D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
IRHAM PRATAMA
Puju syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Saya berharap makalah yang saya susun dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan dan ilmu tentang penyakit Ca Rekti dan Asuhan
Keperawatan dari Ca Rekti. Saya menyadari bahwa makalah saya masih banyak
kekurangan maka saya mengharap kritik dan saran dari pembaca .
Irham Pratama
(Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
0
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor penyebab karsinoma rectum
2. Untuk mengetahui cara mengatasi karsinoma rectum
3. Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang karsinoma rectum
1
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Defenisi
Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan
jaringan abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah
adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan
insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab pasti belum diketahu namun telah dikenali beberapa faktor
predisposisi yang penting yang berhubungan dengan carsinoma recti:
a. Diet
Makanan yang banyak mengandung serat misalnya sayur-sayuran
akan menyebabkan waktu transitbolus di intestin akan berkurang, sehingga
kontak zat yang potensial karsinogen pada mukosa lebih singkat. Selain itu
makan makanan yang berlemak dan protein hewani yang tinggi dapat
memicu terjadinya Ca. Rekti
b. Kelainan di colon
Adenoma di kolon, t.u bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna
menjadi adenokarsinoma
Familial poliposis merupakan kondisi premaligna dimana + 7 %
polipasis akan mengalami degenerasi maligna
Kolitis ulserativa, mempunyai resiko besar yang terjadi Ca. Rekti
c. Herediter
Hasil penelitian menunjukkan anak – anak yang berasal dai ortu
yang menderita Ca.kolateral mempunyai frekuensi 3,5 x lebih besar
daripada anak yang mempunyai ortu yang sehat
2.3 Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari
lapisan epitel usus). Di mulai sebagai polip jinak (dapat diakibatkan pola diet
rendah serat) tetapi dapat menjadi ganas karena faktor mutasi (sesuai dengan
teori seleksi sel,dr. Jan tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker
dapat terlepas dari tumor dan menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama
yang paling sering ke hati. Melalui proses invasi dengan cara tumbuh
menyebar keluar lokasi asalnya, dilanjutkan pemisahan sel dengan menembus
pembuluh darah,kemudian menetap pada endotelium yang disebut proses
diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada area baru dan menyasuaikan
2
diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut proliferasi (brunner &
sudarth,hal. 1136.)
2.5 Klasifikasi
Dukes Dalam Infiltrasi Prognosis Hidup Stlh 5 Thn
3
d. Stadium 4
Tumor telah mengadakan metastasis ke organ lain ; hati
2.6 Komplikasi
Karsinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan
a. Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya
b. Hematogen
c. Linefogen
Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke
hati, paru dan otak
Komplikasi lainnya ;
2.7 Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan dibuat
anastromosis decending kolakteral
Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat
anastomosis kolocinal
b. Radiasi
setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan
untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat
c. Kemoterapi
Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU)
belakangan ini sering dikombinasikan dengan leucovarin bahkan ada yang
memberikan 3 macam kombinasi 5 FU, kevamsok dan lucovorin
4
b. Radiologi
Foto dada :
- Untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker paru
- Untuk persiapan pembedahan
Foto colon (Banum enema)
- Dapat terlihat suatu filling deffect pada suatu tempat/suatu striktura
- Dapat menentukan lokasi tempat kelainan
c. USG
Untuk mengetahui apakah ada metastasis kanker ke kelenjar getah bening
di abdomen dan hati
Gambaran metastasis kanker dihati akan tampak massa multi nodular
dengan gema berdensitas tinggi homogen
d. Endosonggrafi
Pada karsinoma akan tampak massa yang hypoechoic tidak teratur
mengenai lapisan dinding kolon
e. Histopatologi
Gambaran histopatologi pada karsinoma recti C adenokarsinoma
dan perlu ditentukan differensiasi sel
f. Laboratorium
Hb : menurun pada perdarahan
Tumor marker (LEA) > 5 mg/ml
Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan amoeba
5
2.9 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1.1 Identitas Klien
1.2 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat diet yang hanya serat, protein hewani dan lemak
Riwayat menderita kelainan pada colon kolitis ulseratif (polip kolon)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh BAB berdarah dan berlendir
Klien mengeluh tidak BAB tidak ada flahis
Klien mengeluh perutnya terasa sakit (nyeri)
Klien mengeluh mual, muntah
Klien mengeluh tidak puas setelah BAB
Klien mengeluh BAB kecil
Klien mengeluh Bbnya turun
GIT
Anoreksia, mual, muntah, penurunan bising usus, kembung, nyeri
abdomen, perut tegang, nyeri tekan pada kuaran kiri bawah
e. Eliminasi
BAB berlendir dan berdarah, BAB tidak ada flatur tidak ada, BAB
kecil seperti feses kambing, rasa tidak puas setelah BAB, perubahan pola
BAB/konstiasi/hemoroid, perdarahan peranal, BAB ; oliguria
f. Aktifitas/istirahat
Kelemahan, keleahan, insomnia, gelisah dan ansietas
6
2.10 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake in adekuat
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen, insisi bedah
3. Kerusakan integritas jaringan kulit b.d insisi bedah (kolostrum)
4. Resti infeksi b.d kontraminasi lubang/rongga abdomen (usus) kolostomi
5. Konstipasi pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
2.11 Intervensi
Dx. 1. Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan in
adekuat
Tujuan
Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
Kriteria Hasil
- Mual, muntah berkurang/tidak ada
- Nafsu makan meningkat
- Diet dihabiskan
- Turgor kulit elastis
Intervensi Rasional
7
Dx. 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen ; insisi bedah
Tujuan
Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
Kriteria Hasil
- Melaporkan nyeri berkurang/hilang
- Dapat beristirahat /tidur
Intervensi Rasional
- Berikan analgesik
8
Dx. 3 Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah kolostom
Tujuan
Kerusakan integritas kulit dapat diatasi
Kriteria Hasil
- Luka inisis cepat sembuh
- Luka insisi bebas dari tanda infeksi
Intervensi Rasional
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian: 13 April 2018
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Ruang : PHA
a. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur :47 tahun
Jenis Kelamin : laki- laki
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMTA
Pekerjaan : pegawai swasta
Alamat : Padang Halaban
Tanggal Masuk RS : 12 April 2018
Jam Masuk RS : 17.55 WIB
Diagnosa Medis : Ca. Recti 1/3 Distal
No. Rekam medic : 106087
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Hub.dgn Pasien : Istri
Alamat : Padang Halaban
b. Keluhan Utama
Pasien masuk dengan ca recti 1/3 tengah rencana ultra low anterior
resection
10
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien masuk RSI. Malahayati tanggal 12 April 2018 pukul 17.55
wib Pasien masuk rumah sakit dengan ca.Recti rencana ultra low anterior
resection
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ca Rekti kurang lebih 4 bulan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau
mempunyai penyakit seperti pasien dan penyakit menular lainnya.
11
4. Pola nutrisi dan metabolic
Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu
nasi, lauk, sayur satu porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8
gelas/hari. Selama dirawat diRS, pasien mengatakan makan 3x sehari
dengan menu (nasi, lauk, sayur) dan menghabiskan 1 porsi. Pasien
minum kurang lebih 5-6gelas/hari.
5. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3 hari sekali dan pasien
mengatakan sebelum dirawat di RS kurang lebih sejak 4 bulan yg lalu
pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit
pada anusnya. Pasien BAB menggunakan alat bantu colostomy bag.
Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien BAK
4-5 x/hari dengan warna kuning jernih. Jumlah urine sekali BAK
500cc. Setelah dirawat di RS pasien mengatakan BAK 4-5x/hari
dengan warna kuning jernih,jumlah urine sekali BAK kurang lebih
470cc.
6. Pola kognitif dan perseptual
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pada
indra pendengaran, penglihatan, perasaan dan penciuman. Semua
fungsi indra masih berfungsi dengan baik. Pasien mengatakan nyeri
dengan manajemen nyeri sbb:
P : Luka post operasi
Q: nyeri dirasa cekit-cekit
R : Nyeri dirasakan pada perut
S : Nyeri dirasakan pada skala 4
T : Nyeri dirasakan ketika bergerak
7. Pola konsep diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
8. Pola koping
Koping individu inefektif
9. Pola sexual –reproduksi
Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Sebelum sakit
pola seksual pasien baik. Pasien mengatakan saat mulai merasakan
12
sakit pada anusnya pasien tidak nyaman saat berhubungan seksual
dengan istrinya.
10. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien tidak pernah tinggal
sholat, selama di rs solat tapi tidak 5 waktu
e. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. TTV
TD : 126/82 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,7˚ C
RR : 22 x/menit
4. Anthropometri
BB : 81 kg
TB : 175 cm
5. Kepala: Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak ada
ketombe, rambut hitam
6. Mata: Konjungtiva tidak anemis
7. Hidung: fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis,
tidak ada pernafasan cuping hidung
8. Mulut: Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merah
muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersih
9. Leher: Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea lurus
fungsi menelan baik
10. Abdomen: Bentuk perut buncit, terdapat stroma pada kuadran kiri bawah,
warna merah muda, luka bekas operasi dibagian tengah perut
Auskultasi : bising usus normal 6 x/menit
Palpasi : Tidak teraba pengerasan vessica urinaria
Perkusi : Tymphani (normal)
13
11. Ekstremitas Atas : Tangan kanan terpasang infuse cairan gandeng, RL
20 tts/i, dextrose 5% 7tts/ i capillary refill ka=ki ≤ 2 detik, tangan kanan
dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosis
12. Genetalia: tidak terpasang kateter
f. Data Psikologis
Status Emosi: Pasien kooperatif
g. Data Spiritual
Spiritual baik
h. Pemeriksaan Penunjang
14
Diff.Eos 0 % 1-3%
Bas 0 % 0-1%
Bat 0 % 2-6%
Seg 90 % 50- 70%
Limp 9 % 20-40%
Mono 1 % 2-8%
Tanggal 14 April 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
KGD puasa 189 Mg/dl 80-120
Test koagulasi
D-dimer 1906,97 ng/ml 50-500
15
3.2 Analisa Data
Nama : Tn. A
No rm : 106087
No Tanggal/ DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
Jam
1 13 April DS: Pasien mengatakan nyeri pada Nyeri akut Pembedahan
2018 perut
09.00 DO: wajah pasien terlihat meringis
WIB Manajemen nyeri: terputusnya kontinuitas
P : Luka post operasi jaringan
Medulla oblongata
Korteks serebri
Nyeri Akut
2 14 April DS : Pasien mengatakan ingin Resiko infeksi Pembedahan
2018 menggaruk-garuk daerah sekitar
09.00 stoma
WIB DO : Didapatkan luka stoma yang Terputusnya
terlihat basah dan merah (H1) kontinuitas jaringan
Leukosit : 14800 ribu /mmk
Port de entry
Resiko infeksi
16
4 15 April DS : Pasien mengatakan perlu Defisit Ca. Recti
2018 bantuan orang lain untuk perawatan diri
09.00 melakukan aktivitas dan tidak
WIB leluasa bergerak pembedahan
DO :
Mandi 1
Berpakaian 1 Imobilisasi/
Eliminasi 3 Bedrest (istirahat total)
Makan 1
Mobilisasi 1
Keterangan pasien perlu bantuan
orang lain ADL terganggu
a. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut b.d pembedahan d.d os nampak meringis kesakitan skala 4
2. Resiko infeksi b.d adanya luka akibat pembedahan d.d leukosit 14,800
mm3 dan os tampak ingin meggaruk area stoma
3. Defisit perawatan diri b.d keterbatasan aktivitas fisik d.d kebutuhan ADL
os dibantu sebagian.
17
3.3 Intervensi Keperawatan
18
2. 14 April Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitoring tanda-tanda infeksi
2018 selama 3x24jam diharapkan klien tidak
adanya luka akibat
09.00 terjadi infeksi di area luka post operasi 2. Proteksi infeksi dengan cara lingkungan
WIB pembedahan d.d dengan KH : sekitar harus bersih,luka tidak boleh kena air
leukosit 14,800 1. Luka bersih,tidak ada kemerahan di sampai jahitan di angkat
mm3 dan os sekitar luka
3. Lakukan perawatan luka dengan arsetif
tampak ingin
2. Tidak ada pus di sekitar luka
meggaruk area
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
stoma 3. Suhu normal 36-37,5°C
19
3.4 . Implementasi Keperawatan
20
analgesic
2. Resiko infeksi 14 April 2018 S : pasien mengatakan nyerinya
Jam: berkurang dan tidak gatal.
b.d tempat O : disekitar area luka terlihat kemerahan
masuknya - 09.00 wib 1. Memonitor Ada tanda tanda tetapi tidak timbul push
infeksi A : masalah teratasi
organism
2. Memproteksi dengan cara P : pertahankan intervensi
sekunder - 11.00 wib lingkungan sekitar harus
akibat bersih, luka tidak boleh kena
air selama jahitan tidak
pembedahan diangkat
- 13.00 wib
3. Melakukan perawatan luka
21
DAFTAR PUSTAKA
Engram, B. (1995). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, ed. 3. Jakarta :
EGC
Doengoes E. M (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta ; EGC
Price, S.A (1995). Patofisiologi, Jakarta ; EGC
Wim De Jong (1999). Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta : EGC
22