Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOSARKOMA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah KMB 3

Dosen pengampu Ns. Herdiman, S.Kep., M.Kep

Oleh :

Ananda Septian Zuhri (217003) Nabilah Oktavia (217030)

Cika Biolani (217006) Nawang Asih Komariyah (217031)

Elsa Hertini (217013) Nurdin Sarwan (217034)

Frida Mailani (217016) Restu Fujaswati Nur (217037)

Gian Anggiani (217018) Rizqia Mutiara Putri (217038)

Iis Krisnadianti (217020) Widiana Muliati (217045)

Julpa Oktapiani (217023) Yuki Nuyanti (217046)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya makalah
Perencanaan Asuhan Keperawatan Osteosarkoma dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Ns. Herdiman, S.Kep., M.Kep
selaku dosen, yang telah senantiasa membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
dapat menjadi referensi.

Bandung, 06 April 2019

Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi osteosarcoma ............................................................................................2
B. Etiologi osteosarcoma ............................................................................................2
C. Manifestasi klinik ………………………………………………………………..3
D. Diagnosa keperawatan osteosarcoma ……………………………………………3
E. Intervensi ………………………………………………………………………...4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................................10
B. Saran ....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteosarkoma (sarcoma osteogenik) adalah tumor ganas, yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan dan masa remaja. Osteosarcoma
merupakan tumor ganas yang paling sering di temukan pada anak-anak. Kanker
tulang (osteosarcoma) lebih sering menyerang kelompok usia 15-25 tahun (pada usia
pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini terdiagosis pada umur 15 tahun. Amgka
kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa
remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki.
Osteosarcoma cenderung tumbuh pada bagian ujung tulang pajang. Terutama
lutut, seperti pada tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan
tulang kering (ujung atas).
Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan
kecepatan pertumbuhan tersebar meskipun demikian, osteosarcoma juga bisa tumbuh
dibagian tulang lainnya. Sampai sekarang penyebab masih belum diketahui.
Untuk tindakan keperawatan pada pasien dengan osteosarcoma biasanya
dilakukan dari pengkajian sampai implementasi serta tindakan sesuai dengan keluhan
pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi osteosarcoma ?
2. Apa etiologi osteosarcoma ?
3. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien osteosarcoma ?
4. Bagaimana tindakan keperawatan (intervensi) pada pasien osteosarcoma ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi osteosarcoma.
2. Menjelaskan etiologi osteosarcoma.
3. Menjelaskan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
osteosarcoma.
4. Mendeskripsikan tindakan keperawatan (intervensi) pada pasien
osteosarcoma.

1
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer
yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut (Price,
1998). Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mesenkim
pembentuk tulang. (Wong, 2003).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang
paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak
laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi padaakhir masa remaja penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki (Smeltzer, 2001).
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur.
B. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat
meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi,
Keturunan, Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ), (Smeltzer. 2001). Adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan osteosarcoma antara lain :
1. Trauma Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah
terjadinya injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai
penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah
jarang menyebabkan osteosarcoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis
juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh
adalah radium.
Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal,
fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan osteosarcoma.

2
3. Karsinogenik kimia Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita
tuberculosis mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
4. Virus Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma baru
dilakukan pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik
virus pada osteosarcoma manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan
menyatakan adanya partikel seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur
jaringan. Bahan kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat
dan besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma
selama masa pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun
belum jelas bagaimana hormon dapat mempengaruhi perkembanagan
osteosarcoma.
5. Keturunan ( genetik )
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien dengan Osteosarkoma menurut Smeltzer Suzanne C
(2001) adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2. Pembekakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
3. keterbatasan gerak
4. kehilangan berat badan (dianggap sebagai temuan yang mengerikan).
5. Masa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tidak bisa di gerakan, dengan
peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
6. Kelelahan, anoreksi dan anemia.
7. Lesi primer dapat mengenai semua tulang, namun tempat yang paling sering
adalah distal femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus
8. Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik atau inflamasi
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya tumor.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan kerusakan
muskuloskeletal.
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status kesehatan.
3
5. Resiko cedera berhubungan dengan tumor
6. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan jaringan
7. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan
dengan hipermetabolik
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi

E. INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC

1. Nyeri akut NOC: NIC:


berhubungan dengan
obstruksi jaringan saraf 1. Pain level Pain Manajement
atau inflamasi. 2. Pain control
3. Comfort level 1. Lakukan pengkajian nyeri
Definisi : secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
Sensori yang tidak frekuensi, kualitas dan faktor
menyenangkan dan 1. Mampu mengontrol nyeri presipitasi.
pengalaman emosional (tahu penyebab 2. Observasi reaksi non verbal
yang muncul dari nyeri,mampu menggunakan dan ketidaknyamanan, seperti
kerusakan jaringan baik teknik non farmakologi pasien tampak meringis, dan
secara aktual atau untuk mengurangi nyeri) memegangi bagian tubuh yang
potensial, atau 2. Melaporkan bahwa nyeri sakit.
merupakan kerusakan ( berkurang dengan 3. Gunakan tehnik komunikasi
Asosiasi Studi Nyeri menggunakan manajemen terapeutik untuk mengetahui
Internasional) yang nyeri pengalaman nyeri pasien.
terjadi secara tiba–tiba 3. Mampu mengenali nyeri 4. Kontrol lingkungan yang dapat
atau dengan waktu (skala,intensitas,frekuensi, menpengaruhi nyeri seperti
yang lama dengan dan tanda nyeri) suhu ruangan, pencahayaan
intensitas ringan 4. Menyatakan rasa nyaman dan kebisingan.
sampai berat dan dapat setelah nyeri berkurang 5. Kurangi faktor presipitasi
diantisipasi atau nyeri.
diprediksikan dan 6. Pilih dan lakukan penanganan
lamanya kiurang dari 6 nyeri (farmakologi (analgetik),
bulan. dan non – farmakologi
(relaksasi nafas dalam)
 Batasan 7. Kaji tipe dan sumber nyeri
Karakteristik: untuk menentukan intervensi.
1. Laporan secara 8. Ajarkan tentang tehnik non –
verbal atau farmakologi.
nonverbal 9. Berikan analgetik untuk
2. Tingkah laku mengurangi nyeri.
distraksi,
contoh: jalan-

4
jalan, menemui
orang lain dan
atau aktivitas
berulang ulang
3. Respon
Autonom (
berkeringat,peru
bahan Tekanan
darah,perubaha
n nafas, nadi
dan dilatasi
pupil)
4. Perubahan
otonom dalam
tonus otot (
myngkin dalam
rentang dari
lemah ke kaku

2. Gangguan citra tubuh NOC: NIC:


berhubungan dengan
adanya tumor 1. Body Image Body Image Enhancement
2. Self esteem
Definisi 1. Diskusikan dengan klien
tentang perubahan dirinya
Gangguan citra Kriteria Hasil: 2. Bantu klien dalam
tubuh adalah memutuskan tingkat actual
kondisi ketika 1. Body image positif perubahan dalam tubuh atau
individu 2. Mampu mengidentifikasi level fungsi tubuh
mengalami atau kekuatan personal 3. Monitor frekuensi pernyataan
beresiko 3. Mendiskripsikan secara klien
mengalami faktual perubahan fungsi 4. Berikan dukungan dan suport
gangguan dalam tubuh mental serta spiritual.
cara 4. Mempertahankan interaksi 5. Libatkan keluarga untuk
mempersepsika sosial memberikan dukungan sacara
n citra mental dan spiritual
tubuhnya.
Batasan Karakteristik
 Tidak melihat
bagian tubuh
 Tidak menyentu
bagian tubuh
 Perubahan

5
dalam
keterlibatan
sosial
 Depresonalisasi
bagian tubuh.

3. Hambatan mobilitas NOC : NIC :


fisik berhubungan
dengan penurunan 1. Joint Movement : Active. Exercise therapy : ambulation
kekuatan dan kerusakan 2. Mobility Level 1. Monitoring vital sign
muskuloskeletal 3. Self care : ADLs
4. Transfer performance sebelm/sesudah latihan dan
Defini lihat respon pasien saat latihan
Kriteria hasil: 2. Konsultasikan dengan terapi
Keterbatasan pada fisik tentang rencana ambulasi
pergerakan fisik tubuh 1. Klien meningkat dalam sesuai dengan kebutuhan
atau satu atau lebih aktivitas fisik 3. Bantu klien untuk
ekstremitas secara 2. Mengerti tujuan dari menggunakan tongkat saat
mandiri dan terarah peningkatan mobilitas berjalan dan cegah terhadap
cedera
Batasan Karakteristik 4. Ajarkan pasien atau tenaga
 Penurunan kesehatan lain tentang teknik
waktu reaksi ambulasi
 Kesulitan 5. Kaji kemampuan pasien dalam
membolak balik mobilisasi
posisi 6. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara
 Perubahan cara
mandiri sesuai kemampuan
berjalan
7. Dampingi dan Bantu pasien
 Gerakan
saat mobilisasi dan bantu
bergetar
penuhi kebutuhan
keterbatasan
kemampuan ADLs
melakukan
keterampilan 1. Berikan alat Bantu jika klien
motorik halus memerlukan.
dan kasar. 2. Ajarkan pasien bagaimana
 Keterbatasan merubah posisi dan berikan
rentang bantuan jika diperlukan
pergerakan
sendi
 Ketidak stabilan

6
postur
 Pergerakan
lambat
 Pergerakan
tidak
terkoordinasi

4. Ansietas berhubungan NOC: NIC:


dengan ancaman
kematian dan 1. Anxiety self control Penurunan Kecemasan
perubahan status 2. Anxiety level
3. Coping 1. Gunakan pendekan yang
kesehatan menyenangkan
Definisi Kriteria hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
Perasaan tidak nyaman 1. Klien mampu 3. Jelaskan semua prosedur dan
atau kekhawatiran mengidentifikasi dan apa yang dirasakan selama
yang samar disertai mengungkapkan gejala prosedur
respon cemas. 4. Temani pasien untuk
otonomi.Perasaan takut 2. Mengidentifikasi, memberikan keamanan dan
yang disebabkan oleh mengungkapkan dan mengurangi takut
antisipasi terhadap menunjukkan teknik untuk 5. Dengarkan dengan penuh
bahaya,perasaan ini mengontrol cemas. perhatian
merupakan isyarat 3. Vital sign dalam batas 6. Identifikasi tingkat kecemasan
kewaspadaan yang normal 7. Bantu pasien mengenal situasi
memperingatkan 4. Postur tubuh, 8. Dorong pasien untuk
bahaya yang akan ekspresiwajah, bahasa mengungkapkan perasaan,
terjadi dan tubuh, dantingkat ketakutan, persepsi
memampukan individu aktivitasmenunjukkan berku 9. Intruksikan pasien
melakukan tindakan rangnyakecemasan. menggunakan teknik
untuk menghadapi relaksasi
ancaman.

Batasan Karakteristik

 Mengekspresika
n kekhawatiran
akibat
perubahan
dalam peristiwa
hidup
 Gelisah
 Merasa takut

7
5. Resiko cedera NOC: NIC :
berhubungan dengan
tumor 1. Risk Kontrol Enviroment Management
(Manajemen Lingkungan)
Definisi Kriteria Hasil:
1. Indentifikasi kebutuhan
berisiko mengalami 1. Klien terbebas dari cidera keamanan pasien berdasarkan
cedera sebagai akibat 2. Klien mampu menjelaskan level fisik dan fungsi koognitif
kondisi lingkungan cara/metode untuk serta riwayat kebiasaan
yang berinteraksi mencegah injury/cidera sebelumnya.
dengan sumber adaptif 3. Klien mampu menjelaskan 2. Indentifikasi benda-benda
dan sumber defensif faktor resiko dari beresiko di lingkungan.
individu lingkungan/perilaku 3. Pindahkan benda-benda
personal berbahaya dari lingkungan
Batasan karakteristik 4. Mampu menggunakan pasien.
fasilitas kesehatan yang ada 4. Modifikasi lingkungan
 Biologis (mis.,
tingkat imunisasi meminimalisir bahaya dan
komunitas, resiko.
mikroorganisme) 5. Siapkan pasien dengan telfon
emergency.
 Zat kimia (mis., 6. Beritahu pasien terhadap
racun, polutan, resiko individual dan
obat, agens kelompok mengenai bahaya
farmasi, alkohol, dan resiko.
nikotin, 7. Kolaborasikan dengan petugas
pengawet, lain untuk meningkatakan
kosmetik, keamanan lingkungan.
pewarna)

 Manusia (mis.,
agens
nosokomial, pola
ketenagaan, atau
faktor kognitif,
afektif, dan
psikomotor)

 Cara
pemindahan/trans
por

 Nutrisi (mis.,
vitamin, jenis
makanan)

8
 Fisik (mis.,
desain, struktur,
dan pengaturan
komunitas,
bangunan, dan
atau peralatan)

6. Resiko infeksi NOC : NIC :


berhubungan dengan
penyakit kronis dan 1. Immune Status Infection Control
kerusakan jaringan 2. Knowledge : Infection
control 1. Pertahankan teknik aseptif
Definisi 3. Risk control 2. Batasi pengunjung bila perlu
3. Cuci tangan setiap sebelum
Mengalami Kriteria Hasil : dan sesudah tindakan
peningkatan resiko keperawatan
terserang organisme 1. Klien bebas dari tanda dan 4. Gunakan baju, sarung tangan
patogenik gejala infeksi sebagai alat pelindung
2. Menunjukkan kemampuan 5. Ganti letak IV perifer dan
Batasan Karakteristik untuk mencegah timbulnya
penyakit kronis dressing sesuai dengan
infeksi
 DM 3. Jumlah leukosit dalam
petunjuk umum
 Obesitas batas normal
6. Gunakan kateter intermiten
 pengetahuan 4. Menunjukkan perilaku
untuk menurunkan infeksi
yang tidak kandung kencing
hidup sehat 7. Tingkatkan intake nutrisi
cukup untuk
menghindari
pemajanan Infection Protection
patogen
1. Monitor tanda dan gejala
 pertahanan
infeksi sistemik dan lokal
tubuh primer
yang tidak 2. Pertahankan teknik isolasi k/p
adekuat 3. Inspeksi kulit dan membran
 gangguan mukosa terhadap kemerahan,
peristalsis panas, drainase
 kerusakan 4. Monitor adanya luka
integritas 5. Dorong masukan cairan
kulit 6. Dorong istirahat
(pemasanga 7. Ajarkan pasien dan keluarga
n IV,
tanda dan gejala infeksi
prosedur
invasif) 8. Kaji suhu badan pada pasien
 perubahan neutropenia setiap 4 jam
sekresi PH
 penurunan
kerja siliaris

9
 pecah
ketuban dini
dan lama
 merokok
 stasis cairan
tubuh
 trauma
jaringan
(mis, trauma
destruksi
jaringan)

7. Resiko NOC : NIC :


ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari 1. Nutritional Status Nutrision Management
kebutuhan yang 2. Nutritional Status : food
and fluid intake 1. Kaji adanya alergi makanan
berhubungan dengan
hipermetabolik 3. Nutritional Status : nutrient 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
intake untuk menentukan jumlah
Definisi 4. Weight control kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Intake nutrisi tidak 3. Anjurkan pasien untuk
cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
metabolisme tubuh. 4. Anjurkan pasien untuk
1. Adanya peningkatan berat meningkatkan protein dan
Batasan Karakteristik badan sesuai dengan tujuan vitamin C
2. Berat badan ideal sesuai 5. Monitor jumlah nutrisi dan
 Berat badan 20 dengan tinggi badan
% atau lebih di kandungan kalori
3. Mampu mengidentifikasi 6. Berikan informasi tentang
bawah ideal kebutuhan nutrisi
 Dilaporkan kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda 7. Kaji kemempuan pasien untuk
adanya intake malnutrisi
makanan yang mendapatkan nutrisi yang
5. Menunjukkkan dibutuhkan
kurang dari peningkatan fungsi
RDA pengecapan dari menelan Nutrition Monitoring
(Recomended Tidak terjadi penurunan
Daily berat badan yang berarti 1. BB pasien dalam batas normal
Allowance) 2. Monitor adanya penurunan
 Keengganan berat badan
untuk makan 3. Monitor tipe dan jumlah
 Kram pada aktivitas yang bisa dilakukan
abdomen 4. Monitor lingkungan selama
 Tonus otot jelek makan
5. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan

10
6. Monitor mual muntah
7. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor kalori dan intake
nutrisi

8. Resiko kerusakan NOC : NIC :


integritas kulit
berhubungan dengan 1. Tissue Integrity : Skin and Pressure Management
efek radiasi Mucous Membranes
2. Hemodyalis Akses 1. Anjurkan pasien untuk
Definisi menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Perubahan / gangguan 2. Hindari kerutan padaa tempat
epidermis dan / atau 1. Integritas kulit yang baik tidur
dermis bisa dipertahankan 3. Jaga kebersihan kulit agar
2. Melaporkan adanya tetap bersih dan kering
Batasan Karakteristik gangguan sensasi atau nyeri 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi
pada daerah kulit yang pasien) setiap dua jam sekali
 Kerusakan lapisan mengalami gangguan
kulit (dermis) 5. Monitor kulit akan adanya
3. Menunjukkan pemahaman
 Gangguan kemerahan
permukaan kulit dalam proses perbaikan 6. Oleskan lotion atau
(epidermis) kulit dan mencegah minyak/baby oil pada derah
 Invasi struktur terjadinya sedera berulang yang tertekan
tubuh 4. Mampu melindungi kulit 7. Monitor aktivitas dan
dan mempertahankan mobilisasi pasien
kelembaban kulit dan 8. Monitor status nutrisi pasien
perawatan alami 9. Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
10. Inspeksi kulit terutama pada
tulang-tulang yang menonjol
dan titik-titik tekanan ketika
merubah posisi pasien.
11. Jaga kebersihan alat tenun.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteosarcoma (sarcoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan dan masa remaja. Osteosarcoma
merupakan tumor ganas yang paling sering di temukan pada anak-anak. Kanker tulang
(osteosarcoma) lebih sering menyerang kelompok usia 15-25 tahun (pada usia
pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini terdiagosis pada umur 15 tahun. Amgka kejadian
pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja
penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki.
Penyebab pertamanya belum diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarcoma
merupakan penyakit yang diturunkan. Untuk kanker tulang sekunder merupakan
metastase dari kanker primer di organ lain, misalnya pada payudara paru, prostat, ginjal
dll.
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan dengan tumor
tulang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri (ringan dan kadang-
kadang) sampai konstan dan berat) . kecatatan yang bervariasi, dan suatu saat adanya
pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan, malaise, demam dapat terjadi.
Tumor kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
Dalam mengambil tindakan keperawatan atau intervensi akan dilakukan pengkajian
serta memberikan tindakan sesuai kondisi atau keluhan serta diagnose pada pasien
osteosarcoma.

B. Saran
Dengan di buatnya makalah perencanaan Asuhan Keperawatan Osteosarkoma ini,
diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman
yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami kanker tulang.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangunsangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulis makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis ataupihak lainnya yang membutuhkan nya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yusnita, Andri. (2015) Lp askep osteosarcoma. Diperoleh tanggal 06 april 2019. Dari
https://www.scribd.com/doc/251621965/Lp-Askep-Osteosarcoma

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuluskeletal. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

http://www.scrib.com/doc/128144121/Patofis-Osteosarcoma

http://www.scrib.com.doc//49448400/PATOFISIOLOGI-OSTEOSARCOMA

wopdress.com/2010/02/27/asuhan-keperawatan-
osteosarkoma/http:alam414m.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-askep-
osteosarcoma.html

http://agusnadianus.blogspot.com/2012/05/askep-osteosarkoma-agus-nadianus-s-kep.html

iii

Anda mungkin juga menyukai