Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN NEUROLOGI PSIKIATRI

CARPAL TUNNEL SYNDROME

OLEH:
LUH KOMANG ARI TRISNA JAYANTI (18031001)
DENYCHER AMANDO DEORLEANS PEREIRA (18031004)
I GUSTI AYU ANJALI DIAH PRAMESWARI (18031011)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS).................................................1

1.2 Etiologi Carpal Tunnel Syndrome (CTS).................................................1

1.3 Faktor Resiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS).......................................2

1.4 Tanda dan Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS).................................3

1.5 Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome (CTS).........................................4

BAB II PROSES ASUHAN FISIOTERAPI.........................................................6

2.1 Assessment...............................................................................................6

2.2 Problematika fisioterapi...........................................................................14

2.3 Planning....................................................................................................15

2.4 Intervensi.................................................................................................16
2.5 Evaluasi...................................................................................................17
2.6 Clinical Reasoning..................................................................................26
BAB III HOME PROGRAM................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang berhubungan


dengan pekerjaan yang disebabkan gerakan berulang dan posisi yang menetap pada
jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi saraf, suplay darah ke tangan dan
pergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus
medianus didalam Carpal Tunnel pada pergelangan tepatnya dibawah fleksor
retinakulum. Sindrom ini terjadi akibat kenaikan tekanan dalam terowongan yang sempit
yang dibatasi oleh tulang-tulang carpal serta ligament carpi tranversum yang kaku
sehingga menjebak nervus medianus (Rambe, 2004).
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah entrapment neuropathy yang terjadi akibat
adanya penekanan nervus medianus pada saat melalui terowongan karpal di pergelangan
tangan tepatnya di bawah fleksor retinaculum (Rambe, 2004).

CTS disebabkan oleh penyempitan bekas patah tulang radius distal yang
mengakibatkan kompresi n.medianus dibawah retinakulum volar. Kebanyakan sindrom ini
bersifat idiopatik . Penderita mengeluh kelemahan atau kekakuan tangan, terutama
melakukan pekerjaan menggunakan jari (De jong, 2012).

1.2 Klasifikasi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)


Carpal tunnel syndrome memiliki dua bentuk yaitu akut dan kronis yaitu:
1. Bentuk akut mempunyai gejala dengan nyeri parah, bengkak pergelangan tangan atau
tangan, tangan dingin, atau gerak jari menurun. Kehilangan gerak jari disebabkan oleh
kombinasi dari rasa sakit dan paresis.
2. Bentuk kronis mempunyai gejala baik disfungsi sensorik yang mendominasi atau
kehilangan motorik dengan perubahan trofik. Nyeri proksimal mungkin ada dalam
carpal tunnel syndrome
1.3 Etiologi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan CTS antara lain (Megerian dkk, 2007):
1. Trauma langsung ke carpal tunnel yang menyebabkan penekanan, misalnya colles
fracture dan edema akibat trauma tersebut
2. Posisi pergelangan tangan, misalnya fleksi akut saat tidur, imobilisasi pada posisi fleksi
dan devisiasi ulnar yang cukup besar
3. Osteofit sendi karpal akibat proses degenerasi
4. Edema akibat kelainan endokrin seperti: arthritis rheumatoid, polimialgia reumatika,
scleroderma, lupuseritematosus sistemik
5. Tumor atau benjolan yang menekan carpal tunnel seperti kista ganglion, lipoma,
xanthoma, infiltrasi metastase dan myeloma
6. Penyakit kolagen vaskuler seperti: arthritis rheumatoid, polimialgia reumatika,
scleroderma, lupus eritematosus sistemik
7. Trauma akibat gerakan fleksiekstensi berulang pergelangan tangan dengan kekuatan
yang cukup pada pekerjaan tertentu yang banyak memerlukan gerakan pergelangan
tangan seperti kasir, penata rambut, pemain music, penjahit, petani dan sebagainya

1.4 Faktor Resiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS).


Faktor risiko carpal tunnel syndrome terdiri dari faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan dan faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan yaitu bekerja dengan cepat, gerakan berulang, pekerjaan
yang banyak menggunakan pergelangan tangan dan getaran. Faktor yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan yaitu jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh, pecandu
alkohol, status kehamilan, dll.

1.5 Tanda Dan Gejala Klinis Carpal Tunnel Syndrome (CTS).


Gejala awal biasanya berupa parestesia yang terjadi dalam distribusi saraf medianus
tangan, tiap malam pasien terbangun pada jam-jam awal dengan rasa nyeri yang panas
membakar,perasaan geli, dan mati rasa (Bahrudin, 2011). Gejala-gejala carpal tunnel
syndrome sebagai berikut:
1. Sakit tangan dan mati rasa, terutama pada waktu malam hari
2. Nyeri, kesemutan, mati rasa pada jari-jari tangan, terutama ibu jari, telunjuk dan jari
tengah.
3. Waktu pagi atau siang hari perasaan pembengkakan terasa ketika menggerakkan
tangan dengan cepat.
4. Rasa sakit menjalar ke atas hingga lengan atas sampai dengan pundak.
5. Terkadang tangan terasa lemas dan hilang keseimbangan terutama di pagi hari.

Kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan
yang penderita sewaktu menggenggam. Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot
thenar (oppones pollicis dan abductor pollicis brevis). dan otot-otot lainya yang
diinervasi oleh nervus medianus (Bahrudin, 2011).

1.6 Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Pada umumnya CTS terjadi secara kronis karena faktor mekanik dan faktor
vaskuler. Faktor mekanik berupa gerakan berulang dengan kontraksi yang kuat
menimbulkan pembekakan sarung tendon dalam terowongan karpal kemudian
menimbulkan tekanan pada nervus medianus.

Sedangkan faktor vaskuler berupa tekanan yang kuat, lama, dan berulang-ulang
yang akan menyebabkan peninggian tekanan intravaskuler sehingga aliran darah
intravaskuler melambat dan merusak endotel menyebabkan nyeri lokal.

Carpal tunnel syndrome (CTS) terjadi bila saraf medianus mengalami kompresi
dalam struktur anatomis terowongan karpal. Kompresi dapat disebabkan oleh
meningkatnya volume dalam terowongan karpal, pembesaran saraf medianus, atau
berkurangnya area crosssectional dalam terowongan karpal. Dari ketiga penyebab ini,
yang menjadi penyebab terbanyak adalah meningkatnya volume terowongan karpal,
namun apa yang menjadi penyebab peningkatan volume ini masih belum jelas hingga saat
ini. Diduga salah satu penyebab adalah tenosinovitis akibat trauma berulang. Gerakan
flexi-extensi berulang dan terus menerus pada pergelangan tangan dan jari-jari akan
meningkatkan tekanan pada tendon yang mengakibatkan terjadinya tenosinovitis dan
selanjutnya menyebabkan kompresi pada saraf medianus. (Megerian dkk, 2007; Wiqcek
dkk, 2007).
BAB II

PROSES ASUHAN FISIOTERAPI

2.1 Assessment
I. Anamnesis
Data pasien :
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 43 th
c. Jenis kelamin: Perempuan
d. Agama : Hindu
e. Alamat : Jln. Tunjung Biru No. 15
f. Pekerjaan : Akuntan
g. Hobby : Menulis novel
II. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan Utama

Pasien mengeluhkan nyeri dan kebas pada pergelangan tangan kirinya sampai
ketiga jarinya yaitu telunjuk , jari tengah dan kesemutan menjalar sampai ke
lengan.

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Pada awalnya Ny. A mengeluhkan nyeri pada telunjuk, jari tengah dan jari
manis bagian kirinya terasa kebas sejak satu bulan yang lalu. Rasa kebas
bersifat hilang timbul, dan dirasakan terutama malam hari. Kebas dirasakan
hanya pada jari kiri saja. Pasien juga mengeluh tangannya seperti kesetrum dan
menjalar hingga ke lengan. Awalnya pasien memeriksakan keluhan tersebut di
klinik namun tidak terdapat perubahan yang signifikan. Pasien masih tetap
merasa mengeluhkan nyeri pada telunjuk, jari tengah dan jari manis bagian
kirinya dan akhirnya kesulitan dalam melakukan aktivitas terutama aktivitas
yang harus menggunakan jarinya seperti mengetik. Karena pasien sudah tidak
mampu menahan keluhannya, pasien lalu dibawa kerumah sakit A. Dokter
mendiagnosa pasien mengalami Carpal Tunnel Syndrome dan saat dilakukan
pemeriksaan oleh dokter pasien mengaku sering melakukan aktivitas seperti
mengetik karena pasien bekerja sebagai akuntan dan disisi lain hobby pasien
adalah menulis novel. Setelah itu, dokter merujuk pasien ke poli fisioterapi
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Tidak ada

d. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)

Tidak ada

e. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai akuntan


III. Pemeriksaan Objektif
a. Vital Sign

Absolut Tambahan*
HR : 80x/Min SpO2 : 96%
RR : 18x/Min TB : 170 cm
BP : 120/80mmHg BB : 60 kg
Suhu : 370C Kesadaran: Compos mentis

b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Inspeksi Statis
- Pasien terlihat menahan rasa sakit
- Pasien datang dengan memegang tangan yang sakit
- Wajah pasien tampak pucat
- Tidak ada deformitas pada tangan kiri
- Tidak ada atropi.
b) Inspeksi Dinamis
- Pasien merasakan nyaman apabila tangannya di gerakan
- Pasien masih mampu mengambil atau memegang benda dengan
tangan kirinya
- Pola pernapasan pasien tampak normal
2) Palpasi
- Terdapat nyeri saat di tekan pada area carpal tunnel sinistra
- Tidak ada oedema
- suhu lokal normal
3) Perkusi : Tidak dilakukan
4) Auskultasi : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar


− Aktif: saat di lakukan gerakan aktif didapatkan kesimpulan yaitu pasien tidak
mampu menggerakan wrist sinistra full rom.
− Pasif: saat di lakukan gerakan pasif didapatkan kesimpulan yaitu pasien tidak
mampu menggerakan wrist sinistra full rom
− Isometrik: Pada wrist sinistra terdapat nyeri dan tidak mampu melawan
tahanan. Sedangkan pada wrist dextra tidak terdapat nyeri dan mampu dengan
tahanan maksimal.

Diagnosis Banding

Diagnnosis Banding Gambaran klinis

Cervical Root Tanda dan gejala dari CRS meliputi nyeri leher
Syndrome (CRS) yang terasa hingga bahu, lengan atas, biasanya
menjalar sampai jari-jari tangan, paresthesia, dan
kelemahan otot tergantung akar saraf yang terkena
(Jackson, 2010)

Thoracic outlet Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-


syndrome otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi
ulnaris dari tangan dan lengan bawah.
Pronator teres Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di
syndrome telapak tangan daripada CTS karena cabang nervus
medianus ke kulit telapak tangan tidak melalui
terowongan karpal.

de Quervain's Tenosinovitis dari tendon muskulus abductor


syndrome pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis,
biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif.
Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada
pergelangan tangan di dekat ibu jari.

Pengukuran
Pengukuran Alat Ukur Hasil

Nyeri VAS Jenis Nyeri Nilai


Nyeri Diam 1/10
Nyeri Tekan 3/10
Nyeri Gerak 2/10

1. P

Interpretasi :
Pengukuran nyeri berdasarkan jenis
nyeri yang dibagi menjadi Nyeri diam,
nyeri tekan dan nyeri gerak.
Skala nyeri 0 : Tidak Nyeri
Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan
Skala nyeri 4-7 : Nyeri Sedang
Skala nyeri 8-10 : Nyeri Berat
Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri
diam 1/10, nyeri tekan 3/10, nyeri gerak
2/10.

ROM Goniomet Sendi Aktif


er S : 70° - 0° - 80°
Wrist Dextra
F : 20° - 0° - 30°
S : 50° - 0° - 65°
Wrist Sinistra
F : 15° - 0° - 15°
Interpretasi :

Luas gerak sendi dengan menggunakan


goniometer didapatkan hasil perbedaan
lingkup gerak sendi pada wrist dextra
yaitu S : 70° - 0° - 80°, F : 20° - 0° - 30°
dan wrist sinistra S : 50° - 0° - 65°, F :
15° - 0° - 15°

Kekuatan Otot MMT Sendi Gerakan MM


T

Wrist Dextra Palmar fleksi 5


Dorsal fleksi 5
Ulna Deviasi 5
Radial Deviasi 5

Wrist Sinistra Palmar fleksi 3


Dorsal fleksi 3
Ulna Deviasi 3
Test Spesifik

Jenis Pemeriksaan Kesan


1. Phalen’s Test Saat melakukan test
Phalen Test dilakukan dengan posisi tangan tersebut, pasien
pasien disatukan yaitu punggung tangan kanan merasakan kesemutan
dan kiri. Pertahankan posisi tersebut dalam pada jari-jari tangannya
hitungan 60 detik. Hasil positif jika pasien
merasakan kesemutan pada jari-jari tangannya
dan negatif jika pasien tidak merasakan
kesemutan.

2. Tinnel sign
Posisi pasien duduk, sudut elbow 00 -300 Pada kedua test tersebut
dan supinasi wrist. Lalu mengetukkan diperoleh hasil positif (+)
jari terapis ke pergelangan tangan pasein
sebanyak 6 kali dari distal hingga
proksimal pada ligament transverses
wrist. Hasil positif jika pasien merasa
seperti tersengat dan kesemutan yang
terasa sampai jari-jari tangan, negatif jika
pasien tidak merasakan apa-apa
(Georgiew, 2007)

Saat melakukan test


3. Prayer Test tersebut, pasien
Tes ini dilakukan dengan cara mengekstensikan merasakan kesemutan dan
pergelangan tangan pasien dengan makimal nyeri pada jari-jari
tahanan secara 30 detik. Tes dinyatakan positif tangannya
apabila timbul kesemutan (paraesthesia) atau
nyeri pada daerah distribusi nervus medianus.

2.2 Problematika Fisioterapi


− Adanya nyeri pada sendi wrist sinistra
− Terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi pada wrist
− Adanya penurunan kekuatan otot wrist
2.3 Planning
a. Jangka Pendek :
- Mengurangi nyeri pada sendi wrist sinistra
- Meningkatkan kekuatan otot wrist
- Meningkatkan Lingkup gerak sendi
b. Jangka Panjang :
- Melanjutkan program jangka pendek
- Dapat kembali melakukan aktivitas sehari- hari seperti mengancingkan baju,
mencuci, membawa beban berat, dan mengendarai motor
2.4 Intervensi
Tabel Intervensi
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based

Ultrasound Ultrasound untuk carpal tunnel F : 3 MHz PENELITIAN ILMAH


syndrome menggunakan gelombang
continous dengan gel sebagai I : 1,5 W/cm2
penghantar arus dan tranducer T : 5 menit The Effect Of Addition Of
digerakkan circuler terus menerus Medianus Nervous
pada area lipatan pergelangn tangan Mobilization After
ke arah palmar, dapat mengurangi Ultrasound Therapy
nyeri dan perbaikan jaringan (Ostaz, Provided On Decreasing
1998). Pemberian ultrasound dengan Value Of Carpal Tunnel
mode continue memiliki efek Syndrome Pain
thermal, selain rasa hangat pada
permukaan kulit, dapat merangsang
pengurangan tekanan pada
Ruhana F.Mujahadah
terowongan karpal sehingga aliran
darah kembali meningkat,
permeabilitas membran meningkat
sehingga dapat mengurangi nyeri
selain itu juga dapat memperbaiki
fungsi sensoris pada carpal tunnel
syndrome.

Nerve and Nerve and tendon gliding exercise F : 3-5x Essence of Scientific
Tendon adalah program latihan mobilisasi /seminggu Medical Journal (2019),
Gliding sendi dan tendon yang dapat Volume 17, Number 2:34-
Exercise diterapkan dengan melakukan I : 10x 39
beberapa gerakan pada tangan dan repetisi
pergelangan tangan. Program latihan NERVE AND TENDON
T : 5 set GLIDING EXERCISE
ini berlangsung 3-4 minggu atau
dapat berubah sesuai hasil perbaikan SEBAGAI INTERVENSI
gejala. Latihan ini bertujuan NONMEDIKAMENTOSA
mengurangi tekanan pada nervus PADA CARPAL TUNNEL
medianus di pergelangan tangan SYNDROME
sehingga gejala yang diakibatkan
dapat berangsur membaik. Latihan ini Pertiwi Permata Putri
juga dapat meningkatkan range of
motion pada sendi dan
mengoptimalkan fungsi tangan
penderita.

Menurut American Academy of


Orthopaedic Surgeons, latihan ini
dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu:
wrist extension stretch, wrist flexion
stertch, median nerve glides, dan
tendon glides. Setiap bagian ini terdiri
atas beberapa gerakan yang

Tercantum yaitu:

Gerakan pada median nerve glides

Gerakan pada tendon glides

Strengthening Strengthening merupakan latihan F : 3-5x KARYA TULIS ILMIAH


penguatan yang dilakukan pada otot /seminggu
atau grup otot yang mengalami PENATALAKSANAAN
penurunan kekuatan otot(Kisner & I : 8x repetisi FISIOTERAPI PADA
KONDISI CARPAL
Colby, 2007). Penguatan otot T : 5 set, TUNNEL SYNDOME
dilakukan dengan memberikan ditahan 30 ( CTS ) DEXTRA DI RSUD
pembebanan kepada otot-otot tertentu detik PANEMBAHAN
untuk memelihara dan mencegah SENOPATI BANTUL
penurunan masa otot. Manfaat dari
latihan penguatan ini adalah untuk
IIN MARYANI
meningkatkan kekuatan otot,
memberikan pengaruh baik pada
proses remodeling jaringan,
mengurangi stress pada persendian,
dan peningkatan keseimbangan gerak
(Pristianto et al , 2018).

Instruksikan pasien untuk


memposisikan tangan saling
menggenggam, lalu tarik kesamping
secara berlawanan.

Hold Relax Merupakan teknik dari PNF yaitu F : 2x/sehari KARYA TULIS ILMIAH
Exercise metode mempercepat respon dari
mekanisme neuro muskular melalui I : 8x repetisi PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI PADA
rangsangan pada propioseptor dalam T : 5 menit.
KONDISI CARPAL
pelakasanaan hold relaxed sebelum TUNNEL SYNDOME
otot antagonis di lakukan penguluran, ( CTS ) DEXTRA DI RSUD
otot antagonis di kontraksikan secara PANEMBAHAN
isometrik melawan tahanan dari SENOPATI BANTUL
terapis kerah agonis kemudian
rileksasi dari otot - otot tersebut IIN MARYANI
(Wahyono, 2002), hold relaxed
berfungsi untuk merileksasikan otot-
otot ,menambah LGS dan dapat
mengurangi nyeri.

2.5 Evaluasi
Pengukuran Alat Ukur Hasil

Nyeri VAS Jenis Nyeri Nilai


Nyeri Diam 0/10
Nyeri Tekan 2/10
Nyeri Gerak 1/10

Interpretasi :
Pengukuran nyeri berdasarkan jenis nyeri
yang dibagi menjadi Nyeri diam, nyeri
tekan dan nyeri gerak.
Skala nyeri 0 : Tidak Nyeri
Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan
Skala nyeri 4-7 : Nyeri Sedang
Skala nyeri 8-10 : Nyeri Berat
Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri
diam 0/10, nyeri tekan 2/10, nyeri gerak
1/10.

ROM Goniometer Sendi Aktif


S : 70° - 0° - 80°
Wrist Dextra
F : 20° - 0° - 30°
S : 60° - 0° - 75°
Wrist Sinistra
F : 20° - 0° - 20°
Interpretasi :

Luas gerak sendi dengan menggunakan


goniometer didapatkan peningkatan
lingkup gerak sendi pada wrist sinistra
yaitu S : 60° - 0° - 75°, F : 20° - 0° - 20°

Kekuatan Otot MMT Sendi Gerakan MMT

Wrist Dextra Palmar fleksi 5


Dorsal fleksi 5
Ulna Deviasi 5
Radial 5
Deviasi
Wrist Sinistra Palmar fleksi 4
Dorsal fleksi 4
Ulna Deviasi 4
Radial 4
Deviasi
Clinical Reasoning

Carpal Tunnel Syndrome

Contextual factor

Functional Disability
Internal factor Eksternal factor

Genetik Gender Riwayat


Overuse
Trauma

Anatomy Impairment Impairment Activity Limitation Participation


Restriction
Penebalan fleksor Intervensi
retinaculum
 Nyeri pada sendi Working
Tekanan pada Nervus wrist sinistra  Ultrasound
Medianus  Nerve and
 Keterbatasan LGS Socialization
wrist sinistra Tendon Gliding
Peningkatan tekanan
infrasikuler  Penurunan kekuatan Exercise Gangguan aktivitas
otot wrist sinistra
 Strengthening sehari-hari seperti
Nutrisi inintrafasikuler
 Hold Relax mengancingkan
terganggu diikuti dengan
anoxia Exercise baju, mencuci,
membawa beban
Kerusakan Endotel berat, dan
mengendarai motor
Kondisi terus berlanjut
menyebabkan fibrosis
epineural yang merusak
serabut saraf

Fungsi Nervus Medianus


terganggu
BAB III

HOME PROGRAM

Home Program Metode Pelaksanaan

5 Minute Stress Ball Workout  Palm Press

Tempatkan bola di antaranya telapak tangan pasien, jaga


agar lengan pasien tetap posisi vertikal. Tekan dan tahan
selama 3-5 detik, lalu relax. Ulangi 10 kali.

 Full Grip

Instruksikan pasien untuk memegang bola di telapak


tangannya dan meremasnya sekeras yang pasien bisa.
Tahan selama 3-5detik, lalu rileks. Ulangi 10 kali,
istirahat 1 menit, lalu ulangi dengan tangan yang lain.

 Finger Grip

Tempatkan bola di antara ujung satu jari dan ibu jari


pasien. Tekan dan tahan selama 3-5 detik, lalu rileks.
Ulangi 10 kali dengan setiap jari, istirahat selama 1
menit, lalu ulangi dengan tangan yang lain.
 Thumb Press

Tempatkan bola di telapak tangan pasien. Tekan dengan


ibu jari pasien dan tahan selama 3-5 detik, lalu rileks.
Ulangi 10 kali, istirahat selama 1 menit dan ulangi
dengan tangan yang lain.

Strengthening Manfaat dari latihan penguatan ini adalah untuk


meningkatkan kekuatan otot, memberikan pengaruh baik
pada proses remodeling jaringan, mengurangi stress pada
persendian, dan peningkatan keseimbangan gerak
(Pristianto et al , 2018).

Instruksikan pasien untuk memposisikan tangan saling


menggenggam, lalu tarik kesamping secara berlawanan.

F : 3-5x /seminggu, I : 8x repetisi, T : 5 set, ditahan 30


detik

Stretching Stretching exercise merupakan suatu tindakan yang


digunakan untuk meningkatkan ekstensibilitas jaringan
melalui proses penguluran jaringan dan meningkatkan
fleksibilitas. Manfaat yang diperoleh dari stretching
exercise yaitu menjaga dan meningkatkan kekuatan dan
daya tahan otot, meningkatkan kemampuan aktifitas
fungsional, dan menjaga fleksibilitas serta ekstensibilitas
jaringan (Kisner dan Colby, 2007).

F : 3-5x /seminggu, I : 8x repetisi, T : 5 set, ditahan 30


detik saat posisi stretch
DAFTAR PUSTAKA

Didik Purnomo, Akhmad Alfajri Amin,Redita Cahyani Ardiningsih. 2017. Ultrasound and
Exercise Therapy Effect in Carpal Tunnel SYndrome. Akademi Fisioterapi Widya Husada
Semarang: Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 1, No. 2, ISSN 2548-8716

Saifudin Zuhri, Hadi Miharjanto, Bambang Trisnowiyanto. 2012. Latihan Neural Stretching dan
Penurunan Nyeri Penderita Carpal Tunnel Syndrome. Kementerian Kesehatan Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi : Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, hlm. 1-
132

Ayu Permata, Ismaningsih. 2020. Aplikasi Neuromuscular Taping Pada Kondisi Carpal Tunnel
Syndrom Untuk Mengurangi Nyeri. Program Studi D-III Fisioterapi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab: Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 03

Susan L. Michlovitz, PT, PhD, CHT. 2004. Conservative Interventions for Carpal Tunnel
Syndrome. Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy

Ikranth.G.R, Vinod Kumar.K.C,Lawrence Mathias.2015. Comparative Effect Of Carpal Bone


Mobilization Versus Neural MobilizationIn Improving Pain, Functional Status and
Symptoms Severity In Patients WITH Carpal Tunnel Syndrome. Int J Physiother. Vol 2(3),
524-530 ISSN: 2348 -8336 DOI: 10.15621/ijphy/2015/v2i3/67025

Anda mungkin juga menyukai