Anda di halaman 1dari 24

KOMUNIKASI TRAPEUTIK PADA KELUARGA

SUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT CA

COLON

DISUSUN OLEH :

NAMA: Indah mayangsari


Nim: S.0019.P.010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES KARYA KESEHATAN


Tahun ajaran 2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang “Ca Colon”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Ca Colon” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar belakang..........................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................

BAB II : KONSEP DASAR CA COLON.................................................................

A. Definisi.....................................................................................................
B. Etiologi ....................................................................................................
C. Patofisiologi (pathway)............................................................................
D. Manifestasi klinis ....................................................................................
E. Pemeriksaan diagnostic............................................................................
F. Komplikasi ..............................................................................................
G. Penatalaksanaan ......................................................................................

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN CA COLON..............................................

A. Pengkajian ...............................................................................................
B. Diagnosa keperawatan.............................................................................
C. Intervensi .................................................................................................

BAB IV : PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kanker kolon merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan


penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat
(WHO, 2014). Menurut data Globocan (2012), insiden kanker kolorektal di
Indonesia adalah 12,8 per 100.000 penduduk umur dewasa dengan mortalitas
sebesar 9,5% dari seluruh kasus kanker. Kanker kolorektal di Indonesia,
sekarang menempati urutan nomer 3 (Kemenkes RI, 2014).
Peningkatan kasus kanker kolon selain disebabkan pola makan yang
tidak sehat, disebabkan juga masih rendahnya tingkat kesadaran akan
kesehatan. Sebagian besar penderita di Indonesia datang dalam stadium lanjut,
sehingga angka harapan hidup rendah. Pasien datang ke rumah sakit sering
dalam kondisi stadium lanjut karena tidak jelasnya gejala awal dan tidak
mengetahui atau menganggap penting gejala dini yang terjadi (Kemenkes RI,
2015).
Meskipun perkembangan teknologi akhir-akhir ini berkembang secara
cepat dan sangat maju, akan tetapi hanya sedikit saja meningkatkan harapan
hidup pasien karsinoma kolorektal bila sudah ditemukan dalam stadium
lanjut. Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah pengobatan
kemoterapi pada pasien kanker kolon (Indah, 2010).
Kemoterapi adalah suatu pengobatan dengan cara menyuntikkan obat
anti-kanker kedalam pembuluh darah atau mengonsumsi obat anti-kanker.
Melalui pembuluh darah, obat akan disebarkan ke seluruh tubuh, sehingga
dapat membunuh sel kanker yang telah menyebar ke organ yang lain. Obat
anti-kanker, selain dapat membunuh sel kanker juga memiliki efek samping
merusak sel tubuh normal, mual muntah, hilangnya nafsu makan, rambut
rontok, serta berpengaruh pada sumsum tulang belakang yang berfungsi
memproduksi sel-sel darah. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terkena
infeksi, mudah terjadi perdarahan, serta sesak nafas akibat kekurangan sel
darah merah (anemia) (Handayani, 2012).
Keluarga adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam perawatan
pasien paliatif seperti kanker kolon stadium lanjut (Kemenkes RI, 2015).
Dukungan keluarga akan sangat berarti bagi peningkatan kualitas hidup pasien
kanker kolon. Semiun (2010), mengatakan dukungan keluarga merupakan
faktor kedua yang dapat mengatasi pengaruh-pengaruh dari stres setelah
faktor penyesuaian diri. Individu yang memiliki dukungan sosial lebih banyak
tidak akan jatuh sakit dan akan sembuh dengan cepat seandainya dia jatuh
sakit (Semiun, 2010). Harmanto (2007) mengatakan untuk mengatasi penyakit
kanker diperlukan semangat tinggi dan keyakinan untuk sembuh, berdoa,
mengatur pola makan, serta yang tidak kalah penting adalah adanya dukungan
keluarga.
Menurut Friedman dalam Harnilawati (2013), efek dari dukungan
keluarga baik dukungan instrumental, informasional, penilaian, dan emosional
terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih
spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti menekan kejadian
mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan
kesehatan emosi. Pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada
penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stres
(Harnilawati, 2013). Asmadi (2008) menjelaskan bahwa, dukungan yang
dibutuhkan klien bukan hanya dari perawat, tetapi juga dukungan dari
keluarga. Bentuk dukungan keluargalah yang mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan klien.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar Ca Colon ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan Ca Colon ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep Ca Colon dan asuhan keperawatan Ca Colon
2. Tujuan Khusus
Agar mampuh memahami / mengetahui :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi (Pathway)
d. Manifestasi klinis
e. Pemeriksaan diagnostik
f. Komplikasi
g. Penatalaksanaan medis
h. Asuhan keperawatan
BAB II

KONSEP DASAR CA COLON

A. Pengertian
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus
Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan
appendix (usus buntu) Kanker colon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker
yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rectum.(Boyle &Langman,
2000 : 805).
Kanker colon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada colon dan menginvasi jaringan sekitarnya.(Tambayong, 2000 :
143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan
merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B. Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan
pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feses) yang
meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh
Amerika Cancer Society, The National Cancer Institut, dan organisasi kanker
lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi untuk kanker kolon
• Usia lebih dari 40 tahun
• Darah dalam feses
• Riwayat polip rektal atau polip kolon
• Adanya polip adematosa atau adenoma villus
• Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
• Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
• Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan – makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia
yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga
mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak
hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,
menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Daging yang di goreng
dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker.
Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang
banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran dan buah-buahan. ( Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
• Daging merah
• Lemak hewan
• Makanan berlemak
• Daging dan ikan goreng atau panggang
• Karbohidrat yang disaring (example : sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi :
• Buah – buahan dan sayur – sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli)
• Butir padi yang utuh
• Cairan yang cukup terutama air

C. Patofisiologi (pathway)
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut.
Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan
lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara
bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu
dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologi (95%)
adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel).
Munculnya kanker kolon biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang
kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Kanker kolon dapat berupa masa
poliploid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar
usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi
pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi poliploid yang datar lebih sering
terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Kanker kolon dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan
darah balik ke sistem portal.
D. Manifestasi Klinis
Gejalah sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus, tempat kenker berlokasi, gejalah paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling
umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui
penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang
saling berhubungan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen
dan melena.
Gejala yang sering berhubungan dengan lesi sebelah kiri adalah yang
berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, oenipisan feses,
konstipasi, dan distensi. Serta adanya darah merah Segar dalam feses. Gejala
yang berhubungan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defeksi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
1. Kanker kolon kanan
• Isi kolon berupa cairan
• Obstruksi
• Melena
• Nyeri dangkal abdomen
• Anemia
• Mucus jarang terlihat
• Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi
jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak
enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
• Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
• Diare
• Nyeri kejang
• Kembung
• Sering timbul gangguan obstruksi
• Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
• Mucus ataupun darah segar sering terlihat pada feses.
• Anemia
• Keinginan defekasi atau sering berkemih
• Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta
feses berdarah (Gale, 2000).
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi:
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat
dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis
perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada
dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat
apakah ada metastasis kanker ke paru. Pemeriksaan dengan enema barium
mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan
letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang
kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium
secara umum dilakukan setelah.

3. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan
untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.
4. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan
diferensiansi sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Tumor marker (petanda
tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml
biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini
karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya
pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir
berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologi terhadap shigella
dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi
respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum)
Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan
dan dapat dilakukan melalui sum – sum tulang, kulit, organ dan
sebagainya.

F. Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
• Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
• Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
• Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemoragi.
• Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
• Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
• Pembentukan abses

G. Penatalaksanaan medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan
rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopi dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat
keputusan di kolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi
C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D.
Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat
dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
• Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi
usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
• Reseksi abominoperineal dengan kolostomi signoid permanen
(pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter
anal)
• Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis
serta reanastomosis lanjut dari kolostomi
• Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi
obstruksi yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah
yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker.
Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin
sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel
tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anti kanker yang kuat , dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira–kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
4. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi
dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi
adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini
dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini
memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi
drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan
oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
5. Penatalaksanaan Keperawatan
• Dukungan adaptasi dan kemandirian.
• Meningkatkan kenyamanan.
• Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
• Mencegah komplikasi.
• Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
6. Penatalaksanaan Diet
• Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur – sayuran dan buah – buahan
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun
yang memicu sel kanker.
• Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
• Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
• Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
• Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
• Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN CA COLON

A. Pengkajian
a. Data demografi
1) Kanker klorektal sering ditemukan terjadi pada usia lebih dari 40
tahun
2) Pada wanita sering ditemukan kanker kolon dan kanker rekti lebih
sering terjaddi pada laki-laki
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) Kemungkinan pernah menderita polip kolon , radang kronik kolon dan
colitis ulseratif yang tidak teratasi
2) Adanya infeksi dan obstruksi pada usus besar
3) Die atau konsumsi diet yang tidak baik , tinggi protein , tinggi lemak
dan rendah serat.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat kanker pada keluarga , di identifikasi kanker yang
menyerang tubuh atau organ termasuk kanker kolorektal adalah
diturunkan sebaga sifat dominan.
d. Riwayat kesehatan sekarang
1) Klien mengeluh lemah, nyeri abdomen dan kembung
2) Klien mengeluh perubahan pada defekasi : buang air besar (BAB)
seperti pita, diare yang bercampur darah dan lender dan rasa tidak puas
setelah buang air besar.
3) Klien mengalami anoreksia, mual , muntah dan penurunan berat badan
e. Pemeriksaan fisik
1) Mata : konjungtiva subanemis/anemis
2) Leher : distensi vena jugularis (JVP)
3) Mulut : mukosa mulut kering dan pucat, lidah pecah-pecah dan bau
yang tidak enak
4) Abdomen : distensi abdomen, adanya teraba massa , penurunan bising
usus dan kembung
5) Kulit : turgor kulit buruk, kering (dehidrasi/malnutrisi)
f. Pengkajian fungsional Gordon
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, merasa gelisah
dan ansietas , tidak tidur semalaman karena diare, pembatasan
aktivitas / kerja sehubungan dengan efek proses penyakit
2) Pernafasan : nafas pendek, dyspnea (respon terhadap nyeri yang
dirasakan), yang ditanda dengan takipnea dan frekuensi menurun.
3) Sirkulasi
Tanda : takikardi ( respon terhadap demam, dehidrasi , proses
inflamasi dan nyeri ), hipotensi, kulit/membrane : turgor buruk, kering,
lidah pecah-pecah , (dehidrasi/malnutrisi).
4) Integritas ego
Gejala : ansietas , ketakutan, emosi kesal, missal : perasaan tak
berdaya/ taka da harapan
Factor stress akut/kronis : missal hubungan keluarga / pekerjaan,
pengobatan yang mahal
Tanda: menolak, perhatian yang menyempit, depresi
5) Eliminasi
Gejala : tekstur feses bervariasi dan bentuk lunak sampai bau. Episode
diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat
di kontrol (sebanyak 20-30 kali/hari), perasan tidak nyaman/ tidak
puas , deteksi berdarah/mukosa dengan atau tanpa keluar feses.
Tanda : menurunnya bising usus , tidak ada peristaltic atau adanya
peristaltic yang dapat dilihat, oliguria.
6) Makan/Cairan
Gejala :anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, tidak toleran
tehadap diet/sensitive (missal : buah segar/massa otot, kelemahan ,
tonus otot dan turgor kulit baru, mmembran mukosa pucat, luka,
inflamasi rongga mulut
7) Hygine
Tanda : ketidakmampuan melakukan perawatan diri, stomatitis,
menunjukan kekurangan vitamin
8) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
9) Keamanan
Gejala : adanya riwayat polip, radang kronik viseratif
10) Musculoskeletal :penurunan kekuatan otot , kelemahan dan malaise
(diare,dehidrasi, dan malnutrisi).
11) Seksualitas
Gejala : tidak bisa melakukan hubungan seksual/frekuensi menurun
12) Interaksi social
Gejala : masalah hubungan / peran sehungan dengan kondisi
ketidakmampuan aktif dalam social.

Klasifikasi Data

Data subjek Data objek


- mengeluh lemah dan nyeri abdomen - tampak meringis
kuadran kiri bawah - bersikap protektif
- mengeluh perubahan terhadap defekasi : - merasa gelisah
BAB - sulit tidur
- mual
- muntah
- turgor kulit buruk , kering
- mukosa mulut kering dan pucat
- kerusakan jaringan/lapisan kulit

Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds : -mengeluh Ca colon Nyeri akut
lemah dan nyeri
abdomen kuadran
kiri bawah Ileus
-mengeluh
perubahan
terhadap defekasi : Obstipasi
BAB

Darah ,tidak bisa BAB


Do :- tampak
/flatus
meringis
- bersikap protektif
- merasa gelisah
- sulit tidur Gangguan defekasi
- mual
-muntah
Distensi

Nyeri
2. Ds: (tidak tersedia) Ca colon Gangguan
Do :- turgor kulit integritas kulit
buruk , kering /jaringan
- mukosa mulut Ileus
kering dan pucat
- kerusakan
jaringan/lapisan
Obstipasi
kulit

Darah ,tidak bisa BAB


/flatus

Gangguan defekasi

Kolostomi

Gangguan integritas
jaringan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan :

Ds : - mengeluh lemah dan nyeri abdomen kuadran kiri bawah

- mengeluh perubahan terhadap defekasi : BAB

Do : - tampak meringis
- bersikap protektif

- merasa gelisah

- sulit tidur
- mual

- muntah

Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan


jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan

2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan efek samping


terapi radiasi ditandai dengan :
Ds : (subjek tidak tersedia)

Do : - turgor kulit buruk , kering

- mukosa mulut kering dan pucat

- kerusakan jaringan/lapisan kulit

Definisi

Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan ( membrane,


mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi
dan/atau ligament)

C. Intervensi

No. Diagnosa SLKI SIKI


keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. manajemen
berhubungan tindakan keperawatan nyeri
dengan agen diharapkan : a. observasi
pencedera 1. Tingkat -identifikasi
fisik ditandai nyeri ekspektasi lokasi,
menurun
dengan : dengan KH: karakteristik,
Ds : a.Keluhan nyeri durasi,
- mengeluh menurun frekuensi,
lemah dan b.Meringis kualitas,
nyeri menurun intentitas nyeri
abdomen c.Sikap protektif -identifikasi
kuadran kiri menurun skala nyeri
bawah d.Gelisah -identifikasi
- mengeluh menurun respon nyeri non
perubahan e.Kesulitan tidur verbal
terhadap menurun b. terapeutik
defekasi : 2. Fungsi - berikan teknik
BAB gastrointestinal nonfarmakologis
Do : ekspektasi untuk
- tampak membaik dengan mengurangi rasa
meringis KH : nyeri
- bersikap a. Mual menurun -fasilitasi istirahat
protektif b. Muntah dan tidur
- merasa menurun c. edukasi
gelisah c. Nyeri abdomen - jelaskan
- sulit tidur menurun penyebab,
- mual d. Frekuensi periode, dan
- muntah BAB membaik pemicu nyeri
e. Peristaltic usus -jelaskan strategi
membaik meredahkan
nyeri
d. kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

2. pemberian
analgesic
a. observasi
- identifikasi
riwayyat alergi
obat
- identifikasi
kesesuaian
jenis analgesic
- monitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesuadah
pemberian
analgesic
b. terapeutik
- diskusikan jenis
analgesic yang
disuka untuk
mencapai
analgesia
optimal, jika
perlu
- tetapkan target
efektifitas
analgesic untuk
mengoptimalkan
respons pasien
c. edukasi
- jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
d. kolaborasi
- kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesic, jika
perlu

2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Perawatan


integritas tindakan keperawatan integritas kulit
kulit/jaringan diharapkan : a. Observasi
berhubungan 1. Integritas kulit dan -identifikasi
dengan jaringan ekspektasi penyebab
ditandai meningkat dengan gangguan
dengan : KH : integritas kulit
Ds : (subjek a. Perfusi jaringan b. terapeutik
tidak meningkat - ubah posisi
tersedia) b. Kerusakan tiap 2 jam jika
Do : jaringan menurun tirah baring
- turgor kulit c. Kerusakan lapisan - bersihkan
buruk , kering kulit menurun perineal dengan
- mukosa d. air hangat,
mulut kering Nekrosis terutama selama
dan pucat menurun periode diare
- kerusakan 2. Perfusi perifer c. edukasi
jaringan/lapis ekspektasi -anjurkan
an kulit meningkat dengan minum air yang
KH : cukup
a. Denyut nadi -anjurkan untuk
perifer meningkatkan
meningkat asupan nutrisi
b. Warna kulit 2. perawatan luka
pucat menurun a. observasi
c. Kelemahan otot -monitor tanda-
menurun tanda infeksi
d. Akral cukup b. terapeutik
membaik - lepaskan
e. Turgor kulit balutan dan
cukup membaik plester secara
perlahan
-bersihkan
jaringan
nekrotik
-berikan salep
yang sesuai ke
kulit/lesi
c. edukasi
- jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
-ajarkan
prosedur
perawatan luka
secara mandiri
d. kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
antibiotic , jika
perlu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di AS setelah kanker
paru-paru (ACS 1998) Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan
karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.
Pembedahan adalah satu satunya cara untuk mengubah kanker colon.

Penyebab dari pada kanker colon tidak diketahui. Diet dan


pengurangan waktu peredaran pada usus besar (aliran depan feses) yang
meliputi factor kausatif.

B. Saran
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat
memahami dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari hari
bagaimana tindakan yang dapat dilakukan jika menderita ca colon dan
tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyakit ca colon dengan
memakan makanan yang tidak mengandung zat kimia yang berlebihan
dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Pajong, Yustinus Edang.(2019). Karya Tulis Ilmiah “ asuhan keperawatan pada Tn.
J.M dengan diagnosa medik kanker usus di ruang Asoka RSUD
Prof.Dr.W.Z.,Johanes Kupang: Kupang.

Boyle, P., & Langman, J. (2000). ABC of colorectal cancer. Epidemiology.


GLOBOCAN; BMJ.

DPP PPNI.(2018) sctandar intervensi keperawatan Indonesia: definisi dan


tindakan keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

DPP PPNI.(2018) sctandar luaran keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan


keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

DPP PPNI.(2018) sctandar diagnose keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan


keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai