Oleh:
Rifqie Fathiarsya Courie
H1A320001
Pembimbing
dr. Dewi Anjarwati, M.Kes., Sp.Rad
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat – Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Referat ini
dengan judul “Osteosarcoma” disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Bagian Ilmu Radiologi RSUD Provinsi NTB.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada dr. Dewi Anjarwati M.Kes., Sp.Rad selaku supervisor yang telah
banyak memberikan bimbingan serta ilmu kepada penulis dalam proses penyusunan
referat ini, serta dokter dan guru – guru yang telah banyak memberikan ilmu kepada
penulis dalam proses pembelajaran pada stase Ilmu Radiologi RSUD Provinsi NTB:
Penulis menyadari bahwa baik dari segi materi maupun segi penulisan, referat
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga referat ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan kepada penulis dan pembaca dalam menjalankan praktek
sehari – harinya sebagai seorang dokter.
KATA PENGANTAR
.................................................................................................2
DAFTAR ISI
................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................4
1.2 Tujuan .....................................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
................................................................................5
2.1 Definisi Osteosarkoma ............................................................................................5
2.2 Epidemiologi Osteosarkoma....................................................................................5
2.3 Faktor Risiko
Osteosarkoma…………....................................................................6
2.4 Patogenesis Osteosarkoma.......................................................................................6
2.5 Penegakan Diagnosis
Osteosarkoma........................................................................7
2.6 Klasifikasi histologi dan stadium
Osteosarkoma....................................................14
2.7 Tatalaksana
Osteosarkoma……….........................................................................18
2.8 Komplikasi dan Prognosis
Osteosarkoma..............................................................21
BAB III. KESIMPULAN
..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Neoplasma tulang primer merupakan salah satu neoplasma yang jarang terjadi
dengan kejadian sekitar 3 – 5% dari neoplasma pada anak dan sekitar 0,2% dari
seluruh malignansi1. Dari seluruh jenis neoplasma tulang primer, osteosarcoma
merupakan neoplasma tersering pada anak dan remaja, serta ketiga tersering pada
populasi dewasa. Secara keseluruhan, insidensi osteosarkoma mencapai 3,4 per 1 juta
populasi pertahun dengan rata-rata 900 kasus baru yang terjadi kebanyakan pada
anak-anak dan remaja dalam rentang usia 10 hingga 30 tahun1,2.
Osteosarkoma ditandai dengan adanya malignansi pada sel yang berasal dari
sel mesenkimal yang mengandung osteoid immature. Osteosarkoma sering terjadi
pada tulang panjang seperti femur, tibia, atau humerus, terutama pada bagian
metaphysis. Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang mempunyai
potensi metastasis yang tinggi. Secara keseluruhan, 5-year survival rate mencapai
68% apabila osteosarkoma terlokalisasi, namun apabila sudah terjadi metastasis,
angka harapan hidup hanya mencapai 30%. Diagnosis awal dengan modalitas
radiologi seperti foto polos, Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat
osteosarkoma2,3.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan naskah ini yaitu untuk mengetahui tentang definisi,
etiologi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnostik dan gambaran
radiologi, tatalaksana, serta prognosis dari osteosarkoma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteosarkoma merupakan neoplasma primer pada tulang yang berasal dari sel
mesenkimal yang memproduksi tulang dan matriks osteoid. Osteosarkoma memiliki
manifestasi yang heterogen, yang dapat membuatnya berdiferensiasi menjadi
berbagai subtipe, lokasi disekitar tulang, dan variasi histologis. Subtipe-subtipe
tersebut akan menyebabkan variasi pada gambaran radiologis3.
2.2 Epidemiologi
Nyeri lokal yang semakin progresif (yang awalnya ringan dan intermiten namun
lama kelamaan menjadi semakin hebat dan menetap)
Massa (pada ekstremitas yang membesar dengan cepat, nyeri pada penekanan dan
venektasi)
Edema jaringan lunak
Fraktur patologis dapat terjadi pada 5-10% pasien osteosarkoma
Keterbatasan gerak (range of motion )
Penurunan berat badan
Anemia
Gambar 4. Lesi destruktif ekspansil dengan fraktur patologis dan reaksi periosteal,
Codman’s triangle7
Gambar 5. Metafisis proksimal dari humerus menunjukkan gambaran “moth-eaten” dan
destruksi tulang permeatif7
Gambar 8. Small cell osteosarcoma. a. Proyeksi AP dan lateral pelvis, tampak lesi
osteolitik (panah) tanpa mineralisasi6
Gambar 9. Low – grade osteosarcoma. a. Proyeksi AP dan lateral humerus dextra,
tampak adanya lesi osteolitik dengan batas sklerotik, trabekulasi internal, dan area
matriks osteoid (panah)6
CT scan dapat berguna untuk memperlihatkan detil lesi pada tulang kompleks
dan mendeteksi matrik ossifikasi minimal. Selain itu dapat digunakan untuk
mendeteksi metastasis paru. Kegunaan lain dari CT scan adalah sebagai tuntunan
biopsi tulang (CT guided bone biopsy). CT scan thoraks juga berguna untuk
mengidentifikasi adanya metastasis mikro pada paru dan organ thoraks3.
Gambar 10. d. Conventional osteosarcoma. CT aksial menunjukkan lesi osteolitik dengan
cotical breaching. c. Telangiectatic osteosarcoma. CT aksial menunjukkan lesi osteolitik
ekspansif dengan mineralisasi6.
MRI merupakan modalitas terpilih untuk evaluasi ekstensi lokal tumor dan
membantu menentukan manajemen bedah yang paling sesuai. MRI dapat menilai
perluasan massa ke intramedular (ekstensi longitudinal, keterlibatan epifisis, skip
lesion), perluasan massa ke jaringan lunak sekitarnya dan intra-artikular, serta
keterlibatan struktur neurovaskular. Pemberian kontras gadolinium dapat
memperlihatkan vaskularisasi lesi, invasi vaskular, dan area kistik atau nekrotik.
Pasca-kemoterapi, MRI digunakan untuk menilai ekstensi massa dan penambahan
komponen nekrotik intra-massa. Dynamic MRI juga dapat digunakan untuk menilai
respon pasca-kemoterapi3,4
Klasifikasi histologi
b. Teleangiectatic osteosarcoma
b. Periosteal osteosarcoma
Periosteal osteosarcoma (PIOS) memiliki komponen matriks yang
terutama bersifat cartilaginous. PIOS cenderung muncul di antara korteks dan
lapisan periosteum, sehingga reaksi periosteal biasanya terlihat pada
radiografi. Pada pemeriksaan histopatologi, intermediate – grade tumor
terlihat, yang mengandung matriks cartilaginous dengan area kalsifikasi3,4.
Klasifikasi stadium
2.7 Tatalaksana
1. Rekurensinya dan survival rate pasien tidak lebih buruk daripada amputasi
3. Fungsi ekstremitas harus lebih baik dari amputasi. Fungsi ekstremitas pasca
rekonstruksi harus mencapai functional outcome yang baik, mengurangi morbiditas
jangka panjang, dan mengurangi/meminimalkan perlunya pembedahan tambahan.
Kemoterapi
Radioterapi
1. Czarnecka, A. M., Synoradzki, K., Firlej, W., Bartnik, E., Sobczuk, P.,
Fiedorowicz, M., … Rutkowski, P. (2020). Molecular Biology of Osteosarcoma.
Cancers, 12(8), 2130. doi:10.3390/cancers12082130
2. Zheng, C., Tang, F., Li, M., Hornicek, F., Duan, Z., & Tu, C. (2020). PTEN in
osteosarcoma: Recent advances and the therapeutic potential. Biochimica et
Biophysica Acta (BBA) - Reviews on Cancer,
188405. doi:10.1016/j.bbcan.2020.188405
3. Prater S, McKeon B. Osteosarcoma [Internet]. StatPearls. 2021 [cited 2021 May
1]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549868
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Osteosarkoma
5. Sadykova LR, Ntekim AI, Muyangwa-Semenova M, Rutland CS, Jeyapalan JN,
Blatt N, et al. Epidemiology and Risk Factors of Osteosarcoma. Cancer Invest
[Internet]. 2020 May 27; 38(5): 259–69. Available from:
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07357907.2020.1768401
6. Cheng X, Su Y, Huang M. 2020. Bone Tumor Imaging: Case Studies in Hip and
Knee. New York: Springer.
7. Feger J, Gaillard F. 2021. Osteosarcoma. Available from:
https://radiopaedia.org/articles/osteosarcoma
8. Zhao, X., Wu, Q., Gong, X., Liu, J., & Ma, Y. (2021). Osteosarcoma: a review
of current and future therapeutic approaches. BioMedical Engineering OnLine,
20(1). doi:10.1186/s12938-021-00860-0
9. Gazouli, I., Kyriazoglou, A., Kotsantis, I., Anastasiou, M., Pantazopoulos, A.,
Prevezanou, M., … Psyrri, A. (2021). Systematic Review of Recurrent
Osteosarcoma Systemic Therapy. Cancers, 13(8),
1757. doi:10.3390/cancers13081757
10. Basile, P., Greengard, E., Weigel, B., & Spector, L. (2020). Prognostic Factors
for Development of Subsequent Metastases in Localized Osteosarcoma: A
Systematic Review and Identification of Literature Gaps. Sarcoma, 2020, 1–
7. doi:10.1155/2020/7431549