Dosen Pengampu:
Devi Arine Kusumawardani, S. Keb., M. Kes.
Disusun Oleh :
1. Tania Hesti N (182110101025)
2. Hashifah Azatil I (182110101027)
3. Nadilla Putri A (182110101029)
4. Luluk Darma Y (182110101041)
5. Anisa Maulidatul I (182110101060)
6. Selly Nurmalia D (182110101088)
7. Dania Puspita D (182110101113)
8. Hilyatur Rahmaniyah (182110101117)
9. Mutiara Caesari S (182110101134)
UNIVERSITAS JEMBER
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Kanker Testis”
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun
tujuan kami menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen yang
membimbing kami dalam mata kuliah. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk
menambah pengetahuan kami dalam mengetahui lebih luas terkait penyakit tersebut. Rasa
terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Ibu .selaku dosen pengampuh mata kuliah Dasar kesehatan reproduksi/KIIA
kelas C yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah.
2. Orang tua yang memberikan doa restunya dalam menempuh pendidikan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Jember
3. Rekan-rekan yang menempuh mata kuliah Dasar kesehatan reproduksi/KIA
kelas C yang ikut berpartisipasi.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke
depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Dasarkesehatan reproduksi/KIA.
Khususnya di Universitas Negeri Jember.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1. Pengertian Kanker Testis...................................................................................................3
2.2. Etiologi kanker testis................................................................................................3
2.3. Gejala kanker testis..................................................................................................7
2.4. Epidemiologi penyakit kankertestis.........................................................................8
2.5 Faktor risiko kanker testis........................................................................................9
2.6 Patofisiologi kanker testis......................................................................................12
2.7 Upaya pencegahan dan penggobatan kanker testis.................................................13
BAB III ANALISIS JURNAL...............................................................................................15
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................17
4.1. KESIMPULAN...............................................................................................................17
4.2. SARAN..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
3
bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian
akibat kanker di seluruh dunia.
Berdasrkan data tersebut pengenalan penyakit kanker merupakan hal yang penting
untuk dilakukan karena untuk menurunkan kasus baru kanker diperlukan tindakan
pencegahan dan deteksi dini. Tindakan pencegahan dan deteksi dini tersebut akan lebih
mudah dilakukan ketika faktor risiko dan gejala kanker sudah dikenali. Di Negara
Indonesia sendiri terdapat bermacam-macm penyakit kanker yang perlu ditangani merata,
baik penyakit yang dimiliki wanita maupun pria. Kasus penyakit kanker pada pria dapat
terbilang cukup beragam dan juga mengalami peningkatan setiap tahunya, salah satu
penyakit kanker pada pria yaitu kanker testis
Kanker testis merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada pria usia 15-34
tahun dan merupakan 1% dari semua keganasan pada laki-laki.Kanker testis sebagian
besar (kuranglebih 95%) terjadi karena tumor sel germinal (testicular germ cell tumor),
dan yang lainnya berasal dari tumor sel non germinal (testicular non germ cell tumor).
Kanker testis ini sering terjadi pada usia 15-34 tahun namun penyakit ini juga dapat
terjadi pada usia 50 tahun, dan merupakan 1% dari dari jumlah laki laki. Kejadian
tersebut meningkat selama 40 tahun terakhir.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kanker testis beserta jenisnya
4
2. Untuk mengetahui penyebab apa saja yang dapat menimbulkan kaker testis
3. Untuk memahami tanda gejala penyakit kanker testis
4. Untuk mengatahui penyebaran, faktor penentu, serta jumlah pada masalah
kesehatan kanker testis
5. Untuk memahami faktor risiko serta patofisiologi dari kanker testis
6. Untuk mengetahui upaya pencegahandan pengibatan kanker testis
5
7.
BAB II
PEMBAHASAN
1. GEN
6
penyakit dari 8- hingga 10 kali lipat, dibandingkan dengan populasi laki-
laki pada umumnya. Di sisi lain, memiliki ayah yang terkena Kanker
Testis meningkatkan risiko relatif untuk anak laki-laki dari empat hingga 6
kali lipat. Pada tahun 2002, sebuah studi perintis mengenai registrasi
berbasis populasi, mengevaluasi 9,6 juta orang dari Basis Data Kanker-
Keluarga Swedia, mencoba untuk membedakan masing-masing kontribusi
genetik, lingkungan murni, dan lingkungan anak-anak terhadap
perkembangan kanker, pada dasarnya berdasarkan pada pertimbangan
epidemiologi. Ddan Kanker Testis dihasilkan sebagai salah satu
neoplasma yang paling terkait dengan faktor genetik (25%).
2. LINGKUNGAN
1) Mikrobiologis
7
dengan subyek kontrol, sangat menghubungkan penyakit kanker
dengan paparan virus sebelumnya.
2) Mekanis
3) Bahan Kimia
8
prinsip peraturan.Lebih jauh, perbedaan besar dalam hal efek
toksikologis dari kelas molekul yang berbeda kemungkinan ada pada
manusia.Faktanya, pestisida organoklorin seharusnya bertindak
sebagai pengganggu endokrin, sementara piretroid cenderung
memberikan efek langsung pada siklus sel.
4) Fisik
3. HORMON
9
kemudian akan menghasilkan sinyal yang menyesatkan mengubah fase-
beralih sel menuju mitosis dan meiosis, dengan konsekuensi risiko
transformasi neoplastik dalam kehidupan dewasa.
10
Gejala akan timbul dengan bertahap dan membutuhkan waktu lumayan
lama. Penderita dapat mengeluh beberapa keluhan berikut sebelum
timbulnya gejala, antaralain:
11
tersebut meningkat selama 40 tahun terakhir.Angka kelangsungan hidup 5
tahun meningkat selama 30 tahun terakhir dari sekitar 63% menjadi
93%.Lebih dari 80% pria yang terkena kanker sel germinal testis yang
bermetastasis dapat disembuhkan.Hal tersebut disebabkan karena
sensitivitas terhadap kemoterapi kombinasi berbasis cisplaint.
12
terkait dengan risiko adalah kanker testis unilateral sebelumnya, riwayat
keluarga kanker testis dan peningkatan tinggi badan orang dewasa. Di
antara faktor-faktor ini, risiko relatif terbesar diberikan dengan memiliki
saudara laki-laki dengan kanker testis, yang meningkatkan risiko
seseorang sekitar 10 kali lipat, hal tersebut menunjukkan bahwa mungkin
ada komponen yang diwariskan yang kuat terhadap risiko tersebut.
Hubungan antara peningkatan risiko Testicular Cancer dan merokok ibu
selama kehamilan, tinggi badan orang dewasa, indeks massa tubuh, diet
yang kaya keju adalah faktor-faktor lain yang berkorelasi dengan
pengembangan Testicular Cancer (TC). Namun, mekanisme biologis yang
terlibat dalam pengembangan TC tidak banyak diketahui. Di antara faktor-
faktor risiko yang berkorelasi dengan timbulnya penyakit yang dapat
diketahui ialah: usia, kriptorkismus, riwayat keluarga TC, sindrom
Klinefelter, riwayat pribadi TC, kelainan bawaan, dan infertilitas. Menurut
[ CITATION Mar17 \l 1033 ] faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko
pria terkena kanker testis, yaitu:
1. Usia merupakan salah satu faktor paling sering terjadinya TC; pada
kenyataannya, kejadian GCT tertinggi telah ditemukan pada pria
berusia antara 15 dan 35 tahun.Namun, pria dari segala usia dapat
mengembangkan penyakit ini, termasuk pria di usia remaja dan di usia
60-an, jadi penting bagi pria mana pun dengan gejala kanker testis
mengunjungi dokter.
2. Cryptorchidism adalah faktor risiko utama yang terkait dengan GCT
yaitu berkaitan dengan testis yang tidak turun ke dalam skrotum, yang
tetap di perut atau selangkangan, Pria dengan kondisi ini memiliki
peningkatan risiko terkena kanker testis. Risiko ini dapat diturunkan
jika operasi digunakan untuk memperbaiki kondisi sebelum pubertas.
Beberapa dokter merekomendasikan pembedahan untuk kriptorkismus
antara usia 6 bulan dan 15 bulan untuk mengurangi risiko infertilitas.
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk menghasilkan anak. Karena
cryptorchidism sering diperbaiki pada usia muda, banyak pria mungkin
tidak tahu jika mereka memiliki kondisi tersebut.
13
3. Riwayat keluarga TC adalah faktor lain yang berhubungan dengan
peningkatan risiko TC yang dijelaskan bahwa telah ditemukan risiko
TC signifikan pada pria yang ayah atau saudara laki-lakinya menderita
penyakit tersebut.
4. Sindrom Klinefelter, disebabkan oleh kelainan kromosom, telah
dikaitkan dengan TC dan banyak jenis kanker lainnya. Selain itu,
riwayat pribadi TC dapat mendorong perkembangan kanker kedua.
Kelainan bawaan testis, penis atau ginjal dapat berkontribusi untuk
meningkatkan risiko TC. Pria yang menderita kanker dalam 1 testis
memiliki peningkatan risiko terkena kanker di testis lainnya.
Diperkirakan bahwa dari setiap 100 pria dengan kanker testis, 2 akan
mengembangkan kanker di testis lainnya.
5. Ras. Meskipun pria dari ras apa pun dapat mengembangkan kanker
testis, pria kulit putih lebih mungkin didiagnosis dengan kanker testis
dibandingkan pria dari ras lain. Kanker testis jarang terjadi pada pria
kulit hitam. Namun, pria kulit hitam dengan kanker testis lebih
mungkin meninggal karena kanker daripada pria kulit putih, terutama
jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian lain
dari tubuh ketika didiagnosis.
6. Human Immunodeficiency Virus (HIV). Laki-laki dengan HIV atau
sindrom defisiensi imun yang didapat (AIDS) yang disebabkan oleh
HIV memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi untuk mengembangkan
seminoma
14
2.6 Patofisiologi kanker testis
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang
akhirnya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian
menyebar ke rete testis, epididimis, funikulus spermatikus, atau bahkan
ke kulit skrotum. Tunika albuginea merupakan barier yang sangat kuat
bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan
tunika albuginea oleh invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor
untuk menyebar keluar testis. Kecuali korio karsinoma, tumor testis
menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe
retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju
ke kelenjar limfe mediastinal dan supraklavikula, sedangkan korio
karsinoma menyebar secara hematogen ke paru, hepar, dan otak
(Purnomo BB, 2003). Metastasis ke kelenjar inguinal hanya terjadi
setelah penyusupan tumor ke dalam kulit skrotum atau setelah
dilakukan pembedahan pada funikulus spermatikus, seperti pada hernia
inguinalis lateralis yang menyebabkan gangguan aliran arus limfe
didalamnya.Penyebaran hematogen luas pada tahap dini merupakan
tanda koriokarsinoma (Jimenez R et al, 2012).Sebagian besar (±95%)
kanker testis, berasal dari tumor sel germinal (testicular germ cell
tumor), sisanya berasal dari tumor sel non germinal (testicular non germ
cell tumor).
1. Prevention
Hingga kini belum ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya
kanker testis.Namun pada pria yang sudah mengalami pubertas, dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan testis sendiri saat sedang mandi secara
berkala.Hal ini penting untuk dapat mendeteksi dini adanya kanker testis.
2. Treatment
15
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan jenis sel kankernya, selanjutnya ditentukan stadiumnya:
1) Stadium I: kanker belum menyebar ke luar testis
2) Stadium II: kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
3) Stadium III: kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa
sampai ke hati atau paru-paru.
16
BAB III
ANALISIS JURNAL
1. Identifikasi Jurnal
A. Judul Jurnal :A Population-Based Analysis of Incidence, Mortality,
and Survival in Testicular Cancer Patients in Lithuania
B. Nama Peneliti : Mingaile Drevinskaite, Ausvydas Patasius, Marius
Kincius, Mindaugas Jievaltas dan Giedre Smailyte
C. Tahun Terbit, Nomor, dan Volume
Tahun Terbit : 2019
No. : 552
Volume : 55
2. Isi Jurnal
17
meningkat menurut perkiraan periode yang berbeda namun tidak mencapai
skor tertinggi di negara-negara eropa utara. Dengan mempertimbangkan
pengalaman negara-negara lain, peningkatan kelangsungan hidup pasien
kanker testis dapat dicapai dengan pendekatan multidisiplin untuk
diagnosis dan manajemen di pusat-pusat khusus, yang melibatkan
pementasan yang tepat, pengobatan yang memadai, dan tindak lanjut yang
penuh perhatian.
1. Identifikasi Jurnal
A. Judul Jurnal : Biomed Research Internasional, Outcome of Critically Ill
Patients with Testicular Cancer
B. Nama peneliti : Silvio A. Ñamendys-Silva Mireya Barragán-Dessavre,
Andoreni R. Bautista-Ocampo,Francisco J. García-Guillén, Bertha M.
Córdova-Sánchez, Edgar Constantino-Hérnandez,Paulina Correa-García,
Octavio González-Chon, and Angel Herrera-Gómez
C. Tahun terbit, nomer, dan volume:
Tahun terbit: 2017
2. Isi Jurnal
` Observasi studi dilakukan di Mexico, tepatnya di ICU Instituto Nacional
de Cancerolog´ıa (INCan). Penelitian ini memilik tujuan untuk mengevaluasi
karakter klinis dan hasil dari pasien penderita kanker testi (TC) yang dirawat
di unit perawatan intensif onkologi (ICU). Testicular Cancer (TC) mewakili
antara 1% dan 1.5% dari neoplasma (perkembangan sTujian dari penelitian
iniel abnormal). Germ sel tumor ( GCTs) diklasifikasikan menjadi seminoma
dan non-seminoma. Selama periode penelitian, 1.402 pasien dengan TC
dirawat di Departemen onkologi, 60 pasien (4,3%) diterima di ICU. Dalam 6
bulan masa penelitian, jumlah pasien yang masuk ke ICU, rumah sakit dan
angka kematian masing-masing 38,3% , 45% , dan 63,3%.
18
meningkatsedangakan peningkatan seldarah putih dapat meningkatkan
risiko kematian terkait kanker. iCa level, Hipokalsemia sebagai faktor
prognostik pada pasien kritis masih belum ada penelitian, namun pada
penilitian ini tingkat iCa yang rendah pada pasien yang selamat dan
tidak selamat sejak mereka di rumah sakit, ukuran iCa selama tinggal di
rumah sakit dapat mencegah hipokalsemia. Kegagalan 2 atau lebih
organ pada 24 jam pertama masuk ICU, merupakan faktor utama pasien
kanker yang kritis dirawat di ICU, meliputi derajat disfungsi, jumlah
kegagalan organ dan status kinerja organ saat masuk ICU. Kegagalan
organ pada pasien TC penting untuk diprediksi oleh ahli ankologi untuk
menentukan prioritas pasien yang harus didahulukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Kanker testis adalah kanker yang berasal dari jaringan
testis,biasanya terjadi pada salah satu testis kanan atau kiri.hanya
sedikit yang terjadi pada kedua testis(5%). Secara umum kanker testis
dibagi menjadi dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma,
berdasarkan penampilan sel-sel di bawah mikroskop. Kankertestis jenis
nonseminoma lebih sulit unuk dismbuhkan daripada seminoma. Adanya
tanda pemebengkakan pada skrotum biasanya merupakan gejala
pertama dari kanker testis.
19
non-seminoma.Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma,
terutama pada stadium awal.
3) Kemoterapi: digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan
etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker.Kemoterapi telah meningkatkan
angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4) Pencangkokan sumsum tulang: dilakukan jika kemoterapi telah
menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
4.2. SARAN
Berdasarkan uraian tentang kanker testis, maka saran yang dapat diberikan
supaya dapat memahami akan pentingnya mempelajari dan menjaga kesehatan
reproduksi. Oleh karena itu mengkonsumsi menajaga kebersihan dan
konsumsi untuk tubuh sangat diperlu diperhatikan. Dirambah lagi aktivitas
fisik dan pengetahuan yang luas juga dapat menunjang kesehatan bagi tubuh.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.klikdokter.com/penyakit/kanker-testis/pencegahan
file:///E:/Semester%203%20ku/buletin-kanker.pdf
Katherine A. McGlynn, e. a. (2012). Adolescent and adult risk factors for testicular
cancer. Nat Rev Urol Vol. 9(6), 339-349.
Mariarosaria Boccellino, e. a. (2017). Testicular cancer from diagnosis to epigenetic
factors. Oncotarget Vol. 8, 61.
Sander, Mochamad Aleq. 2012. STUDI KASUS TUMOR GANAS PADA TESTIS:
KOMPLIKASI KRONIS KRIPTOKISMUS (Case Study Carcinoma Testis:
Complication of Cryptorchismus). Malang.
Drevinskaite, M., Patasius, A., Kincius, M., Jievaltas, M., & Smailyte, G. (2019). A
Population-Based Analysis of Incidence, Mortality, and Survival in Testicular
Cancer Patients in Lithuania, 2-8.
21