Anda di halaman 1dari 30

CA-COLON

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang

diampu oleh Ns. Tina Muzaenah S.Kep, M.Kep

Oleh :

Dimas Ilham 1811010001

Siti Sayidatina F Z 1811010003

Isna Nur Fatimah 1811010004

Nadila Ayu A 1811010008

Ega Ristiani 1811010008

Imas Dwi Adhi A 1811010009

Fajar Riski Sukma 1811010010

Hanif Abdullah 1811010012

Nining Setiowati 1811010014

Yuanita Eka Maulida 1811010015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2019

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

melimpahkan ilmu sehingga makalah yang berjudul “ Ca-Colon“ dapat

terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata

kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Karenanya, izinkan penulis mengucapkan

rasa terima kasih kepada Ibu Ns. Tina Muzaenah S.Kep, M.Kep . yang telah

membantu demi kelancaran penyusunan makalah ini . Penulis mengucapkan

terima kasih atas bantuan dan dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Tentu saja masih terdapat kekurangan dalam makalah ini Oleh karena itu, penulis

mengharap kritik dan saran dari pembaca. Akhirnya, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembacanya.

Sekian dan terima kasih.

Purwokerto, 18 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................2

C. Tujuan Penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................

A. Pengertian Ca-Colon...........................................................................4

B. Etiologi Ca-colon.................................................................................5

C. Patofisiologi Ca-Colon........................................................................6

D. Manifestasi Klinis Ca-Colon...............................................................7

E. Stadium Klinis Ca-Colon....................................................................8

F. Klasifikasi Klinis Ca-Colon................................................................9

G. Komplikasi Ca-Colon..........................................................................10

H. Pemeriksaan penunjang Ca-Colon......................................................11

I. Asuhan Keperawatan Ca-Colon..........................................................12

BAB III PENUTUPAN .......................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan (digestive system)

dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah

ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu

pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar

dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding

dalam dari usus besar.

Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps).

Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah

tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke

bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah

sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip

ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat

kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai

telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga

dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan

merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker

juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh

(seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran

kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut

metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker

1
kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker

adalah tidak mungkin.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Ca-Colon ?

2. Etiologi Ca-colon ?

3. Patofisiologi Ca-Colon ?

4. Pathway Ca-Colon ?

5. Manifestasi Klinis Ca-Colon ?

6. Stadium Klinis Ca-Colon ?

7. Klasifikasi Ca-Colon ?

8. Komplikasi Ca-Colon ?

9. Pemeriksaan Penunjang Ca-Colon ?

10. Asuhan Keperawatan Ca-Colon ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ca-Colon .

2. Untuk mengetahui etiologi Ca-colon .

3. Untuk mengetahui patofisiologi Ca-Colon .

4. Untuk mengetahui pathwayi Ca-Colon .

5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Ca-Colon .

6. Untuk mengetahui stadium klinis Ca-Colon .

7. Untuk mengetahui klasifikasi Ca-Colon .

2
8. Untuk mengetahui komplikasi Ca-Colon .

9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Ca-Colon .

10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Ca-Colon .

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu

pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas

(FKUI,2008 : 268).

Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan

pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang

jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang

bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan

mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale,

2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /

neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus

besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar

atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang

tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya( Brunner and Suddarth ,

2001: 810 )

B. Etiologi

Diantara Penyebab dari kanker kolon yaitu sebagai berikut::

1. Diet

Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker

pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada

4
perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.

Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,

menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya

kanker di dalam usus besar.  Diet dengan karbohidrat murni yang

mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu

peredaran dlam usus besar. Beberapa kelommpok menyarankan diet yang

mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan (e.g

Mormons, seventh Day Adventists).

a. Makanan yang harus di hindari :

Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau

ikan goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang

di saring).

b. Makanan yang harus di konsumsi

Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous

Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts),

butir padi yang utuh, cairan cukup terutama air.

2. Kelainan kolon

Adenoma di kolon degenerasi maligna menjadi adeno karsinoma.

Familial poliposis :polip di usus mengalami degenerasi maligna

karsinoma.

Kondisi ulserative :penderita colitis ulserativa menahun mempunyai

risiko terkena karsinoma kolon.

5
3. Genetik

Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma

kolon mempunyai frekuensi 3 ½kali lebih banyak dari pada anak-anak yang

orang tuanya sehat.

C. Patofisiologi

1. Anatomi fisiologi kolon

Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan

rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada

mamalia, kolon tediri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang 

transverse), kolon menurun (descending), sigmoid, dan rektum.  Bagian

kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintng sering di sebut

dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya serng di sebut dengan

“kolon kiri” .

2. Perubahan patologi

Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus

polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala

muncul secara perlahan dan tampak membahayakan.  Penyakit ini

menyebar dalam beberapa metode. Tumor  mungkin menyebar dalam

tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan

mesenterikfat, kemudian umor ini mulai mendekat pada organ yang ada di

sekitarnya, kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar atau

menyebar ke limfa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini

6
langsumg masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus

besar melalui limfa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,

biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tampat

yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.Tempat metastase yang lain di

antaranya :Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak.

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar

melalui limfa dan sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada

bagian peritonial sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran

terjadi ketika tumor di hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju

ke rongga peritonial

D. Manifestasi Klinis

Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan

fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam

defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses,

tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum

terjadi.

1. Kanker kolon kanan

Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium

lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus

besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan

darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu

tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat,

7
karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan

mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita

mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-

kadang pada epigatrium.

2. Kanker kolon kiri dan rectum

Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat

iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi.

Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan

obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah

segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan

darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat

mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-

gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah,

keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat

tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada

lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkapsetelah defekasi,

konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

8
D. Stadium Klinis

Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke

sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis

E. Klasifikasi

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:

A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.

B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.

B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.

C1: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak

satu sampai empat buah

C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih

dari lima buah.

D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan

penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.

9
F. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan

pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :Perforasi

usus besar yang di sebabkan peritonitis

Pembentukn abses

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang

menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara

berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama

sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ

yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab

gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

E. Pemeriksaan penunjang

Menurut Casciato (2004) ada beberapa macam pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker kolon yaitu :

1. Biopsi

Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat

penting jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak memungkinkan

dilakukanya biopsi maka sikat sitologi akan sangat berguna (Casciato,

2004).

2. Carsinoembrionik Antigen (CEA)

Screening CEA adalah sebuah glikopretein yang terdapat pada

permukaan sel yang masuk ke dalam peredaran darah, dan digunakan

sebagai marker serologi untuk memonitor status kanker kolorektal dan

untuk mendeteksi rekurensi dini dan metastase ke hepar. CEA terlalu

10
insensitif dan nonspesifik untuk bisa digunakan sebagai screening kanker

kolorektal. Meningkatnya nilai CEA serum, bagaimanapun berhubungan

dengan beberapa parameter. Tingginya nilai CEA berhubungan dengan

tumor grade 1 dan 2, stadium lanjut dari penyakit dan kehadiran metastase

ke organ dalam. Meskipun konsentrasi CEA serum merupakan faktor

prognostik independen. Nilai CEA serum baru dapat dikatakan bermakna

pada monitoring berkelanjutan setelah pembedahan (Casciato, 2004).

Meskipun keterbatasan spesifitas dan sensifitas dari tes CEA, namun tes

ini sering diusulkan untuk mengenali adanya rekurensi dini. Tes CEA

sebelum opersai sangat berguna sebagai faktor prognosa dan apakah tumor

primer berhubungan dengan meningkatnya nilai CEA. Peningkatan nilai

CEA preoperatif berguna untuk identifikasi awal dari dari metastase

karena sel tumor yang bermetastase sering mengakibatkan naiknya nilai

CEA (Casciato, 2004).

3. Digital Rectal Examination

Pada pemeriksaan ini dapat dipalpasi dinding lateral,posterior, dan

anterior, serta spina iskiadika, sakrum dan coccygeus dapat diraba dengan

mudah. Metastasis intraperitoneal dapat teraba pada bagian anterior

rektum dimana sesuai dengan posisi anatomis kantong douglas sebagai

akibat infiltrasi sel neoplastik. Meskipun 10 cm merupakan batas

eksplorasi jari yang mungkin dilakukan, namun telah lama diketahui

bahwa 50% dari kanker kolon dapat dijangkau oleh jari, sehingga Rectal

examination merupakan cara yang tidak dapat begitu saja diabaikan

(Schwartz, 2005).

11
4. Barium Enema

Teknik yang sering digunakan adalah dengan memakai double

kontras varium enema, yang sensitifitasnya mencapai 90% dalam

mendeteksi polip yang berukuran >1 cm. Teknik ini jika digunakan

bersama-sama fleksibel sigmoidoskopi merupakan cara yang hemat biaya

sebagai alternatif pengganti kolonoskopi untuk pasien yang tidak dapat

mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai pemantauan jangka

panjang pada pasien yang mempunyai riwayat polip atau kanker yang

telah di eksisi. Risiko perforasi dengan menggunakan barium eneme

sangat rendah, yaitu sebesar 0,02% jika terdapat kemungkinan perforasi,

maka sebuah kontras larut air harus digunakan dari pada barium enema.

Barium peritonitis merupakan komplikasi yang sangat serius yang dapat

mengakibatkan berbagai infeksi dan peritoneal fibrosis. Tetapi sayangnya

sebuah kontras larut air tidak dapat menunjukan detail yang penting untuk

menunjukam lesi kecil pada mukosa kolon (Schwartz, 2005).

5. Endoskopi

Tes tersebut diindikasikan untuk menilai seluruh mukosa kolo00n

karena 3% dari pasien mempunyai synchronous kanker dan

berkemungkinan untuk mempunyai polip premaligna (Casciato, 2004).

6. Kolonoskopi

Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh

mukosa kolon dan rectum. Sebuah standar kolonoskopi panjangnya dapat

mencapai 160 cm. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk

dapat menunjukan polip dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan

12
dari pemeriksaan kolonoskopi sebesar sebesar 94%, lebih baik dari pada

barium enema yang keakuratannya hanya sebesar 67% (Depkes, 2006).

Sebuah kolonoskopi juga dapat digunakan untuk biopsi, polipektomi,

mengontrol perdarahan dan dilatasi dari struktur. Kolonoskopi merupakan

prosedur yang sangat aman dimana komplikasi utama (perdarahan,

komplikasi anestesi dan perforasi) hanya muncul kurang dari 0,2% pada

pasien. Kolonoskopi merupakan cara yang sangat berguna untuk

mendiagnosis dan manajemen dari Inflamatory Bowel Disease, non akut

divertikulitis, sigmoid volvulus, gastrointestinal bleedin, megakolon non

toksik, struktur kolon dan neoplasma. Komplikasi lebih sering terjadi pada

kolonoskopi terapi daripada diagnostik kolonoskopi, perdarahan

merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi terapeutik, sedangkan

perforasi merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi diagnostik

(Schwartz, 2005).

F. Penatalaksanaan Medis

Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan

adalah sebagai berikut ;

1. Pembedahan (operasi)

Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor

yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi  tidak

menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah

biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang

mengelilingi sekitar kanker.

13
2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi

misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah

yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker.

Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain

sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.. Kerusakan

sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu

makan.

3. Kemotherapy

Chemotherapy memakai obat anikanker  yang kuat, dapat masuk ke

dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah

menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di

injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena

digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.

4. Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang

dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding

abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi usus

pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah tindakan

operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain.

Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi

berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).

Jenis-Jenis Kolostomi.

a. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:

1) Sementara

14
Indikasi untuk kolostomi sementara :

a) Hirschprung disease

b) Luka tusuk atau luka tembak

c) Atresia ani letak tinggi

d) Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus

setelah  tindakan operasi (mengistirahatkan usus).

e) Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum

dilakukan tindakan operasi anastomosis.

b.  Permanen

Indikasi untuk kolostomi permanen :

Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan

tindakan operasi reseksi-anastomosis usus.

2.   Jenis kolostomi berdasarkan letaknya :

Colostoy Colostomy Colostomi


Asendens Transversal Desendens
Lokasi Colon Asendens Colon Colon
Tansversum Desendens
Konsistensi Cair atau lunak Lunak Padat
feses
Iritasi kulit Mudah terjadi, Mungkin terjadi Kadang terjadi
karena kontak karena lembab
dengan enzim terus menerus
pencernaan
Komplikasi Striktur atau
retraksi stoma

15
3.   Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan :

a. Single Barreled Colostomy

b. Double Barreled Colostomy

c. Loop Colostomy

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /

neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus

besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar

atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang

tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya( Brunner and

Suddarth ,2001: 810 )

Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker

kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel

DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar).

B. Saran

Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan agar pembaca

dapat memahami tentang gejala penyebab Ca-Colon sehingga dapat membuat

kita lebih berhati hati dalam bekerja ataupun melakukan aktifitas sehari hari

serta dapat membantu pasien Ca-Colon.

17
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). RencanaAsuhan&DokumentasiKeperawatan.

Edisi 2. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). BukuSakuDiagnosaKeperawatan.Edisi 8.

(terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). RencanaAsuhanKeperawatan. Edisi 3.

(terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). RencanaAsuhanKeperawatanMedikalBedah. Volume

2, (terjemahan). PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). KapitaSelektaKedokteran, Jakarta: Media Aesculapius

FakultasKedokteranUniversitas Indonesia

18
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CA.COLON PADA PASIEN TN.A

1. Biodata :

Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 35 th

Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : PNS

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Kalirejo, Lampung Tengah

Tanggal Masuk RS : Sabtu, 05 Mei 2012

Diagnosa Medis : Ca. Colon

2. Keluhan utama :

Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 dokter mendiagnosa

pasien mengalami penyakit Ca. Colon. Klien datang ke RSUD Pringsewu

diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 Mei 2012, dengan

keluhan nyeri pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering

sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah

segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat letih.

19
b. Riwayat Penyakit Dahulu :

Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-

obatan, hanya saja tidak terlalu suka sayuran. klien mempunyai riwayat

peminum / alkoholic.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit keturunan yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma,

Hipertensi

20
21
ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register : 123

Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : Ca. Colon

Ruang Rawat : Paviliun Asri 3 Alamat : Kalirejo

TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

05/05/12 DS : Hambatan rasa nyaman Gejala terkait penyakit

08.00 WIB  Klien mengatakan perutnya san

 gat sakit

 Klien mengatakan perutnya bertambah sakit

saat bergerak

 Klien mengatakan nyeri hilang timbul

DO :

 Klien tampak meringis kesakitan

 Klien tampak gelisah

 Skala nyeri klien 8

 Klien tampak tidak nyaman dengan perutnya


DS : Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakmampuan untuk

22
 Klien mengatakan tidak nafsu makan kurang dari kebutuhan tubuh mencerna makanan

 Klien mengatakan tubuhnya lemas

 Keluarga klien mengatakan klien belum

memakan apapun pasca operasi

 Klien mengatakan lidahnya terasa pahit

DDO :

 Klien tampak lemas

 Bibir klien tampak kering & pucat

BB turun + 11 kg selama sakit

23
INTERVENSI

TGL/JAM DIAGNOSA NIC NOC


05/05/12  Hambatan rasa nyaman  Observasi adanya petunjuk Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam

08.00 WIB berhubungan dengan gejala mengenai ketidak nyamanan di harapkan masalah hambatan sara nyaman dapat

terkait penyakit  Observasi keadaan umum pasien teratasi dengan kriteria sebagai berikut:

Domain:12 kelas 2  Observasi ttv No OUTCOME A T


1 KONTROL TERHADAP 1 5
Kode :00214  Gali pengetahuan dan kepercayaan
GEJALA
DS : mengenai nyeri 2 PERAWATAN DIRI 2 5

 Klien mengatakan perutnya  Monitor nyeri DANKEBERSIHAN


3 POSISI NYAMAN 2 5
sangat sakit  Ajarkan relaksasi nyeri 4 TINGKAT ENERGI 1 5

 Klien mengatakan perutnya  Dorong istirahat dan tidur untuk

bertambah sakit saat bergerak membantu menurunkan nyeri

 Klien mengatakan nyeri hilang  Evaluasi resnpon nyeri

timbul  Beri informasi yang akurat terkait

DO : nyeri

24
 Klien tampak meringis kesakitan  Monitor kepuasan pasien terhadap

 Klien tampak gelisah nyeri

 Skala nyeri klien 8  Mulai modifikasi tindakan

Klien tampak tidak nyaman berdasarkan pengontrol nyeri

dengan perutnya menurut pasien

 Kolaborasi dengan dokte dan ahli

farmasi untuk memberikan obat

analgesik

06/05/12 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam

15.00 WIB dari kebutuhan tubuh di harapkan masalah hambatan sara nyaman dapat

 Klien mengatakan tidak nafsu teratasi dengan kriteria sebagai berikut:

makan No OUTCOME A T
1 Adanya peningkatan berat badan 2 5
 Klien mengatakan tubuhnya
sesuai dengan tujuan
lemas 2 Berat badan ideal sesuai dengan 2 4

25
 Keluarga klien mengatakan klien tinggi badan
3 Mampu mengidentifikasi 2 4
belum memakan apapun pasca
kebituhan nutrisi
operasi 4 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 1 4
4 Tidak terjadi penurunan berat 1 4
 Klien mengatakan lidahnya
badan yang berarti
terasa pahit

DDO :

 Klien tampak lemas

 Bibir klien tampak kering &

pucat

 BB turun + 11 kg selama sakit

26

Anda mungkin juga menyukai