PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi
yangdibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat
dubur (anus).Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut
usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang
datangnya dari dindingdalam dari usus besar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas
dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang
berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah
dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa.
Jika polip- polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas
(bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah
berkembang dari polip-polip.Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker
kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-
organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada
bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk.
Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut
metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal
(colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ca colon ?
2. Apa etiologi dari ca colon ?
3. Apa manifestasi klinis ca colon ?
4. Bagaimana patofisiologi ca colon ?
5. Apa klasifikasi ca colon?
6. Apa komplikasi dari ca colon ?
7. Bagaimana pencegahan dari ca colon?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis ca colon ?
9. Bagaimana cara pemeriksaan diagnosis ca colon ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ca colon
2. Untuk mengetahui etiologi dari ca colon
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari ca colon
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari ca colon.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari ca colon
6. Untuk mengetahui komplikasi dari ca colon
7. Untuk mengetahui pencegahan dari ca colon
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari ca colon.
9. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari ca colon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak
normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.
Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker
(cancer). (SylviaA Price,2005).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling
seringditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon
sigmoid. Prognosaoptimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada.(Susan Martin
Tucker,1998).
B. Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yangtepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute, dan organisasikanker lainnya.
Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
Daging dan ikan goreng atau panggang
Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan
kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
Butir padi yang utuh
Cairan yang cukup terutama air.
C. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usustempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasasedarah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia
yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan
keletihan. Gejala yang seringdihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri
dangkal abdomen dan melena (feses hitam,seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan
dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungandengan obstruksi (nyeri abdomen dan
kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) sertaadanya darah merah segar dalam
feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalahevakuasi feses yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
D. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makananmerupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasi dengan faktormakanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan
tinggi, kadar serat yang rendah, sertaadanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar
dengan asam empedu dan makanan, selain itudapat juga dipengaruhi oleh minuman
yang beralkohol, khususnya bir.Kanker kolon dan rektum terutama berjenis
histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul darilapisan epitel dalam usus = endotel).
Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak,yang kemudian dapat menjadi
ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluaske dalam struktur
sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen,dan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi
annularlebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar
lebih seringterjadi pada sekum dan kolon asendens.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisanmukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang
banyak terdapat disekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan keorgan-organ lain.
E. Klasifikasi
Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N =
kelenjargetah bening regional, M =jarak metastese).
T: Tumor primer
TO: Tidak ada tumor
N Kelenjar limfa
M Metastasis jauh
1. Kelenjar Adrenalin
2. Ginjal
3. Kulit
4. Tulang
5. Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan
sistemsirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum
pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan
sel kanker dari tumor pecahmenuju ke rongga peritonial.
F. Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
G. Pencegahan
Pencegahan Kanker Kolon.
H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik.Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi
komponen darah dapat diberikan Pengobatan medis untuk kanker kolorektal
paling sering dalam bentuk pendukung atau terapiajufan. Terapi ajufan biasanya
diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi,terapi radiasi
dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini
sering dikombinasidengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas
terapi. Bahkan ada yang memberikan 3macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol,
dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelahdilakukan pembedahan sebaiknya
dilakukan radiasi dan kemoterapi.
b. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan
rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pad
a satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop
Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan
suatu prosedur ya
baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan
dikolon, massa tumor kemudian di eksisi.
Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas
Bserta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon
kelas
D.Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah men
yebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe
pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
d. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
e. Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun
yangmemicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yangterdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicusel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan
jelas pada endoskopi, danuntuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto
dada dan fotokolon (barium enema)
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor
danmengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya
kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen.
Luka yang kecil kemungkinantidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium
secara umum dilakukan setelahsigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari
penyakit. ChestX-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh
yang sudah metastasis.Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan
pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihatsuatu filling defect pada suatu
tempat atau suatu striktura
3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
metastasiskanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa
tempatuntuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran
histopatologikarsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan
differensiasi sel.
5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikiansetiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor
marker (petanda tumor)yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/
ml biasanya ditemukan karsinomakolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untukmendeteksi secara dini karsinoma
kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus
stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksatinjanya
secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba
6. Scan (misalnya,MR1.CZ:gallium)dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik,identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
organ dan sebagainya.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan
anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat
atau berkurang.
9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN