Asrina R011181333
Klien mandi tetapi tidak pakai sabun/mencuci rambut, dan tidak menggosok gigi.
Klien berbicara tetapi terarah jawabannya dan sesekali tampak berfikir sejenak dan
hanya menjawab seperlunya saja.
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat.
Data Saat klien diberikan stimulus klien tampak datar dan tidak ada ekspresi.
Objek- Saat berkomunikasi kontak mata klien kurang tertuju kepada lawan bicara.
tif Ketika klien sedang diajak bicara pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
dan kemudian dilanjutkan kembali.
Klien tampak duduk saja.
Saat dikaji tampak orientasi terhadap waktu, tempat dan orang disekitarnya baik.
Klien mampu mengingat nama perawat dan temannya yang baru berkenalan namun tidak
mampu mengingat dengan baik.
Klien tidak mampu berhitung sederhana.
Klien tampak menghindar dari orang lain dan tidak mau berinteraksi.
Keluarga klien mengatakan klien mengalami Klien mengatakan ibunya sangat menyayangi Klien mengatakan sebagai anak bungsu sikap klien
gangguan jiwa sejak tahun 2008 dan dirawat di dirinya, tidak pernah memarahinya begitu juga biasa saja dan tidak merasa puas. Namun sebagai
Yayasan Aulia Rahma istrinya sangat menyayanginya laki-laki klien merasa puas
Keluarga klien mengatakan hanya merawatnya Klien mengatakan tidak ada keluhan tentang Klien mengatakan perannya dalam keluarga adalah
dirumah fisiknya sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab
dalam masalah perekonomian keluarga
Keluarga klien mengatakan klien tidak mau minum Klien mengatakan tidak merasa tubuhnya tidak Klien mengatakan berharap bisa pulang kerumah
obat enak badan dan sembuh dari penyakit yang dideritanya
Klien mengatakan tidak pernah ada ataupun Klien mengatakan suka terhadap semua organ Klien mengatakan terlahir dari keluarga tidak
mengalami penganiayaan fisik, seksual maupun tubuhnya dan semmuanya biasa saja tidak ada mampu
penolakan dari lingkungan dan dari keluarganya yang spesial
Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindak Klien mengatakan pengalaman hidupnya biasa- Klien mengatakan orang terdekat menurutnya
kriminal biasa saja adalah orangtua dan istrinya
Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban Klien mengatakan ayahnya sudah meninggal Klien mengatakan tidak mempunyai orang terdekat
maupun saksi semenjak dirawat di RSJ
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang Klien mengatakan sebelum dirawat klien tinggal Klien mengatakan dirumah klien tidak pernah
mengalami gangguan jiwa dan tidak ada yang bersama istri dan anaknya, dan posisi klien adalah mengikuti kegiatan atau acara kumpul-kumpul
pernah dirawat di RSJ anak ketiga dari 3 bersaudara
Klien mengatakan tidak ada pengalaman yang Klien lebih banyak menerima apa adanya Klien mengatakan dirinya tidak mengalami
tidak menyenangkan yang dialami klien gangguan jiwa dan menurutnya dirinya biasa saja
dan orang lain juga menganggap dirinya biasa saja
Klasifikasi Data
Data Subjektif
Klien mengatakan jarang melakukan Klien mengatakan lebih senang sendiri Klien mengatakan tidak pernah
sholat 5 waktu berhubungan dengan kelompok tertentu
Klien mengatakan malas mengganti baju Klien mengatakan jarang menceritakan Klien mengatakan terlahir dari lingkungan
kepada orang lain tentang masalahnya yang menengah kebawah
Klien mengatakan khawatir tapi tidak tahu Keluarga klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak mengetahui
apa yang di kawatirkan mengikuti kegiatan masayarakat/ tentang penyakit jiwa yang dialami saat ini
kelompok tertentu
Klien mengatakan sering mendengar Keluarga klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak mengetahui
suara-suara tanpa ada wujudnya pada masalah dalam berhubungan dengan tentang obat-obatan yang dia minum
pagi dan sore hari lingkungan fisik
Klien mengatakan suara itu kadang Keluarga klien mengatakan
muncul dan menyuruhnya marah-marah pendidikannya dampai dengan SMP
Klien mengatakan sedang kepikiran Klien mengatakan bekerja sebagai buruh
dengan keluarganya dirumah dan tidak ada masalah dalam
pekerjaannya
Klien mengatakan dirinya baik-baik saja, Keluarga klien mengatakan pernah
tidak sakit mengeluh tentang masalah ekonomi
Klien mengatakan tidak perlu dirawat di Keluarga klien mengatakan klien tidak
RSJ pernah berobat ke puskesmas
Analisa Data
Harga Diri Rendah Kronis
Data Objektif
1. Klien emosinya labil 6. Saat berkomunikasi kontak Data Subjektif
mata klien kurang tertuju
2. Klien tampak lesu dan
tidak bersemangat.
kepada lawan bicara. 1. Klien mengatakan 3. Klien mengatakan
khawatir tapi tidak suara itu kadang
7. Nada suara klien terkadang
3. Klien tampak berbicara meninggi saat tahu apa yang di
muncul dan
seperlunya saja dan menyuruhnya
berkomunikasi. khawatirkan marah-marah
tampak tenang.
8. Klien mampu mengingat
2. Klien mengatakan
4. Sesekali klien merubah nama perawat dan sering mendengar
posisi duduknya. suara-suara tanpa
temannya yang baru
5. Klien tidak mampu berkenalan namun tidak ada wujudnya pada
berhitung sederhana mampu mengingat dengan pagi dan sore hari
baik.
Analisa Data
Isolasi Sosial
Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Core Problem
Intervensi
2) Bantu pasien menyadari perilaku 3) Latih pasien berinteraksi dengan orang lain secara
1) Bina hubungan saling percaya dengan bertahap
menggunakan prinsip komunikasi isolasi sosial
terapeutik • Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan
• Tanyakan pendapat pasien tentang orang lain
• Sapa pasien dengan ramah baik verbal kebiasaan berinteraksi dengan orang
• Beri contoh cara berbicara dengan orang lain
maupun non verbal lain
• Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara
• Perkenalkan nama, nama panggilan • Tanyakan apa yang menyebabkan berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
pasien tidak ingin berinteraksi dengan dihadapan saudara
dan tujuan perawat berkenalan
orang lain • Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu
• Tanyakan nama lengkap dan nama orang teman atau anggota keluarga
yang disukai pasien • Diskusikan keuntungan bila pasien
memiliki banyak teman dan bergaul • Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan,
tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat
• Tunjukkan sikap jujur dan menepati akrab dengan mereka orang dan seterusnya
janji setiap kali interaksi
• Diskusikan kerugian bila pasien • Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang
• Beri perhatian kepada pasien dan hanya mengurung diri dan tidak telah dilakukan pasien
perhatikan kebutuhan dasar pasien bergaul dengan orang lain • Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota
keluarga saat melakukan kegiatan harian
• Tanyakan perasaan pasien dan • Jelaskan pengaruh isolasi sosial
masalah yang dihadapi terhadap kesehatan fisik pasien • Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien
setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin
• Dengarkan dengan penuh perhatian • Beri pujian terhadap kemampuan
pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan terus menerus agar
ekspresi perasaan pasien pasien mengungkapkan perasaannya pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya
Harga Diri
Intervensi Keperawatan Rendah
Kronik
Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Pasien mampu 1. Pasien menunjukkan tanda- 3. Pasien dapat menilai
membangun hubungan tanda percaya kepada perawat kemampuan yang dapat
saling percaya • Ekspresi wajah bersahabat digunakan :
2. Mengidentifikasi • Menunjukkan rasa sayang • Kebutuhan pasien terpenuhi
kemampuan dan aspek • Ada kontak mata • Pasien dapat melakukan
positif yang dimiliki. • Ingin berjabat tangan aktivitas terarah
3. Menilai kemampuan
• Ingin menyebutkan nama 4. Pasien dapat menetapkan dan
yang dapat digunakan.
4. Menetapkan atau
• Ingin menjawab salam merencanakan kegiatan sesuai
memilih kegiatan yang • Ingin duduk berdampingan dengan kemampuan yang
sesuai kemampuan. dengan perawat dimiliki
5. Melatih kegiatan yang • Bersedia mengungkapkan 5. Pasien mampu beraktivitas
telah dipilih sesuai masalah yang dihadapi sesuai kemampuan.
kemampuan 2. Pasien mampu 6. Pasien mampu melakukan apa
mempertahankan aspek yang yang diajarkan
6. Merencanakan
positif.
kegiatan yang dilatih
Harga Diri
Intervensi Keperawatan Rendah
Kronik
Intervensi
1) Bina hubungan saling percaya: 2) Identifikasi kemampuan 3) Bantu pasien menilai kemampuan yang
• Sapa pasien dengan ramah, dan aspek positif yang dapat digunakan :
baik verbal maupun nonverbal dimiliki pasien: • Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat
• Perkenalkan diri dengan sopan • Diskusikan kemampuan
dilakukan saat ini (pilih dari daftar
• Tanya nama lengkap pasien kegiatan): buat daftar kegiatan yang
dan aspek positif yang dapat dilakukan saat ini.
dan nama panggilan yang
dimiliki pasien dan diberi
disukai pasien.
pujian atas kemampuan • Bantu pasien menyebutkan dan memberi
• Tanyakan perasaan dan penguatan terhadap kemampuan diri yang
keluhan pasien saat ini. mengungkapkan diungkapkan pasien.
• Buat kontrak asuhan : apa perasaannya
yang akan perawat lakukan • Saat bertemu pasien, 4) Bantu pasien untuk dapat memilih atau
hindarkan memberi menetapkan kegiatan berdasarkan daftar
bersama klien, berapa lama kegiatan yang dapat dilakukan :
waktunya, dan tempatnya. penilaian negatif. • Rencanakan bersama pasien aktivitas
Utamakan memberi yang dapat dilakukan setiap hari setiap
• Tunjukkan sikap empati pujian yang realitis. hari sesuai kemampuan
terhadap pasien.
• Bantu pasien memberikan alasan
terhadap pilihan yang ia tetapkan.
Harga Diri
Intervensi Keperawatan Rendah
Kronik
Intervensi
6) Rencanakan kegiatan sesuai kemampuan pasien dan
5) Latih kegiatan yang telah
menyusun rencana kegiatan :
dipilih pasien : • Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
• Latih kegiatan yang dipilih. yang telah dilatihkan.
• Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat
• Masukkan pada jadwal dilakukan pasien setiap hari.
kegiatan untuk latihan 2x • Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi
dan perubahan setiap aktivitas.
perhari.
• Susun daftar aktivitas yang sudah dilatih bersama
• Berikan dukungan dan pasien dan keluarga.
pujian yang nyata setiap • Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
kemajuan yang diperlihatkan • Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas
pasien. yang dilakukan pasien
Risiko Perilaku
Risiko Perilaku Kekerasan Kekerasan
Intervensi
1) Membina hubungan saling percaya 1) Diskusikan bersama pasien 1) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan
penyebab rasa marah/perilaku yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
• Ucapkan salam setiap kali berinteraksi
kekerasan saat ini dan yang lalu.
dengan pasien • Verbal
2) Diskusikan tanda-tanda pada pasien
• Perkenalkan diri : nama, nama panggilan • terhadap orang lain
yang Perawat sukai, serta tanyakan nama
jika terjadi perilaku kekerasan
• terhadap diri sendiri
dan nama panggilan pasien yang disukai • Diskusikan tanda dan gejala
• Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat perilaku kekerasan secara fisik • terhadap lingkungan
ini • Diskusikan tanda dan gejala 1) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
• Buat kontrak asuhan : apa yang Perawat perilaku kekerasan secara
2) Latih pasien cara mengontrol perilaku
akan lakukan bersama pasien, berapa lama psikologis
kekerasan secara:
akan dikerjakan dan tempatnya dimana
• Diskusikan tanda dan gejala
• Patuh minum obat
• Jelaskan bahwa Perawat akan perilaku kekerasan secara sosial
merahasiakan informasi yang diperoleh • Fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.
untuk kepentingan terapi • Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara spiritual • Sosial/verbal: bicara yang baik:
• Tunjukkan sikap empati mengungkapkan, menolak dan meminta rasa
• Diskusikan tanda dan gejala marahnya
• Penuhi kebutuhan dasar pasien perilaku kekerasan secara
intelektual • Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
Defisit
Risiko Perilaku Kekerasan Perawatan
Diri
Tujuan Kriteria Evaluasi