OLEH :
(2020-02-14901-001)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu menyelesaikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. D dengan diagnosa medis Adenocarsinoma Rectum.
Dan harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman, juga manfaat bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Adapun maksud dan tujuan Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan diagnosa medis
Adenocarsinoma Rectum. Laporan ini yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta
untuk memenuhi tugas kuliah.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
LATAR BELAKANG ........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi ....................................................................................................
1.1.2 Anatomi Dan Fisiologi..............................................................................
1.1.3 Etiologi .....................................................................................................
1.1.4 Klasifikasi .................................................................................................
1.1.5 Patofisiologi ..............................................................................................
1.1.6 Manifestasi Klinik ....................................................................................
1.1.7 Komplikasi ...............................................................................................
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................
1.1.9 Penatalaksanaan medis .............................................................................
1.2 Manajemen Keperawatan
1.2.1 Pengkajian ................................................................................................
1.2.2 Diagnosa ...................................................................................................
1.2.3 Intervensi ..................................................................................................
1.2.4 Implementasi ............................................................................................
1.2.5 Evaluasi ....................................................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPEAWATAN
2.1 Pengkajian ......................................................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................
2.3 Intervensi.........................................................................................................
2.4 Implementasi...................................................................................................
2.5 Evaluasi ..........................................................................................................
2.6 Catatan perkembangan....................................................................................
BAB 3 PENTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SAP
Leaflet
Jurnal Terkait
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.4 Klasifikasi
Sistem stadium yang paling umum adalah sistem TNM (untuk tumor / node /
metastasis), dari American Joint Committee on Cancer
(https://en.wikipedia.org/wiki/Colon_cancer_staging) . Sistem ini memberikan
nomor berdasarkan tiga kategori. "T" menunjukkan tingkat invasi ke dinding usus,
"N" untuk tingkat keterlibatan kelenjar limfatik , dan "M" untuk tingkat metastasis .
Tumor (T)
Tahapan T dari kanker usus.
Angka 0 sampai 4, dengan subkelompok, digunakan untuk menggambarkan
kedalaman tumor terdalam:
TX: Tumor primer tidak dapat dievaluasi.
T0: Tidak ada bukti kanker di usus besar atau rektum.
Tis: Karsinoma in situ ; Sel kanker hanya ditemukan di epitel atau lamina propria
T1: Pertumbuhan menjadi submukosa
T2: Pertumbuhan menjadi muskularis propria
T3: Pertumbuhan melalui muskularis propria dan masuk ke subserosa, atau ke
jaringan yang mengelilingi usus besar atau rektum (tetapi bukan peritoneum viseral
atau organ sekitarnya).
T4a: Pertumbuhan ke permukaan peritoneum viseral.
T4b: Tumor telah tumbuh atau telah menempel pada organ atau struktur lain.
Node (N)
Angka 0 sampai 2, dan sub kelompok, digunakan untuk menggambarkan keterlibatan
kelenjar getah bening:
NX: Kelenjar getah bening regional tidak dapat dievaluasi.
N0: Tidak ada bukti penyebaran ke kelenjar getah bening regional.
N1a: Sel tumor ditemukan di 1 kelenjar getah bening regional.
N1b: Sel tumor yang ditemukan di 2 atau 3 kelenjar getah bening regional.
N1c: Ada nodul kanker di dekat usus besar yang tampaknya bukan kelenjar getah
bening.
N2a: Sel tumor ditemukan di 4 sampai 6 kelenjar getah bening regional.
N2b: Sel tumor yang ditemukan di 7 atau lebih kelenjar getah bening regional.
Metastasis (M)
Angka 0 dan 1, dengan subkelompok, menggambarkan status metastasis :
M0: Tidak ada bukti metastasis jauh
M1a: Menyebar ke 1 bagian tubuh lainnya di luar usus besar, rektum atau kelenjar
getah bening regional.
M1b: Menyebar ke lebih dari 1 bagian tubuh selain usus besar, rektum atau
kelenjar getah bening regional.
M1c: Menyebar ke permukaan peritoneal.
1.1.5 Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari
lapisan epitel usus) dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya.
Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain
(paling sering ke hati). Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam
lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular
lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang
datar lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens.
Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih.
b. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
c. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system
portal.
d. Penyebaran secara transperitoneal
e. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
1.1.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :
a. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar
maupun yang berwarna hitam.
b. Obstruksi saluran pencernaan sehingga menyebabkan perut kembung (tegang)
c. Tidak dapat BAB dan tidak ada flatus
d. Ukuran feces lebih kecil dari biasanya
e. Rasa tidak puas setelah BAB
f. Anoreksia
g. Nyeri perut di tempat kanker
h. Penurunan berat badan
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat adenokarsinoma rektm adalah:
a. Karsinoma kolon dapat bermetastase langsung perkontinuitatum dinding usus dan
organ disekitarnya, Hematogen
b. Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke hati, paru
dan otak
c. Obstrusi usus partial atau lengkap
d. Hemorhargi karena pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh
darah sekitar kolon
e. Perforasi dan dapat mengakibatkan pembentukan abses
f. Peritonotis dan sepsis dapat menimbulkan syok
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama untukstadium I
dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium III juga dilakukan
pembedahan. Meskipun begitu, karena kemajuan ilmu dalammetode penentuan
stadium kanker, banyak pasien kanker rektal dilakukan pre- surgical treatment
dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapisebelum pembedahan dikenal
sebagai neoadjuvant chemotherapy dan pada kanker rektal, neoadjuvant
chemotherapy digunakan terutama pada stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang
hanya dilakukan pembedahan, meskipunsebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasienmasih membutuhkan kemoterapi atau radiasi
setelah pembedahan untukmembunuh sel kanker yang tertinggal (Anderson, 2006).
Tipe pembedahantergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan
pilihan adalahsebagai berikut (Smeltzer, Burke, Hinkle, & Cheever, 2010):
a. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsiusus pada
sisi pertumbuhan pembuluh darah, dan nodus limfatik)
b. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen(pengangkatan
tumor dan prosi sigmoid dan semua rectum serta sfingkteranal)
c. Kolostomi sementara diikuti reanastomosis reseksi segmental dananastomisis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkandekompresi usus awal dan
persiapan usus sebelum reseksi)
d. Kolostomi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksiyang
tidak dapat direseksi)Sebelum pembedahan, dilakukan radioterapi untuk mencegah
sel maligna bermetastasis dan mengurangi ukuran tumor serta membuatnya
lebihmudah direseksi. Intervensi lokal terhadap tumor setelah pembedahanadalah
implantasi isotop (radium, cesium, dan kobalt) ke dalam area tumordan
elektrokoagulasi.
2. Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk menurunkan metastasis dan mengontrol manifestasi.
Adjuvant chemotherapy (menangani pasien yang tidak terbuktimemiliki penyakit
residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan),dipertimbangkan pada pasien
dengan tumor yang menembus sangat dalam atautumor lokal yang bergerombol
(stadium II lanjut dan stadium III).Terapistandarnya ialah dengan fluorouracil, (5-
FU) dikombinasikan denganleucovorin dalam jangka waktu enam sampai dua belas
bulan. 5-FU merupakananti metabolit dan leucovorin memperbaiki respon. Agen
lainnya, levamisoleuntuk meningkatkan sistem imun dan dapat menjadi substitusi
bagi leucovorin.
3. Radioterapi
Pada Ca stadium II dan III lanjut, radiasi dapat mengecilkan ukuran tumorsebelum
dilakukan pembedahan. Radioterapi dapat menjadi terapi tambahanuntuk
pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat melaui pembedahan, dan
untuk penanganan kasus metastasis jauh tertentu. Terutama ketika digunakan dalam
kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakansetelah pembedahan
menunjukkan telah menurunkan risiko kekambuhan lokaldi pelvis sebesar 46% dan
angka kematian sebesar 29%. Pada penangananmetastasis jauh, radiasi telah berguna
mengurangi efek lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. Radioterapi
umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang memiliki tumor lokal
yang unresectable
.
1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
1.2.1 Aktivitas/istirahat:
Gejala:
– Kelemahan, kelelahan/keletihan
– Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
– Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres
tinggi.
1.2.2 Sirkulasi:
Gejala:
– Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda:
– Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
1.2.4. Eliminasi:
Gejala:
– Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
– Perubahan bising usus, distensi abdomen
– Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
1.2.5. Makanan/cairan:
Gejala:
– Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan
bahan pengawet)
– Anoreksia, mual, muntah
– Intoleransi makanan
Tanda:
– Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
1.2.6 .Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala:
– Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit
1.2.7.Keamanan:
Gejala:
– Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda:
– Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
1.2.8.Interaksi social
Gejala:
– Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
– Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.3.1 Pengkajian
2) Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak
4) Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
5) Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
1. Nyeri akut berhubungan SLKI L.08066 Hal 145 Manajemen nyeri (I.08238,
Hal 201)
dengan agen cedera Setelah dilakukan asuhan Observasi
fisiologis keperawatan … x 24jam1. Identifikasi lokasi,
D.0077 diharapkan penurunan keluhan karaktristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
nyeri dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri cukup menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
2. Tampak meringis menurun non verbal
3. Sikap protektif menurun 4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
4. Keadaan gelisah cukup memperingan nyeri
menurun 5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
5. Kesulitan tidur menurun sudah diberikan
6. TD, Nadi dan RR dalam batas 6. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
normal Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
megurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategimeredakan
nyeri
2.
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 November 2020 jam 16.28 WIB.
2.1.1 Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa :
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan :
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Beliang
Tgl MRS : 14 November 2020
Diagnosa Medis : Adenocarsinoma rectum
Genogram
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pasien tampak lemah, pucat, meringis menahan rasa nyeri pada perut dengan skala
nyeri 5, terdapat kolostomi dengan stoma membesar dan adanya prolapse usus.
terpasang infus NaCL 20 tpm.
2) Status Mental
Tingkat kesadaran compos mentis, ekspresi wajah tampak menahan sakit, berbicara
jelas, fungsi kognitif orientasi waktu pasien baik, dapat membedakan antara pagi,
siang, malam, orientasi orang pasien baik, dapat mengenali keluarga maupun petugas
kesehatan, orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit,
mekanisme pertahanan diri adaptif.
3) Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 106
x/menit, pernapasan 22 x/menit dan suhu 36,4 0C.
4) Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, tidak terdapat sianosis, tidak ada sesak nafas, , irama pernafasan
teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan
5) Cardiovasculer (Bleeding)
Tidak ada nyeri pada dada, cappilary refill >2 detik, tampak pucat dan cyanosis, tidak
ada edema ekstermitas bawah dan atas, akral hangat, tidak ada peningkatan Vena
Jugularis,.
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (Anemia Kronik)
6) Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E : 4 (Pasien dapat membuka mata secara spontan), V : 5 ( Pasien
Berorientasi baik) M : 5 (Pasien dapat bergerak mengikuti perintah) dan total Nilai
GCS : 15, kesadaran compos mentis, pupil isokor, reflek cahaya kiri kanan positif,
pasien tampak gelisah.
Hasil uji syaraf Kranial:
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Tidak dikaji
Nervus Kranial II : Tidak dikaji
Nervus Kranial III : Tidak dikaji
Nervus Kranial IV : Tidak dikaji
Nervus Kranial V : Tidak dikaji
Nervus Kranial VI : Tidak dikaji
Nervus Kranial VII : Tidak dikaji
Nervus Kranial VIII : Tidak dikaji
Nervus Kranial IX : Tidak dikaji
Nervus Kranial X : Tidak dikaji
Nervus Kranial XI : Tidak dikaji
Nervus Kranial XII : Tidak dikaji
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
7) Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi urine normal, warna bening
Masalah keperwatan: Tidak ditemukan
Masalah Keperawatan :
- Resiko Infkesi
9) Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi normal, ukuran otot simetris, ekstremitas ekstremitas
bawah normal pergerakanya, tidak ada deformitas pada tulang, tidak ada perlukaan,
tidak ada peradangan, maupun patah tulang.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
10) Kulit-Kuku-Rambut
Tidak ada riwayat alergi obat/makanan, suhu kulit hangat, warna kulit pucat, ada
kemerahan disekitar stoma kolostomi, Rambut tidak rontok, tidak ada perubahan
pigmentasi kulit, kulit kering, tekstur rambut halus, bentuk kuku simetris
Masalah Keperawatan : Resiko Gangguan Integritas Kulit
11) Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan normal
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
12) Leher Dan Kelenjar Limfe
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tyroid
tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
13) Sistem Reproduksi
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
2.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
1) Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
Tidak dikaji
2) Nutrisi dan Metabolisme
Tinggi badan : 158 cm, berat badan saat sakit 45 kg. Tidak ada gangguan menelan,
ada mual dan tidak ada muntah
2.1.5 Sosial-Spritual
1) Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
2) Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan bahasa indonesia.
3) Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dan keluarga baik, tidak ada masalah.
4) Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, lingkungannya sekitar, perawat maupun
dokter.
5) Orang berarti/terdekat
Orang terdekat pasien adalah keluarganya yang meliputi istri
6) Kegiatan beribadah :
Tidak ada data
2.1.7.2 Kemoterapi
Obat Dosis Rute Indikasi
Xeloda 500 mg Oral Xeloda Tablet adalah nama dagang dari obat
3–0-3 generik Capecitabine. Capecitabine bekerja
(1 x 2 minggu) dengan merusak materi genetik (RNA dan
Pemberian DNA) dalam sel sehingga sel tidak dapat
selama 6 bulan membelah untuk memroduksi keturunan.
2 DS : Ca colon
DO : Resiko Infeksi
-Nyeri pada Tidak bisa flatus/BAB
perut
-Kolostomi Gangguan defekasi
tampak
membesar Kolostomi
-Terdapat
prolaps colon Peningkatan tekanan intra abdominal
- WBC :
25,42uL Prolaps colon
Resiko Infeksi
3 Perubahan Pembengkakan/benjolan Nutrisi Kurang Dari
nutrisi kurang Kebutuhan Tubuh
dari kebutuhan Obstruksi dan peristaltic ↑
tubuh
berhubungan Akumulasi feses
dengan
gangguan Distensi abdomen
absorbsi nutrient
Anoreksia
5. Kolaborasi dalam
pemberian anti biotik
3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status 1. Menganalisa penyebab untuk melaksanakan intervensi.
kurang dari kebutuhan keperawatn selama 3 x 24 nutrisi dan intoleransi
tubuh berhubungan jam diharapkan : makanan
dengan gangguan a. Porsi malam yang
absorbsi nutrient dihabiskan meningkat, 2. Monitor asupan 2. Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan
skala 5 makanan konsumsi makanan
b. Verbalisasi keinginan
untuk menigkatkan 3. Monitor asupan 3. Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas
nutrisi meningkat, skala makanan intervensi
5
4. Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan
c. Pengetahuan tentang 4. Berikan makan sedikit
dan mencegah distensi gaster
pilihan makanan yang dengan frekuensi sering
sehat meningkat, skala dan atau makan
5 diantara waktu
5. Merangsang selera makan klien
d. Perasaan cepat kenyang
menurun
e. Nyeri abdomen 5. Identifikasi makanan
menurun yang disukai dan
f. Berat badan membaik, hidangkan makanan
skala 5 nafsu makan yang hangat 6. Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral.
membaik, skala 5 Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan
6. Berikan dan Bantu
g. Bising usus membaik, kemungkinan infeksi.
hygiene mulut yang
skala 5
baik ; sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan
yang lembut.
7. Mencegah dan mengobati gejala sakit perut yang
berhubungan dengan gangguan pencernaan dan asam
lambung.
7. Kolaborasi pemberian
anti emetic
8. Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi
kebutuhan individual
P : Intervensi
dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Peter C, Thomas W. (1997) Buku Saku Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC
Sylvia, Lorraine M. (2006). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
PPNI ( 2018 ) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2018 ) . Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2016 ) . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
NCCN Guidelines Version 1.2015: Rectal Cancer