Tanda Tangan :
Laporan Kasus
Tumor Otak
Pembimbing:
Disusun oleh:
Puteri Nabella
112017160
1
LEMBAR PENGESAHAN
“ Tumor Otak ”
Disusun Oleh:
Puteri Nabella
112017160
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Yudi Yuwono Wiwoho Sp.BS
2
FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENILAIAN
NIM 112017160
Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Pengumpulan data
Analisa masalah
Penguasaan teori
Referensi
Cara penyajian
Bentuk laporan
Total
Nilai %= (Total/35)x100%
Keterangan : 1 = sangat kurang (20%), 2 = kurang (40%), 3 = sedang (60%), 4 = baik (80%),
dan 5 =sangat baik (100%)
Komentar penilai
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Laporan Kasus dengan judul “TUMOR OTAK”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik di Stase Ilmu Bedah.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada dr. Yudi
Yuwono Wiwoho, SpBS selaku pembimbing atas pengarahannya selama penulis belajar
dalam Kepaniteraan Klinik. Dan kepada para dokter dan staff Ilmu Bedah RSAU Dr.
Esnawan Antariksa, serta rekan-rekan seperjuangan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah.
Penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran karena penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB I
LAPORAN KASUS
TUMOR OTAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA
Nim : 112017160
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SM Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 64 tahun Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta No RM : 171014
B. SUBJEKTIF
ANAMNESIS
8
Dilakukan aloanamnesis dengan anak pasien pada tanggal 6 Maret 2019 di Rumah Sakit
RSAU dr. Esnawan Antariksa pukul 09.00 WIB
Keluhan Utama
Kejang
C. OBJEKTIF
1. Status Presens
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 63x / menit
Pernafasan : 22x / menit
Suhu : 36,2oC
Kepala : normosephali, simetris tidak tampak kelainan.
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Jantung : BJ I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
9
Perut : Bising usus (+), NTE (-), tidak teraba pembesaran
hepar dan lien
Alat kelamin : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, Edema (-/-)
2. Status psikikus
Cara berpikir : tidak dilakukan
Perasaan hati : tidak dilakukan
Tingkah laku : Pasien sadar
Ingatan : tidak dilakukan
Kecerdasan :-
3. Status Neurologikus
Kepala
1. Bentuk : Normocephali
2. Nyeri tekan : Tidak ada
3. Simetris : Kanan sama dengan kiri
4. Pergerakan : tidak dapat dilakukan
Leher
1. Sikap : Simetris
Saraf Kepala
Kanan Kiri
N I. (Olfaktorius)
N II. (Optikus)
10
Melihat warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N III. (Okulomotorius)
Strabismus - -
Nistagmus - -
Eksoftalmus - -
Pupil
Besar pupil 3 mm 3 mm
N IV. (Troklearis)
( kebawah-dalam )
N V. (Trigeminus)
11
Menggigit Normal Normal
N VI. (Abduscens)
N VII. (Fascialis)
NVIII. (Vestibulokoklear)
N IX. (Glossofaringeus)
N X. (Vagus)
12
Arcus pharynx Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N XI. (Asesorius)
N XII. (Hypoglossus)
c. Refleks
13
Refleks kulit perut atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Atrofi - -
b. Sensibilitas
Kanan Kiri
Taktil + +
c. Refleks
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
14
Ulna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pergerakan + +
Atrofi - -
b. Sensibilitas
Kanan Kiri
Taktil + +
c. Refleks
Kanan Kiri
Patella ++ ++
Achilles ++ ++
Babinski - -
Chaddock - -
Schaefer - -
Oppenheim - -
15
Gordon - -
V. Resume
Pasien datang ke Rumah Sakit dr. Esnawan Antariksa dengan keluhan kejang sebanyak tiga
kali dalam 1 hari, masing-masing kejang selama 1 menit, kejang seluruh tubuh dengan mata
membuka, keluhan ini sudah ada sejak usia 25 tahun pasca kecelakaan motor sehingga
kepalanya terbentur. Pada tanggal 31 Oktober 2018 OS pernah operasi tumor otak di RSAU.
Pusing ada, namun sudah minum obat saja, demam (-), mual (-) , muntah (-), dalam
ekstremitas tidak terdapat keluhan, BAK dan BAB normal tidak ada keluhan.
16
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg,
suhu 36,2°c, nadi 63 x/menit, nafas 22 x/menit.
VII. Tatalaksana
Operasi Craniotomi
VIII. Prognosis
- Ad vitam : malam
- Ad functionam : malam
- Ad sanationam : malam
IX.LAPORAN OPERASI (06 – 03 – 2019)
Diagnosis pre-operasi : Tumor Parietal Dextra
Diagnosis post-operasi : Tumor Parietal Dextra
Teknik operasi : Craniotomi
Follow UP
7/3/2019
S: (-)
0: E3M5Vtube, pupil isokor 3mm/3mm
A: Post craniotomi H+1 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: - RL 2000 CC/24jam
-ceftriaxon 2x2gr (iv)
-Ranitidin 2x50mg (iv)
-vit C 2x200mg (iv)
-vit K 3x10mg (iv)
-Asam tranexamat 3x500mg (iv)
- Fenitoin 3x100mg (iv)
-metilprednisolon 4x125mg (iv)
-anti nyeri sesuai anestesi
17
8/3/2019
S: (-)
0: E3M5Vtube, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +
A: Post craniotomi H+2 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: Transfusi PRC 1 kantong
9/3/2019
S: Sesak, demam
0: E3M4Vtube, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +, RR:42x/m, HR: 133x/m, SP02:
90%, T: 38°𝑐
A: Post craniotomi H+3 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: rontgen thorax, cek DPL, elektrolit, albumin, konsul anestesi mengenai mode ventilator
11/3/2019
S: demam, sesak
O: E4M4Vtube, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +, HR: 117X/m, RR: 43x/m, SP02:
93%, TD: 132/76mmhg, T: 37,9° 𝐶, rontgen thorax: kesan pneumonia, leukosit: 14.900,
Hb:8,7
A: Post craniotomi H+5 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: kultur sputum dan darah, transfusi PRC 250 cc, metal prednisolon 1x125mg
18
Tinjauan Pustaka
TUMOR OTAK
PENDAHULUAN
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,disamping
tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor ini dapat bersifat primer atau pun merupakan
metastase dari tumor pada organ lainnya. Tumor otak memberikan permasalahan klinis yang
berbeda dengan tumor lain karena efek yang ditimbulkannya dan keterbatasan terapi
yang dapat dilakukan. Tumor otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak secara
langsung akan menimbulkan gangguan fungsional dari sistem saraf pusat berupa gangguan
motorik, gangguan sensorik, panca indera, bahkan kemampuan kognitif. Selain itu, efek
massa yang ditimbulkan oleh tumor otak juga akan memberikan masalah serius mengingat
tumor berada dalam rongga tengkorak yang pada orang dewasa merupakan suatu ruang
tertutup dengan ukuran tetap. Tumor intrakranial atau tumor otak merupakan salah satu
penyakit yang paling ditakuti karena otak merupakan organ sentral yang sangat penting.
EPIDEMIOLOGI
Tumor otak primer hanya 2 – 3% dari seluruh jumlah kanker pada orang dewasa.
Kira-kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian 14.000. Pada anak -
anak tumor otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor.
Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari penelitian, tumor otak sering
terdapat pada anak-anak 3 – 12 tahun dan pada dewasa sekitar 40 – 70 tahun.
ANATOMI
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah organ
penting yang mengendalikan pikiran, memori, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, visi,
respirasi, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita.
19
Gambar 2. Anatomi Otak
Otak dapat dibagi ke dalam otak besar (cerebrum), batang otak (brainstem), dan otak
kecil (cerebellum):
1. Cerebrum
Merupakan bagian yang paling besar.
Terdiri atas bagian kiri dan kanan yang disebut hemispherium Cerebri.
Berfungsi untuk kontrol terhadap pembicaraan, emosi, inisiasi gerakan,
koordinasi gerakan, temperatur, sentuhan, penglihatan, pendengaran, penilaian,
penalaran, pemecahan masalah, emosi, dan pembelajaran.
2. Cerebellum
Terletak dibawah Cerebrum dan dibelakang otak.
Berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan otot sukarela dan untuk
mempertahankan postur tubuh, keseimbangan, dan equilibrium.
3. Batang otak
Batang otak (garis tengah atau bagian tengah otak) termasuk otak tengah, pons,
dan medulla.
Fungsi daerah ini meliputi: pergerakan mata dan mulut, penyampaian pesan
sensorik (panas, nyeri, keras, dll), rasa lapar, respirasi, kesadaran, fungsi jantung,
suhu tubuh, gerakan otot tak sadar, bersin, batuk, muntah, dan menelan tekanan
darah dan pernapasan.
20
Secara lebih spesifik, beberapa bagian lain dari otak adalah sebagai berikut:
Pons: sebuah bagian yang terletak sangat dalam di otak, terletak di brainstem, pons
berisi banyak daerah kontrol untuk gerakan mata dan wajah.
Medulla: Bagian terendah dari batang otak, medula adalah bagian yang paling
penting dari seluruh otak dan merupakan pusat control jantung dan paru-paru yang sangat
penting.
Saraf tulang belakang: merupakan sekumpulan besar serabut saraf yang terletak di
bagian belakang yang memanjang dari dasar otak ke punggung bawah, syaraf tulang
belakang ini membawa pesan ke dan dari otak dan seluruh tubuh.
Lobus frontal: bagian terbesar dari otak yang terletak di bagian depan kepala, lobus
frontal terlibat dalam karakteristik kepribadian dan gerakan.
Lobus parietal: bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang untuk
mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh seseorang
dibandingkan dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus parietalis juga terlibat
dalam interpretasi rasa sakit dan sentuhan pada tubuh.
Lobus oksipital: lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang terlibat dengan
penglihatan.
Lobus temporal: sisi otak, lobus temporal ini terlibat dalam memori, ucapan, dan
indra penciuman.
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang disebut
meningen. Otak juga dilindungi oleh cairan serebrospinal, yang diproduksi oleh pleksus
khoroideus, yang masuk ke dalam 4 ventrikel dan rongga antara meningen. Cairan
serebrospinal membawa nutrient dari darah ke otak dan membawa kembali zat-zat yang
tidak diperlukan lagi dari otak ke darah.
Otak terdiri dari beberapa tipe sel, setiap tipe mempunyai fungsinya masing-
masing. Ketika sel kehilangan kemampuan untuk mengontrol pertumbuhannya d an sel-
sel diluar suatu massa jaringan disebut Tumor.
21
ETIOLOGI
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah
banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-
jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya
faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah
diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-
urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
22
1. Tumor Jinak (Benigna)
Tidak terdapat sel kanker
Biasanya dapat diangkat dan tidak berulang
Batas tegas
Bersifat tidak menginvasi ke jaringan sekitar tapi dapat menekan daerah yang
sensitive dari otak dan mengakibatkan gejala
Bila terletak di daerah vital dari otak dan menganggu fungsi vital maka dapat
dipikirkan suatu mlaignasi
2. Tumor Ganas (Maligna)
Mengandung sel kanker
Menganggu fungsi vital dan mengancam nyawa
Tumbuh cepat dan menginvasi ke jaringan sekitar otak
Seperti tanaman, tumor maligna mempunyai akar yang tumbuh ke dalam
jaringan otak yang sehat
Tumor otak maligna bisa encapsulated
Klasifikasi tumor otak menurut WHO, dibagi menjadi 9 kategori tumor otak primer,
yaitu:
Oligodendroglioma Oligodendrosit
Ependimomaa Ependimosit
Meningioma Meningen
Other
23
Klasifikasi tumor otak menurut lokasi, yaitu :
Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi untuk orang dewasa, yaitu :
1. Tumor Glia
Astrosit tumor
Ependymal tumor
Anaplastik ependimoma
Ependimoblastoma
Oligodendroglial tumor
Anaplastik oligodendroglioma
Mixed tumor
Mixed astrositoma-ependimoma
Mixed astrositoma-oligodendroglioma
Mixed astrositoma-ependimoma-oligodendriglioma
Meduloblastoma
2. Non-glial tumor
Pineal parenkim tumor
Pineostioma
24
Pineoblastoma
Astrositoma
Germ tumor
Germinoma
Embrional karsinoma
Teratoma
Craniopharingioma
Meningioma
Meningioma
Maligna meningioma
25
Glioblastoma Multiforme, yaitu tumor otak yang tumbuh cepat, berasal
dari astrosit, astroblas, spongioblas. Banyak pada usia 45 – 55 tahun.
Prognosis buruk
Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding ventrikel,
dapat juga terjadi di Medulla spinalis. Bisa terdapat pada semua umur,
terutama pada anak-anak dan dewasa
Oligodendroglioma, berasal dari sel yang menghasilkan myelin untuk
melindungi saraf, yang bermula dari serebrum. Tumbuh lambat dan tidak
menyebar ke jaringan otak disekeliling. Sering terjadi pada usia
pertengahan pada dewasa tetapi bisa terdapat pada semua umur
2) Medulloblastoma, sebelumnya diduga berasal dari sel glia, tetapi pada
penelitian disimpulkan bahwa tumor ini berasal dari sel saraf yang primitif
yang secara normal tidak ada pada tubuh setelah lahir, kadang disebut
Primitif Neuro Ektoderma Tumor (PNET). Sering terdapat di Serebellum.
Sering terjadi pada anak-anak terutama anak laki-laki dan puncak berada
pada 3 – 5 tahun. Cenderung metastasis relatif tinggi
3) Meningioma, berasal dari Meningen, bersifat jinak karena tumbuhnya sangat
lambat dan otak mampu untuk menerima adanya meningioma, sering tumbuh
sampai cukup besar baru memberikan gejala. Banyak terdapat pada wanita
antara 30 – 50 tahun
4) Schwannoma, tumor jinak berasal dari sel Schwan, yang menghasilkan
myelin yang melindungi saraf akustikus untuk pendengaran. Banyak pada
orang dewasa, dan ternyata 2 kali lipat lebih banyak pada wanita daripada
laki-laki
5) Craniopharingioma, tumor berasal dari kelenjar pituitary dekat hipotalamus,
karena dapat menekan atau merusak hipotalamus dan dapat menyebabkan
gangguan fungsi vital dan banyak terdapat pada anak-anak dan dewasa.
6) Germ Cell Tumor, berasal dari sel primitif sel kelamin atau dari germ sel,
sering disebut Germinoma
7) Tumor Pineal, terjadi disekitar kelenjar pineal, yaitu suatu organ yang kecil
di dekat pusat otak. Tumbuh lambat (Pineositoma), dapat tumbuh cepat
(Pineoblastoma). Daerah pineal sulit dicapai dan sering tidak dapat diangkat
26
2. Tumor otak sekunder
- Tumor yang tumbuh ketika kanker menyebar dari tempat lain ke otak dan
menyebabkan tumor otak
- Tumor sekunder tidak sama dengan tumor otak primer, karena sel yang terdapat
pada tumor otak sekunder mirip dengan sel asal tumor metastasis tersebut yang
abnormal
- Terapi tergantung pada asal tumor dan perluasan penyebaran tumor, umur,
keadaan umum pasien, respon terhadap pengobatan sebelumnya
GEJALA
Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini dapat
menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang
menggangu bagian spesifik dari otak.
27
absorbsi dan menurunkan produksi ), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan
menurunkan masa jaringan otak intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua
gagal, maka pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK.
Gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kapala, muntah,
papiledema (“Choked disc” atau edema saraf optik), perubahan kepribadian dan adanya
variasi penurunan fokal motorik, sensori dan disfiungsi saraf kranial.
Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori, yaitu : Gejala klinik
umum, gejala klinik lokal, dan gejala lokal yang menyesatkan (False lokalizing features).
Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga
sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik.
Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral
pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada
fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
28
Seizure
Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang
perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor
tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan
malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan
adanya massa intrakranial.
Tumor Kortikal
Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis
pos-iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan
dengan kejang. Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral,
dan afasia jika hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan adanya
tumor bulbus olfaktorius.
29
gangguan sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor
lobus parietal. Adapun gejala yang lain diantaranya disfungsi traktus kortikospinal
kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple
motor atau kejang sensoris.
Tumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat ventrikel atau
aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahan posisi dapat meningkatkan
tekanan ventrikel sehingga terjadi sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks,
muntah dan kadang-kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan,
diabetes insipidus, amenorea, galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.
Tumor Serebellar
Muntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakan gejala yang sering
ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dan nistagmus mungkin menonjol.
30
DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak
yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti.
Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita
yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada
tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik
mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Foto tulang tengkorak, dapat memperlihatkan defisit kalsium yang ada dalam
beberapa tipe tumor. Dapat memperlihatkan perubahan dalam tulang yang
disebabkan oleh sel tumor
- Lumbal pungsi
- EEG
- Mielografi
- Angiografi atau arteriografi
- CT-Brain (Computerized Tomography Scanning Brain)
- MRI (Magnetic Resonance Imaging)
- PET (Position Emission Tomography)
DIAGNOSIS BANDING
Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial,
kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak
dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan
beberapa hal berikut :
- Abses intraserebral
- Epidural hematom
- Hipertensi intrakranial benigna
- Meningitis kronik
31
TERAPI
- Tergantung pada banyak faktor, diantaranya : tipe, lokasi, ukuran tumor, umur
pasien, keadaan umum pasien
- Metode terapi pada anak-anak berbeda dengan dewasa dan disesuaikan dengan
kebutuhan dari setiap pasien
- Metode-metode terapi yaitu :
Operasi – craniotomy
Radioterapi
Kemoterapi
- Sebelum diterapi diberikan terlebih dahulu :
Steroid untuk menghilangkan edema otak
Antikonvulsan, untuk mencegah atau mengontrol kejang
P-V shunt, untuk hydrocephalus
OPERASI
Radiosurgery stereotactic
Adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak tanpa
membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat dari
32
tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk
menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau
akselerator linier dengan foton, ataupun sinar proton.
RADIOTERAPI
Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar
diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke
seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.
33
Beberapa bentuk terapi radiasi:
Hyperfractionation: Pasien mendapat dosis kecil radiasi dua atau tiga kali sehari,
bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.
Efek samping dari radioterapi, dapat meliputi: perasaan lelah berkepanjangan, mual,
muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit (seperti terbakar) di lokasi radiasi, sakit
kepala dan kejang (gejala nekrosis radiasi).
KEMOTERAPI
Kemoterapi, yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh tubuh. Obat-
obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode
pemulihan.
Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya
melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer yang
mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut, melepaskan obat ke
otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.
34
BIOLOGICAL TERAPI
Merupakan cara baru untuk mengobati tumor otak dan masih dalam penelitian.
Cara ini menggunakan prinsip meningkatkan system imun tubuh untuk melawan
penyakit
REHABILITASI
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
1. Norman S. W, Christopher J.K.B, etc. Bailey & Love’s Short Practice of Surgery 25 th.
Edition Arnold 2008. Intracranial Tumours page 631-635.
2. Sylvia A Price dan Lorraine M Wilson, Buku Patofisiologi edisi ke IV,1995, EGC,
Jakarta.
3. Youmans,Neurological Surgery,edisi IV,1996, by sounders company
4. Raymond D Adamx and Mourice Victor. Allan H Rapper, Principle of
Neurologi,1997,by sounders company
5. Bailey and love’s, Short Practice of Surgery 21 st edition,1992, Chapman and Hall
Medical
35