Anda di halaman 1dari 19

OSTEOGENESIS/

OSTEOSARCOMA

DOSEN PEMBIMBING: NS.SOVI ARNI,M.KEP

OLEH KELOMPOK 14:

1. HARA PELMI RONZA


2. ELLA MENTARI
3. MELIZA CHI CHEWEK
4. RAHMI NAILENDRIATI

AKADEMIK KEPERAWATAN
BINA INSANI SAKTI SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan tentang asma bronchial.

    laporan pendahuluan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan pendahuluan ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga laporan pendahuluan tentang alzheimer ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   

                                                                 Sungai Penuh, maret 2020


                                                                                    Penyusun

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................I
DAFTAR ISI .........................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................
Rumusan Masalah.........................................................................
Tujuan Penulisan...........................................................................
Manfaat..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP OSTEOSARCOMA
1. DEFINISI OSTEOSARCOMA...............................................................
2. ANATOMI FISIOLOGI..........................................................................
3. ETIOLOGI...............................................................................................
4. PATHWAY.............................................................................................
5. PATOFIOLOGI.......................................................................................
6. MANIFESTASI KLINIS.........................................................................
7. KLASIFIKASI........................................................................................
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................
9. KOMPLIKASI.........................................................................................
10. PENATALAKSANAAN.........................................................................
B. ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN.......................................................................................
2. DIAGNOSA...........................................................................................
3. INTERVENSI.........................................................................................
4. IMPLEMENTASI...................................................................................
5. EVALUASI.............................................................................................
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN.................................................................................................
SARAN.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Osteosarkoma adalah tumor tulang yang relatif langka yang ditandai
dengan produksi osteoid dan tulang dengan ganas sel spindel mesenkimal.
Kejadian ini 1-4 kasus per 1.000.000 penduduk dengan tidak ada hubungan
yang signifikan terhadap kelompok etnis atau ras. Hal ini paling sering terlihat
pada dekade kedua kehidupan (60% dari pasien di bawah usia 25) (Meyers
SP, 2008).
Menurut Patterson (2008), Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis
tulang panjang di mana lempeng pertumbuhannya (epiphyseal growth plate)
yang sangat aktif, yaitu pada distal femur, proksimal tibia dan fibula,
proksimal humerus dan pelvis. Pada orangtua umur di atas 50 tahun,
Osteosarkoma bisa terjadi akibat degenerasi ganas dari paget’s disease,
dengan prognosis sangat jelek, dengan angka kematian 80% setelah 5 tahun di
diagnosis. Data statistik dari international agency for research on cancer
menyebutkan dari 600 anak sebelum usia 16 tahun menderita kanker.
Menurut Widianita (2012), menyatakan 60% dari seluruh anak penderita
kanker di dunia menderita kanker darah. Angka Nasional kanker adalah 4,3
per 1000 penduduk, dengan angka kejadian lebih tinggi pada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki 2,9 per 1000 penduduk (Depkes, 2012).
 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Osteogenesis?
2. Apa saja anatomi fisiologi Osteogenesis?
3. Apa etiologi dari Osteogenesis?
4. Bagaimana patofisiologi dari Osteogenesis?
5. Apa saja manifestasi klinis dari Osteogenesis?
6. Bagaimana klasifikasi dari Osteogenesis?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk Osteogenesis?
8. Apa saja komplikasi dari Osteogenesis?
9. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada penderita Osteogenesis?
10. Bagaimana proses keperawatan yang sesuai pada Osteogenesis?

5
 Tujuan Penulisan
o Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit
Osteogenesis agar dapat memeberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Osteogenesis sebaik mungkin.
o Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Osteogenesis Untuk
mengetahui apa saja anatomi fisiologi Osteogenesis
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Osteogenesis
3. Untuk mengetahui dan memahami dari patofisiologi Osteogenesis
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang manifestasi klinis dari
Osteogenesis
5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana klasifikasi dari
Osteogenesis
6. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang untuk Osteogenesis
7. Untuk mengetahui dan memahami apa saja komplikasi dari Osteogenesis
8. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan yang tepat pada
penderita Osteogenesis
9. Untuk mengetahui dan memahami proses keperawatan yang sesuai pada
Osteogenesis

 Manfaat
o Bagi mahasiswa
Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi tentang konsep dasar
Osteogenesis dan Asuhan Keperawatannya.

6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

- Konsep Osteogenesis
1. Definisi Osteogenesis
Pengertian Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) menurut Saferi Wijaya
(2013), adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan
periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja. Osteosarkoma merupakan
tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Menurut Price (2012), Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer
yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang
paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama
lutut.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Osteosarkoma
merupakan tumor tulang yang ganas yang tumbuh dibagian metafisis tulang
pada masa pertumbuhan anak-anak dan remaja.

2. Anatomi Fisiologi
Penyebab Oteosarkoma menurut Saferi Wijaya (2013), yaitu :
a. Radiasi sinar radio aktif
b. Faktor keturunan (genetik)
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan oleh
penyakit
d. Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat
e. Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat
pengawet, merokok dan lain-lain.

3. ETIOLOGI
Penyebab Oteosarkoma menurut Saferi Wijaya (2013), yaitu :
a. Radiasi sinar radio aktif
b. Faktor keturunan (genetik)
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan
oleh penyakit
d. Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat
7
e. Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat
pengawet, merokok dan lain-lain.

4. Patofisiologi
Patofisiologi Osteosarkoma menurut Saferi Wijaya dan Mariza Putri (2013),
adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons
osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak
menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan
mengancam jiwa.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan
pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara
histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang
berdiferensiasi jelek dan sering dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan
fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan
darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan
menyebar ke jaringan lunak sekitarnya; garis epifisis membentuk terhadap
gambarannya di dalam tulang.Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan
lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon
osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon
osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada
proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum
tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang
yang abortif.
5. Manifestasi klinis
menurut Saferi Wijaya dan Mariza Putri (2013), manifestasi klinis dari
Osteosarkoma adalah :
a. Nyeri/pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit).
b. Pembengkakan pada tulang atas atau persendian serta pergerakan terbatas
c. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu tubuh kulit di atas massa serta
adanya pelebaran vena Resiko Tinggi Cidera Nyeri Deformitas Resiko
HDR Gangguan Citra Tubuh Intoleransi Aktivitas Kurang Pengtahuan
Ansietas Koping Tidak Efektif

8
d. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise
6. Klasifikasi
Terdapat 2 macam kanker tulang menurut Mariza Putri (2013), yaitu:

1. Kanker tulang metastasik atau kanker tulang sekunder Merupakan


kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan
berasal dari tulang. Contohnya kanker paru-paru yang menyebar ke
tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan
merupakan sel tulang.
2. Kanker tulang primer Merupakan kanker yang berasal dari tulang.
Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah myeloma
multiple, osteosarcoma, fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa
maligna, kondrosarkoma, tumor ewing, limfoma tulang maligna

7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Saferi Wijaya (2013), pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
a. Pemeriksan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan
destruksi tulang.
b. CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru.
c. Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi
tindakan insisi, eksisi, biopsi jarum dan lesi-lesi yang dicurigai.
d. Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
f. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan
alkalin fosfatase.
g. MRI digunakan untuk menentkan distribusi tumor pada tulang dan
penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya.
h. Scntigrafi untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya “skip lesion”.

8. Komplikasi
Menurut Brunner and Suddart (2008), komplikasi dari Osteosarkoma yaitu :
a. Akibat langsung : Patah tulang
b. Akibat tidak langsung : Penurunan berat badan, anemia, penurunan
kekebalan tubuh dan metastase paru.

9
c. Akibat pengobatan : Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel
darah, perubahan jenis kulit dan kebotakan pada kemoterapi.

9. Penatalaksanaan
Menurut Saferi Wijaya dan Mariza Putri (2013), Pengobatan seringkali
merupakan kombinasi dari:
a. Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, daktinomisin,
doksorubisin, ifosfamid, eposid). Kemoterapi harapannya adalah
kombinasi kemoterapi mempunyai efek yang lebih tinngi dengan
tingkat toksisitas yang rendah sambil menurunkan kemungkinan
resistensi terhadap obat.
b. Terapi penyinaran tumor Radiasi apabila tumor bersifat radio
sensitive dan kemoterapi (preoperative, pasca operative dan ajuran
untuk mencegah mikrometastasis). Sasaran utama dapat dilakukan
dengan sksisi luas dengan teknik grafting restorative. Ketahanan
dan kualitas hidup merupakan pertimbangan penting pada prosedur
yang mengupayakan mempertahankan ekstermitas yang sakit.
c. Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor Sasaran
penatalaksanaan adalah menghancurkan atau pengangkatan tumor.
Ini dapat dilakukan dengan bedah (berkisar dari eksisi local sampai
amputasi dan disartikulasi).
d. Pengangkatan tumor secara bedah sering memerlukan amputasi
ekstremitas yang sakit, dengan tinggi amputasi diatas tumor agar
dapat mengontrol local lesi primer. Prognosis tergantung kepada
lokasi dan penyebaran tumor.
1. Penanganan kanker tulang metastasis adalah peliatif dan sasaran
teraupetiknya adalah mengurangi nyeri dan ketidak nyamanan pasien
sebanyak mungkin. Terapi tambahan disesuaikan dengan metode yang
diganakan untuk menangani kanker asal fiksasi interna fraktur patologik
dapat mengurangi kecacatan dan nyeri yang timbul
2. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan
pemberian cairan salin normal intravena, diuretika, mobilisasi dan obat-
obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin, atau kartikosteroid.

10
- ASKEP Teoritis
1. Pengkajian
a. Biodata
- Nama
- Usia dan jenis kelamin
Biasanya osteosarkoma terjadi pada anak-anak.
- Tempat tinggal
Terjadi pada seseorang, dengan tempat tinggal apapun, bisa disebut
penyakit ini tidak memandang tempat tinggal.
- Pekerjaan

b. Keluhan utama
c. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengungkapkan keluhan utama atau yang paling sering dirasakan
oleh pasien saat mengkaji dengan menggunakan metode PQRST.

- Riwayat Kesehatan Dahulu


Salah satu riwayat penyakit dahulu selain asma yaitu pernah
mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Ada riwayat
alergi, ada riwayat sakit asma, timbul pada waktu atau musim
tertentu.
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau
ibu, disamping faktor yang lain.
d. Pemeriksaan Fisik
lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri,
bengkak, pergerakan terbatas, kelemahan.
e. Riwayat psikososial
Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi
f. Pemeriksaan diagnostik
Periksa adanya anemi, hiperkalsemia dan hiperurisemia

11
2. Diagnosa
1. Nyeri akut b/d proses patologik atau inflamsi
2. Gangguan citra tubuh b/d adanya tumor
3. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan dan kerusakan
muskuloskuletal
4. Ansietas b/d ancaman kematoian dan perubahan status kesehatan
5. Resiko cidera b/d tumor

3. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Nyeri akut b/d proses Ø  Pain level Pain manajement
patologik atau Ø  Pain control - Lakukan
inflamsi Ø  Comfort level pengkajian nyeri
Kriteria hasil: secara
- Mampu komprehensif
mengontrol termasuk lokasi,
nyeri (tahu karakteristik,
penyebab nyeri, durasi, frekuensi,
mampu kualitas dan faktor
menggunakan presipitasi.
teknik non - Observasi reaksi
farmakologi non verbal dan
untuk ketidaknyamanan,
mengurangi seperti pasien
nyeri) tampak meringis,
- Melaporkan dan memegangi
bahwa nyeri bagioan tubuh yang
berkurang sakit
dengan - Gunakan teknik
menggunakan komunikasi
manajemen terapeutik untuk
nyeri mengetahui
- Mampu pengalaman nyeri
mengenali nyeri
12
(skala, pasien
intensitas, - Kontrol lingkungan
frekuensi, dan yang dapat
tanda nyeri) mempengaruhi
- Menyatakan nyeri seperti suhu
rasa nyaman ruangan,
setelah nyeri pencahayaan dan
berkurang kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(analgetik), dan
non farmakologi
(relaksasi nafas
dalam)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
interpensi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
Gangguan citra tubuh Ø body image Body image
b/d adanya tumor Ø Self esteem enhancement
Kriteria hasil: - Diskusikan dengan
- Body image klien klien tentang
positif perubahan dirinya
- Mampu - Bantu klien dalam
mengidentifikasi memutuskan
kekuatan tingkat actual
personal perubahan dalam
- Mendiskripsikan tubuh level fungsi
secara faktual tubuh
perubahan - Memonitor

13
fungsi tubuh frekuensi
- Mempertahanka pernyataan klien
n interaksi sosial - Berikan dukungan
dan suport mental
serta spiritual
- Libatkan keluarga
untuk memberikan
dukungan secara
mental dan
spiritual

Hambatan mobilitas Ø Joint movement Exercise therapy:


fisik b/d penurunan active ambilation
kekuatan dan Ømobility level - Monitoring vital
kerusakan Øself care: ADLs sign
muskuloskuletal Ø Transfer performance sebelum/sesudah
Kriteria hasil latihan dan lihat
- Klien meningkat respon px saat
dalam aktivitas latihan
fisik - Konsultasikan
- Mengerti tujuan dengan terapi fisik
dari peningkatan tentang rencana
mobilitas ambulasi sesuai
- Memverbalisasi dengan kebutuhan
kan perasaan - Bantu klien untuk
dalam menggunakan
meningkatkan tongkat saat
kekuatan dan berjalan dan cegah
kemampuan terhadap cedera
berpindah - Ajarkan pasien
- Memperagakan atau tenaga
penggunaan alat kesehatan lain
bantu untuk tentang teknik
mobilisasi ambulasi
(walker) - Kaji kemampuan

14
pasien dalam
mobilisasi
- Dampingi dan
bantu pasien saat
mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan
ADLs
- Berikan alat bantu
jika pasien
memerlukan
- Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi dan
berikan bantuan
jika diperlukan
Ansietas b/d ancaman Ø Anxiety self control Penuruna kecemasan
kematoian dan Ø Anxiety level - Gunakan pendekan
perubahan status Ø coping yang
kesehatan Kriteria hasil menyenangkan
- Klien mampu - Nyatakan dengan
mengidentifikasi jelas harapan
dan terhadap pelaku
mengungkapkan pasien
gejala cemas - Jelaskan semua
- Mengidentifikas prosedur dan apa
i, yang dirasakan
mengungkapkan selama prosedur
dan - Temani pasien
menunjukkan untuk memberikan
teknik untuk keamanan dan
mengontrol mengurangi takut
cemas - Dengarkan dengan
- Vital sign dalam penuh perhatian
batas normal - Identifikasi tingkat

15
kecemasan
- Bantu pasien
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong psien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
- Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi

Resiko cidera b/d Ø Risk kontrol Environtment


tumor Kriteria hasil: management
- Klien terbebas (manajement
dari cedera lingkungan)
- Klien mampu - Identifikasi
menjelaskan kebutuhsn
cara/metode kemampuan pasien
untuk mencegah berdasarkan level
injury/cedera fisik dan fungsi
- Klien mampu koognitif serta
menjelaskan riwayat kebiasaa
faktor resiko sebelumnya
dari - Identifikasi benda-
lingkungan/peril benda berisiko di
aku personal lingkungan
- Mampu - Pindahkan benda-
menggunakan benda berbahaya
fasilitas dan resiko
kesehatan yang - Siapkan pasien
ada dengan telfon
emergency

16
- Beritahu pasien
terhadap resiko
individu dan
kelompok
mengenai bahaya
dan resiko
- Kolabporasi
dengan petugas
lain untuk
meningkatkan
keamanan
lingkungan

4. Implementasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan
dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun/ ditemukan, yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat
terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun perawat
secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan
lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih intervensi
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.

5. Evaluasi
Tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah
(Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa
jauh diagnosa keperawatan , rencana tindakan dan pelaksanaan telah
tercapai.

BAB III
PENUTUP
17
 KESIMPULAN
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Osteogenesis adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan
periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja. Osteosarkoma merupakan
tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Sampai dengan saat ini, penyebab dari osteosarkoma adalah Radiasi sinar radio
aktif , Faktor keturunan (genetik), Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya
yang disebabkan oleh penyakit, Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat, Sering
mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat pengawet, merokok
dan lain-lain.

 SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, hal ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun daripada pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Jakarta: EGC

18
Brunner & Suddart. (2008). Keperawatan Medika Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiolofi Edisi 3. Jakarta.


Buku Kedokteran EGC.

Davies, Kim. Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. 2007. Jakarta.
Erlangga.

Doenges, Marilyn E, et all. (2010). Nursing Care Planning. Jakarta :


Davidplus

Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan. Yogyakarta:


Nuhamedika

Price, S. (2012). Patofisiologi edisi 6. Jakarta : EGC

Sowden. (2009). Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Wijaya Andra Saferi, Putri Yessie Mariza, 2013. Keperawatan


Medikal Bedah 2. Yogyakarta : Nuha Medika

19

Anda mungkin juga menyukai