Anda di halaman 1dari 35

Nilai :

Tanda Tangan :

Laporan Kasus
Tumor Otak

Pembimbing:

dr. Yudi Yuwono Wiwoho Sp.BS

Disusun oleh:

Puteri Nabella

112017160

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA

PERIODE : 18 Februari 2019 – 27 April 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul:

“ Tumor Otak ”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan kepanitraan klinik


Ilmu Bedah RSAU Dr.Esnawan Antariksa periode 18 Februari 2019 – 27 April 2019

Disusun Oleh:
Puteri Nabella
112017160

Telah diterima dan disetujui oleh dr. Yudi Yuwono Wiwoho Sp.BS

selaku dokter pembimbing Departement Bedah Umum RSAU Dr.Esnawan Antariksa

Jakarta, 11 April 2019


Pembimbing

dr. Yudi Yuwono Wiwoho Sp.BS

2
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

LEMBAR PENILAIAN

Nama Puteri Nabella

NIM 112017160

Tanggal 11 April 2019

Judul Tumor Otak

Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

Pengumpulan data

Analisa masalah

Penguasaan teori

Referensi

Pengambilan keputusan klinis

Cara penyajian

Bentuk laporan

Total

Nilai %= (Total/35)x100%

Keterangan : 1 = sangat kurang (20%), 2 = kurang (40%), 3 = sedang (60%), 4 = baik (80%),
dan 5 =sangat baik (100%)

Komentar penilai

Nama Penilai : dr. Yudi Yuwono Wiwoho, SpBS Paraf/Stempel

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Laporan Kasus dengan judul “TUMOR OTAK”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik di Stase Ilmu Bedah.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada dr. Yudi
Yuwono Wiwoho, SpBS selaku pembimbing atas pengarahannya selama penulis belajar
dalam Kepaniteraan Klinik. Dan kepada para dokter dan staff Ilmu Bedah RSAU Dr.
Esnawan Antariksa, serta rekan-rekan seperjuangan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah.
Penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran karena penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya.

Jakarta, 11 April 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 2


LEMBAR PENILAIAN.................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 4
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. 6
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... 7
BAB I LAPORAN KASUS TUMOR OTAK .......................................................... 8
I. IDENTITAS.................................................................................................... 8
II. ANAMNESIS .................................................................................................. 8
III. STATUS OBJEKTIF ..................................................................................... 9
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG .................................................................. 16
V. RINGKASAN (RESUME) ............................................................................ 16
VI. DIAGNOSA KERJA...................................................................................... 17
VII. PENATALAKSANAAN ................................................................................ 17
VIII. PROGNOSIS .................................................................................................. 17
IX. LAPORAN OPERASI ................................................................................... 17
X. FOLLOW UP .................................................................................................. 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 19
PENDAHULUAN .................................................................................................... 19
DEFINISI ................................................................................................................. 19
EPIDEMIOLOGI…………………………………………………………………. 19
ANATOMI ............................................................................................................... 19
ETIOOGI ................................................................................................................. 22
MANIFESTASI KLINIS ........................................................................................ 27
PEMERIKSAAN PENUNJANG ........................................................................... 31
DIAGNOSA……………………………………………………………………….. 31
DIAGNOSA BANDING…………………………………………………………. 31
PENATALAKSANAAN ......................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 35

5
DAFTAR TABEL

TABEL 1 Pemeriksaan Fisik Saraf Kranial………………………………………... 10


TABEL 2 Kategori Tumor Otak Primer ................................................................. 23

6
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Gambaran Ct-Scan Tumor Otak ...................................................... 16


GAMBAR 2. Anatomi Otak ...................................................................................... 20
GAMBAR 3. Pemeriksaan MRI ............................................................................... 33

7
BAB I
LAPORAN KASUS
TUMOR OTAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA

Hari/tanggal Presentasi Kasus : 11 April 2019

Nama : Puteri Nabella

Nim : 112017160

Dr. Pembimbing : dr. Yudi Yuwono Wiwoho, Sp.BS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SM Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 64 tahun Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta No RM : 171014

B. SUBJEKTIF

ANAMNESIS

8
Dilakukan aloanamnesis dengan anak pasien pada tanggal 6 Maret 2019 di Rumah Sakit
RSAU dr. Esnawan Antariksa pukul 09.00 WIB

Keluhan Utama
Kejang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Rumah Sakit dr. Esnawan Antariksa dengan keluhan kejang sebanyak tiga
kali dalam 1 hari, masing-masing kejang selama 1 menit, kejang seluruh tubuh dengan mata
membuka, keluhan ini sudah ada sejak usia 25 tahun pasca kecelakaan motor sehingga
kepalanya terbentur. Pada tanggal 31 Oktober 2018 OS pernah operasi tumor otak di RSAU.
Pusing ada, namun sudah minum obat saja, demam (-), mual (-) , muntah (-), dalam
ekstremitas tidak terdapat keluhan, BAK dan BAB normal tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), stroke (-), asma (-),
alergi (-), TB paru(+)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), stroke (-),

C. OBJEKTIF
1. Status Presens
 Keadaan Umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 63x / menit
 Pernafasan : 22x / menit
 Suhu : 36,2oC
 Kepala : normosephali, simetris tidak tampak kelainan.
 Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Jantung : BJ I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
 Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

9
 Perut : Bising usus (+), NTE (-), tidak teraba pembesaran
hepar dan lien
 Alat kelamin : Tidak diperiksa
 Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, Edema (-/-)
2. Status psikikus
 Cara berpikir : tidak dilakukan
 Perasaan hati : tidak dilakukan
 Tingkah laku : Pasien sadar
 Ingatan : tidak dilakukan
 Kecerdasan :-
3. Status Neurologikus
 Kepala
1. Bentuk : Normocephali
2. Nyeri tekan : Tidak ada
3. Simetris : Kanan sama dengan kiri
4. Pergerakan : tidak dapat dilakukan
 Leher
1. Sikap : Simetris

2. Pergerakan : tidak dapat dilakukan

3. Kaku kuduk : Negatif (-)

 Saraf Kepala
Kanan Kiri

N I. (Olfaktorius)

Subjektif Normosmia Normosmia

Dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N II. (Optikus)

Tajam pengelihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapangan penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

10
Melihat warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N III. (Okulomotorius)

Celah mata Ptosis (-) Ptosis (-)

Pergerakan bola mata Baik Baik

Strabismus - -

Nistagmus - -

Eksoftalmus - -

Pupil

Besar pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Isokor Isokor

Reflex terhadap sinar (+) (+)

Reflex konversi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Reflex konsensual Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diplopia (-) (-)

N IV. (Troklearis)

Pergerakan mata (+) (+)

( kebawah-dalam )

Sikap bulbus Normal Normal

Diplopia (-) (-)

N V. (Trigeminus)

Membuka mulut Normal Normal

Mengunyah Normal Normal

11
Menggigit Normal Normal

Reflex kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sensibilitas Normal Normal

N VI. (Abduscens)

Pergerakan mata ke lateral Baik Baik

Sikap bulbus Ditengah Ditengah

Diplopia (-) (-)

N VII. (Fascialis)

Mengerutkan dahi (+) (+)

Menutup mata (+) (+)

Memperlihatkan gigi Simetris Simetris

Menggembungkan pipi Simetris Simetris

Perasaan lidah bagian 2/3 Tidak dilakukan Tidak dilakukan


depan

NVIII. (Vestibulokoklear)

Suara berisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N IX. (Glossofaringeus)

Perasaan bagian lidah Tidak dilakukan Tidak dilakukan


belakang

Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pharynx Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N X. (Vagus)

12
Arcus pharynx Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Bicara Normal Normal

Menelan Normal Normal

Nadi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N XI. (Asesorius)

Mengangkat bahu Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Memalingkan kepala Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N XII. (Hypoglossus)

Pergerakan lidah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tremor lidah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Artikulasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

 Badan dan Anggota Gerak


1. Badan
a. Motorik
- Respirasi : Abdominaltorakal, Spontan, simetris dlm keadaan statis dan
dinamis
- Duduk : Pada saat diperiksa pasien dalam posisi tidur
- Bentuk Kolumna Vertebralis : tidak dilakukan
- Pergerakan Kolumna Vertebralis : Tidak dilakukan
b. Sensibilitas
Kanan Kiri

Taktil Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nyeri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Termi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lokalisasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

c. Refleks
13
Refleks kulit perut atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks kulit perut bawah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks kulit perut tengah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks kremaster Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. Anggota Gerak atas


a. Motorik
Kanan Kiri

Pergerakan Baik Baik

Kekuatan 5555 5555

Tonus Normotonus Normotonus

Atrofi - -

b. Sensibilitas
Kanan Kiri

Taktil + +

Nyeri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Termi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lokalisasi Tidak dilakukan Tiak dilakukan

c. Refleks
Kanan Kiri

Biceps + +

Triceps + +

Radius Tidak dilakukan Tidak dilakukan

14
Ulna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

3. Anggota Gerak bawah


a. Motorik
Kanan Kiri

Pergerakan + +

Kekuatan 5555 5555

Tonus Normotonus Normotonus

Atrofi - -

b. Sensibilitas
Kanan Kiri

Taktil + +

Nyeri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Termi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lokalisasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

c. Refleks
Kanan Kiri

Patella ++ ++

Achilles ++ ++

Babinski - -

Chaddock - -

Schaefer - -

Oppenheim - -

15
Gordon - -

IV. Pemeriksaan Penunjang


CT-Scan kepala

V. Resume
Pasien datang ke Rumah Sakit dr. Esnawan Antariksa dengan keluhan kejang sebanyak tiga
kali dalam 1 hari, masing-masing kejang selama 1 menit, kejang seluruh tubuh dengan mata
membuka, keluhan ini sudah ada sejak usia 25 tahun pasca kecelakaan motor sehingga
kepalanya terbentur. Pada tanggal 31 Oktober 2018 OS pernah operasi tumor otak di RSAU.
Pusing ada, namun sudah minum obat saja, demam (-), mual (-) , muntah (-), dalam
ekstremitas tidak terdapat keluhan, BAK dan BAB normal tidak ada keluhan.

16
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg,
suhu 36,2°c, nadi 63 x/menit, nafas 22 x/menit.

VI. Diagnosis Kerja


Tumor otak parietal dextra

VII. Tatalaksana
Operasi Craniotomi

VIII. Prognosis
- Ad vitam : malam
- Ad functionam : malam
- Ad sanationam : malam
IX.LAPORAN OPERASI (06 – 03 – 2019)
Diagnosis pre-operasi : Tumor Parietal Dextra
Diagnosis post-operasi : Tumor Parietal Dextra
Teknik operasi : Craniotomi

Follow UP
7/3/2019
S: (-)
0: E3M5Vtube, pupil isokor 3mm/3mm
A: Post craniotomi H+1 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: - RL 2000 CC/24jam
-ceftriaxon 2x2gr (iv)
-Ranitidin 2x50mg (iv)
-vit C 2x200mg (iv)
-vit K 3x10mg (iv)
-Asam tranexamat 3x500mg (iv)
- Fenitoin 3x100mg (iv)
-metilprednisolon 4x125mg (iv)
-anti nyeri sesuai anestesi

17
8/3/2019
S: (-)
0: E3M5Vtube, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +
A: Post craniotomi H+2 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: Transfusi PRC 1 kantong
9/3/2019
S: Sesak, demam
0: E3M4Vtube, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +, RR:42x/m, HR: 133x/m, SP02:
90%, T: 38°𝑐
A: Post craniotomi H+3 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: rontgen thorax, cek DPL, elektrolit, albumin, konsul anestesi mengenai mode ventilator
11/3/2019
S: demam, sesak
O: E4M4Vtube, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +, HR: 117X/m, RR: 43x/m, SP02:
93%, TD: 132/76mmhg, T: 37,9° 𝐶, rontgen thorax: kesan pneumonia, leukosit: 14.900,
Hb:8,7
A: Post craniotomi H+5 Removal Tumor atas indikasi Tumor parietal dextra
P: kultur sputum dan darah, transfusi PRC 250 cc, metal prednisolon 1x125mg

18
Tinjauan Pustaka
TUMOR OTAK

PENDAHULUAN

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,disamping
tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor ini dapat bersifat primer atau pun merupakan
metastase dari tumor pada organ lainnya. Tumor otak memberikan permasalahan klinis yang
berbeda dengan tumor lain karena efek yang ditimbulkannya dan keterbatasan terapi
yang dapat dilakukan. Tumor otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak secara
langsung akan menimbulkan gangguan fungsional dari sistem saraf pusat berupa gangguan
motorik, gangguan sensorik, panca indera, bahkan kemampuan kognitif. Selain itu, efek
massa yang ditimbulkan oleh tumor otak juga akan memberikan masalah serius mengingat
tumor berada dalam rongga tengkorak yang pada orang dewasa merupakan suatu ruang
tertutup dengan ukuran tetap. Tumor intrakranial atau tumor otak merupakan salah satu
penyakit yang paling ditakuti karena otak merupakan organ sentral yang sangat penting.

EPIDEMIOLOGI
Tumor otak primer hanya 2 – 3% dari seluruh jumlah kanker pada orang dewasa.
Kira-kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian 14.000. Pada anak -
anak tumor otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor.

Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari penelitian, tumor otak sering
terdapat pada anak-anak 3 – 12 tahun dan pada dewasa sekitar 40 – 70 tahun.

ANATOMI

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah organ
penting yang mengendalikan pikiran, memori, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, visi,
respirasi, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita.

19
Gambar 2. Anatomi Otak

Otak dapat dibagi ke dalam otak besar (cerebrum), batang otak (brainstem), dan otak
kecil (cerebellum):

1. Cerebrum
 Merupakan bagian yang paling besar.
 Terdiri atas bagian kiri dan kanan yang disebut hemispherium Cerebri.
 Berfungsi untuk kontrol terhadap pembicaraan, emosi, inisiasi gerakan,
koordinasi gerakan, temperatur, sentuhan, penglihatan, pendengaran, penilaian,
penalaran, pemecahan masalah, emosi, dan pembelajaran.
2. Cerebellum
 Terletak dibawah Cerebrum dan dibelakang otak.
 Berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan otot sukarela dan untuk
mempertahankan postur tubuh, keseimbangan, dan equilibrium.
3. Batang otak
 Batang otak (garis tengah atau bagian tengah otak) termasuk otak tengah, pons,
dan medulla.
 Fungsi daerah ini meliputi: pergerakan mata dan mulut, penyampaian pesan
sensorik (panas, nyeri, keras, dll), rasa lapar, respirasi, kesadaran, fungsi jantung,
suhu tubuh, gerakan otot tak sadar, bersin, batuk, muntah, dan menelan tekanan
darah dan pernapasan.

20
Secara lebih spesifik, beberapa bagian lain dari otak adalah sebagai berikut:

Pons: sebuah bagian yang terletak sangat dalam di otak, terletak di brainstem, pons
berisi banyak daerah kontrol untuk gerakan mata dan wajah.

Medulla: Bagian terendah dari batang otak, medula adalah bagian yang paling
penting dari seluruh otak dan merupakan pusat control jantung dan paru-paru yang sangat
penting.

Saraf tulang belakang: merupakan sekumpulan besar serabut saraf yang terletak di
bagian belakang yang memanjang dari dasar otak ke punggung bawah, syaraf tulang
belakang ini membawa pesan ke dan dari otak dan seluruh tubuh.

Lobus frontal: bagian terbesar dari otak yang terletak di bagian depan kepala, lobus
frontal terlibat dalam karakteristik kepribadian dan gerakan.

Lobus parietal: bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang untuk
mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh seseorang
dibandingkan dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus parietalis juga terlibat
dalam interpretasi rasa sakit dan sentuhan pada tubuh.

Lobus oksipital: lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang terlibat dengan
penglihatan.

Lobus temporal: sisi otak, lobus temporal ini terlibat dalam memori, ucapan, dan
indra penciuman.

Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang disebut
meningen. Otak juga dilindungi oleh cairan serebrospinal, yang diproduksi oleh pleksus
khoroideus, yang masuk ke dalam 4 ventrikel dan rongga antara meningen. Cairan
serebrospinal membawa nutrient dari darah ke otak dan membawa kembali zat-zat yang
tidak diperlukan lagi dari otak ke darah.

Otak terdiri dari beberapa tipe sel, setiap tipe mempunyai fungsinya masing-
masing. Ketika sel kehilangan kemampuan untuk mengontrol pertumbuhannya d an sel-
sel diluar suatu massa jaringan disebut Tumor.

21
ETIOLOGI

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah
banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :

1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-
jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya
faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)


Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma,
teratoma intrakranial dan kordoma.

3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.

4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah
diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-
urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.

Klasifikasi tumor, terbagi dua yaitu :

22
1. Tumor Jinak (Benigna)
 Tidak terdapat sel kanker
 Biasanya dapat diangkat dan tidak berulang
 Batas tegas
 Bersifat tidak menginvasi ke jaringan sekitar tapi dapat menekan daerah yang
sensitive dari otak dan mengakibatkan gejala
 Bila terletak di daerah vital dari otak dan menganggu fungsi vital maka dapat
dipikirkan suatu mlaignasi
2. Tumor Ganas (Maligna)
 Mengandung sel kanker
 Menganggu fungsi vital dan mengancam nyawa
 Tumbuh cepat dan menginvasi ke jaringan sekitar otak
 Seperti tanaman, tumor maligna mempunyai akar yang tumbuh ke dalam
jaringan otak yang sehat
 Tumor otak maligna bisa encapsulated
Klasifikasi tumor otak menurut WHO, dibagi menjadi 9 kategori tumor otak primer,
yaitu:

Tipe Sel Asal

Infiltratif astrositoma Astrosit

Pilositik Astrositoma Astrosit

Oligodendroglioma Oligodendrosit

Mixed Oligodenodroglioma Oligidendrosit, astrosit

Glioblastoma Multiforme Astrosit, Astroblas, Spongioblas

Ependimomaa Ependimosit

Meduloblastoma Sel Primitif neural

Meningioma Meningen

Other

23
Klasifikasi tumor otak menurut lokasi, yaitu :

1. Supratentorial, yaitu Tumor yang terletak di atas tentorium serebelli


2. Infratentorial atau subtentorial, yaitu : Tumor yang terletak di bawah tentorium
serebelli dalam fossa Kranni Posterior

Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi untuk orang dewasa, yaitu :

1. Tumor Glia
Astrosit tumor

Non-infiltrat (Juvenile Pilositik, Subependimal)

Infiltratif (Well differentiated midly and moderately anaplastic


astrositoma, glioblastoma, multiforme)

Ependymal tumor

Myxopapillary and well differentiated ependimoma

Anaplastik ependimoma

Ependimoblastoma

Oligodendroglial tumor

Well differentiated oligodendroglioma

Anaplastik oligodendroglioma

Mixed tumor

Mixed astrositoma-ependimoma

Mixed astrositoma-oligodendroglioma

Mixed astrositoma-ependimoma-oligodendriglioma

Meduloblastoma

2. Non-glial tumor
Pineal parenkim tumor

Pineostioma

24
Pineoblastoma

Astrositoma

Germ tumor

Germinoma

Embrional karsinoma

Teratoma

Craniopharingioma

Meningioma

Meningioma

Maligna meningioma

Choroid plexus tumor

Choroid plexus papiloma

Anaplastik choroids plexus papilloma

Pembagian tumor menurut asal sel, yaitu

1. Tumor otak primer


- Tumor yang berasal dari jaringan otak
- Diklasifikasikan berdasarkan tipe jaringan asal, yaitu :
1) Glioma
 Astrositoma, yaitu : Tumor otak yang berasal dari astrosit, yaitu sel kecil
seperti bintang, pada orang dewasa terdapat pada secebrum dan pada
anak-anak dapat terjadi di batang otak, serebrum dan serebellum.
Merupakan 25% dari seluruh tumor otak
 Pilositik astrositoma, yaitu non-infiltrating astrositoma, berdiferensiasi,
baik, jarang berubah, mampu diangkat semua dengan operasi. Pada anak
banyak pada Cerebellum, dan pada orang dewasa banyak terdapat pada
Korteks serebri.

25
 Glioblastoma Multiforme, yaitu tumor otak yang tumbuh cepat, berasal
dari astrosit, astroblas, spongioblas. Banyak pada usia 45 – 55 tahun.
Prognosis buruk
 Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding ventrikel,
dapat juga terjadi di Medulla spinalis. Bisa terdapat pada semua umur,
terutama pada anak-anak dan dewasa
 Oligodendroglioma, berasal dari sel yang menghasilkan myelin untuk
melindungi saraf, yang bermula dari serebrum. Tumbuh lambat dan tidak
menyebar ke jaringan otak disekeliling. Sering terjadi pada usia
pertengahan pada dewasa tetapi bisa terdapat pada semua umur
2) Medulloblastoma, sebelumnya diduga berasal dari sel glia, tetapi pada
penelitian disimpulkan bahwa tumor ini berasal dari sel saraf yang primitif
yang secara normal tidak ada pada tubuh setelah lahir, kadang disebut
Primitif Neuro Ektoderma Tumor (PNET). Sering terdapat di Serebellum.
Sering terjadi pada anak-anak terutama anak laki-laki dan puncak berada
pada 3 – 5 tahun. Cenderung metastasis relatif tinggi
3) Meningioma, berasal dari Meningen, bersifat jinak karena tumbuhnya sangat
lambat dan otak mampu untuk menerima adanya meningioma, sering tumbuh
sampai cukup besar baru memberikan gejala. Banyak terdapat pada wanita
antara 30 – 50 tahun
4) Schwannoma, tumor jinak berasal dari sel Schwan, yang menghasilkan
myelin yang melindungi saraf akustikus untuk pendengaran. Banyak pada
orang dewasa, dan ternyata 2 kali lipat lebih banyak pada wanita daripada
laki-laki
5) Craniopharingioma, tumor berasal dari kelenjar pituitary dekat hipotalamus,
karena dapat menekan atau merusak hipotalamus dan dapat menyebabkan
gangguan fungsi vital dan banyak terdapat pada anak-anak dan dewasa.
6) Germ Cell Tumor, berasal dari sel primitif sel kelamin atau dari germ sel,
sering disebut Germinoma
7) Tumor Pineal, terjadi disekitar kelenjar pineal, yaitu suatu organ yang kecil
di dekat pusat otak. Tumbuh lambat (Pineositoma), dapat tumbuh cepat
(Pineoblastoma). Daerah pineal sulit dicapai dan sering tidak dapat diangkat

26
2. Tumor otak sekunder
- Tumor yang tumbuh ketika kanker menyebar dari tempat lain ke otak dan
menyebabkan tumor otak
- Tumor sekunder tidak sama dengan tumor otak primer, karena sel yang terdapat
pada tumor otak sekunder mirip dengan sel asal tumor metastasis tersebut yang
abnormal
- Terapi tergantung pada asal tumor dan perluasan penyebaran tumor, umur,
keadaan umum pasien, respon terhadap pengobatan sebelumnya

PEMBAGIAN STADIUM TUMOR, MENURUT DIFERENSIASI TUMOR YANG


TAMPAK SECARA MIKROSKOPIK

 Derajat I : Sifat kurang agresif, tumbuh lambat, gambar sel hampir


normal, bila dilakukan operasi maka merupakan terapi yang
efektif
 Derajat II : Relatif tumbuh lambat, ada sel yang abnormal di bawah
mikroskop, menginvasi jaringan normal, dapat timbul kembali
bila diangkat
 Derajat III: Cenderung tumbuh lebih cepat, menginfiltrasi dan dapat
timbul kembali bila diangkat
 Derajat IV: Tumbuh sangat cepat, bersifat agresif, gambaran bizarre pada
mikroskop

GEJALA

Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini dapat
menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang
menggangu bagian spesifik dari otak.

Gejala-gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur


terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah ganguan keseimbangan yang
nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral. Sebagai akibat pertumbuhan
tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena-
vena intrakranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal ( Dengan meningkatkan

27
absorbsi dan menurunkan produksi ), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan
menurunkan masa jaringan otak intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua
gagal, maka pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK.

Gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kapala, muntah,
papiledema (“Choked disc” atau edema saraf optik), perubahan kepribadian dan adanya
variasi penurunan fokal motorik, sensori dan disfiungsi saraf kranial.

Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori, yaitu : Gejala klinik
umum, gejala klinik lokal, dan gejala lokal yang menyesatkan (False lokalizing features).

1. Gejala Klinik Umum


Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat infiltrasi
difus dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala, perubahan status mental,
kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan muntah. Tumor maligna (ganas)
menyebabkan gejala yang lebih progresif daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada
lobus temporal depan dan frontal dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang
sangat besar tanpa menyebabkan defisit neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan
gejala-gejala yang umum. Tumor pada fossa posterior atau pada lobus parietal dan
oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru kemudian memberikan gejala
umum.

Nyeri Kepala

Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga
sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik.
Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral
pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada
fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

Perubahan Status Mental

Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan


berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus
frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat
menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

28
Seizure

Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti


astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di
lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.

Edema Papil

Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang
perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.

Muntah

Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor
tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan
malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan
adanya massa intrakranial.

2. Gejala Klinik Lokal


Manifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim, infark
atau edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor (contohnya :
peroksidase, ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan
disfungsi fokal yang reversibel.

Tumor Kortikal

Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis
pos-iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan
dengan kejang. Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral,
dan afasia jika hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan adanya
tumor bulbus olfaktorius.

Tumor Lobus Temporalis

Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal


kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan kepribadian, disfungsi
memori dan kejang parsial kompleks. Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia,

29
gangguan sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor
lobus parietal. Adapun gejala yang lain diantaranya disfungsi traktus kortikospinal
kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple
motor atau kejang sensoris.

Tumor Lobus Oksipital

Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang


kongruen. Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai dengan persepsi kontralateral
episodic terhadap cahaya senter, warna atau pada bentuk geometri.

Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal

Tumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat ventrikel atau
aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahan posisi dapat meningkatkan
tekanan ventrikel sehingga terjadi sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks,
muntah dan kadang-kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan,
diabetes insipidus, amenorea, galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.

Tumor Batang Otak

Terutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan pandang,


nistagmus, ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi pada ventrikel empat
menyebabkan hidrosepalus obstruktif dan menimbulkan gejala-gejala umum.

Tumor Serebellar

Muntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakan gejala yang sering
ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dan nistagmus mungkin menonjol.

3. Gejala Lokal yang Menyesatkan (False Localizing Features)


Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor
yang sebenarnya. Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran
dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Kelumpuhan nervus VI berkembang ketika
terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan kompresi saraf. Tumor lobus
frontal yang difus atau tumor pada korpus kallosum menyebabkan ataksia (frontal
ataksia).

30
DIAGNOSA

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak
yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti.

Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita
yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada
tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik
mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Foto tulang tengkorak, dapat memperlihatkan defisit kalsium yang ada dalam
beberapa tipe tumor. Dapat memperlihatkan perubahan dalam tulang yang
disebabkan oleh sel tumor
- Lumbal pungsi
- EEG
- Mielografi
- Angiografi atau arteriografi
- CT-Brain (Computerized Tomography Scanning Brain)
- MRI (Magnetic Resonance Imaging)
- PET (Position Emission Tomography)

DIAGNOSIS BANDING

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial,
kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak
dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan
beberapa hal berikut :

- Abses intraserebral
- Epidural hematom
- Hipertensi intrakranial benigna
- Meningitis kronik

31
TERAPI

- Tergantung pada banyak faktor, diantaranya : tipe, lokasi, ukuran tumor, umur
pasien, keadaan umum pasien
- Metode terapi pada anak-anak berbeda dengan dewasa dan disesuaikan dengan
kebutuhan dari setiap pasien
- Metode-metode terapi yaitu :
 Operasi – craniotomy
 Radioterapi
 Kemoterapi
- Sebelum diterapi diberikan terlebih dahulu :
 Steroid untuk menghilangkan edema otak
 Antikonvulsan, untuk mencegah atau mengontrol kejang
 P-V shunt, untuk hydrocephalus

OPERASI

- Merupakan terapi yang paling sering dilakukan pada tumor otak


- Untuk mengambil tumor otak, operasi ini disebut kraniotomi
- Jika mungkin tumor diambil semua, tetapi bila tumor tidak dapat diangkat semua
tanpa merusak jaringan otak vital, maka akan diangkat tumor sebanyak -banyaknya.
Pengambilan sebagian tumor dapat menghilangkan gejala dengan mengurangi
tekanan pada otak dan mengurangi ukuran tumor dan terapi dapat dilanjutkan
dengan radioterapi atau kemoterapi
- Pada tumor yang tidak dapat diangkat sama sekali, akan dilakukan biopsy untuk
mengetahui tipe sel sehingga dapat membantu untuk memutuskan terapi yang akan
dilakukan, biasanya dilakukan Needle biopsy dengan bantuan CT-Scan atau MRI
untuk mengarahkan ke lokasi yang tepat. Operator membuat lubang kecil di tulang
tengkorak dan menuntun jarum ke tumor, teknik ini disebut stereotaksis

Radiosurgery stereotactic

Adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak tanpa
membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat dari

32
tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk
menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau
akselerator linier dengan foton, ataupun sinar proton.

Gambar 3. Pemeriksaan MRI

Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi


pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak adanya
sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta pembengkakan
otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.

Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak


(brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat mengangkat
tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat menerima radioterapi
atau perawatan lainnya.

RADIOTERAPI

Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar
diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke
seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.

Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor


(sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat dilakukan
sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis dan ukuran tumor
serta usia pasien. Setiap\\\\\\\\\\\\

33
Beberapa bentuk terapi radiasi:

Fraksinasi: Radioterapi biasanya diberikan lima hari seminggu selama beberapa


minggu. Memberikan dosis total radiasi secara periodik membantu melindungi jaringan sehat
di daerah tumor.

Hyperfractionation: Pasien mendapat dosis kecil radiasi dua atau tiga kali sehari,
bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.

Efek samping dari radioterapi, dapat meliputi: perasaan lelah berkepanjangan, mual,
muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit (seperti terbakar) di lokasi radiasi, sakit
kepala dan kejang (gejala nekrosis radiasi).

KEMOTERAPI

Kemoterapi, yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh tubuh. Obat-
obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode
pemulihan.

Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab


(Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan glioma ganas. Mereka
lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan dengan obat-obatan
kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain , yaitu bisa secara oral.

Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya
melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer yang
mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut, melepaskan obat ke
otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.

34
BIOLOGICAL TERAPI

Merupakan cara baru untuk mengobati tumor otak dan masih dalam penelitian.
Cara ini menggunakan prinsip meningkatkan system imun tubuh untuk melawan
penyakit

REHABILITASI

- Merupakan bagian yang sangat penting pada bagian terapi


- Tergantung pada kebutuhan pasien dan bagaimana tumor mempengaruhi
aktivitas kerja
- Occupational terapi, untuk mengatasi kesulitan dalam aktivitas untuk kehidupan
sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian dan pergi ke toilet
- Physical terapi terutama pada lengan yang lemah atau paralyse dan pada
gangguan keseimbangan
- Speech terapi terutama pada pasien dengan gangguan bicara.

PROGNOSIS

Prognosis sering ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan diagnosa. Juga


tergantung pada diagnosa, tipe, derajat tumor, lokasi tumor, metastasis atau tidak, umur
pasien, keadaan umum pasien, seberapa banyak tumor mempengaruhi aktivitas pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Norman S. W, Christopher J.K.B, etc. Bailey & Love’s Short Practice of Surgery 25 th.
Edition Arnold 2008. Intracranial Tumours page 631-635.
2. Sylvia A Price dan Lorraine M Wilson, Buku Patofisiologi edisi ke IV,1995, EGC,
Jakarta.
3. Youmans,Neurological Surgery,edisi IV,1996, by sounders company
4. Raymond D Adamx and Mourice Victor. Allan H Rapper, Principle of
Neurologi,1997,by sounders company
5. Bailey and love’s, Short Practice of Surgery 21 st edition,1992, Chapman and Hall
Medical

35

Anda mungkin juga menyukai