Anda di halaman 1dari 36

GAMBARAN RADIOGRAFIS EWING’S SARCOMA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

INGRID NEORMANSYAH
NIM : 060600081

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Radiologi Dental

Tahun 2009

Ingrid Neormansyah

Gambaran radiografis Ewing’s Sarcoma.

vi + 29 halaman

Ewing’s sarcoma adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel

kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. Ewing’s sarcoma dapat

menyerang anak-anak dan dewasa muda, dengan insiden tertinggi pada usia sekitar

10 sampai 20 tahun, dengan ratio 4,6 kasus per satu juta anak remaja dengan usia

sekitar 15 – 19 tahun.

Tanda dan gejala dari Ewing’s sarcoma yang sering terjadi adalah sakit dan

pembengkakan atau penegangan di lokasi kanker. Gambaran radiografisnya yang

khas adalah “moth eaten” dan ” onion skin”. Gambaran histopatologisnya adalah

ditemukan gambaran sel yang kecil dan sejenis, batas sel tidak jelas pada sel kanker

dan menghasilkan gambaran nukleus syncyticial.

Dengan ditemukannya gambaran diatas, maka kita sebagai dokter gigi dapat

mendeteksi secara dini atau minimal kita dapat mencurigai adanya kanker sehingga

dapat dilakukan pemeriksaan sebelum sel kanker tersebut menyebar ke tempat lain.

Dokter gigi mungkin menjadi orang yang menemukan seorang pasien terkena

penyakit Ewing’s sarcoma bila dilakukan pemeriksaan lebih mendalam.

Daftar Rujukan : 25 (2002 – 2009)

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini telah selesai

disusun dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan

terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua tercinta, Ayahanda Johan

Neormansyah dan Ibunda Ritasary Halimah yang telah mendoakan penulis sehingga

mampu menyelesaikan pendidikan ini.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Sp.Pros. (K), Ph.D selaku dekan FKG

USU.

2. Trelia Boel, drg., M Kes., Sp. RKG, selaku Ketua Unit Radiologi Dental

dan dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam

memberikan masukan, bimbingan, motivasi dan perhatian kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini

3. Seluruh staf pengajar serta karyawan Unit Radiologi Dental.

4. Dosen penguji skripsi Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG, H. Asfan

Bahri, drg., Sp. RKG, H. Amrin Thahir, drg., dan Lidya Irani N., drg. atas saran dan

masukan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Universitas Sumatera Utara


5. Essie Octiara,drg. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis selama menjalani pendidikan di

FKG USU.

6. Saudara saya, Sharlyn, Winnie, dan Rudy serta nenek saya Halimah atas

dorongan dan semangat yang diberikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Sahabat-sahabat terbaikku Eltica, Sufeni, Dewi, Ellissa, Josevina, Fani,

Indah, Vivi dan seluruh teman-teman angkatan 2006 atas kebersamaan, dukungan dan

semua hal yang telah diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

8. Teman-teman seperjuangan skripsi di Unit Radiologi Dental serta pihak

lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan yang diberikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan memberikan

kemudahan kepada kita.

Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 11 November 2009

Penulis,

(Ingrid Neormansyah)

NIM : 060600081

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ..........................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM


EWING’S
SARCOMA .............................................................................................. 3
2.1 Definisi dan Etiologi ....................................................................... 3
2.2 Klasifikasi dan Stadium Ewing’s Sarcoma....................................... 5

BAB 3 EWING’S SARCOMA............................................................................. 8


3.1 Gambaran Klinis Ewing’s Sarcoma ................................................. 9
3.2 Gambaran Histopatologis Ewing’s Sarcoma .................................... 12
3.3 Gambaran Radiografis ..................................................................... 13

BAB 4 PROGNOSA DAN PERAWATAN .......................................................... 19


4.1 Prognosa ......................................................................................... 19
4.2 Perawatan........................................................................................ 20
4.2.1 Pembedahan ......................................................................... 21
4.2.2 Kemoterapi .......................................................................... 22
4.2.3 Terapi Radiasi ...................................................................... 23
4.2.4 Transplantasi Sel Stem ......................................................... 24
4.2.5 Rehabilitasi .......................................................................... 24

BAB 5 KESIMPULAN ........................................................................................ 26

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................... 27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Foto menunjukkan pembengkakan submandibular pada sisi wajah ................ 9

2 Pembengkakan intra oral pada mandibula sebelah kanan dimulai dari regio
kaninus sampai molar 2 ................................................................................. 10

3 Pembengkakan disertai gambaran memerah di ujung jari kelingking ............. 11

4 Lembaran sel kecil yang sejenis dan padat dengan inti bulat serta
menunjukkan butiran halus dari kromatin nuklear.......................................... 12

5 Gambaran floating tooth arrangement pada oklusal radiografis ..................... 15

6 Gambaran panoramik pada seorang wanita berusia 24 tahun.......................... 15

7 Gambar axial CT pada pasien pria berusia 10 tahun ....................................... 16

8 Gambar axial CT menunjukkan pembentukan tulang pada bagian bukal dan


lingual (panah putih) ..................................................................................... 16

9 Ewing’s sarcoma pada femur ......................................................................... 17

10 Radiografis menunjukkan permeatif jaringan lunak, sklerosis, dan litik pada


distal phalanx dan ujung dari middle phalanx ................................................ 18

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Radiologi Dental

Tahun 2009

Ingrid Neormansyah

Gambaran radiografis Ewing’s Sarcoma.

vi + 29 halaman

Ewing’s sarcoma adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel

kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. Ewing’s sarcoma dapat

menyerang anak-anak dan dewasa muda, dengan insiden tertinggi pada usia sekitar

10 sampai 20 tahun, dengan ratio 4,6 kasus per satu juta anak remaja dengan usia

sekitar 15 – 19 tahun.

Tanda dan gejala dari Ewing’s sarcoma yang sering terjadi adalah sakit dan

pembengkakan atau penegangan di lokasi kanker. Gambaran radiografisnya yang

khas adalah “moth eaten” dan ” onion skin”. Gambaran histopatologisnya adalah

ditemukan gambaran sel yang kecil dan sejenis, batas sel tidak jelas pada sel kanker

dan menghasilkan gambaran nukleus syncyticial.

Dengan ditemukannya gambaran diatas, maka kita sebagai dokter gigi dapat

mendeteksi secara dini atau minimal kita dapat mencurigai adanya kanker sehingga

dapat dilakukan pemeriksaan sebelum sel kanker tersebut menyebar ke tempat lain.

Dokter gigi mungkin menjadi orang yang menemukan seorang pasien terkena

penyakit Ewing’s sarcoma bila dilakukan pemeriksaan lebih mendalam.

Daftar Rujukan : 25 (2002 – 2009)

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

Banyak penyakit yang mempunyai manifestasi dan gejala yang hampir sama,

sehingga peningkatan cara mendiagnosa penting dalam membantu diagnosa penyakit

dengan lebih baik. Tidak semua penyakit gambarannya hanya sebatas daerah yang

mengalami kelainan, tetapi dapat juga di tempat lain. Walaupun dokter gigi hanya

bekerja sebatas kepala dan leher, namun bukannya tidak mungkin dokter gigi juga

dapat mengetahui dan mendiagnosa seseorang terkena penyakit.

Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini

berkembang pada struktur pendukung tubuh.1 Ada beberapa jenis sarcoma yang kita

kenal. Salah satunya adalah Ewing’s sarcoma. Penyakit dapat menyerang anak-anak

dan dewasa muda, dengan insiden tertinggi pada usia sekitar 10 sampai 20 tahun.2,3,4

Penyakit ini disebabkan karena perubahan sel kromosom pada DNA yaitu terjadinya

translokasi kromosom 11 dan 22, dimana gen EWS pada kromosom 22 berpindah ke

gen FLI1 pada kromosom 11 menyatu yang dinamakan translokasi 11; 22 atau dapat

disingkat t(11; 22).2,3

Dengan ditemukannya gambaran klinis membengkak, sakit atau tulang yang

fraktur tanpa sebab, serta gambaran radiografis moth eaten, onion skin, atau floating

tooth arrangement dapat kita pertimbangkan bahwa seseorang menderita Ewing’s

sarcoma. Oleh sebab itu, hal ini dapat digunakan untuk diagnosa dini dari penyakit

Ewing’s sarcoma sehingga penanganan lebih lanjut terhadap pasien dapat segera

dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara


Penyakit ini jarang terjadi, namun kita sebagai tenaga medis justru harus

mengetahui ciri dan gejala penyakit ini agar dapat dideteksi secara dini. Para dokter

maupun dokter gigi tidak memperhatikan penyakit yang jarang terjadi sehingga

penyakit yang sebenarnya dapat dirawat, menjadi terlambat untuk diobati. Dengan

demikian, tulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih lanjut kepada

dokter gigi untuk dapat mengenali gambaran Ewing’s sarcoma secara radiografis

dibantu dengan pemeriksaan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING’S SARCOMA

Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini

berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma, yaitu sarcoma

pada tulang dan jaringan lunak. Sarcoma dapat berkembang pada dimanapun tulang,

namun dapat juga berkembang pada jaringan lunak disekitar tulang. Sarcoma pada

jaringan lunak dapat berkembang pada otot, lemak, pembuluh darah atau dimanapun

pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.1

2.1 Definisi dan Etiologi

Ewing’s sarcoma adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel

kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. Ewing’s sarcoma

dijelaskan pertama kali pada tahun 1921 oleh Dr. James Ewing (1866 – 1943),

dimana penyakit ini berbeda dengan limfoma dan jenis penyakit kanker lainnya pada

masa itu. 1,3,4 Biasanya penyakit ini menyerang tulang panjang seperti pelvis, femur,

humerus dan tulang rusuk.2,6 Ewing’s sarcoma juga dapat bermetastasis ke tempat

lain seperti sumsum tulang, paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan

lunak lainnya.6 Walaupun Ewing’s sarcoma termasuk salah satu kanker tulang, namun

dapat juga terjadi pada jaringan lunak yang lebih dikenal dengan nama ekstraosseus

Ewing’s sarcoma.1

Walaupun Ewing’s sarcoma jarang terjadi, namun penyakit ini dapat

menimbulkan keganasan sekunder (kambuh), terutama pada pasien yang menjalani

Universitas Sumatera Utara


radioterapi.7 Ewing’s sarcoma dapat menyebar ketika sel tumor memasuki darah dan

mengikuti sirkulasi darah menuju ke bagian tubuh lain sehingga sel tumor akan

membentuk tumor sekunder (metastasis) di tempat lain. Sel tumor juga dapat

menyebar melalui sistem limfatik (dalam hal ini termasuk kelenjar limfa di seluruh

tubuh). Tumor juga dapat menyebar dengan cara pertumbuhan langsung dari tumor

primer membentuk “skip metastases” (metastasis di sekitar kanker terhenti

sementara, jauh dari lokasi kanker, telah ditemukan sel kanker dengan progosis yang

buruk) walaupun hal ini jarang terjadi.3

Sebenarnya, penyebab Ewing’s sarcoma masih belum dapat dipastikan.

Namun, beberapa peneliti menemukan bahwa penyakit ini disebabkan karena

perubahan sel kromoson pada DNA yang akhirnya menyebabkan timbulnya penyakit

ini.6 Ewing’s sarcoma termasuk penyakit dengan kelainan genetik akibat kesalahan

rekombinasi kromosom yang dapat menyebabkan sel normal berubah menjadi sel

ganas. Ewing’s sarcoma terjadi akibat translokasi kromosom 11 dan 22, dimana gen

EWS pada kromoson 22 berpindah ke gen FLI1 pada kromoson 11 dan menyatu.1,3

Perpindahan ini dinamakan translokasi 11; 22 [t(11; 22)]. Translokasi ini

menghasilkan potongan baru pada DNA.3

Walaupun terjadi translokasi kromosom, penyakit ini tidak diturunkan dari

orang tua kepada anaknya. Pasien yang menderita Ewing’s sarcoma tidak

mendapatkan penyakit tersebut dari orang tuanya dan tidak akan menurunkan resiko

menderita kanker ini kepada anaknya. Demikian pula dengan saudara sedarah dari

pasien yang menderita Ewing’s sarcoma tidak memiliki resiko menderita Ewing’s

Universitas Sumatera Utara


sarcoma.3 EWS/FLI berfungsi sebagai master regulator. Seperti kanker lain, Ewing’s

sarcoma tidak menular dan tidak dapat berpindah ke tubuh orang lain.2

Ewing’s sarcoma dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda, dengan

insiden tertinggi pada usia sekitar 10 sampai 20 tahun.2,3,4 Penyakit ini merupakan

penyakit kedua paling sering dari kelompok kanker tulang pada anak-anak dan

remaja.7 Sekitar 90% anak-anak yang menderita Ewing's sarcoma akan menunjukkan

kelainan pada gen 11 dan 22, yang biasanya membantu dalam mendiagnosa penyakit

ini.4 Penyakit ini jarang terjadi pada anak dibawah umur 5 tahun dan dewasa diatas

umur 30 tahun, namun lebih jarang lagi pada dewasa diatas 40 tahun.3,4

Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita dengan

perbandingan 3:2.6,8,9 Sekitar 250 anak-anak dan remaja di US menderita penyakit

Ewing’s sarcoma setiap tahunnya.6 Frekuensi Ewing’s sarcoma di Amerika Serikat

tergantung juga pada usia pasien, dengan rasio 0,3 kasus per satu juta anak untuk usia

lebih muda dari 3 tahun dan 4,6 kasus per satu juta anak untuk remaja usia sekitar 15

– 19 tahun.2 Penyakit ini juga lebih banyak menyerang orang Kaukasoid daripada

orang Asia dan orang Amerika berkulit hitam.3,9

2.2 Klasifikasi dan Stadium Ewing’s Sarcoma

Ewing’s tumor terbagi atas 2 kelompok yaitu Ewing’s tumor pada tulang dan

ekstraosseus Ewing’s sarcoma. Ewing’s tumor pada tulang biasanya ditemukan pada

tulang lengan, kaki, dada, tubuh, punggung atau kepala. Tumor ini pada tulang ini

terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu klasik Ewing’s sarcoma (Ewing’s sarcoma) yang

sedang di bahas pada skripsi ini, primitif neuroektodermal tumor (PNET) dan Askin

Universitas Sumatera Utara


tumor (PNET pada dinding dada). Ekstraosseus Ewing’s sarcoma adalah tumor yang

tumbuh pada jaringan lunak. Tumor jenis ini ditemukan pada tubuh, lengan, kaki,

kepala dan leher.10,11

Sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain melalui 3 cara, yaitu melalui

jaringan (sel kanker menginvasi ke jaringan normal sekitar), melalui sistem kelenjar

limfa (sel kanker menginvasi ke kelenjar limfa dan menyebar melalui kelenjar limfa

ke bagian tubuh lain) dan melalui darah (sel kanker menginvasi ke vena dan kapiler

dan menyebar melalui pembuluh darah ke bagian tubuh lain).10

Ketika sel kanker berpisah dari tumor primer dan menyebar melalui kelenjar

limfa atau pembuluh darah ke bagian tubuh lain, tumor sekunder dapat timbul. Tumor

sekunder (metastase) ini merupakan tumor yang sama dengan tumor primer.

Contohnya, jika sel kanker payudara menyebar ke tulang, maka sel kanker pada

tulang sebenarnya adalah sel kanker payudara. Tumor pada tulang itu adalah

metastasis dari kanker payudara, bukan kanker tulang.10

Menurut lokalisasi, Ewing’s sarcoma dibagi atas 4 stadium, yaitu :15

1. Stadium 1 : sel kanker ditemukan di mata, kepala dan/atau leher, atau

dekat organ seks (kelamin) dan kandung kemih.

2. Stadium 2 : sel kanker terletak di satu tempat (selain stadium 1), lebih

kecil dari 2 inchi, dan belum menyebar ke kelenjar limfa.

3. Stadium 3 : sel kanker terletak di satu tempat (selain stadium 1), lebih

besar dari 2 inchi, dan telah menyebar ke kelenjar limfa di dekat sel kanker.

4. Stadium 4 : sel kanker telah menyebar dan ditemukan di lebih dari satu

tempat ketika pertama sekali penyakit ini didiagnosa.

Universitas Sumatera Utara


5. Recurrent : sel kanker timbul kembali (rekuren) setelah penyakit

disembuhkan. Penyakit ini dapat timbul di tempat dimana ia pertama sekali timbul

maupun di tempat lain.

Stadium Ewing’s sarcoma yang digunakan untuk menentukan perawatan dan

memberikan indikasi mengenai kemungkinan prognosa baik atau buruk dibagi atas 5

tahap, yaitu :4

1. Stadium 1A – tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan hanya pada

lapisan keras tulang.

2. Stadium 1B – tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan memperluas diri

di sekitar jaringan lunak.

3. Stadium 2A – tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan hanya pada lapisan

keras tulang.

4. Stadium 2B – tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan memperluas diri di

sekitar jaringan lunak.

5. Stadium 3 – tumor tingkat rendah (ringan) atau tinggi (berat) yang telah

bermetastasis.

Beberapa diagnosa banding dari Ewing’s sarcoma adalah chondrosarcoma,

osteosarcoma, osteomyelitis, lymphoma, dan eosinophilic granuloma.9

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

EWING’S SARCOMA

Pada masa ini, belum ada tes khusus untuk mendeteksi Ewing’s sarcoma

secara dini. Kelompok Ewing’s sarcoma lebih sering timbul benjolan pada tubuh

dengan atau tanpa disertai rasa sakit. Kadang-kadang daerah yang membengkak akan

terasa hangat atau panas, dan pada beberapa anak akan timbul gejala umum seperti

lelah atau sakit perut, dan perasaan tidak enak. Parahnya, banyak anak yang memiliki

banyak benjolan yang sakit disebabkan karena aktivitas sehari-hari, kecuali bila

benjolan yang dimaksud bertahan lama. Bila ada benjolan yang disertai dengan rasa

hangat atau panas ketika disentuh, dan/atau disertai demam pada anak, maka anak

tersebut sebaiknya dibawa ke dokter.16

Diagnosa dari kelompok Ewing’s sarcoma dimulai dengan timbulnya tanda-

tanda dan simptom yang menunjukkan penyakit mungkin timbul. Simptom dari

kelompok ini yang biasa terjadi adalah rasa sakit. Sekitar 85% pasien dengan

penyakit ini mengalami rasa sakit. Rasa sakit dapat disebabkan karena tumor telah

menyebar di bawah jaringan periosteum (jaringan yang mengelilingi tulang) atau

mungkin juga disebabkan karena frakturnya tulang yang telah dilemahkan oleh

tumor. Tanda-tanda dan simptom ini hampir mirip dengan infeksi tulang sehingga

pada beberapa kasus tidak mudah didiagnosa dengan tepat. Hanya setelah kondisi

dari pasien tidak sembuh dalam waktu singkat atau bila pemberian antibiotik tidak

memberikan hasil yang diinginkan, maka diagnosis menjadi meragukan.16

Universitas Sumatera Utara


Untuk melengkapi riwayat medis dan pemeriksaan fisik pada pasien, prosedur

diagnostik untuk Ewing’s sarcoma dapat meliputi pemeriksaan radiografis,

pemeriksaan darah rutin, dan biopsi.6,12,17 Pemeriksaan darah lengkap (complete

blood count/CBC) akan menunjukkan kelainan dalam darah. Hasil CBC yang

abnormal mungkin menunjukkan penyebaran kanker telah sampai ke sumsum tulang.

Tes darah untuk enzim yang disebut laktat dehidrogenase (LDH) harus dilakukan.

Peningkatan LDH didiagnosa berhubungan dengan Ewing’s sarcoma dan kanker

lainnya. Peningkatan laju sedimentasi sel darah merah juga terjadi pada Ewing’s

sarcoma.12

3.1 Gambaran Klinis Ewing’s Sarcoma

Gambaran klinis dari Ewing’s sarcoma tampak seperti osteomielitis akut atau

kronis termasuk demam, anemia berat, leukositosis, dan peningkatan erythrocyte

sedimentation rate (ESR/kecepatan sedimentasi eritrosit). Peningkatan nilai serum

laktik dehidrogenase (LDH) dan kehilangan berat badan juga harus diperhatikan.

Simptom biasanya hilang setelah beberapa minggu atau bulan.9

Gambar 1. Foto menunjukkan pembengkakan submandibular pada sisi kanan wajah.8

Universitas Sumatera Utara


Kebanyakan pasien memiliki massa besar yang teraba, yang bertumbuh

dengan cepat, dengan pembengkakan lokal yang tegang dan lembek ketika diraba.1,9

Sakit adalah gejala umum dari kanker tulang. Namun, gejala yang timbul bisa

berbeda, tergantung pada lokasi dan ukuran kanker pada tubuh. Kanker tulang

kadang-kadang ditemukan ketika tulang sudah dilemahkan dan fraktur akibat kanker,

setelah anak mengalami jatuh ringan atau kecelakaan ringan.1

Gambar 2. Pembengkakan intra oral pada mandibula sebelah kanan dimulai dari regio kaninus sampai
molar 2.18

Beberapa tanda dan gejala yang timbul bila seseorang menderita Ewing’s

sarcoma adalah rasa sakit di sekitar tumor, bengkak dan memerah di sekitar tumor,

demam, kehilangan berat badan dan menurunnya nafsu makan, lelah, paralisis dan

semakin parah bila tumor berada pada tulang belakang, malaise, anorexia, dan tanda-

tanda lain yang berhubungan dengan penekanan tumor pada saraf seperti mati rasa,

perih, dan paralisis.4,5,6,10 Tanda dan gejala dari Ewing’s sarcoma bervariasi

tergantung dari tingkat keparahannya. Pembengkakan, rasa sakit dan memerah

Universitas Sumatera Utara


disekitar tumor yang disertai dengan demam menandakan tingkat keparahan yang

ringan.19

Gambar 3. Pembengkakan disertai gambaran memerah di ujung jari kelingking disebabkan oleh
Ewing’s sarcoma.20

Tanda dan gejala yang sering terjadi adalah sakit dan pembengkakan atau

penegangan di lokasi kanker. Rasa sakit dapat bertambah parah ketika lokasi tumor

berada di dekat nervus/saraf, seperti di sakrum, pelvis, atau tulang belakang.

Pembengkakan sering terlihat, terutama tulang panjang pada tangan atau kaki

terinfeksi. Kadang tumor bisa mengganggu pergerakan dan melemahkan tulang,

bahkan sampai fraktut tulang. Tanda lain dari kanker adalah lelah dan kehilangan

berat badan. Tidak ada gejala khusus yang dapat menyatakan bahwa seseorang

terkena kanker. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan memeriksakan sedini

mungkin jika ada perasaan tidak sehat.3

Pemeriksaan ke dokter sebaiknya dilakukan bila timbul tanda-tanda seperti

rasa sakit dan atau pembengkakan, biasanya pada daerah lengan, dada, punggung atau

pelvis (daerah sekitar pinggul), benjolan (yang hangat jika diraba) pada lengan, kaki,

Universitas Sumatera Utara


dada atau pelvis, demam tanpa penyebab yang jelas, tulang yang fraktur tanpa

penyebab yang jelas.10,11

3.2 Gambaran Histopatologis Ewing’s Sarcoma

Walaupun Ewing’s sarcoma berawal dari tulang sumsum, namun secara

histologis penyakit ini berhubungan dengan sel kanker retikulum.9 Pada sel kanker,

ditemukan gambaran sel yang kecil dan sejenis, batas sel tidak jelas dan

menghasilkan gambaran nukleus syncytial (suatu massa multinukleus yang terbentuk

dari penyatuan beberapa sitoplasma sel).21

Gambar 4. Lembaran sel kecil yang sejenis dan padat dengan inti bulat serta menunjukkan butiran
halus dari kromatin nuklear (pewarnaan Hematoxyclin dan Eosin, pembesaran (a) 200 x,
(b) 400 x) dan kurangnya serat retikulin (rantai retikulin Novotny, (c) 400 x). Indeks
proliferasi tinggi (sekitar 80% dari sel-sel menunjukkan immunoreactivity terhadap MIB1,
(d) 400 x) dan sel-sel tumor menunjukkan CD99 positif (e) 630x . Analisis FISH
menggunakan EWSR1 (22q12) dual warna yang memisah, menyebabkan penataan ulang
dimana sel-sel tumor terpisah dengan sinyal oranye dan hijau menunjukkan t(11;12)
(Q24;Q12) (f) 630 x.8

Universitas Sumatera Utara


Nukleus syncytial ini kecil, bentuknya bulat, berlekuk, dan biasanya aktivitas

mitosisnya cepat. Beberapa sel bergabung di sekitar pembuluh darah membentuk

pseudorosette (seperti mawar) tanpa lumen sentral. Sel-sel kanker tersebut dapat

berkembang dengan baik pada jaringan vaskular. Gambaran nekrosis sering terjadi

dan mungkin mendominasi jika dilihat secara mikroskopis.21

3.3 Gambaran Radiologis Ewing’s Sarcoma

Pemeriksaan radiogradis dibagi atas beberapa cara, yaitu :

1. X-rays : tes diagnostik yang menggunakan gelombang elektromagnetik

untuk menghasilkan gambaran dari jaringan internal, tulang, dan organ-organ pada

film.6,17

2. Bone Scan : metode pencitraan nuklir untuk mengevaluasi setiap

degeneratif dan/atau perubahan arthritis pada sendi; untuk mendeteksi penyakit tulang

dan tumor; untuk menentukan penyebab nyeri tulang atau peradangan. Tes ini biasa

dilakukan untuk mendeteksi setiap infeksi atau fraktur tulang.6,12,17

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) : prosedur diagnostik yang

menggunakan kombinasi dari magnet besar, radiofrekuensi, dan komputer untuk

menghasilkan gambaran yang lebih detail dari organ dan struktur anatomi dalam

tubuh. Tes ini dilakukan untuk mendiagnosa pada kelainan yang berkaitan dengan

tulang belakang dan saraf.6,12,17

4. Computed Tomography scan (dikenal dengan CT atau CAT scan) :

prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi dari X-rays (sinar X)

dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambaran cross-sectional (penampang

Universitas Sumatera Utara


atau lebih sering disebut slices), secara horizontal dan vertikal dari tubuh.6,17 CT scan

dada sangat penting utnuk melihat penyebaran kanker apapun yang mungkin telah

sampai ke paru-paru.12 CT scan lebih detail daripada rontgen umum.6,17

5. Positron Emission Tomography (PET) : glukosa (gula) yang mengandung

radioaktif disuntikkan ke dalam aliran darah. Jaringan yang menggunakan glukosa

lebih banyak dari jaringan normal (seperti tumor) dapat dideteksi oleh PET scanner,

yang dapat digunakan untuk menemukan tumor kecil atau untuk memeriksa apakah

pengobatan untuk tumor yang diketahui bekerja atau tidak.6,17

Pada pengambilan gambaran radiografis konvensional, yang paling umum

dari gambaran osseus adalah lesi permeatif litik dengan reaksi periosteal. Deskripsi

klasik dari lamella atau reaksi periosteal tipe “onion skin” sering dikaitkan dengan

lesi ini, juga ditemukan gambaran dekstruksi tulang “moth eaten”.22 Plain film

memberi informasi penting dalam evaluasi awal atau pemeriksaan. Lebar zona

transisi (misalnya permeatif) termasuk karakteristik plain film yang paling berguna

dalam menentukan diferensiasi lesi jenis jinak maupun agresif atau ganas.2 Pada

beberapa kasus, pada pemeriksaan radiografis dengan oklusal film ditemukan

gambaran floating tooth arrangement (gigi melayang).23

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5. Gambaran floating tooth arrangement pada oklusal radiografis.23

Gambar 6. Gambaran panoramik pada seorang wanita berusia 24 tahun yang telah menderita Ewing’s
sarcoma selama 10 tahun dan diobati dengan radioterapi dan kemoterapi menunjukkan
produksi tulang pada setengah mandibula (panah putih).22

Universitas Sumatera Utara


Gambar 7. Gambar axial CT pada pasien pria berusia 10 tahun menunjukkan pembengkakan jaringan
lunak dan gambaran radiasi pembentukan tulang pada bagian bukal (panah putih).22

Gambar 8. Gambar axial CT menunjukkan pembentukan tulang pada bagian bukal dan lingual (panah
putih).22

Universitas Sumatera Utara


Gambar 9. Ewing’s sarcoma pada femur. Frontal radiografis dan lateral radiografis dari femur
menunjukkan mottled appearance (moth eaten appearance), lesi osteolitik (lingkaran biru)
dengan tepi yang tidak jelas dari diafisis tulang. Pada lingkaran merah menunjukkan
gambaran reaksi periosteal sunburst dan reaksi lamella periosteal/onion skin (panah
putih).24

MRI harus dilakukan secara rutin dalam pemantauan tumor ganas. MRI akan

menunjukkan tulang lengkap dan jaringan lunak dan menghubungkan tumor ke

struktur anatomis sekitar (misalnya pembuluh darah). Kontras gadolinium tidak

diperlukan karena tidak memberikan informasi tambahan pada penelitian nonkontras,

walaupun beberapa peneliti saat ini berpendapat bahwa dinamis, kontras yang

ditingkatkan pada MRI dapat membantu menentukan besarnya nekrosis pada tumor,

sehingga membantu dalam menentukan respon terhadap pengobatan sebelum

dilakukannya pembedahan.2

Universitas Sumatera Utara


CT juga dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana tumor ekstraosseus

berkembang, terutama pada tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan pelvis.

Baik CT maupun MRI dapat digunakan untuk memantau respon terhadap radiasi

dan/atau kemoterapi. Scintigrafi tulang juga dapat digunakan untuk mengikuti respon

terhadap terapi tumor.2

Gambar 10. Radiografis menunjukkan permeatif jaringan lunak, sklerosis, dan litik pada distal
phalanx dan ujung dari middle phalanx.20

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

PROGNOSA, DAN PERAWATAN

4.1 Prognosa

Pembagian stadium digunakan untuk membedakan pasien Ewing’s sarcoma

yang lokal dan yang telah bermetastasis. Biasanya, penyebaran terjadi sampai ke

dada, tulang, dan/atau tulang sumsum. Daerah yang jarang terkena, termasuk sistem

saraf pusat dan kelenjar limfa. Pasien yang terkena Ewing’s sarcoma lokal (belum

bermetastasis) yang hidup selama 5 tahun adalah sekitar 70 – 80% bila diobati dengan

kemoterapi. Persentase hidup jangka panjang untuk penyakit yang telah bermetastasis

bisa kurang dari 10% namun bisa juga sampai 25 - 30%.2

Sebuah penelitian (yang dilakukan oleh Bacci G, Longhi A, Ferrari S, dkk

pada Desember tahun 2008) menemukan bahwa kekambuhan tidak selalu

menunjukkan bahwa prognosanya buruk. Pasien yang telah mengalami kekambuhan

2 sampai 3 kali masih dapat diobati. Dalam hal ini termasuk :4

• Pasien yang mengalami kekambuhan pada tahun kedua atau tahun-tahun

berikutnya setelah diobati.

• Pasien yang mengalami kekambuhan hanya dengan metastasis pada paru-

paru.

• Pasien yang mengalami kekambuhan dan diobati dengan pembedahan.

Prognosa penyakit ini secara umum adalah sejauh mana perkembangan

penyakit, ukuran dan lokasi tumor, ada tidaknya penyebaran (metastasis), respon

Universitas Sumatera Utara


tumor terhadap terapi yang dilakukan, usia dan kesehatan umum pasien, toleransi

pasien terhadap obat-obatan tertentu, prosedur, atau terapi yang dilakukan, dan

perkembangan terbaru dari pengobatan.6 Prognosa (kemungkinan untuk sembuh)

tergantung faktor tertentu sebelum dan sesudah perawatan. Sebelum perawatan,

prognosa tergantung pada dimana tumor berasal, seberapa besar tumor tersebut ketika

didiagnosa, apakah tumor telah menyebar ke bagian tubuh lain, apakah tumor

mengalami perubahan genetik, usia pasien, jenis kelamin, dan kesehatan umum

pasien, serta apakah tumor baru didiagnosa (muncul pertama sekali) atau tumor yang

kambuh kembali (recurrent). Setelah pengobatan, prognosa dipengaruhi oleh apakah

tumor telah dibedah sampai tuntas, dan apakah kanker kembali lebih dari 2 tahun

setelah perawatan awal.10,11

4.2 Perawatan

Perawatan tergantung dari hal-hal seperti dimanakah tumor ditemukan dan

berapa besar tumor tersebut, umur dan kesehatan umum pasien, efek dari pengobatan

terhadap diri pasien dan organ penting dalam tubuh pasien, serta apakah kanker baru

saja didiagnosa (muncul pertama sekali) atau tumor yang kambuh kembali

(recurrent).10,11

Perawatan dapat berupa salah satu atau kombinasi dari :

1. pembedahan,1,3,6,7,14

2. kemoterapi, 1,3,6,7,14

3. terapi radiasi, 1,3,7,14

4. transplantasi sel stem,7

5. rehabilitasi.7

Universitas Sumatera Utara


4.2.1 Pembedahan

Pembedahan untuk Ewing’s sarcoma melibatkan biopsi, pengangkatan tumor,

pencangkokan tulang/kulit, prosedur penyelamatan anggota badan (limb-

salvage/limb-sparing), amputasi, dan/atau rekonstruksi, semua hal tersebut dilakukan

dengan pembedahan. Jenis-jenis pembedahan tergantung dari ukuran dan lokasi

tumor, serta apakah kanker telah menyebar. Jenis-jenis pembedahan yang dimaksud

adalah :1,6

a. Operasi penyelamatan anggota badan (limb-salvage) : hal ini kadang

diperlukan untuk mengangkat semua atau sebagian anggota badan. Pada sebagian

besar kasus, pembedahan sebagian pada anggota badan perlu dilakukan untuk

menghindari amputasi. Namun, hal ini hanya dapat dilakukan bila dokter bedah

ortopedi menentukan bahwa tumor dan jaringan sehat disekitar tumor dapat diangkat.

Melalui operasi limb-sparing, semua tulang dan tulang rawan yang terlibat dengan

tumor, termasuk beberapa otot disekitarnya, diangkat, sementara bila di dekat tendon,

saraf, dan pembuluh darah akan terselamatkan. Tulang yang hilang akan diganti

dengan pencangkokan tulang atau dengan protesa logam. Operasi berikutnya

mungkin diperlukan untuk memperbaiki atau mengganti rekonstruksi, karena tulang

yang dicangkok menjadi longgar atau patah. Pasien yang telah menjalani pembedahan

limb-sparing memerlukan rehabilitasi intensif. Mungkin memakan waktu setahun

penuh bagi pasien untuk mendapatkan kembali fungsi anggota badannya. Pasien yang

menjalani operasi limb-sparing mungkin pada akhirnya harus menjalani amputasi

karena komplikasi yang parah atau tumor muncul kembali. Terapi radiasi kadang-

Universitas Sumatera Utara


kadang diberikan baik sebelum pembedahan untuk mengecilkan tumor atau setelah

operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa.

b. Amputasi : Dalam banyak kasus, jika ahli bedah ortopedi pasien

menentukan bahwa tumor tidak dapat diangkat, misalnya karena melibatkan saraf dan

pembuluh darah, amputasi adalah satu-satunya pilihan (Hal ini jarang dilakukan pada

Ewings’s Kaposi, karena radiasi yang dapat dilakukan adalah untuk mengobati tumor

lokal). Selama operasi, dokter memastikan bahwa otot dan kulit dibentuk seperti

manset di sekitar tulang yang diamputasi. Pasien dapat dipasang kaki palsu (protesis)

sementara yang akan diterapkan selama beberapa hari pasca operasi untuk berjalan.

Kruk (crutches) digunakan selama beberapa minggu. Setelah pembengkakan

berkurang (10 sampai 14 hari) pasien dapat melakukan operasi plastik, dan soket

prostesis sementara, yang digunakan selama 2 sampai 4 bulan sampai pangkal daerah

yang diamputasi sembuh sempuran dan dapat menerima pemasangan kaki palsu

permanen. Keuntungan dari amputasi adalah bahwa amputasi adalah operasi

sederhana dengan sedikit kemungkinan komplikasi dan bedah defenitif untuk

menghilangkan tumor lokal.

4.2.2 Kemoterapi

Obat kemoterapi adalah pengobatan yang mengganggu kemampuan sel kanker

untuk tumbuh atau berkembang. Berbagai kelompok obat bekerja dengan berbagai

cara untuk melawan sel kanker dan mengecilkan tumor. Kemoterapi dapat digunakan

untuk beberapa jenis kanker atau dikombinasikan dengan terapi lain seperti radiasi

atau operasi. Seringkali, kombinasi obat kemoterapi digunakan untuk melawan

kanker tertentu. Obat kemoterapi tertentu dapat diberikan dalam urutan tertentu

Universitas Sumatera Utara


tergantung pada jenis kanker yang akan diobati. Meskipun kemoterapi cukup efektif

dalam mengobati kanker tertentu, tetapi ia tidak dapat membedakan sel normal

dengan sel kanker. Karena itu, banyak efek samping yang akan timbul selama

perawatan. Untuk mengantisipasi efek samping ini, tim perawatan, orang tua, maupun

kesiapan pasien, dalam beberapa kasus, jika memungkinkan dapat mencegah gejala-

gejala yang terjadi.6

Kemoterapi adalah pengobatan sistemik, yang artinya kemoterapi akan masuk

ke dalam darah dan seluruh tubuh untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat

diberikan dengan cara:6

• menelan (dalam bentuk pil),

• suntikan ke dalam otot atau jaringan lemak,

• intravena (langsung ke darah, yang disebut juga IV),

• intratrakeal (kemoterapi yang diberikan langsung ke dalam tulang belakang

dengan jarum).

4.2.3 Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi dari mesin khusus untuk

merusak atau membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor. Radioterapi merupakan

metode pengobatan standar untuk pengawasan utama tumor dan kadang digunakan

sebagai pengganti atau tambahan untuk operasi.Metode spesifik dalam mengobati

tumor primer ditentukan oleh tim perawatan. Radiasi mungkin memiliki efek

samping, terutama pada anak-anak yang sedang tumbuh, dan pasien yang sembuh

dari Ewing’s sarcoma memiliki resiko yang kecil untuk timbulnya kembali tumor

Universitas Sumatera Utara


ganas beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, melakukan operasi tanpa terapi

radiasi adalah yang diutamakan bila memungkinkan.6

4.2.4 Transplantasi Sel Stem

Transplantasi sel stem adalah perawatan yang melibatkan sel stem (sel induk),

jenis tertentu dari semua sel darah yang berkembang. Sel stem berkembang menjadi

sel-sel darah merah untuk membawa oksigen, sel-sel darah putih untuk melawan

penyakit dan infeksi, dan platelet untuk membantu pembekuan darah. Transplantasi

sel stem normal dari orang lain (allogenic transplantation) yang digunakan untuk

membantu memulihkan produksi darah normal pasien yang mana kemampuan sel

darahnya sendiri telah diganggu oleh sel kanker, perawatan intensif kanker, atau

segala jenis kerusakan atau kelainan. Sel stem diambil dari pasien itu sendiri sebelum

perawatan intensif dapat juga digunakan sebagai tambahan untuk memulihkan sel

pasien itu sendiri setelah perawatan kemoterapi atau radioterapi (autologous

transplantation).6

4.2.5 Rehabilitasi

Rehabilitasi meliputi hal-hal berikut :6

• terapi fisik/pekerjaan dan adaptasi psikososial,

• pengepasan prostesis dan pelatihan

• perawatan dukungan, semua jenis perawatan untuk mencegah infeksi, efek

samping obat, dan komplikasi, serta menjaga pasien tetap nyaman selama perawatan,

Universitas Sumatera Utara


• tindakan lanjut perawatan, jadwal tindak lanjut perawatan ditentukan oleh

dokter yang bersangkutan dan anggota lain dari tim perawatan untuk memantau

respon terhadap pengobatan dan kemungkinan efek akhir perawatan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN

Ewing’s sarcoma adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel

kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak.1,3,5 Ewing’s sarcoma

terjadi akibat translokasi kromosom 11 dan 22, dimana gen EWS pada kromoson 22

berpindah ke gen FLI1 pada kromoson 11 dan menyatu.1,3 Perpindahan ini dinamakan

translokasi 11; 22 [t(11; 22)]. 3

Ewing’s sarcoma dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda, dengan

insiden tertinggi pada usia sekitar 10 sampai 20 tahun.2,3,4 Penyakit ini jarang terjadi

pada anak dibawah umur 5 tahun dan dewasa diatas umur 30 tahun, namun lebih

jarang lagi pada dewasa diatas 40 tahun.3,4 Beberapa tanda dan gejala yang timbul bila

seseorang menderita Ewing’s sarcoma adalah rasa sakit di sekitar tumor, bengkak dan

memerah di sekitar tumor, demam, kehilangan berat badan dan menurunnya nafsu

makan, lelah, dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan penekanan tumor pada

saraf seperti mati rasa, perih, dan paralisis.4,5,6,10

Setelah ditemukannya tanda-tanda diatas, diperlukan pemeriksaan tambahan

seperti pemeriksaan histopatologis, MRI, dan pemeriksaan lain untuk membantu

menegakkan diagnosa. Gambaran radiografis konvensional, terlihat adanya lesi

permeatif litik dengan reaksi periosteal berupa gambaran “onion skin” sering

dikaitkan dengan lesi ini. Selain itu terdapat gambaran destruksi tulang berupa “moth

eaten”.22 Untuk menegakkan diagnosa yang telah diambil, dibutuhkan lagi

pemeriksaan MRI.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR RUJUKAN

1. Macmilan Cancer Support. Cancerbackup : Ewings’s sarcoma. 2009.

2. Anonymous. Ewing’s sarcoma. 2009. <

http://en.wikipedia.org/wiki/Ewing%27s_sarcoma> (12 Agustus 2009).

3. Cotteril S. Ewings sarcoma FAQ. 2003.

<http://www.cancerindex.org/ccw/faq/ewings.htm#q27> (12 Agustus 2009).

4. Jackson C, Knott L. Ewing’s sarcoma. 2009.

<http://www.patient.co.uk/showdoc/40024922/> (12 Agustus 2009).

5. USCF Children’s Hospital. Sarcomas : Ewing’s sarcoma sign and symptoms.

2009.

6. Children Hospital Boston. Ewing’s sarcoma. 2009.

7. Anonymous. Ewing’s sarcoma. 2009.

<http://www.danisfoundation.org/?page=WhatisEwingsSarcoma> (12 Agustus

2009).

8. Gosau M, Baumhoer D, Ihrler S, dkk. Ewing sarcoma of the mandible mimicking

an odontogenic abscess – a case report. Head & Face Med. 2008;4 (24).

9. Strauss LG. Ewing sarcoma. Medscape 2009.

10. Quade G. Ewing family of tumors treatment (PDQ®) : Treatment statement for

patients. 2007. <http://imsdd.meb.uni-

bonn.de/cancer.gov/CDR0000403689.html> (12 Agustus 2009).

11. Anonymous. Ewing family of tumors treatment (PDQ®) : General information

about ewing family of tumors. 2009.

Universitas Sumatera Utara


<http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/ewings/Patient> (12 Agustus

2009).

12. USCF Children’s Hospital. Sarcomas : Ewing’s sarcoma diagnosis. 2009.

13. Schoenstadt A. Ewings’s sarcoma treatment by stage. 2006. <http://bone-

cancer.emedtv.com/ewing's-sarcoma/ewing's-sarcoma-treatment-by-stage.html>

(12 agustus 2009).

14. National Cancer Institute. Ewing’s family of tumors : Treatment information for

patients. 2002.

15. The Children’s Hospital of Philadelphia. Ewing sarcoma. 2009.

16. Anonymous. What is ewing’s sarcoma?. 2009.

<http://www.cancer.org/docroot/NWS/content/NWS_1_1x_What_is_Ewing_s_S

arcoma_.asp> (1 September 2009).

17. Morgan Stanley Children’s Hospital. Ewing sarcoma. 2008.

18. Vidya M, Shetty N, Karkera BV, dkk. Ewing’s sarcoma of the mandible in 11

year old female. The Internet Journal of Pathology 2009; 8 (1).

19. Anonymous. What is ewing’s sarcoma?. 2009. <http://www.wisegeek.com/what-

is-ewings-sarcoma.htm> (12 Agustus 2009).

20. Jerome JTJ, Varghese M, Sankaran B, dkk. Ewing’s sarcoma of the distal

phalanx of little finger. The Internet Journal of Oncology 2007; 4 (1).

21. Anonymous. Ewing’s sarcoma. 2006.

<http://www.pathconsultddx.com/pathCon/diagnosis?pii=S1559-8675(06)70213-

3> (1 September 2009).

Universitas Sumatera Utara


22. Larheim TA, Westesson PL. Maxillofacial Imaging. Germany : Springer –

Verlag Berlin Heidelberg, 2005; 116-7.

23. Sharada P, Girish HC, Umadevi HS, dkk. Ewing’s sarcoma of the mandible.

2006; 10 (1): 31-5.

24. Kang C. Ewing sarcoma. 2009.

<http://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20279-

Ewing%20Sarcoma/ewingscorrect.html> (4 September 2009).

25. USCF Children’s Hospital. Sarcomas : Ewing’s sarcoma treatment. 2009.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai