Disusun Oleh:
CUT IRA AYU PUTRI
Nim : 18174080
Pembimbing :
dr. Cut Diana Maya Th, M.Ked (Neu), Sp.S
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis
telah menyelesaikan penulisan laporan kasus yang berjudul “CARPAL TUNNEL
SYNDROME’’ Shalawat beriringkan salam kepada pangkuan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membuat perubahan Islam bagi
umat manusia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan kasus ini
terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh sebab itu saran dan kritik konstruktif
yang bertujuan untuk penyempurnaan sangat penulis harapkan. Laporan kasus ini
dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiataan kepaniteraan
klinik dibagian kesehatan bedah yang di laksanakan di RSUD Meuraxa Banda
Aceh.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing
dr. Cut Diana Maya Th, M.Ked (Neu), Sp.S yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga
refarat ini dapat terselesaikan. Besar harapan penulis agar laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca serta dapat memberikan suatu pengetahuan baru
bagi mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Anatomi...............................................................................................3
2.2 Definisi................................................................................................5
2.3 Epidemiologi.......................................................................................6
2.4 Etiologi................................................................................................6
2.5 Patofisiologi.........................................................................................8
2.6 Diagnosis..............................................................................................9
2.7 Diagnosis Banding...............................................................................13
2.8 Penatalaksanaan...................................................................................14
2.9 Prognosis.............................................................................................16
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita
dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan.
Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan
diagnose CTS adalah:10-11
1. Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara
maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS,
tes ini menyokong diagnosis. Beberapa penulis berpendapat
bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosis CTS.
3) Pemeriksa Penunjang
1. Pemeriksaan Neurofisiologi (Elektrodiagnostik)
Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit padaotot-otot
thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan padaotot-otot
lumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Kecepatan Hantar
Saraf (KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisanormal. Pada yang lainnya
KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang,
menunjukkan adanya gangguan padakonduksi saraf di pergelangan
tangan. Masa laten sensorik lebihsensitif dari masa laten motorik.10-11
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan sinar-X terhadap pergelangan tangan dapatmembantu
melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atauartritis. Foto polos
leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra.
USG, CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama
yang akan dioperasi. USG dilakukanuntuk mengukur luas penampang
dari saraf median di carpal tunnel proksimal yang sensitif dan spesifik
untuk carpal tunnel syndrome.10-11
3. Pemeriksaan Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda
tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah
lengkap.10-11
2) Non Farmakologi13
Kasus ringan CTS selain bisa diobati dengan obat anti inflamasi non-
steroid (OAINS) juga bisa menggunakan penjepit pergelangan tangan
yang mempertahankan tangan dalam posisi netral selama minimal 2
bulan, terutama pada malam hari atau selama ada gerak berulang. Jika
tidak efektif dan gejala yang cukup mengganggu, operasi sering
dianjurkan untuk meringankan kompresi. Terapi CTS dibagi atas 2
kelompok yaitu:
1. Terapi langsung terhadap CTS
a) Terapi Konservatif
a. Istirahatkan pergelangan tangan
b. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan.
Bidai dapat dipasang terus-menerus atau pada malam hari
selama 2-3 minggu.
c. Nerve Gliding, yaitu latihan yang terdiri dari berbagai
gerakan (ROM) latihan dari ekstremitas atas dan leher
yang menghasilkan ketegangan dan gerakan membujur
sepanjang saraf median dan lain dari ekstremitas atas.
Latihan-latihan ini didasarkan pada prinsip bahwa jaringan
dari sistem saraf perifer dirancang untuk gerakan dan
bahwa ketegangan dan meluncur saraf mungkin memiliki
efek pada neurofisiologi melalui perubahan dalam aliran
pembuluh darah danaxoplasmic. Latihan dilakukan
sederhana dan dapat dilakukan oleh pasien setelah instruksi
singkat.