Anda di halaman 1dari 26

Case Study 3

Grup C (RA dan RB)


GRUP C
Miftahul Hidayah R011181309 Faradila Djafar R011181308
Andi Zafirah Fitri R011181311 Annisa Ramadhani Puspaningrum R011181326

A. Hilyatul Aulia Awaluddin R011181313 Wiwi Saputri R011181322


Nurfadila Yahya R011181318
A Nur Ilmi Tenri Dio R011181315
An.Tiza Purnama R011181320
Fira Rezky Amaliah R011181317
Nasrawati R011181330
Helina Romelia R011181319
Putri Zakina R011181312
Adi Indra Wahyudi B R011181321 Waode Sitti Alif Mua’rifah R011181314
Jessica Irene Putri R011181323 Nurul Annisa Issang R011181306

Siti Yusnul R011181325 Wulandari R011181324


Rebecca Maria Claret R011181328
Egghy Yosiana Sirappa R011181327
Intan Syarif R011181310
Elia Patandean R011181329

Nita Hardianty R011181331

Asrina R011181333

Andi Fadillah Arfan R011181335


Klasifikasi Data
Klien mengamuk, emosi labil dan susah tidur, tidak mau makan dan minum.
Data
Klien mengalami halusinasi dan paranoid.
Objek-
tif Klien suka menyendiri. Klien sering menunduk dan banyak diam.

TD : 120/70 mmHg, S : 36,5° c, TB : 162 cm, N : 84 x/mnt, RR : 20 x/mnt, BB : 50 kg

Penampilan klien tidak rapi, rambut panjang.

Klien mandi tetapi tidak pakai sabun/mencuci rambut, dan tidak menggosok gigi.

Keadaan mulut dan gigi klien kotor.

Klien berbicara tetapi terarah jawabannya dan sesekali tampak berfikir sejenak dan
hanya menjawab seperlunya saja.
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat.

Klien tampak berbicara seperlunya saja dan tampak tenang.

Sesekali klien merubah posisi duduknya.

Terapi medik : Haloperidol (2mg) 2x1/ hari, Chlorpromazine (5mg) 1x1/har,


Trihexipenidin (50mg) 2x1/hari
Klasifikasi Data
Klien mengamuk, emosi labil dan susah tidur, tidak mau makan dan minum.

Data Saat klien diberikan stimulus klien tampak datar dan tidak ada ekspresi.

Objek- Saat berkomunikasi kontak mata klien kurang tertuju kepada lawan bicara.

Nada suara klien terkadang meninggi saat berkomunikasi.

tif Ketika klien sedang diajak bicara pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
dan kemudian dilanjutkan kembali.
Klien tampak duduk saja.

Saat dikaji tampak orientasi terhadap waktu, tempat dan orang disekitarnya baik.

Saat dikaji tentang ingatan masa lalunya, klien tampak bingung.

Klien mampu mengingat nama perawat dan temannya yang baru berkenalan namun tidak
mampu mengingat dengan baik.
Klien tidak mampu berhitung sederhana.

Klien sulit untuk berkonsentrasi dengan apa yang dibicarakan.

Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana.

Klien tampak menghindar dari orang lain dan tidak mau berinteraksi.

Klien terlihat kurang percaya diri.


Klasifikasi Data
Data Subjektif

Keluarga klien mengatakan klien mengalami Klien mengatakan ibunya sangat menyayangi Klien mengatakan sebagai anak bungsu sikap klien
gangguan jiwa sejak tahun 2008 dan dirawat di dirinya, tidak pernah memarahinya begitu juga biasa saja dan tidak merasa puas. Namun sebagai
Yayasan Aulia Rahma istrinya sangat menyayanginya laki-laki klien merasa puas

Keluarga klien mengatakan hanya merawatnya Klien mengatakan tidak ada keluhan tentang Klien mengatakan perannya dalam keluarga adalah
dirumah fisiknya sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab
dalam masalah perekonomian keluarga

Keluarga klien mengatakan klien tidak mau minum Klien mengatakan tidak merasa tubuhnya tidak Klien mengatakan berharap bisa pulang kerumah
obat enak badan dan sembuh dari penyakit yang dideritanya

Klien mengatakan tidak pernah ada ataupun Klien mengatakan suka terhadap semua organ Klien mengatakan terlahir dari keluarga tidak
mengalami penganiayaan fisik, seksual maupun tubuhnya dan semmuanya biasa saja tidak ada mampu
penolakan dari lingkungan dan dari keluarganya yang spesial

Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindak Klien mengatakan pengalaman hidupnya biasa- Klien mengatakan orang terdekat menurutnya
kriminal biasa saja adalah orangtua dan istrinya

Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban Klien mengatakan ayahnya sudah meninggal Klien mengatakan tidak mempunyai orang terdekat
maupun saksi semenjak dirawat di RSJ

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang Klien mengatakan sebelum dirawat klien tinggal Klien mengatakan dirumah klien tidak pernah
mengalami gangguan jiwa dan tidak ada yang bersama istri dan anaknya, dan posisi klien adalah mengikuti kegiatan atau acara kumpul-kumpul
pernah dirawat di RSJ anak ketiga dari 3 bersaudara
Klien mengatakan tidak ada pengalaman yang Klien lebih banyak menerima apa adanya Klien mengatakan dirinya tidak mengalami
tidak menyenangkan yang dialami klien gangguan jiwa dan menurutnya dirinya biasa saja
dan orang lain juga menganggap dirinya biasa saja
Klasifikasi Data
Data Subjektif
Klien mengatakan jarang melakukan Klien mengatakan lebih senang sendiri Klien mengatakan tidak pernah
sholat 5 waktu berhubungan dengan kelompok tertentu
Klien mengatakan malas mengganti baju Klien mengatakan jarang menceritakan Klien mengatakan terlahir dari lingkungan
kepada orang lain tentang masalahnya yang menengah kebawah
Klien mengatakan khawatir tapi tidak tahu Keluarga klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak mengetahui
apa yang di kawatirkan mengikuti kegiatan masayarakat/ tentang penyakit jiwa yang dialami saat ini
kelompok tertentu
Klien mengatakan sering mendengar Keluarga klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak mengetahui
suara-suara tanpa ada wujudnya pada masalah dalam berhubungan dengan tentang obat-obatan yang dia minum
pagi dan sore hari lingkungan fisik
Klien mengatakan suara itu kadang Keluarga klien mengatakan
muncul dan menyuruhnya marah-marah pendidikannya dampai dengan SMP
Klien mengatakan sedang kepikiran Klien mengatakan bekerja sebagai buruh
dengan keluarganya dirumah dan tidak ada masalah dalam
pekerjaannya
Klien mengatakan dirinya baik-baik saja, Keluarga klien mengatakan pernah
tidak sakit mengeluh tentang masalah ekonomi
Klien mengatakan tidak perlu dirawat di Keluarga klien mengatakan klien tidak
RSJ pernah berobat ke puskesmas
Analisa Data
Harga Diri Rendah Kronis

Data Objektif Data Subjektif


1. Klien sering 5. Saat berkomunikasi 1. Klien mengatakan 3. Klien mengatakan
menunduk dan kontak mata klien pengalaman lahir dari keluarga
banyak diam kurang tertuju hidupnya biasa saja tidak mampu
kepada lawan bicara
2. Klien tampak lesu 2. Klien lebih banyak 4. Klien mengatakan
dan tidak 6. Klien sulit menerima apa sebagai anak
bersemangat berkonsentrasi adanya bungsu sikap klien
dengan apa yang biasa saja dan tidak
3. Klien berbicara dibicarakan
seperlunya saja merasa puas
7. Klien terlihat kurang
4. Klien sesekali percaya diri
merubah posisi
duduknya
Analisa Data
Gang. Persepsi Sensori:Halusinasi

Data Objektif
1. Klien emosinya labil 6. Saat berkomunikasi kontak Data Subjektif
mata klien kurang tertuju
2. Klien tampak lesu dan
tidak bersemangat.
kepada lawan bicara. 1. Klien mengatakan 3. Klien mengatakan
khawatir tapi tidak suara itu kadang
7. Nada suara klien terkadang
3. Klien tampak berbicara meninggi saat tahu apa yang di
muncul dan
seperlunya saja dan menyuruhnya
berkomunikasi. khawatirkan marah-marah
tampak tenang.
8. Klien mampu mengingat
2. Klien mengatakan
4. Sesekali klien merubah nama perawat dan sering mendengar
posisi duduknya. suara-suara tanpa
temannya yang baru
5. Klien tidak mampu berkenalan namun tidak ada wujudnya pada
berhitung sederhana mampu mengingat dengan pagi dan sore hari
baik.
Analisa Data
Isolasi Sosial

Data Objektif Data Subjektif


1. Klien suka 5. Klien sulit untuk 1. Klien mengatakan 3. Klien mengatakan
menyendiri berkonsentrasi tidak pernah
lebih senang sendiri
2. Klien banyak diam dengan apa yang berhubungan
3. Saat klien diberikan 2. Klien mengatakan dengan kelompok
dibicarakan
stimulus klien jarang menceritakan tertentu
tampak datar dan 6. Klien tampak kepada orang lain 4. Klien merasa tidak
tidak ada ekspresi
menghindar dari tentang masalahnya percaya dengan
4. Saat berkomunikasi
orang lain dan tidak orang lain
kontak mata klien
kurang tertunduk mau berinteraksi
kepada lawan
bicara
Analisa Data
Resiko Perilaku Kekerasan

Data Objektif Data Subjektif


1. Klien masuk ke RSJ karena (-)
ribut dengan istrinya
2. Klien mengamuk
3. Klien memiliki emosi labil
4. Halusinasi (+), Paranoid (+)
Analisa Data
Defisit Perawatan Diri

Data Objektif Data Subjektif


1. Penampilan klien tidak 1. Klien mengatakan
rapi, rambut panjang. malas mengganti
2. Klien mandi tetapi
tidak pakai sabun
baju
mencuci rambut, dan
tidak menggosok gigi.
3. Keadaan mulut dan gigi
klien kotor.
4. Klien tidak mau makan
dan minum
Pohon Masalah
Risiko Perilaku
Kekerasan Defisit Perawatan Diri Efek

Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Core Problem

Harga Diri Rendah


Isolasi Sosial
Kronik
Causa
Diagnosa Prioritas

Gang. Persepsi Sensori:


01 Halusinasi 03 Harga Diri Rendah Kronik

02 Isolasi Sosial 04 Risiko Perilaku Kekerasan

05 Defisit Perawatan Diri


02
Rencana
Keperawatan
Gangguan

Intervensi Keperawatan Persepsi


Sensori
Halusinasi
Tujuan Kriteria Evaluasi
1) Klien mengenali 1. Klien mampu menerapkan 4 cara 2. Evaluasi keperawatan untuk
halusinasi yang mengontrol halusinasi: keluarga: Keluarga dapat:
dialaminya. • Menghardik halusinasi • Menjelaskan halusinasi yang
2) Klien dapat • Mematuhi program pengobatan dialami oleh pasien
mengontrol • Mengajak orang lain bercakap- • Menjelaskan cara merawat
cakap dengan bila timbul pasien halusinasi
halusinasinya.
halusinasi. • Mendemonstrasikan cara
3) Klien mengikuti • Menyusun jadwal kegiatan merawat pasien halusinasi
program pengobatan harian untuk mengurangi waktu • Memodifikasi lingkungan
secara optimal. luang dan melaksanakan untuk membantu pasien
jadwal kegiatan tersebut mengatasi masalahnya
secara mandiri. • Menjelaskan fasilitas
• Menilai manfaat cara kesehatan yang dapat
mengontrol halusinasi dalam digunakan untuk mengatasi
mengendalikan halusinasi. masalah halusinasi
Gangguan

Intervensi Keperawatan Persepsi


Sensori
Halusinasi
Intervensi
2) Membantu klien membuat jadwal 3) Membantu klien mengenali 5) Melibatkan keluarga dalam
1) Membina hubungan saling aktivitas sehari-hari sesuai dengan halusinasi. mengontrol halusinasi klien
percaya: aktivitas yang telah dilatih. • Berdiskusi dengan klien terkait • Melatih keluarga cara
• Sapa pasien dengan • Menjelaskan tentang isi halusinasi (apa yang didengar merawat halusinasi
ramah, baik verbal aktivitas terjadwal atau dilihat), waktu terjadi • Melatih keluarga
maupun nonverbal • Menjelaskan pentingnya halusinasi, frekuensi terjadinya menciptakan suasana
• Perkenalkan diri dengan aktivitas yang teratur untuk halusinasi. keluarga dan
sopan mengatasi halusinasi • Menanyakan perasaan klien saat lingkungan yang
• Tanya nama lengkap • Mendiskusikan aktivitas halusinasi muncul mendukung pasien
pasien dan nama yang biasa dilakukan oleh • Menanyakan situasi apa yang mengatasi halusinasi
panggilan yang disukai pasien menyebabakan halusinasi • Mendiskusikan tanda
pasien. • Memantau pelaksanaan muncul dan gejala kekambuhan
• Tanyakan perasaan dan jadwal kegiatan dan yang memerlukan
keluhan pasien saat ini. memberikan penguatan 4) Melatih klien mengontrol rujukan segera ke
• Buat kontrak asuhan : terhadap perilaku pasien halusinasi. fasilitas pelayanan
apa yang akan perawat yang positif • Melatih pasien bercakap-cakap Kesehatan
lakukan bersama klien, • Menjelaskan klien dengan orang lain
menggunakan obat secara • Menganjurkan keluarga
berapa lama waktunya, • Menghardik halusinasi
dan tempatnya. teratur untuk follow up ke
• Melakukan aktivitas yang fasilitas pelayanan
• Tunjukkan sikap empati • Melibatkan keluarga dalam terjadwal
terhadap pasien. memantau pelaksanaan kesehatan secara
• Patuh minum obat dengan enam teratur.
aktivitas terjadwal benar secara teratur
Intervensi Keperawatan Isolasi
Sosial

Tujuan Kriteria Evaluasi


1) Pasien mampu 1. Pasien menunjukkan tanda- 2. Pasien mampu menceritakan
membangun tanda percaya kepada perawat penyebab isolasi sosial
hubungan saling • Ekspresi wajah bersahabat
percaya • Menunjukkan rasa sayang
• Ada kontak mata 3. Pasien mampu berinteraksi
2) Pasien menyadari
• Ingin berjabat tangan secara bertahap
perilaku isolasi sosial
• Ingin menyebutkan nama
3) Pasien dapat • Ingin menjawab salam
melakuka interaksi • Ingin duduk berdampingan
secara bertahap saat dengan perawat
melakukan kegiatan • Bersedia mengungkapkan
rumah dan kegiatan masalah yang dihadapi
sosial
Intervensi Keperawatan Isolasi
Sosial

Intervensi
2) Bantu pasien menyadari perilaku 3) Latih pasien berinteraksi dengan orang lain secara
1) Bina hubungan saling percaya dengan bertahap
menggunakan prinsip komunikasi isolasi sosial
terapeutik • Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan
• Tanyakan pendapat pasien tentang orang lain
• Sapa pasien dengan ramah baik verbal kebiasaan berinteraksi dengan orang
• Beri contoh cara berbicara dengan orang lain
maupun non verbal lain
• Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara
• Perkenalkan nama, nama panggilan • Tanyakan apa yang menyebabkan berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
pasien tidak ingin berinteraksi dengan dihadapan saudara
dan tujuan perawat berkenalan
orang lain • Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu
• Tanyakan nama lengkap dan nama orang teman atau anggota keluarga
yang disukai pasien • Diskusikan keuntungan bila pasien
memiliki banyak teman dan bergaul • Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan,
tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat
• Tunjukkan sikap jujur dan menepati akrab dengan mereka orang dan seterusnya
janji setiap kali interaksi
• Diskusikan kerugian bila pasien • Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang
• Beri perhatian kepada pasien dan hanya mengurung diri dan tidak telah dilakukan pasien
perhatikan kebutuhan dasar pasien bergaul dengan orang lain • Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota
keluarga saat melakukan kegiatan harian
• Tanyakan perasaan pasien dan • Jelaskan pengaruh isolasi sosial
masalah yang dihadapi terhadap kesehatan fisik pasien • Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien
setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin
• Dengarkan dengan penuh perhatian • Beri pujian terhadap kemampuan
pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan terus menerus agar
ekspresi perasaan pasien pasien mengungkapkan perasaannya pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya
Harga Diri
Intervensi Keperawatan Rendah
Kronik
Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Pasien mampu 1. Pasien menunjukkan tanda- 3. Pasien dapat menilai
membangun hubungan tanda percaya kepada perawat kemampuan yang dapat
saling percaya • Ekspresi wajah bersahabat digunakan :
2. Mengidentifikasi • Menunjukkan rasa sayang • Kebutuhan pasien terpenuhi
kemampuan dan aspek • Ada kontak mata • Pasien dapat melakukan
positif yang dimiliki. • Ingin berjabat tangan aktivitas terarah
3. Menilai kemampuan
• Ingin menyebutkan nama 4. Pasien dapat menetapkan dan
yang dapat digunakan.
4. Menetapkan atau
• Ingin menjawab salam merencanakan kegiatan sesuai
memilih kegiatan yang • Ingin duduk berdampingan dengan kemampuan yang
sesuai kemampuan. dengan perawat dimiliki
5. Melatih kegiatan yang • Bersedia mengungkapkan 5. Pasien mampu beraktivitas
telah dipilih sesuai masalah yang dihadapi sesuai kemampuan.
kemampuan 2. Pasien mampu 6. Pasien mampu melakukan apa
mempertahankan aspek yang yang diajarkan
6. Merencanakan
positif.
kegiatan yang dilatih
Harga Diri
Intervensi Keperawatan Rendah
Kronik
Intervensi
1) Bina hubungan saling percaya: 2) Identifikasi kemampuan 3) Bantu pasien menilai kemampuan yang
• Sapa pasien dengan ramah, dan aspek positif yang dapat digunakan :
baik verbal maupun nonverbal dimiliki pasien: • Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat
• Perkenalkan diri dengan sopan • Diskusikan kemampuan
dilakukan saat ini (pilih dari daftar
• Tanya nama lengkap pasien kegiatan): buat daftar kegiatan yang
dan aspek positif yang dapat dilakukan saat ini.
dan nama panggilan yang
dimiliki pasien dan diberi
disukai pasien.
pujian atas kemampuan • Bantu pasien menyebutkan dan memberi
• Tanyakan perasaan dan penguatan terhadap kemampuan diri yang
keluhan pasien saat ini. mengungkapkan diungkapkan pasien.
• Buat kontrak asuhan : apa perasaannya
yang akan perawat lakukan • Saat bertemu pasien, 4) Bantu pasien untuk dapat memilih atau
hindarkan memberi menetapkan kegiatan berdasarkan daftar
bersama klien, berapa lama kegiatan yang dapat dilakukan :
waktunya, dan tempatnya. penilaian negatif. • Rencanakan bersama pasien aktivitas
Utamakan memberi yang dapat dilakukan setiap hari setiap
• Tunjukkan sikap empati pujian yang realitis. hari sesuai kemampuan
terhadap pasien.
• Bantu pasien memberikan alasan
terhadap pilihan yang ia tetapkan.
Harga Diri
Intervensi Keperawatan Rendah
Kronik
Intervensi
6) Rencanakan kegiatan sesuai kemampuan pasien dan
5) Latih kegiatan yang telah
menyusun rencana kegiatan :
dipilih pasien : • Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
• Latih kegiatan yang dipilih. yang telah dilatihkan.
• Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat
• Masukkan pada jadwal dilakukan pasien setiap hari.
kegiatan untuk latihan 2x • Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi
dan perubahan setiap aktivitas.
perhari.
• Susun daftar aktivitas yang sudah dilatih bersama
• Berikan dukungan dan pasien dan keluarga.
pujian yang nyata setiap • Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
kemajuan yang diperlihatkan • Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas
pasien. yang dilakukan pasien
Risiko Perilaku
Risiko Perilaku Kekerasan Kekerasan

Tujuan Kriteria Evaluasi


1) Pasien mampu membina hubungan 1. Evaluasi kemampuan pasien mengatasi 2. Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku
saling percaya risiko perilaku kekerasan berhasil apabila rawat) risiko perilaku kekerasan berhasil
2) Pasien mampu menjelaskan penyebab pasien dapat: apabila keluarga dapat:
marah
3) Pasien mampu menjelaskan perasaan
• Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala • Mengenal masalah yang dirasakan dalam
saat penyebab marah/perilaku kekerasan perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang merawat pasien (pengertian, tanda dan
biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku • gejala, dan proses terjadinya risiko perilaku
4) Pasien mampu menjelaskan perilaku kekerasan. kekerasan)
yang dilakukan saat marah
• Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur • Mencegah terjadinya perilaku kekerasan
5) Pasien mampu menyebutkan cara sesuai jadwal: • Menunjukkan sikap yang mendukung dan
mengontrol rasa marah/perilaku ➢ secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul menghargai pasien
kekerasan bantal/kasur • Memotivasi pasien dalam melakukan cara
6) Pasien mampu melakukan kegiatan fisik ➢ secara sosial/verbal: meminta, menolak, mengontrol perasaan marah
dalam menyalurkan kemarahan dan mengungkapkan perasaan dengan • Menciptakan suasana keluarga dan
cara baik lingkungan yang mendukung pasien
7) Pasien mampu memakan obat secara
➢ secara spiritual mengontrol perasaan marah
teratur
➢ terapi psikofarmaka • Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan
8) Pasien mampu berbicara yang baik saat • Mengidentifikasi manfaat latihan yang dalam mencegah perilaku kekerasan pasien
marah dilakukan dalam mencegah perilaku • Melakukan follow up ke Puskesmas,
9) Pasien mampu melakukan kegiatan kekerasan mengenal tanda kambuh dan melakukan
ibadah untuk mengendalikan rasa marah rujukan.
Intervensi Keperawatan Risiko Perilaku
Kekerasan

Intervensi
1) Membina hubungan saling percaya 1) Diskusikan bersama pasien 1) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan
penyebab rasa marah/perilaku yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
• Ucapkan salam setiap kali berinteraksi
kekerasan saat ini dan yang lalu.
dengan pasien • Verbal
2) Diskusikan tanda-tanda pada pasien
• Perkenalkan diri : nama, nama panggilan • terhadap orang lain
yang Perawat sukai, serta tanyakan nama
jika terjadi perilaku kekerasan
• terhadap diri sendiri
dan nama panggilan pasien yang disukai • Diskusikan tanda dan gejala
• Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat perilaku kekerasan secara fisik • terhadap lingkungan
ini • Diskusikan tanda dan gejala 1) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
• Buat kontrak asuhan : apa yang Perawat perilaku kekerasan secara
2) Latih pasien cara mengontrol perilaku
akan lakukan bersama pasien, berapa lama psikologis
kekerasan secara:
akan dikerjakan dan tempatnya dimana
• Diskusikan tanda dan gejala
• Patuh minum obat
• Jelaskan bahwa Perawat akan perilaku kekerasan secara sosial
merahasiakan informasi yang diperoleh • Fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.
untuk kepentingan terapi • Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara spiritual • Sosial/verbal: bicara yang baik:
• Tunjukkan sikap empati mengungkapkan, menolak dan meminta rasa
• Diskusikan tanda dan gejala marahnya
• Penuhi kebutuhan dasar pasien perilaku kekerasan secara
intelektual • Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
Defisit
Risiko Perilaku Kekerasan Perawatan
Diri
Tujuan Kriteria Evaluasi

1) Melakukan 1. Pasien mampu mandi, 4. Pasien mampu


kebersihan diri mencuci rambut, berdandan dengan
secara mandiri. menggosok gigi dan benar
menggunting kuku dengan
2) Melakukan 5. Mempersiapkan
benar dan bersih.
berhias/berdandan 2. Pasien mampu mengganti makanan
secara baik pakaian dengan pakaian 6. Mengambil makanan
3) Melakukan makan yang bersih dengan rapi
dengan baik 3. Pasien mampu 7. Menggunakan alat
membereskan pakaian makan
4) Melakukan kotor 8. Buang air besar dan air
BAB/BAK secara
kecil dengan bersih
mandiri
Defisit
Intervensi Keperawatan Perawatan
Diri
Intervensi
1) Melatih pasien cara-cara 2) Melatih pasien berdandan. 3) Melatih pasien makan secara mandiri
perawatan kebersihan Untuk pasien laki-laki tentu • Menjelaskan cara mempersiapkan
harus dibedakan dengan
• Menjelasan pentingnya makan
wanita. • Menjelaskan cara makan yang tertib
menjaga kebersihan diri.
• Menjelaskan cara merapihkan
• Menjelaskan alat-alat untuk Untuk pasien laki-laki latihan peralatan makan setelah makan
menjaga kebersihan diri. meliputi :
• Praktek makan sesuai dengan tahapan
• Menjelaskan cara-cara • Berpakaian makan yang baik
melakukan kebersihan diri • Menyisir rambut
• Melatih pasien • Bercukur 4) Mengajarkan pasien melakukan
mempraktekkan cara menjaga Untuk pasien wanita,
BAB/BAK secara mandiri
kebersihan diri • Menjelaskan tempat BAB/BAK yang
latihannya meliputi : sesuai
• Melatih pasien • Berpakaian • Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
mempraktekkan cara menjaga • Menyisir rambut
• Menjelaskan cara membersihkan tempat
kebersihan diri • Berhias BAB dan BAK
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icon by Flaticon, and infographics & images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai