PENDAHULUAN
yang ditandai oleh rasa sakit dan atau hilangnya fungsi motorik ataupun sensorik
akibat kompresi kronis. Salah satu jenis entrapment neuropathy yang sering
terjadi adalah mononeuropati, yakni lesi yang menyerang satu jenis saraf tepi.
Penyakit mononeuropati dengan angka kejadian paling tinggi adalah carpal tunnel
syndrome disusul oleh cubital tunnel syndrome namun bisa juga terjadi pada kaki,
sisi wajah, mata dan daerah saraf tepi lainnya. Salah satu penyakit yang paling
karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung
tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis.
Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering
Syndrome/CTS).
tangan. CTS merupakan salah satu penyakit yang dilaporkan oleh badan-badan
1
Tingginya angka prevalensi yang diikuti tingginya biaya yang harus
okupasi. Beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada
pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran,
suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan lain-lain 2. Angka kejadian Carpal
Tunnel Syndrome di Amerika Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus per
1.000 orang setiap tahunnya dengan prevalensi sekitar 50 kasus dari 1.000 orang
bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa adalah
sebesar 1.55% (2,6 juta). CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan
usia berkisar 25 - 64 tahun, prevalensi tertinggi pada wanita usia > 55 tahun,
diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk laki-laki CTS adalah jenis
neuropati jebakan yang paling sering ditemui. Sindroma tersebut unilateral pada
karena sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja
yang dilaporkan karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian
pada pekerjaan dengan risiko tinggi pada pergelangan tangan dan tangan
melaporkan prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harsono
pada pekerja suatu perusahaan ban di Indonesia melaporkan prevalensi CTS pada
pekerja sebesar 12,7%. Silverstein dan peneliti lain melaporkan adanya hubungan
positif antara keluhan dan gejala CTS dengan faktor kecepatan menggunakan alat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor
sensorik dan motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi
Sistem saraf tepi terdiri dari system saraf sadar dan system saraf tidak
sadar. System saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan
secara sadar, dibawah kendali kesadaran kita. Sistem saraf sadar disusun oleh
serabut saraf otak (nervus kranialis), yaitu saraf yang keluar dari otak dan serabut
saraf sumsum tulang belakang (nervus spinalis) yaitu saraf yang keluar dari
sumsum tulang.
3
Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu:
4
2) Saraf Spinal atau Nervus Spinalis
5
Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh
dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum dimana
kontinu dengan medulla ke tingkat pertama atau kedua vertebra lumbalis. Serabut
1. Nervus hipoglossus
3. Nervus thoracicus
4. Nervus radialis
6. Nervus thoracodorsalis
6
7. Nervus axillaris
8. nervus subciavius
9. Nervus supcapularis
7
2.1.2 Etiologi Neuropati Perifer
perifer diantaranya:
1. Diabetes
2. Infeksi bakteri atau virus, misalnya HIV, cacar, difteri, kusta, dan
hepatitis C
4. Faktor genetik
6. Gagal ginjal
1. Penglihatan ganda atau sulit focus, kadang disertai sakit pada mata
3. Nyeri tungkai
4. Jari tangan terasa lemah atau kesemutan pada carpal tunnel sindrom
2.1.4 Patofisiologi
saraf dengan darah (vasa nervosum). Ini menyebabkan iskemia local, yang
memiliki efek langsung pada kemampuan akson saraf untuk mengirimkan potensi
8
aksi. Ketika kompresi menjadi parah dari waktu ke waktu, demielinasi fokal
2.1.5 Diagnosis
saraf, dapat dilakukan pencitraan seperti foto rontgen, CT scan dan MRI.
Sedangkan pemeriksaan yang dilakukan khusus untuk melihat fungsi saraf adalah:
dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang –
tulang carpal. Nervus dan tendon memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan
pada jari – jari tangan. Jari tangan dan otot – otot fleksor pada pergelangan tangan
beserta tendon – tendonnya berorigo pada epicondilus medial pada regio cubiti
9
dan interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi
berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal lekukan
dalam pergelangan tangan dan berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti
komponen radial dan ulnar. Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi
cabang sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang
motorik m. abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas dari m.
flexor pollicis brevis. Pada 33% dari individu, seluruh fleksor polisis brevis
Medianus memberikan cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga, dan sisi
10
radial jari keempat. Selain itu, saraf median dapat mempersarafi permukaan dorsal
jari kedua, ketiga, dan keempat bagian distal sendi interphalangeal proksimal.(6)
jaringan lubrikasi pada tendon – tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi
fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan otot abductor pollicis brevis
yang dipersarafi oleh bagian distal N. Medianus. Cabang sensorik superfisial dari
transversum yang berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan dan jari jempol
(6).
N. Medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan hanya 6% serat motorik
anatomi, yang menciptakan variabilitas yang besar patologi dalam kasus Capal
11
Gambar 2.1 Struktur Anatomi N. Medianus
tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Dulu, sindroma ini juga disebut dengan
nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial thenar atrophy Carpal
Tunnel Syndrome pertama kali dikenali sebagai suatu sindroma klinik oleh Sir
12
James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal. Carpal Tunnel
Syndrome spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Marie dan C.Foix pada
tahun 1913. Istilah Carpal Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada
terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu. Carpal Tunnel
Syndrome dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, kondisi dan peristiwa. Hal ini
ditandai dengan keluhan mati rasa, kesemutan, nyeri tangan dan lengan dan
disfungsi otot. Kelainan ini tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, etnis, atau
pekerjaan dan disebabkan karena penyakit sistemik, faktor mekanis dan penyakit
local (8).
Carpal Tunnel syndrome adalah salah satu gangguan saraf yang umum
pasien mencari perhatian medis untuk carpal tunnel syndrome pada tahun 1988.
diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya dengan revalensi
sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum. Orang tua setengah baya
13
lebih mungkin beresiko dibandingkan orang yang lebih muda, dan wanita tiga kali
National Health Interview Study (NIHS) mencatat bahwa CTS lebih sering
tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun. Prevalensi
CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk
laki-laki. CTS adalah jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui.
Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan 58%
bilateral (5).
kasus meningkat untuk setiap dekade usia 59 tahun, setelah itu, jumlah kasus di
setiap dekade menurun. Atroshi et al. mengamati serupa distribusi usia dengan
prevalensi tertinggi CTS pada pria dari 45-54 tahun dan wanita usia 55-64. Lunak
dan Rudolfer menemukan bahwa kasus CTS memiliki distribusi usia dengan
gerakan biomekanik berulang sesaat yang tinggi pada tangan pergelangan tangan
kanan 74,1%, dan pada tangan kiri 65,5%. Pekerja perempuan dengan CTS lebih
perbedaan antara peningkatan umur, pendidikan, masa kerja, jam kerja serta
14
Jagga et al meneliti bahwa pekerjaan yang beresiko tinggi mengalami
Dan pola itu sesuai dengan variasi antara jari ketiga sampai jari keempat sisi
Medianus bervariasi antara dua sampai tiga palang distal jari kedua, ketiga dan
saraf yang paling sering mengalami cedera oleh trauma langsung, sering disertai
meningkatkan risiko CTS. Pertimbangan utama meliputi usia lanjut, jenis kelamin
perempuan, dan adanya diabetes dan obesitas. Faktor risiko lain termasuk
15
kehamilan, pekerjaan yang spesifik, cedera karena gerakan berulang dan
dan penyalahgunaan zat. Orang yang terlibat dalam kerja manual di beberapa
pekerjaan memiliki insiden dan tingkat keparahan yang lebih besar (3).
pergelangan tangan.
yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik terutama pemain
16
ligamen, dan tendon dari simpanan zat yang disebut mukopolisakarida.
hipotiroidi, kehamilan.
9. Degeneratif: osteoartritis.
10. Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis,
syndrome.
Patogenesis CTS masih belum jelas. Beberapa teori telah diajukan untuk
menjelaskan gejala dan gangguan studi konduksi saraf. Yang paling populer
teori kompresi mekanik, gejala CTS adalah karena kompresi nervus medianus di
terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori ini adalah bahwa ia menjelaskan
konsekuensi dari kompresi saraf tetapi tidak menjelaskan etiologi yang mendasari
17
ketegangan, tenaga berlebihan, hyperfunction, ekstensi pergelangan tangan
cedera, perubahan saraf dan otot mungkin permanen. Karakteristik gejala CTS,
terutama kesemutan, mati rasa dan nyeri akut, bersama dengan kehilangan
konduksi saraf akut dan reversibel dianggap gejala untuk iskemia. Seiler et al
berdenyut di dalam saraf median dipulihkan dalam 1 menit dari saat ligamentum
tekanan di karpal tunnel. Gejala akan bervariasi sesuai dengan integritas suplai
darah dari saraf dan tekanan darah sistolik . Kiernan dkk menemukan bahwa
konduksi melambat pada median saraf dapat dijelaskan oleh kompresi iskemik
saja dan mungkin tidak selalu disebabkan myelinisasi yang terganggu (5).
Menurut teori getaran gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari
penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada saraf median di karpal tunnel.
Lundborg et al mencatat edema epineural pada saraf median dalam beberapa hari
18
Hipotesis lain dari CTS berpendapat bahwa faktor mekanik dan vaskular
memegang peranan penting dalam terjadinya CTS. Umumnya CTS terjadi secara
intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan
epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang
timbul terutama pada malam atau pagi hari akan berkurang setelah tangan yang
sementara pada aliran darah. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi
atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus
19
berhubungan dengan naiknya berat badan dan IMT. IMT yang rendah merupakan
kondisi kesehatan yang baik untuk proteksi fungsi nervus medianus. Pekerja
dengan IMT minimal ≥25 lebih mungkin untuk terkena CTS dibandingkan dengan
menemukan bahwa 70% dari penderita CTS memiliki kelebihan berat badan.
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan
motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa
parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4 sesuai dengan distribusi
jari-jari (14).
Komar dan Ford membahas dua bentuk carpal tunnel syndrome: akut dan
kronis. Bentuk akut mempunyai gejala dengan nyeri parah, bengkak pergelangan
tangan atau tangan, tangan dingin, atau gerak jari menurun. Kehilangan gerak jari
disebabkan oleh kombinasi dari rasa sakit dan paresis. Bentuk kronis mempunyai
gejala baik disfungsi sensorik yang mendominasi atau kehilangan motorik dengan
perubahan trofik. Nyeri proksimal mungkin ada dalam carpal tunnel syndrome
(6).
adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga
20
sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya
dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan
Apabila tidak segera ditagani dengan baik maka jari-jari menjadi kurang
juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu
menggenggam. Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar (oppones
pollicis dan abductor pollicis brevis).dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh
21
1) Pemeriksaan fisik
maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini
atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes ini
menyokong diagnosa.
22
c) Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau
nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada
menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat
e) Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi
otot-otot thenar.
23
dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS,
menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul
i) Luthy's sign (bottle's sign) : Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan
jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita idak
mendukung diagnose
perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah
Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel test adalah test
24
Tabel 2.2 Pemeriksaan fisik pada Carpal Tunnel Syndrome
lumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Kecepatan Hantar
Saraf (KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya
KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang,
tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik (12).
3) Pemeriksaan Radiologi
apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto polos leher
CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan
dioperasi.
25
USG dilakukan untuk mengukur luas penampang dari saraf median di carpal
tunnel proksimal yang sensitif dan spesifik untuk carpal tunnel syndrome. (15,
18, 19).
4) Pemeriksaan Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa
pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah
lengkap (15).
26
2.2.8 Diagnosis Banding
2.4 Thoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain
otot-otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan
2.5 Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di
tangan yang repetitif. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada
palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila
nyeri bertambah.
gejala, dan intensitas kompresi saraf. Jika sindrom adalah suatu penyakit sekunder
untuk penyakit endokrin, hematologi, atau penyakit sistemik lain, penyakit primer
27
inflamasi non steroid (OAINS) dan menggunakan penjepit pergelangan tangan
terutama pada malam hari atau selama gerakan berulang. Kasus lebih lanjut dapat
diterapi dengan injeksi steroid lokal yang mengurangi peradangan. Jika tidak
efektif, dan gejala yang cukup mengganggu, operasi sering dianjurkan untuk
meringankan kompresi. (6,12). Oleh karena itu sebaiknya terapi CTS dibagi atas 2
a) Terapi konservatif
dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
4. Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan (ROM) latihan
gerakan membujur sepanjang saraf median dan lain dari ekstremitas atas.
singkat.
28
Gambar 2.4 Nerve Gliding
sampai 10 hari untuk total tiga atau empat suntikan,. Tindakan operasi
29
tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan
rasa nyeri.
b) Terapi operatif
dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat
atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada CTS bilateral biasanya operasi
tindakan operasi mutlak dilakukan bila terapi konservatif gagal atau bila
secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya
operasi seperti cedera pada saraf. Beberapa penyebab CTS seperti adanya
30
2) Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari CTS
kembali. Pada keadaan di mana CTS terjadi akibat gerakan tangan yang
b. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.
pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering
31
2.10 Prognosis Carpal Tunnel Syndrome
Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif umumnya prognosa baik.
Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindakan operasi
harus dilakukan. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita CTS penyembuhan
2.13Terjadi CTS yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat
baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi
kembali.
32
BAB III
PENUTUP
tekanan dalam terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu.
Carpal Tunnel Syndrome dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, kondisi dan
peristiwa. Hal ini ditandai dengan keluhan mati rasa, kesemutan, nyeri tangan dan
lengan dan disfungsi otot. Kelainan ini tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin,
etnis, atau pekerjaan dan disebabkan karena penyakit sistemik, faktor mekanis dan
yaitu Phalen test dan Tinnel test. Sedangkan pemeriksaan penunjang yang dapat
laboratorium (5).
durasi gejala, dan intensitas kompresi saraf. Jika sindrom adalah suatu penyakit
penyakit primer harus diobati. Kasus ringan bisa diobati dengan obat anti
terutama pada malam hari atau selama gerakan berulang. Kasus lebih lanjut dapat
33
diterapi dengan injeksi steroid lokal yang mengurangi peradangan. Jika tidak
efektif, dan gejala yang cukup mengganggu, operasi sering dianjurkan untuk
34