Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

TUMOR SAKRUM

Disusun oleh :

AFIFAH DAMAYANTI (14.401.19.003)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
yang berjudul “Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pasie dengan tumor
sakrum”. Laporan pendahuluan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
keperawatan medikal bedah.

Selama proses penyusunan laporan ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak yang berupa bimbingan, saran dan petunjuk baik berupa moril, spiritual maupun
materi yang berharga dalam mengatasi hambatan yang ditemukan. Oleh karena itu,
sebagai rasa syukur dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada dosen pembimbing yang sudah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
penyusunan selanjutnya.

Jember, 22 Januari 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... iii

BAB II.............................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................... 3

2.1 KONSEP PENYAKIT................................................................................................................ 3

A. ANATOMI FISIOLOGIS.................................................................................................... 3

B. PENGERTIAN.......................................................................................................................... 3

C. ETIOLOGI....................................................................................................................... 4

D. PATOFISIOLOGI............................................................................................................ 4

E. TANDA DAN GEJALA............................................................................................................. 6

F. KOMPLIKASI........................................................................................................................... 6

G. PENATALAKSANAAN............................................................................................................ 6

H. Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................................... 7

1. Pengkajian (Assesment).......................................................................................................... 7

iii
2. Diagnosa keperawatan............................................................................................................ 9

3. Intervensi................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 14

iv
BAB I

RUMUSAN MASALAH

1.1 Latar Belakang

Tumor Sakrum adalah tumor yang muncul di tulang belakang atau


jaringan sekitarnya, misalnya saraf tulang belakang. Tumor ini biasanya tampak
seperti benjolan dan dapat menimbulkan berbagai gejala. Penanganan yang tepat
perlu dilakukan sejak dini guna mencegah tumor berkembang menjadi ganas.

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh


sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses
pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru
dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik


berulang, hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat
bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas).

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat
sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang
memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka
pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi Tumor Sakrum atau Tulang Belakang ?

1
2. Bagaimana gejala dan penyebab Tumor Sakrum ?

3. Bagaimana Penatalksanaan medis Penyakit Tumor Sakrum ?

4. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang menderita Tumor Sakrum ?

1.3 Tujuan Umum

Mempelajari laporan pendahuluan Tumor Sakrum diharapkan


mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dengan masalah Spinal Cord
Injury di ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember.

1.4 Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi Tumor Sakrum

2. Mengetahui gejala dan penyebab Tumor Sakrum

3. Mengetahui Penatalksanaan medis Penyakit Tumor Sakrum

4. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien yang menderita Tumor Sakrum


di ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP PENYAKIT

A. ANATOMI FISIOLOGIS

Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang

3
1. Anatomi Vertebra Tulang Belakang secara medis dikenal sebagai columna
vertebralis (Malcolm, 2012). Rangkaian tulang belakang adalah sebuah
struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra
atau ruas tulang belakang. Diantara setiap dua ruas tulang belakang
terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada
orang dewasa mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33
ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya
dikemudian hari menyatu menjadi sakrum 5 buah dan koksigius 4 buah
(Pearce, 2016). Tulang vertebra merupakan struktur komplek yang secara
garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus
vertebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh
ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian
posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus
tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan
pelindung kolumna vertebrae. Bagian posterior vertebra antara satu dan
lain dihubungkan dengan sendi apofisial (faset). Stabilitas vertebra
tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta
dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif)
(Pearce, 2016).

Sakrum merupakan tulang yang bentuknya menyerupai segitiga atau kurva


yang dibentuk oleh 5 tulang belakang yang menyatu. Sakrum menjadi
tempat menyatunya tulang punggung.

B. PENGERTIAN

Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya


tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru,
abnormal, progresif, dimana sel-sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa.
Dengan istilah lain yang sering digunakan “Tumor Tulang”, yaitu pertumbuhan

4
abnormal pada tulang yang bisa jinak atau ganas.

Tumor sacrum atau tulang belakang adalah tumor yang berkembang di dalam
sumsum tulang belakang atau tulang tulang belakang.

Tumor ini bisa berisfat kanker atau bukan kanker.


Tumor yang mempengaruhi tulang dari tulang belakang yang dikenal dengan
tumor tulang belakang (vertebral tumor).

C. ETIOLOGI

Faktor penyebab terjadinya  tumor tulang yang meliputi:

1. Genetik

Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan tulang,


misalnya sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS). Dari data
penelitian diduga mutasi genetic dapat menimbulkan  sarcoma.

2. Radiasi

Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar
radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang
mendapat radioterapi. 

3. Bahan Kimia

Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat


menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan.

4. Infeksi

D. PATOFISIOLOGI

Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi

5
parasit, yaitu filariasis.

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses
pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru
dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik


berulang, hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat
bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas).

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat
sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang
memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada
umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi.

6
E. TANDA DAN GEJALA

1. Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi


semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit)

2. Fraktur patologik

3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan


yang terbatas (Gale, 2013)

4. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena

5. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat


badan menurun dan malaise (Smeltzer., 2015) 

F. KOMPLIKASI

1. Infeksi 

2. Hemoragi

7
3. Rekurens lokal

4. Fraktur patologis

G. PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan 

a. Kemoterapi, seperti gemsitabin dan dosetaksel

b. Analgesik, seperti morfin, oksikodon, hidrokodon dan fentanil.

2. Non Farmakologi

a. Manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,


visualisasi, dan bimbingan imajinasi ).

b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif

Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan


berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi
ke ahli psikologi atau rohaniawan. 

3. Memberikan nutrisi yang adekuat

Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek


samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang
adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi
gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan
indikasi dokter.

4. Pendidikan kesehatan 

8
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah
(Smeltzer. 2015).

5. Pembedahan 

a. Eksisi tumor 

b. Pembedahan radikal, seperti hemipelvektomi atau amputasi


insterskapulotorasika atau ekstremitas

c. Pertahankan ketinggian kepala tempat tidur minimal 30 derajat 

d. Elevasikan kaki tempat tidur atau tempatkan stump (punting) yang


terkena di atas bantal selama 24 jam pertama. (Hati – hati jangan
membiarkan posisi punting selama 48 jam karena dapat menyebabkan
kontraktur).

H. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian (Assesment)

a. Anamnesis

Anamnesis penting artinya untuk mengetahui riwayat kelainan atau


trauma sebelumnya. Perlu pula ditanyakan riwayat keluarga apakah
ada yang  menderita penyakit yang sejenis yang bersifat herediter.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesis adalah:

1) Umur

Umur penderita sangat penting untuk diketahui karena banyak tumor

9
tulang yang mempunyai kekhasan dalam umur terjadinya, misalnya
osteogenik sarkoma ditemukan pada anak sampai sebelum dewasa
muda, kondrosarkoma pada umur 40 tahun, giant sel tumor jarang
ditemukan di bawah umur 20 tahun.

2) Lama dan perkembangan (progresifitas) tumor

Tumor jinak biasanya berkembang secara perlahan dan apabila terjadi


perkembangan yang cepat dalam waktu singkat atau suatu tumor
yang jinak tiba-tiba menjadi besar maka perlu dicurigai adanya
keganasan.

3) Nyeri

Nyeri merupakan keluhan utama pada tumor ganas. Adanya nyeri


menunjukkan tanda ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke
jaringan sekitarnya, perdarahan atau degenerasi. 

4) Pembengkakan

Kadang-kadang penderita mengeluhkan adanya suatu pembengkakan


dimana pembengkakan ini bisa timbul secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu yang lama dan bisa juga secara tiba-tiba.

b. Pemeriksaan Klinik

Hal-hal yang penting pada pemeriksaan klinik adalah:

1) Lokasi

Beberapa jenis tumor mempunyai lokasi yang klasik dan mempunyai


tempat-tempat predileksi tertentu seperti di daerah epifisis, metafisis
tulang, atau menyerang tulang-tulang tertentu misalnya osteoma pada
daerah tengkorak, osteogenik sarkoma pada daerah metafisis,
10
osteoblastoma di daerah vertebra.

2) Besar, bentuk, batas dan sifat tumor

Tumor yang kecil kemungkinan suatu tumor jinak, sedangkan tumor


yang besar kemungkinan adalah tumor ganas.

3) Spasme otot dan kekakuan tulang belakang

Apabila tumor terdapat pada daerah tulang belakang, baik jinak atau
ganas, dapat memberikan spasme/kekakuan otot tulang belakang.

4) Fraktur patologis

Beberapa tumor ganas dapat memberikan komplikasi fraktur patologis


oleh karena terjadi kerapuhan pada tulang sehingga penderita akan
datang dengan gejala fraktur.

c. Pemeriksaan Neurologis

Bila terdapat gejala gangguan neurologis pada penderita, maka


pemeriksaan neurologis perlu dilakukan secara cermat untuk menentukan
apakah gangguan ini timbul oleh karena penekanan tumor pada saraf tertentu.

2. Diagnosa keperawatan 

a. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau inflamasi.

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan


kerusakan muskuloskeletal . 

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik dan penanganan

d. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status


kesehatan

11
e. Resiko cedera berhubungan dengan tumor

f. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan


jaringan

3. Intervensi 

a. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau inflamasi.

Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil

Pasien akan :   Catat dan kaji lokasi •         Untuk mengetahui respon


dan intensitas nyeri dan sejauh mana tingkat
  Meningkatkan
(skala 0-10). Selidiki nyeri pasien.
kenyamanan 
perubahan karakteristik
•         Mencegah pergeseran
  Dapat nyeri
tulang dan penekanan pada
mengendalikan
  Berikan tindakan jaringan yang luka
nyeri
kenyamanan (contoh
•         Peningkatan vena return,
  Dapat ubah posisi sering,
menurunkan edema, dan
melaporkan pijatan lembut).
mengurangi nyeri.
karakteristik
  Berikan sokongan
nyeri.  •         Agar pasien dapat
(support) pada
beristirahat dan mencegah
  ektremitas yang luka.
timbulnya stress
  Berikan lingkungan
•         Untuk mengurangi rasa
yang tenang.
sakit / nyeri.
  Kolaborasi dengan
 
dokter tentang
pemberian

12
analgetik, kaji
efektifitas dari tindakan
penurunan rasa nyeri.

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan


kerusakan muskuloskeletal 

Tujuan & kriteria Intervensi Rasional


hasil

Pasien akan :   Berikan terapi   Meningkatkan sirkulasi darah


latihan fisik : muskuloskeletal, mempertahankan
  Menunjukkan
ambulasi, tonus otot, mempertahakan gerak
mobilitas
keseimbangan, sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan

  Melakukan mobilitas sendi.   mencegah reabsorbsi kalsium karena

aktivitas kehidupan imobilisasi.


  Bantu dan
sehari-hari secara
dorong perawatan   Meningkatkan kemandirian klien
mandiri.
diri  dalam perawatan diri sesuai kondisi
keterbatasan klien.

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik dan penanganan

tujuan & kriteria Intervensi Rasional


hasil

Pasien  akan :    Bimbinngan   Dapat membantu pasien

13
antisipasi : persiapkan /orang terdekat memulai proses
pasien terhadap kritis adaptasi pada status baru dan
 Menunjukkan
perkembangan atau menyiapkan beberapa untuk
adaptasi dengan
kritis situasional efek samping. 
ketunadayaan fisik,
penyesuaian   Peningkatan citra   Membantu mengartikan

psikososial.  tubuh : tingkatkan masalah sehubungan dengan


persepsi sadar dan tak pola hidup sebelumnya dan
 Menunjukkan
sadar pasien serta membantu pemecahan masalah.
citra tubuh positif
sikap terhadap tubuh Contohnya, takut kehilamngan
dan harga diri
pasien kemandirian, kemampuan
positif. 
bekerja, dsb. 
  Peningkatan
 Menunjukkan
koping : bantu pasien   Meningkatkan kemandirian
kepuasan terhadap
beradaptasi dengan dan meningkatkan perasaan
penampilan dan
persepsi stresor, harga diri.
fungsi tubuh. 
perubahan atau

 Menunjukkan ancaman

keinginan untuk
menyentuh bagian
tubuh yang
mengalami
gangguan 

d. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status


kesehatan

Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional

Pasien akan :    Penurunan   Untuk Minimalkan  kekhawatiran,

14
ansietas  ketakutan, prasangka, atau perasaan
tidak tenang yang berhubungan
  Menunjukkan  rasa   Teknik
dengan sumber bahaya yang
aman yang optimal menenangkan
diantisipasi dan tidak jelas
diri 
 
  Untuk meredakan kecemasan
pada pasien yang mengalami distres
akut

e. Resiko cedera berhubungan dengan tumor

Tujuan & kriteria Intervensi Rasional


hasil

Pasien akan :   Menejemen   Mencegah potensi cedera


lingkungan: pantau dan memberikan keamanan
 Pasien dan
lingkungan fisik lingkungan sekitar pasien
keluarga dapat
memfasilitasi keamanan.  terhadap cedera.
mempersiapkan
lingkungan yang   Berikan bimbingan   Untuk meningkatkan
aman.  dan pengalaman belajar pengetahuan
tentang kesehatan kesehatan pasien dalam
 Pasien dan
individu yang kondusif.  mencegah faktor resiko
keluarga dapat
cidera.
menghindari cidera   Identifikasi faktor
fisik.  resiko potensial   Untuk mengetahui dan
terjadinya cidera. mencegah faktor resiko
  Dapat
potensial yg dapat
memodofikasi gaya

15
hidup untuk mengakibatkan cidera.
mengurangi resiko

f. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan


jaringan

Tujuan & kriteria Intervensi Rasional


hasil

Pasien akan :   Pengendalian   Mencegah terjadinya


infeksi : minimalkan penyebaran agens yang
  Terbebas dari
penyebaran dan menyebabkan infeksi.
tanda dan gejala
penularan agens
infeksi    mengidentifikasi dini
infeksius
infeksi dan mencegah
  Memperlihatkan
  Perlindungan infeksi berlanjut
higiene personal yang
infeksi : cegah dan
adekuat    agar klien dan keluarga
deteksi dini infeksi pada
dapat secara mandiri
pasien yang beresiko
meenghindari infeksi tanpa
  Ajarkan klien dan bantuan perawat.
keluarga cara
menghindar infeksi.

16
 

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. 2015. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-


proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Reeves, J. Charlene. Et al.  2012. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta:


Salemba Medika.
17
Smeltzer & Brenda G. Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3.
Edisi 8. Jakarta: EGC.

Soekanto, Ayly.  Journal Tumor Jinak Muskuloskeletal.Surabaya: UNAIR.

Baughman, Diane C. Dan Joann C. Hackley. 2011. Buku Saku utuk Brunner dan
Suddart. Jakarta: EGC.

Brunner and Suddart. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Edisi 8. Jakarta:
EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai