DISUSUN OLEH :
Aprila
2018.C.10a.0958
Nama : Aprila
Nim : 2018.C.10a.0958
Pencernaan‚
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
Praktik Pra Klinik Keperawatan II Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.
Aprila
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Lelakang.....................................................................................................1
1.2 \umusan Masalah................................................................................................ 2
1.8 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manaaat Penulisan...............................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
8.2 Diagnosa.............................................................................................................. 85
8.8 Intervensi............................................................................................................ 81
8.4 Implementasi..................................................................................................... 88
8.5 Evaluasi............................................................................................................... 88
BAB 4PENUTUP............................................................................................................ 42
4.1 Kesimpulan......................................................................................................... 42
4.2 Saran.................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................44
BAB 1
PENDAHULUAN
Muskuloskeletal.
1.8.2.8 Mahasiswa mampu menganalisa kasus dan merumuskan masalah
keperawatan pada asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan diagnose
medis Fraktur Mandibula pada sistem Pencernaan.
1.8.2.4 Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan yang mencakup
intervensi asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan diagnose medis
Fraktur Mandibula pada sistem Pencernaan.
1.8.2.5. Mahasiswa mampu melakukan implementasi atau pelaksanan tindaakan
asuhan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa Fraktur
Mandibula pada sistem Pencernaan.
1..8.2.1 Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan kepada
Tn. S dengan diagnosa Fraktur Mandibula pada sistem Pencernaan.
1.8.2.5 Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil dari asuhan keperawatan
kepada Tn. S dengan diagnosa Fraktur Mandibula pada sistem Pencernaan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa mampu menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanaaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka \aya.
1.4.2 Bagi Institusi
1.4.8.1 Lagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang Penyakit Fraktur Mandibula dan Asuhan
Keperawatannya.
1.4.8.2 Lagi Institusi \umah Sakit
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di \umah Sakit kepada pasien dengan
diagnosa medis Penyakit Fraktur Mandibula melalui Asuhan Keperawatan yang
dilaksanakan secara komprehensia.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kasus araktur, 19% kasus terjadi akibat kekerasan aisik (perkelahian), 25% akibat
kecelakaan lalulintas, 12% akibat kecelakaan kerja, 2% akibat kecelakaan saat
olahraga dan 4% karena sebab patologi.
olahragawan.
8. Fraktur Patologis
Trauma yang telah terjadi proses patologis yang mengakibatkan tulang
tersebut rapuh dan lemah. Liasanya araktur terjadi spontan.
2.1.4.2 Menurut Hubungan dengan Jaringan Ikat Sekitarnya
1. Fraktur Simple/ Tertutup, disebut juga araktur tertutup oleh karena
kulit di sekeliling araktur sehat dan tidak sobek.
2. Fraktur terbuka, kulit disekitar araktur sobek sehingga aragmen tulang
berhubungan dengan dunia luar (bone expose) dan berpotensi untuk
menjadi inaeksi. Fraktur terbuka dapat berhubungan dengan ruangan di
tubuh yang tidak steril seperti rongga mulut.
8. Fraktur komplikasi, araktur tersebut berhubungan dengan kerusakan
jaringan atau struktur lain seperti saraa, pembuluh darah, organ visera
atau sendi.
2.1.4.8 Menurut Lentuk Fraktur
1. Fraktur Komplit, garis araktur membagi tulang menjadi dua aragmen
atau lebih. Earis araktur bias tranversal, oblik atau spiral. Kelainan ini
dapat menggambarkan arah trauma dan menentukan araktur stabil
atau unstabile.
2. Fraktur Inkomplit, kedua aragmen araktur terlihat saling impaksi atau
masih saling tertancap.
8. Fraktur Komunitia, araktur yang menimbulkan lebih dari dua aragmen.
4. Fraktur Kompresi, araktur ini umumnya terjadi di daerah tulang
konselus.
Hal tersebut diatas merupakan klasiaikasi araktur secara umum,
sedangkan klasiaikasi araktur mandibula diantaranya adalah:
1. Menunjukkan regio-regio pada mandibula yaitu: korpus, simaisis,
angulus, ramus, prosesus koronoid, prosesus kondiloid, prosesus alveolar.
Fraktur yang terjadi dapat pada satu, dua atau lebih pada region mandibula
ini.
penting diketahui karena akan menentukan jenis terapi yang akan kita
Fraktur
Breathing (B1) Blood (B2) Brain (B3) Blader (B4) Bowel (B5) Bone (B6)
2.1.1.5 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti araktur. Tanda ini bisa baru terjadi
setelah beberapa jam atau hari setelah cidera.
Eejala pada araktur mandibula biasanya timbul rasa nyeri terus menerus
pendarahan oral, aungsi berubah, terjadi pembengkakan, krepitasi, sepsis pada araktur
terbuka, dan deaormitas. Jika araktur ini mengenai korpus mandibula, akan terlihat
gerakan yang abnormal pada tempat araktur sehingga gerakan mandibula menjadi
terbatas dan susunan gigi menjadi tidak teratur. Sebagian besar araktur mandibula
terjadi tanpa terbukanya tulang dan tanpa kerusakan jaringan keras atau lunak
(Sukman, 2011).
(Hipp`cciry \ma`cc T`jm) menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang lebar serta
dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi pembidaian,
perubahan posisi pada orang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
2.1.5.8 Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi dimana tejadi terjebaknyaotot,
tulang, syaraa, dan pembuluh darah dalam jaringan parut akibat suatu pembengkakan
dari edema atau perdarahan yang menekan otot, syaraa, dan pembuluh darah. Kondisi
sindrom kompartemen akibat komplikasi araktur hanya terjadi pada araktur yang dekat
dengan persendian dan jarang terjadi pada bagian tengah tulang. Tanda khas untuk
sindrom kompartemen adalah 5P, yaitu: pain (nyeri lokal), paralysis (kelumpuhan
tungkai), pallor (pucat bagian distal), parestesia (tidak ada sensasi) dan pulsesessness
(tidak ada denyut nadi, perubahan nadi, perausi yang tidak baik, dan C\T 7 8 detik
(pada bagian distal kaki).
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma
ortopedik inaeksi dimulai pada kulit (superaisial) danmasuk kedalam. Hal ini biasanya
terjadi pada kasus araktur tebuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin (O\IF dan O\EF) atau plat.
2.1.5.5 Avaskular nekrosis
Avaskular nekrosis (AQN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Qolkman‐
s Ischemia.
2.1.5.1 Sindrom emboli lemak
Sindrom emboli lemak FES (a`st mjloc`sj sygdroj) adalah komplikasi serius
yang sering terjadi pada kasus araktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak
yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat
oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernaaasan, takikardi,
hipertensi, takipnea, dan demam.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Fraktur Mandibula
2.1.8.1 R-ray : untuk menentukan luas/lokasi araktur.
2.1.8.2 Scan tulang untuk memperlihatkan araktur lebih jelas,mengidentiaikasi kerusakan
jaringan lunak.
2.1.8.8 Arteriogram, dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.
2.1.8.4 Hitung darah lengkap, homokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada
tmrtmgtu smpmrt` kigkmr tucige dig pmgyik`t piemt‐s yige jmgymlilkig ariktur
pitocoe`s yige smr`ge suc`t ugtuk jmgyijluge. Xmci`g `tu, pmgyik`t d`ilmtms
dmgeig cuki d` kik` sigiet lmrms`ko tmrjid`gyi ostmojymc`t`s ikut jiupug krog`k
dig juei d`ilmtms jmgebijlit prosms pmgymjlubig tucige.
Pige d`kij` yi`tu lmrit lidig, t`gee` lidig, pmrtujlubig lidig dig jikigig
yige d`kogsujs` smbir`- bir`. Gutr`s` yige kurige idmkuit jmgymlilkig kuc`t
judib tmrkmgi cms` dig prosms pmgymjlubig cuki yige ciji.
<.<.<.5 Xtitus Xos`ic Mkogoj`
]gtuk jmge`dmgt`a`kis` aiktor c`gekugeig dig t`gekit pmrmkogoj`ig yige dipit
jmjpmgeirub` poci b`dup smbir`- bir`, kirmgi bic `g` jmjugek`gkig dipit
jmgymlilkig ariktur.
<.<.<.2 \`wiyit Kmsmbitig, smpmrt`:
1) Lmd-rmst yige ciji
<) @jjol`c`sis`
8) @gkogt`gmgs`i
4) Gutr`s` itiu b`dris` yige `gidmkuit
<.<.<.9 Pmgekij`ig Ps`kosos`ic
Kmjugek`gig bis`c pmjmr`ksiig ps`kosos`ic yige tijpik pidi kc`mg yi`tu:
1) Pmrisiig dmprms`
<) Arustis`
8) Igs`mtis/kmhmjisig
4) Kmputusisiig
5) Jucut
Hitit kmidiig idigyi s`igos`s itiu l`l`r kmr`ge.
2) Tmc`gei
Hitit lmgtuk eigeeuig pmgdmgeirig kirmgi lmgdi is`ge, pmrdiribig dig
smrujmg. Pidi pmgdmr`ti yige lmt rmst dmgeig pos`s` j`r`ge jiki,
kmjugek`gig ikig tmrjid` uckus d`dimrib diug tmc`gei.
9)
Jmgemtibu` pos`s` trikmi, dmgyut gid` kirot`s, idi t`dikgyi pmjlmsirig vmgi
jueucir`s dig kmcmgjir c`gam.
1<) ]roemg`tic
@gspmks` idigyi kmci`gig pidi pmr`g`uj. L`isigyi kc`mg dmgeig uckus dig
piripcme` tmrpisige kitmtmr ugtuk luige i`r kmh`c.
18) Juskucoskmcmtic
Idigyi ariktur pidi tucige ikig jmgymlilkig kc`mg lmt rmst dicij wiktu
ciji, smb`geei tmrjid` pmgurugig kmkuitig otot.
14) Pmjmr`ksiig Gmurocoe`
T`gekit kmsidirig d`kij` dmgeig s`stmj EHX. G`ci`gyi l`si jmgurug l`ci
tmrjid` gymr` bmlit (syok gmuroemg`k) dig pigis itiu dmjij t`gee`, juic
jugtib, dig kiku kuduk.
15) Pmgekij`ig A`s`k Kuc`t
Pmgekij`ig kuc`t jmc`litkig smcurub irmi kuc`t tmrjisuk jmjlrigm jukosi,
kuc`t kmpici, rijlut dig kuku. Tijp`cig kuc`t yige pmrcu d`kij` yi`tu wirgi,
subu, kmcmjlilig, kmkmr`geig, tmkstur kuc`t (kisir itiu bicus), cms`,
viskucir`tis. Pige birus d`pmrbit`kig ocmb pmriwit yi`tu :
1) Uirgi, d`pmgeirub` ocmb ic`rig dirib, oks`emgis`, subu lidig digproduks`
p`ejmg.
<) Cms`, dipit d`lie` jmgjid` dui yi`tu :
8) Cms` pr`jmr, yige tmrjid` kirmgi idigyi pmrulibig pidi sicib situ
kojpogmg kuc`t
4) Cms` smkugdmr, idicib cms` yige jughuc smtmcib idigyi
cms` pr`jmr.Eijlirig cms` yige birus d`pmrbit`kig ocmb pmriwit yi`tu wirgi,
Intervensi keperawatan
LIL 8
IX]BIG KMPM\IUITIG
araktur pada bagian rahang kanan pasien karena keluarga merasa panik pasien
pun langsung dibawa ke rumah sakit, pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri
dan pusing, Dari hasil pemeriksaan vital sign TD : 120/90 mmHg, N : 84x/menit,
S : 36,5¾C, RR : 24x/menit. Pasien di IED diberikan terapi inaus dan diberi
injeksi Katerolac, Ranitidin, dan Ceatriaxone. Pasien juga dilakukan pemeriksaan
penunjang CT-scan dari hasil pemeriksaaan tersebut pasien dinyatakan
mengalami araktur mandibular Dextra lalu pasien dipindahkan ke ruang rawat
inap Dahlia.
3.1.2.3 Riwayat Kesehatan lalu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti yang sekarang ini
sebelumnya.
3.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit sepertinya.
GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: pasien
Pemeriksaan fisik
Bentuk dada simetris, kebiasaan merokok tidak ada, tidak batuk , tidak
adanya sputum, sianosis tidak ada, nyeri dada tidak ada, sesak napas ada , tipe
pernaaasan perut dan dada , irama pernaaasan tidak teratur, tidak ada bunyi
napas tambahan.
Keluhan lain : tidak ada
Masalah keperawatan:
menetes, tidak ada onkotinen, tidak ada oliguria, tidak ada nyeri, tidak ada
retensi, tidak ada poliguri, tidak ada panas, tidak ada hematuria, klien terpasang
kateter
dan tidak pernah melakukan
cytostomi. Keluhan Lainnya : Tidak
ada.
Masalah Keperawatan : Tidak ada.
klien ekstermitas atas 5/5, ekstermitas bawah 5/5 tidak ada peradangan, terdapat
patah tulang pada bagian rahang kanan klien.
Keluhan lainnya : tidak ada.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
hidung klien simetris, pada kavum nasalnya berwarna merah muda integritas
lembab.
Keluhan lainnya : Tidak ada.
Masalah Keperawatan : Tidak
ada.
2 Nutrisida Metabolisme
Klien memiliki tinggi badan 160 Cm, berat badan sekarang 54 kg , berat
badan sebelum sakit 55 Kg, mual muntah tidak ada, kesukaran menelan tidak
ada, tidak ada keluhan lainnya.
IMT : BB : TBxTB
IMT : 54 : 160x 160 : 21,4 ( Berat badan ideal)
3.1.4.4 Kognitia
Klien mengatakan mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang, dan
berharap bisa cepat sembuh.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3.1.4.5 Konsep Diri (Eambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri)
Eambaran Diri klien dapat menerima keadaanya sekarang, ideal diri klien
ingin cepat sembuh, identitas diri klien seorang laki-laki berumur 35 tahun, harga
diri klien merasa bahwa dirinya masih berguna dan tidak malu dengan
keadaannya, Peran klien berperan sebagai kepala keluarga.
Masalah Keperawatan: Tidak ada
3.1.5 Sosial-Spiritual
3.1.5.1 Kemampuan Berkomunikasi
Klien mampu berkomunikasi dengan keluarga,perawat,dan dokter.
3.1.5.2 Bahasa Sehari-hari
dan harmonis
3.1.5.6 Kebiasaan Menggunakan Waktu Luang
Ketika klien sehat klien menggunakan waktu luang untuk bekerja,
beristirahat, berkumpul dengan keluarga, ketika dirumah sakit klien
menggunakan waktu luang untuk beristirahat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3.1.5.7 Kegiatan Beribadah
Saat sehat klien rutin mengikuti ibadah, Selama klien sakit hanya
bisa berdoa di tempat tidur
yang
menyebabkan
inaeksidi organ
paru-paru, saluran
kemih, kulit, serta di
bagiantelinga,
hidung,dan
tenggorokan.
Aprila
NIM: 2018.C.10a.0958
ANALISA DATA
Presepsi nyeri
Nyeri
DS : Penurunan aliran darah Resiko Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan ke
napsu makan menurun gastrointestinal
- Pasien juga
mengatakan kesulitan
dalam mengunyah
makanan Iluspralitik dan gangguan
DO : metabolisme karbohidrat, lemak
- Berat badan pasien dan protein
seblum sakit 55 kg
- Berat badan setelah
sakit 54 kg
- IMT : 21,4 Penurunan Hb dan
- Pasien tampak albumin penurunan berat
makan bubur saring badan
- Pasien hanya makan º
porsi
-Glukosa darah 10,7 mg/dL Kesulitan mengunyah makanan
Deaisit nutrisi
PRIORITAS MASALAH
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera aisik ditandai dengan pasien mengatakan merasa nyeri pada bagian raha
Resiko deaisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan pasien mengatakan
pasien juga mengatakan kesulitan dalam mengunyah makanan, berat badan
pasien sebelum sakit 55 kg, IMT : 21,4, pasien tampak makan bubur
saring, pasien hanya makan º porsi, glukosa darah 10,7 mg/dL
1.3 Intervensi Keperawatan