Anda di halaman 1dari 39

FISIOLOGI RENAL DALAM

ANESTESI ●Disusun
●oleh :

Meiliza Ayu Qamarani 04054822022168 Putri Elfani Pradita 04054822022065


Muhammad Rafif Ginting 04054822022120 Cici Petrisia 04084821921133
Fidia Paramitha Putri 04054822022061 Dorothy Juliana 04054822022114
Rosa Nurul Fajri 04054822022115 Mira Maulani Fatima 04084821921103
Sesa Magabe 04054822022179 Theodora Viani 04054822022123
Citra Eros Lestari 04054822022131 Vedha Naayyagen K 04054822022210

Pembimbing : dr. Agustina Br Haloho, Sp.An(K), M.Kes


BAGIAN / KSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
01

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur volume dan komposisi cairan
tubuh, eliminasi toksin, dan pengaturan hormon, termasuk renin, erythropoietin,
dan bentuk aktif vitamin D. Faktor-faktor yang secara langsung dan tidak
langsung berkaitan dengan prosedur operasi dan manajemen anestesi.

Adanya stres selama anestesi dan pembedahan dapat memberi


pengaruh terhadap fungsi renal dan regulasi cairan tubuh secara tidak
langsung maupun secara langsung. Pengaruh secara tidak langsung
dapat terjadi melalui pengaruh hemodinamik, aktivitas simpatis dan
regulasi hormonal.
Cont…

Adapun pengaruh langsung dari agen anestesi terhadap fungsi ginjal dapat diduga ada
yang mempengaruhi resistensi vaskular ginjal, autoregulasi, atau menekan reabsorpsi
sodium, walaupun hal ini jarang dilaporkan. Efek langsung dari anestesi yang
tergantung dengan dosis dan jenis agennya akan mempengarui autoregulasi dari aliran
darah ginjal, mempengaruhi efek ADH, dan mempengaruhi transport tubular dari
sodium dan asam organik.
02

TINJAUAN
PUSTAKA
68,587,468,215
ANATOMI & FISIOLOGI
ANATOMI & FISIOLOGI

Nefron Nefron adalah unit fungsional ginjal. Secara anatomis, nefron terdiri
dari tubulus berliku dengan setidaknya enam segmen khusus. Pada
ujung proksimalnya (sel ginjal, terdiri dari glomerulus dan kapsul
Bowman), tempat pembentukan ultrafiltrasi darah dan ketika cairan
ini melewati nefron, volume dan komposisinya direabsorpsi dan
mensekresi zat terlarut
STRUKTUR NEFRON

01 02

MERCURY VENUS

Mercury is the closest Venus has a beautiful


planet to the Sun and the name and is the second
smallest one planet from the Sun
FUNGSI NEFRON

01 02
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan
cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
MERCURY cairan VENUS
dan molekul yang masih diperlukan
tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
Mercury is the closest dibuang.Venus has a beautiful
Reabsorpsi dan pembuangan
planet to the Sun and the dilakukanname and is themekanisme
menggunakan second pertukaran
lawan arus
planetdan kotranspor.
from the Sun Hasil akhir yang
smallest one
kemudian diekskresikan disebut urin.
Kapsula Bowman dan Glomerulus

Kapsula bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus


proximal, terdapat ruang yang mengandung kemih antara
rumbai kapiler dan kapsula bowman dan ruang yang
mengandung kemih ini dekenal sebagai ruang bowman atau
ruang kapsular – kapsula bowman yang dilapisi oleh sel-sel
epitel
Glomerulus

Glomerulus mengandung jaringan kapiler glomerulus yang


bercabang dan beranastomosis, yang memiliki tekanan
hidrostatik tinggi (sekitar 60 mmHg) dibandingkan dengan
kapiler lainnya. Kapiler glomerulus ditutupi oleh sel epitel, dan
glomerulus secara keseluruhan terbungkus dalam kapsul
Bowman.
Glomerulus
Tubulus Kontortus Proksimal

Tubulus kontortus proksimal sebagai bagian nefron yang paling panjang dan
paling lebar membentuk isi kortek, di dalamnya filtrat glomerulus mulai
berubah menjadi kemih oleh absorbsi beberapa zat dan penambahan sekresi
zat-zat lain. Salah satu fungsi utama dari tubulus kontraktus proksimal
adalah menyekresi kreatinin, albumin, protein, karbohidrat dan substansi
asing bagi organisme seperti penisilin.
Loop of Henle (Ansa Henle)

Lengkung Henle tebal strukturnya sama dengan tubulus kontortus distal.


Bagian descenden lengkung henle bersifat permeabel terhadap air dan ion-ion,
sehingga memungkinkan pergerakan bebas air, Na+ dan Cl-. Sedangkan
bagian ascenden tidak permeabel terhadap air dan sangat aktif mentranspor
klorida ke cairan insterstitial.
Tubulus Kontortus Distal (TKD)

Sel-sel tubulus kontortus distal secara aktif mereabsorpsi ion-ion Na dari filtrat glomerular dan
dimasukkan ke dalam interstitium. Aktivitas reabsorpsi ini berlangsung bersamaan dengan ekskresi ion H+
atau K+ ke dalam filtrat atau urin tubular.

Fungsi tubulus distal merupakan fungsi vital untuk mepertahankan keseimbangan asam- basa yang sesuai
pada cairan tubuh.
Tubulus Kolektivus

Tubulus kolektivus terhubung dengan tubulus nefron (tubulus renalis) di


lapisan luar dari ginjal yang disebut korteks. Setiap tubulus kolektivus
memiliki panjang sekitar 20-22 milimeter dan diameter sekitar 20-50
mikron. Dinding tubulus tersusun dari sel-sel seperti rambut (flagela) yang
membantu mengalirkan urin melalui tabung.
Tubulus Kolektivus

Sistem duktus kolektivus adalah komponen terakhir dari ginjal untuk


mempengaruhi keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. Pada manusia, sistem ini
menyumbang 4-5% reabsorpsi natrium ginjal dan 5% reabsorpsi air ginjal. Pada
saat dehidrasi ekstrim, lebih dari 24% dari air yang disaring dapat diserap kembali
dalam sistem duktus kolektivus. Fungsi tubulus kolektivus adalah transportasi urin
dan penyerapan air
Apparatus Juxtaglomerulus

Sel-sel juxtaglomerular melepaskan renin. Pelepasan renin bergantung


dengan stimulasi adrenergik dari sistem saraf simpatis, perubahan
tekanan dinding arteriol, dan perubahan aliran klorida yang melewati
macula densa. Renin dilepas ke aliran darah dan bereaksi dengan
angiotensinogen, sebuah protein yang dihasilkan hepar, untuk
membentuk angiotensin I.
Cont…

angiotensin I diubah di paru oleh enzim angiotensin-converting (ACE) untuk membentuk oktapeptida
angiotensin II

Sistem renin-angiotensin-aldosteron mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan.

Ketika volume darah rendah, sel-sel juxtaglomerular mengeluarkan renin ke dalam sirkulasi
Filtrasi Glomerulus

Proses filtrasi menembus glomerulus serupa dengan


yang terjadi pada proses filtrasi di seluruh kapiler lain.

Tidak seperti kapiler lain, gaya yang mendorong filtrasi


plasma menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula
bowman lebih besar dari gaya yang mendorong
reabsorpsi cairan kembali ke kapiler.

Pada glomerulus, adanya perbedaan tekanan hidrostatik


dan osmotic koloid pada kedua sisi kapiler
menyebabkan terjadinya perpindahan cairan.
Kecepatan Filtrasi Glomerulus

Kecepatan filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration Rate


atau GFR) didefinisikan sebagai volume filtrate yang
masuk kedalam kapsula bowman per satuan waktu.

GFR bergantung pada empat gaya yang menentukan filtrasi


dan reabsorpsi (tekanan kapiler, tekanan cairan interstisium,
tekanan osmotic koloid plasma, dan tekanan osmotic koloid
cairan interstisium).
Kecepatan Filtrasi Glomerulus

Nilai rata-rata untuk GFR pada seorang pria dewasa adalah 180
liter per hari (125 ml per menit).volume plasma normal adalah
sekitar 3 liter (dari volume darah total sebesar 5 liter). Plasma
difiltrasi oleh ginjal sekitar 60 kali sehari atau sekitar berjumlah
180 liter dan untuk menjaga keseimbangan cairan dari 180 liter
cairan per hari yang difiltrasi ke dalam kapsula bowman hanya
sekitar 1,5 liter per hari diekskresikan dari tubuh sebagai urine.
Laju Filtrasi Glomerulus

Gaya total yang mendorong filtrasi adalah tekanan darah kapiler


glomerulus yaitu 55 mm Hg. Jumlah dua gaya yang melawan filtrasi
adalah 45 mm Hg. Autoregulasi mempertahankan tekanan arteri rata-
rata antara 60 mm Hg dan 160 mm Hg pada ginjal normaPerbedaan
netto yang mendorong filtrasi (10 mm Hg) disebut tekanan filtrasi netto
Laju filtrasi yang sebenarnya, laju filltasi glomerulus (LFG), berganrung
tidak saja pada tekanan filtrasi netto tetapi juga pada seberapa luas
permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi dan seberapa
permeabel membran glomerulus (yaitu, seberapa "bocor" lapisan ini).
Sifat-sifat membran glomerulus ini secara kolektif disebut sebagai
koefisien filtrasi (Kf). Karena itu,
Laju Filtrasi Glomerulus

LFG = Kf x tekanan filtrasi netto, atau


SN GFR = Kf.(∆P-∆π) = Kf.Puf
SN GFR : Single Nefron Glomerular Filtration Rate
Kf : Permeabilitas kapiler
∆P : Perbedaan tekanan hidrostatik intravaskuler dengan
ekstravaskuler
∆π : Perbedaan tekanan osmotic
Komposisi Filtrat Glomerulus

Dalam cairan filtrate tidak ditemukan erytrocit, sedikit mengandung protein


(1/200 protein plasma). Jumlah elektrolit dan zat-zat terlarut lainya sama dengan
yang terdapat dalam cairan interstitisl pada umunya. Dengan demikian komposisi
cairan filtrate glomerulus hampir sama dengan plasma kecuali jumlah protein
yang terlarut. Sekitar 99% cairan filtrate tersebut direabsorpsi kembali ke dalam
tubulus ginjal.
Renal Blood Flow
Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)
68,587,468,215
Autoregulasi Aliran Darah ke Ginjal
Mekanisme Myogenic Arteriole
Mekanisme Myogenic Arteriole

Mekanisme miogenik yang mengatur aliran darah di dalam ginjal melalui aktivitas
vasokontriksi dan vasodilatasi. Mekanisme ini bekerja di arteriol aferen yang
memasok glomerulus. Ketika tekanan darah meningkat, sel-sel otot polos di
dinding arteriole teregangkan dan merespons dengan berkontraksi untuk
melawan tekanan, sehingga sedikit perubahan dalam aliran. Ketika tekanan
darah turun, sel-sel otot polos mengendur ke resistensi yang lebih rendah,
memungkinkan aliran darah yang merata.
Feedback pada arteriole aferen
Umpan balik tubuloglomerular

• Melibatkan aparatus juxtaglomerulus


• sel makula densa mendeteksi perubahan GFR
• Peningkatan GFR akibat peningkatan tekanan arteri->meningkatkan jumlah
cairan yang di filrasi dan mencapai tubulus distal
• Sel makula densa akan memicu pelepasan zat vasoaktif dari aparatus
juxtaglomerulus
• Zat tersebut menyebabkan kontraksi arteriol aferen, sehingga arus darah di
kapiler glomerulus berkurang da GFR kembali normal
Paracrine Mechanism
Efek Anestesia

Efek anestesia dapat terjadi secara direct dan indirect, yaitu:


• Direct bisa terjadi contohnya pada saat pembedahan dengan tindakan
anestesi, contohnya pemberian volatile, obat intravena, dan lain-lain.
• Indirect bisa melalui 2 jalur yaitu dari efek neural dan efek endokrin. Efek
neural mekanismenya dengan aktivasi saraf simpatis menyebabkan
peningkatan RBF, GFR, dan urin output. Kalau dari jalur endokrin melalui
mekanisme peningkatan aldosteron yang dapat menyebabkan pelepasan
ADH.
Pengaruh Anestesia dan Pembedahan

Semua obat anestetik baik abar (volatil) atau suntikan berpotensi mengganggu fungsi
ginjal baik secara langsung atau tidak langsung akibat perubahan tekanan darah
sistemik, curah jantung, lepasan hormone anti diuretik (ADH), jenis cairan infus yang
sedang digunakan, gangguan sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Halotan, enfluran dan isofluran menurunkan tahanan vaskuler ginjal.

Ketamin, opioid dan barbiturat hampir tidak mengganggu faal ginjal, tetapi dengan
kombinasi N2O berefek seperti zat abar (volatil).
Pengaruh Anestesia terhadap Ginjal

Anestetik Inhalasi

• Terjadinya pemekatan urin & origuria reversible karena menurunnya aliran darah
ginjal & filtrasi glomerulus. Dapat dicegah dengan pemberian cairan yang cukup dan
menghindari anestesia yang dalam.
• Metoksifluran secara langsung menyebabkan kerusakan tubuli ginjal & gagal ginjal
 KI pada pasien gangguan fungsi ginjal atau pasien yang mendapat obat
nefrotoksik seperti streptomisin & tetrasiklin.
• Nefrotoksisitas metoksifluran terjadi karena metabolismenya di hati dan ginjal
menghasilkan ion fluor (tergantung dosis). Disarankan dosis minimal untuk
pemberian yang lama.
• Obat yang melepaskan sedikit ion flour: esfluran, enfluran, dan sevofluran.
Pengaruh Anestesia terhadap Ginjal

Anestetik Intravena (IV)

• Cedera renal iskemia/ reperfusi (IR) merupakan faktor risiko untuk gagal ginjal akut
dan fungsi ginjal akibat cangkok yang tertunda.
• Faktor patogen untuk renal IR antara lain stress oksidatif, inflamasi, nekrosis selular
dan apoptosis.
• Beberapa obat anastesi menyebabkan efek antiinflamasi, antinekrosis dan
antiapoptosis melalui mekanisme yang berbeda.
• Ketamine memperbaiki pathway regulasi inflamasi dan menurunkan metabolisme
disebabkan oleh hipoksia.
Pengaruh Anestesia terhadap Ginjal

Anestetik Intravena (IV)

• Pretreatment thiopental mengurangi cedera renal IR yang disebabkan oleh radikal


bebas. Hal tersebut didukung dengan temuan dexmedetomidine dapat menurunkan
cedera otak IR dan menghambat faktor nuklear-kB dan ikatan adesi molekul
interselular 1 dikeluarkan melalui penghambatan stress oksidatif dan inflamasi, yang
merupakan faktor patogen pada cedera IR.
• Propofol sudah terbukti memiliki efek protektif terhadap cedera IR pada multipel
organ seperti jantung, ginjal, hati dan usus.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai