Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu (Minggu IV)

PATHWAY

TN. O DENGAN KASUS SUSPEK TUMOR RECTOSIGMOID

OLEH:

INTAN SYARIF

R014222041

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

Musnidar, S.Kep., Ns. Saldy Yusuf, S.Kep., Ns., MHS., PhD

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
A. Definisi
Kanker adalah pertumbuhan massa abnormal akibat proliferasi sel-sel yang
beradaptasi tanpa memiliki manfaat dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak (tumor)
atau ganas (kanker) (Price, 2006). Kanker kolon atau dikenal juga dengan kanker
kolorektal adalah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon
terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik di mana
tanda dan gejala awal biasanya tidak ada (Tucker, 1998). Tumbuhnya sel-sel ganas dalam
tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum biasanya berawal dari pertumbuhan sel
jinak biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang
tumbuh sangat cepat). Penyakit kanker kolon termasuk penyakit yang mematikan karena
sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan merupakan
satusatunya cara untuk mengeluarkan kanker kolon dari dalam tubuh.

B. Etiologi
Menurut Ida Mardalena (2018) menerangkan bahwa etiologi maupun factor resiko
dari kanker kolon penyebab dari pada kanker kolon belum diketahui secara pasti, namun
ada beberapa faktor risiko yang diduga bisa menyebabkan munculnya kanker kolon,
antara lain usia lebih dari 40 tahun, riwayat polip rektal atau polip kolon, atau adanya
polip adematosa dan adenoma villus. Selain itu, riwayat keluarga dengan kanker kolon
atau poliposis dalam keluarga, atau riwayat penyakit usus inflamasi kronis bisa menjadi
faktor risiko.
Makanan yang mengandung zat-zat kimia dicurigai menyebabkan kanker pada
usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut dan
mempercepatkerja usus besar. Makanan tinggi lemak, terutama lemak hewan dari daging
merah dapat menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, serta menyebabkan
timbulnya kanker kolon. Daging yang digoreng dan dipanggang juga dapat berisi zat-zat
kimia yang memicu kanker.
Diet karbohidrat murni mengandung serat tinggi dapat mengurangi waktu
peredaran dalam usus besar. Diet dengan sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan
buah-buahan juga sering disarankan untuk menghindari risiko kanker kolon. Beberapa
makanan yang sebaiknya dihindari adalah daging merah, lemak hewan, makanan
berlemak, daging dan ikan goreng/ panggang, dan karbohidrat yang disaring. Sementara
itu, makanan yang sebaiknya dikonsumsi lebih sering adalah buah-buahan dan sayur-
sayuran, khususnya dari golongan kubis seperti brokoli dan kol. Biji-bijian utuh dan
asupan cairan cukup, terutama air putih, membantu menjaga kesehatan usus besar.
Sebagian besar kankerkolon berasal dari adenoma, meskipun begitu hanya sedikit
adenoma kolon yang berubah menjadi kanker. Ada tiga tipe adenoma kolonyaitu
tubular,villous dan tubulo villous. Adenoma villousberpotensi tinggi untuk menjadi
berubah menjadi kanker kolon. Faktor penyebab adenoma tidak diketahui sebab poliposis
yang bergerombol bersifat herediter dan tersebar pada gen autosom dominan.
Risiko dari kanker kolon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga
menderita penyakit tersebut. Sementara, risiko dari kanker pada poliposis mendekati
100% dari orang yang berusia 20-30 tahun.Orang-orang yang menderita ulcerative colitis
atau penyakit Crohn’s juga mempunyai risiko terhadap kanker kolon.

C. Manifestasi Klinis
Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan
kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau
perdarahan rektum. Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan
fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala yang paling menonjol menurut
Smeltzer dan Bare, (2010) adalah :
a. Perubahan kebiasaan defekasi
b. Terdapat darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua
c. Gejala anemia tanpa diketahui penyebabnya
d. Anoreksia
e. Penurunan berat badan tanpa alasan
f. Keletihan
g. Mual dan muntah-muntah
h. Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya setelah BAB
i. Feses menjadi lebih sempit (seperti pita)
j. Perut sering terasa kembung atau keram perut
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian (umumnya konstipasi), serta feses
berdarah. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh
limfe, atau vena menimbulkan gejala gejala pada tungkai atau perineum, hemoroid, nyeri
pinggang bagian bawah, keinginan defekasi, atau sering berkemih dapat timbul sebagai
akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan
ulserasi, perdarahan, obstruksi bila membesar atau invasi menembus dinding usus dan
kelenjar-kelenjar regional, terkadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses
peritoneum (Fauziyyah, 2015).

D. Diagnosa yang diangkat


- Nyeri Akut
- Gangguan Pola Tidur
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society (2013). Cancer facts & figures 2013. Atlanta: American Cancer
Society.

Jong, De dan Sjamsuhidajat. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.

Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015. Panduan Nasional Penanganan


Kanker Payudara. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Mardalena, I., 2018. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 2. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare.2010. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Suratun & Lusianah. (2010). Asuhan keperawatan klien gangguan sistem gastrointestinal. Jakarta
: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai