- tusuk diujung telapak kaki atau tangan terutama
pada malam hari (Muhammad fandi ahmad 2018).
d. Hipertensi
Carpal tunnel syndrom juga dapat terjadi akibat penyakit lain sebagai
salah satu bentuk komplikasi. Orang yang tidak teratur olahraga juga terancam
penyakit ini karena tubuh yang kurang terlatih menyebabkan sirkulasi darah
dan otot kurang bisa bertoleransi dengan stres, serta kebiasaan merokok dan
mengkonsumsi kopi memicu timbulnya hipertensi sebagai faktor resiko
terjadinya penyakit carpal tunnel syndrome (Muhammad fandi ahmad 2018).
e. Tumor
Semua lessi masa didalam terowongan karpal mungkin mengganggu saraf
median seperti neurofibroma, sista ganglion, dan tumor jinak lainnya. Adapula
kesemutan yang tidak bisa hilang sendiri, gejala awal yaitu kesemutan di
telapak kaki, lambat laun telapak kaki terasa tebal. Rasa tebal itu manjalar ke
betis lalu ke lutut. Setelah beberapa waktu kaki yang terasa terganggu mulai
lemah dan sukar berjalan. Gejala di perparah dengan sakit kepala yang hebat
dan saat batuk dan mengedan pun kepalanya terasa sakit. Lambat laun, kedua
kakainya terasa lumpuh dan penglihatan jadi kabur. Ternyata hal tersebut di
karenakan ada tumor pada bagian kepala depan otak. (Muhammad fandi
ahmad 2018).
1. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik terjadinya CTS adalah sekunder, karena beberapa penyakit
atau kelainan yang sudah ada. Beberapa penyakit atau kelainan yang merupakan
faktor intrinsik yang dapat menimbulkan CTS adalah (Farhan dan Aisyah, 2018)
13
3. Faktor Trauma
Faktor trauma yang menyebabkan terjadinya CTS antara lain: Dislokasi,
fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan, Sprain
pergelangan tangan, Trauma langsung terhadap pergelangan tangan (Thurston,
2019).
14
2.6 PATHOFISIOLOGI
Gejala dini penyakit ini adalah mati rasa dan kesemutan di ibu jari, telunjuk
dan jari tengah yang seringkali membangunkan pasien pada saat tidur malam.
Gangguan sensasi ini akan menyebar ke seluruh tangan dan lengan sehingga
menimbulkan kesukaran untuk memungut bendabenda kecil, yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri dan kelumpuhan dari otot – otot. Pada tahap awal gejalah
umumnya berupa gangguan sensorik saja, gangguan motorik hanya terjadi pada
keadaan berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa (numbness)
15
atau rasa seperti aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari
walaupun kadang – kadang dirasakan mengenai seluruh jari. Parastesia biasanya
muncul pada malam hari (Widya 2019).
1. Rasa nyeri di tangan, yang biasanya timbul malam atau pagi hari. Penderita
seringterbangun karena rasa nyeri ini.
2. Rasa kebas, kesemutan, kurang berasa pada jarijari. Biasanya jari ke 1,2,3, dan
4(kecuali jari kelingking)
3. Kadangkadang rasa nyeri dapat menjalar sampai lengan atas dan leher, tetapi
rasakebas hanya terbatas di distal pergelangan tangan saja.
4. Gerakan jari kurang terampil, misalnya ketika menyulam atau memungut benda
kecil.
5. Ada juga penderita yang datang dengan keluhan otot telapak tangannya
mengecildan makin lama semakin menciut.
6. Klasik/Probable
-Mati rasa, baal, kesemutan, rasa panas atau sakit, setidaknya pada 2 jari (jari 1,
2,atau 3).
-Rasa sakit pada telapak tangan, pergelangan tangan atau sakit yang menjalar
kebagian prok-simal dapat terjadi.
7. Possible
Kesemutan, mati rasa, rasa terbakar atau sakit, setidaknya pada 1 jari (jari 1, 2,
atau 3).
8. Unlikely
Tidak ada keluhan ataupun gejala pada jari 1, 2, dan 3.
Menurut Bahrudin 2015. Gejala yang dirasakan pada penderita CTS biasanya
berupa parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari sesuai dengan distribusi sensorik
nervus medianus. Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari.
Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam
hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini
umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan
tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri
juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya.
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah disestesia, parastesia, hipotesia
pada ibu jari, telunjuk dan jaritengah. Keluhan terasa hebat setelah terjadi fleksi
16
yang dipaksakan pada tangan dan berlangsung lama, seperti setelah mengetik
(Malapiang dan Andi, 2015).
Gejala dan tanda terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yaitu:
1. Gemetar dan kaku pada bagian-bagian tangan
2. Sakit seperti tertusuk atau nyeri yang menjalar dari pergelangan tangan
sampai ke lengan terutama pada malam hari
3. Kelemahan pada salah satu atau kedua tangan
4. Nyeri pada telapak tangan
5. Pergelangan jari tidak terkoordinasi dengan baik
6. Lemah pegangan, sulit membawa ibu jari menyeberangi 4 jari lainnya
sensai terbakar pada jari-jari
7. Kekakuan atau kram pada tangan pada pagi hari
8. Ibu jari terasa mati rasa
2.8 KLASIFIKASI
Klasifikasi Carpal Tunnel biasanya dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat.
1. Level 1/ ringan/ mild
Carpal Tunnel Syndrome ringan memiliki kelainan sensorik saja pada pengujian
elektrofisiologis. Rasa perih / rasa tersengat dan nyeri atau gejala Carpal Tunnel
Syndrome yang terjadi dapat berkurang dengan istirahat atau pijat.
2. Level 2/ sedang / moderate
Carpal Tunnel Syndrome sedang memiliki gejala sensorik dan motorik. Gejala
lebih intensif, test orthopedic dan neurologic mengindikasikan adanya kerusakan
syaraf
3. level 3 / berat / severe
Gejala lebih parah, mengalami penurunan sensorik dan rasa nyeri konstan.
Dokter menyarankan imobilisasi total dan pembedahan (Asworth 2019).
17
1. Phalen's Test
Tes ditujukan untuk mengidentifikasi adanya Carpal Tunnel Syndrome
(CTS). Sensivitas 85%, Spesifitas 89%.
Posisi pasien berdiri. Posisi Pemeriksa berdiri di sisi depan dari Pasien.
Mintalah Pasien untuk memfleksikan kedua wrist secara maksimal dengan cara
mempertemukan sisi dorsal tangan bersamaan selama 1 menit.
Test positif jika Pasien kesemutan (tingling) pada thumb, index
finger,middle finger, dan sebagian sisi lateral dari ring finger. Indikasi Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) oleh penekanan nervus Medianus (arisandy achmad
2021).
1. TENS
2. Ultrasound
3. Terapi Latihan
a. Upper Limb Tension Test (ULTT)
Teknik mobilisasi saraf yang digunakan adalah Upper Limb Tension Test
(ULTT) tipe 2a .Dimana teknik 2a ini digunakan untuk memobilisasi saraf
medianus. Dahulu ketegangan saraf digunakan untuk menggambarkan
disfungsi dari sistem saraf perifer. Baru-baru ini, terjadi pergeseran dari
mekanis. Murni alasan untuk memasukkan konsep fisiologis seperti struktur
dan fungsi sistem saraf.
Neurodinamik sekarang istilah yang lebih diterima mengacu pada
biomekanika terpadu,fisiologis, dan fungsi morfologi dari sistem saraf.
Terlepas dari konstruksi yang mendasarinya, sangat penting bahwa sistem saraf
dapat menyesuaikan dan adaptasi dengan mekanik beban, dan terjadi peristiwa
mekanis yang berbeda yaitu elongasi, geser, perubahan cross- sectional,
angulasi, dan kompresi. Jika mekanisme pelindung dinamis ini gagal, sistem
saraf rentan terhadap edema saraf,iskemia, fibrosis, dan hipoksia, yang dapat
menyebabkan perubahan neurodinamika.
Ketika mobilisasi saraf digunakan untuk pengobatan yang merugikan
neurodinamik, tujuan utamanya adalah untuk mencoba mengembalikan
keseimbangan dinamis antara pergerakan jaringan 8 saraf dan mekanik
sekitarnya sehingga memungkinkan mengurangi tekanan intrinsik jaringan
saraf dan dengan demikian meningkatkan fisiologis saraf tersebut.
Sehingga dengan diberikannya teknik mobilisasi saraf tipe 2a untuk saraf
medianus dapat mengurangi nyeri menjalar pada kedua pergelangan tangan
dan kedua jari jari pasien . Dengan berkurangnya rasa nyeri menjalar tersebut ,
terjadi peningkatan kekuatan otot –otot penggerak sendi wrist dan peningkatan
kemampuaan aktivitas fungsional pasien (Firdha 2019).
22
b. streaching
Stretching pada otot dan saraf secara longitudinal didasarkan pada prinsip
untuk meningkatkan gerakan perifer saraf dan melepaskan kompresi pada saraf
medianus melalui peregangan longitudinal otot dan saraf. Stretching otot-otot
pergelangan tangan dan fleksor tangan dengan tiga kali repetisi dengan posisi
peregangan 30 detik selama 5 set stretching dapat juga mengurangi ketegangan
(Terry Luciano 2020).
BAB III
LAPORAN KASUS
a. Catatan Klinis,
a. Riwayat Tindakan Medis, dll : Tidak ada
b.Medikamentosa :-
b. Data pendukung
a. Hasil Lab :-
b. Foto Rontgen :-
c. Dll :-
c. Rujukan Fisioterapi ….. (dari siapa, isi rujukan)
Mohon dilakukan penanganan fisioterapi pada ny. H 60 Tahun dengan
diagnosa Carpal tunnel syndrom
III. SEGI FISIOTERAPI
A. Pemeriksaan Subyektif (Anamnesis)
1.Keluhan Utama :
Pasien Mengalami sakit pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah
dipergelangan
25
6. RIWAYAT KELUARGA :
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit serupa
2. INSPEKSI
a. Statis
Tidak tampak adanya Raut wajah pasien tidak tampak terlihat
menahan nyeri Kondisi umum pasien baik.
b. Dinamis
Pasien terlihat menahan nyeri saat mengerakkan fleksi ekstensi dan tidak
26
4. PERKUSI : -
Tidak dilakukan
5. AUSKULTASI : -
Pernafasan normal
6. PEMERIKSAAN GERAK
A. Tes Orientasi (menentukan lokasi keluhan)
1. Tes phalen:
2. Tes Tinel :
-Tujuan tes
Untuk membantu menegakkan diagnosis carpal tunnel syndrome
dengan memprovokasi paraesthesia dan/atau nyeri pada nervus
medianus yang melewati terowongan carpal Prosedur tes
27
b. Gerak Pasif
5. Pemeriksaan LGS
Tabel 1.6 Pemeriksaan LGS dengan Goniometer
Gerakan Aktif dekstra Pasif dekstra
Ekstensi/fleksi S: 40-0-50 S: 50-0-50
Radial/ulnar deviasi F: 20-0-30 F: 20-0-30
29
No 1 2 3 4 5
1. Menulis
2. Mengkancingkan pakaian
3. Menggengam buku sambal
membaca
4. Menggengam gagang telpon
5. Pekerjaan rumah tangga
6. Mandi dan berpakaian
7. Membawa keranjang belanjan
Ket : Nilai 1 : Tidak ada Nyeri
Nilai 2 : Nyeri ringann
Nilai 3 : nyeri sedang
Nilai 4 : Nyeri berat
Nilai 5 : Nyeri yang sangat berat
C. INTERPRETASI DATA
1. IMPAIRMENT
1. Adanya nyeri pada gerakan fleksi ekstensi pergelangan tangan kanan.
2. Adanya kelemahan otot Flexor pollicis longus pada pergelangan tangan Kanan
3. Adanya keterbatasan LGS fleksi ekstensi wrist.
2. FUNCTIONAL LIMITATION
Kesulitan saat mengenggam dan mengankat benda
D. PROGRAM FISIOTERAPI
1. TUJUAN FISIOTERAPI
a. jangka pendek :
- mengurangi nyeri pada pergelangan tangan
- meningkatkan kekuataan otot pergelangan tangan
- Meningkatkan LGS pada fleksi ekstensi wrist
b. jangka panjang :
- Melanjutkan jangka pendek
- Mengembalikaan kemampuan aktivitas fungsional secara mandiri
E. TEKNOLOGI INTERVENSI
a. Terpilih / efektif (Evidence Based)
- TENS
- Ultrasound
- Terapi latihan
- massage
TENS : F : 2x/minggu
I : toleransi pasien
T : 12 menit
32
Ultrasound F : 2x/minggu
I : toleransi pasien
T : 12 menit
Massage : F: 2x/minggu
T : 1 menit
T : Efflurage
R : 2x pengulangan
Massage : F: 2x/minggu
T : 1 menit
T : Finger Kneeling
R : 2x pengulangan
R : 1x pengulangan
1. Terapi latihan
Pelaksanaan dalam Posisi Duduk
a. Audiens diinstruksikan untuk duduk tegak
b. Lengan dengan CTS diletakkan tegak lurus diantara kedua
tungkai atas,wrist dalam posisi supinasi menyentuh tungkai
berlawanan
c. Ibu jari di tangan yang dikeluhkan CTS ditarik ke belakang oleh
tangan yang bebas dan tangan yang supinasi mendorong tungkai
atas
b. Edukasi :
-Agar dirumah melakukan streching secara mandiri sesuai apa yang
diajarkan oleh terapis. Untuk mengompres dengan air hangat pada
pergelangan tangan kanan sekitar 10 menit
-Mengerakkan pergelangan tangan kanan sebatas nyeri pasien secara
aktif
33
V. RENCANA EVALUASI
(Sesuai dengan interpretasi data fisioterapi)
- Kemampuan fungsional dengan Boston carpal tunnel Questionnaire
- Kekuatan otot dengan MMT wrist
PROGNOSIS (Impairment, Functional Limitation, Disability) :
1. Quo Ad Vitam :
2. Quo Ad Sanam :
3. Quo Ad Fungsionam :
4. Quo Ad Cosmetikam :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Carpal Tunnel Syndrome adalah salah satu gangguan pada lengan
tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat oedema
fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil
tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus di pergelangan
tangan. Carpal tunnel syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang
disertai nyeri pada daerah distribusinervus medianus dengan kejadian yang
paling sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam
hari, parastesia jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus,
kelemahan dan atrofi otot thenar Intervensi yang dapat di lakukan oleh
fisioterapi padaa kasus ini salaah satu nya ada Tens, Ultrasound, dan terapi
latihan yang dimana masuk nya adalah Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation merupakan modalitas yang menggunakan stimulasi listrik
digunakan untuk mengurangi nyeri yang dianggap efek tif melalui mekanisme
dengan penghambatan nosiseptor,blockade nyeri melalui saraf aferen, blokade
simpatik, control gerbang, dan pelepasan endogen.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, R. I., Berampu, S., Bintang, S. S., Hardis, N. N. A. T., & Teja, E.
(2021).
jill Gambaro. The Truth About Carpal Tunnel Syndrome. Book Watermarking;
2014. John wiley .2020 The Authors. European Journal of Heart Failure
published by John
Wiley& Sons Ltdon behalfof European
Society ofCardiology.https://doi.org/10.1002/ejhf.1742
Lin, C. P., Chen, J., Chang, K. V., Wu, W. T., &Özçakar, L. (2019). Utility
of ultrasound elastography in evaluation of carpal tunnel syndrome: a
systematic review and meta-analysis. Ultrasound in medicine & biology,
45(11), 2855-2865.
Mark A. Pinsky. The Carpal Tunnel Milandri, A., Farioli, A., Gagliardi, C.,
Longhi, S., Salvi, F., Curti, S., ... &Rapezzi, C.(2020). Carpal tunnel
syndrome in cardiac amyloidosis: implications for early diagnosis and
prognostic role across the spectrum of aetiologies. Europeanjournal of
heart failure, 22(3), 507-515.
Ng, A. W. H., Griffith, J. F., Tsoi, C., Fong, R. C. W., Mak, M. C. K., Tse,
W. L., &
Ho, P. C. (2021). Ultrasonography findings of the carpal tunnel after
endoscopiccarpal tunnel release for carpal tunnel syndrome. Korean
Journal of Radiology, 22(7), 1132.
Yildirim, P., Dilek, B., Şahin, E., Gülbahar, S., & Kizil, R. (2018).
Ultrasonographic and clinical evaluation of additional contribution of
kinesiotaping to tendon and nerve gliding exercises in the treatment of
carpal tunnel syndrome. Turkish Journal of Medical Sciences, 48(5),
925–932.
Sabila, Cindy Ila (2019) KarakteristikIndividu dan
FaktorPekerjaandenganKeluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Pekerjabagian Repair Veneer (Studi di CV. AnugerahAlam Abadi
Bondowoso)
Udo A. Zifko (ed) ; Artur P. Worseg (ed). Das Karpaltunnelsyndrome. 1st ed.
Digital Watermarking; 2013.
Syndrome Book. Grand Central; 2018.
Yoshii, Y., Zhao, C., & Amadio, P. C. (2020). Recent advances in ultrasound
diagnosis of carpal tunnel syndrome. Diagnostics, 10(8), 596.