Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. D DENGAN DIAGNOSA ADENOCARSINOMA


RECTUMDI RS DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

OLEH :

ADIMAN REGINA BRIA

(2020-02-14901-001)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM NERS
TAHUN AJARAN 2020-2021

KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu menyelesaikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. D dengan diagnosa medis Adenocarsinoma Rectum.
Dan harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman, juga manfaat bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Adapun maksud dan tujuan Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan diagnosa medis
Adenocarsinoma Rectum. Laporan ini yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta
untuk memenuhi tugas kuliah.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.

Palangka Raya, November 2020

Penulis

DAFTAR ISI

COVER
LATAR BELAKANG ........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi ....................................................................................................
1.1.2 Anatomi Dan Fisiologi..............................................................................
1.1.3 Etiologi .....................................................................................................
1.1.4 Klasifikasi .................................................................................................
1.1.5 Patofisiologi ..............................................................................................
1.1.6 Manifestasi Klinik ....................................................................................
1.1.7 Komplikasi ...............................................................................................
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................
1.1.9 Penatalaksanaan medis .............................................................................
1.2 Manajemen Keperawatan
1.2.1 Pengkajian ................................................................................................
1.2.2 Diagnosa ...................................................................................................
1.2.3 Intervensi ..................................................................................................
1.2.4 Implementasi ............................................................................................
1.2.5 Evaluasi ....................................................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPEAWATAN
2.1 Pengkajian ......................................................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................
2.3 Intervensi.........................................................................................................
2.4 Implementasi...................................................................................................
2.5 Evaluasi ..........................................................................................................
2.6 Catatan perkembangan....................................................................................
BAB 3 PENTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SAP
Leaflet
Jurnal Terkait
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Penyakit


1.1.1 Defenisi
Karsinoma adalah kanker yang berkembang dari jaringan kulit atau jaringan
penyusun dinding organ. Karsinoma muncul ketika sel-sel penyusun dinding organ
tubuh mengalami kerusakan atau mutasi DNA. Mutasi DNA akan menyebabkan sel
tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali.
Adenokarsinoma merupakan jenis karsinoma yang tumbuh dan berkembang di
berbagai organ tubuh, terutama yang memiliki kelenjar di dalamnya, seperti
payudara, paru-paru, esofagus, kolon, pankreas, prostat
(https://www.alodokter.com/jenis-dan-pengobatan-kanker-karsinoma)
Carsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan
abnormal pada daerah rectum (Price A. Sylvia, 1995).

1.1.2 Anatomi Fisiologi


Rektum(Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuahruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinjamasuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalamrektum akan memicusistem sarafyang
menimbulkan keinginan untukmelakukandefekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering
kali material akandikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali
dilakukan.Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.Secara anatomi rektum
terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis anorektal dengan panjang sekitar
12-13 cm (Sloane, 2004). Secarafungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi
bagian ampula dansfingter. Bagian sfingter disebut juga annulus hemoroidalis,
dikelilingi olehmuskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Sfingter
analinternal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksternal otot rangka(volunter)
mengitari anus (Sloane, 2004). Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke
difragma pelvis pada insersi muskulus levator ani. Pada orang dewasa dinding
rektum mempunyai 4 lapisan yaitu mukosa,submukosa, muskularis (sirkuler dan
longitudinal), dan lapisan serosa.Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rektal
(anal), yaitu lipatan-lipatan vertikal yang masing-masing berisi arteri dan vena
(Sloane, 2004).
1.1.3 Etiologi
Penyebab nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi . Akan tetapi,
terdapat beberapa faktor resiko yang ditengarai mengakibatkan munculnya
karsinoma rektum, antara lain:
a. Polip di usus (Colorectal polyps)
Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi
pada orang berusia 40 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan
kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
b. Ulseratif Kolitis
Ulseratif kolitis merupakan faktor risiko yang jelas untuk kanker kolon sekitar 1%
dari pasien yang memiliki riwayat kronik ulseratif kolitis. Resiko perkembangan
kanker pada pasien ini berbanding terbalik pada usia terkena kolitis dan berbanding
lurus dengan keterlibatan dan keaktifan dari ulseratif kolitis.
c. Penyakit Crohn
Pasien dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis
ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih
besar. Pasien yang menderita penyakit crohn’s mempunyai risiko tinggi untuk
menderita kanker kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulseratif
kolitis. Keseluruhan insiden dari kanker yang muncul pada penyakit crohn’s sekitar
20%. Pasien dengan struktur kolon mempunyai insiden yang tinggi dari
adenokarsinoma pada tempat yang terjadi fibrosis. Adenokarsinoma meningkat pada
tempat strikturoplasty menjadikan sebuah biopsy dari dinding intestinal harus
dilakukan pada saat melakukan strikturoplasty. Telah dilaporkan juga bahwa
squamous sel kanker dan adenokarsinoma meningkat pada fistula kronik pasien
dengan crohn’s disease.
d. Riwayat Kanker/Genetik
Sekitar 15% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan riwayat kanker
kolorektal pada keluarga terdekat. Seseorang dengan keluarga terdekat yang
mempunyai kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker
kolorektal dua kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang tidak
memiliki riwayat kanker kolorektal pada keluarganya.
e. Usia diatas 50 tahun
Orang yang berusia di > 50 tahun rentan mengalami kanker rectum karena
mengalami penurunan fungsi organ sehingga mengalami penurunan absorbs air,
vitamin, eksresi mucus dan feces sehingga semua tertampung di kolon dan dapat
terpapar sel karsinogen.
f. Faktor Gaya Hidup
Pria dan wanita yang merokok kurang dari 20 tahun mempunyai risiko tiga kali
untuk memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar. Sedangkan
merokok lebih dari 20 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali untuk
menderita adenoma. Pada berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara
aktifitas, obesitas dan asupan energi dengan kanker kolorektal. The Nurses Health
Study telah menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara aktifitas fisik dengan
terjadinya adenoma, yang dapat diartikan bahwa penurunan aktifitas fisik akan
meningkatkan risiko terjadinya adenoma.
g. Diet atau Pola Makan
Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat
berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolorektal pada kebanyakan
penelitian, meskipun terdapat juga penelitian yang tidak menunjukkan adanya
hubungan antara serat dan kanker kolorektal (Brunner & Suddarth, 2001).

1.1.4 Klasifikasi
Sistem stadium yang paling umum adalah sistem TNM (untuk tumor / node /
metastasis), dari American Joint Committee on Cancer
(https://en.wikipedia.org/wiki/Colon_cancer_staging) . Sistem ini memberikan
nomor berdasarkan tiga kategori. "T" menunjukkan tingkat invasi ke dinding usus,
"N" untuk tingkat keterlibatan kelenjar limfatik , dan "M" untuk tingkat metastasis .
Tumor (T)
Tahapan T dari kanker usus.
Angka 0 sampai 4, dengan subkelompok, digunakan untuk menggambarkan
kedalaman tumor terdalam: 
 TX: Tumor primer tidak dapat dievaluasi.
 T0: Tidak ada bukti kanker di usus besar atau rektum.
 Tis: Karsinoma  in situ ; Sel kanker hanya ditemukan di epitel atau lamina propria
 T1: Pertumbuhan menjadi submukosa
 T2: Pertumbuhan menjadi muskularis propria
 T3: Pertumbuhan melalui muskularis propria dan masuk ke subserosa, atau ke
jaringan yang mengelilingi usus besar atau rektum (tetapi bukan peritoneum viseral
atau organ sekitarnya).
 T4a: Pertumbuhan ke permukaan peritoneum viseral.
 T4b: Tumor telah tumbuh atau telah menempel pada organ atau struktur lain.
Node (N)
Angka 0 sampai 2, dan sub kelompok, digunakan untuk menggambarkan keterlibatan
kelenjar getah bening: 
 NX: Kelenjar getah bening regional tidak dapat dievaluasi.
 N0: Tidak ada bukti penyebaran ke kelenjar getah bening regional.
 N1a: Sel tumor ditemukan di 1 kelenjar getah bening regional.
 N1b: Sel tumor yang ditemukan di 2 atau 3 kelenjar getah bening regional.
 N1c: Ada nodul kanker di dekat usus besar yang tampaknya bukan kelenjar getah
bening.
 N2a: Sel tumor ditemukan di 4 sampai 6 kelenjar getah bening regional.
 N2b: Sel tumor yang ditemukan di 7 atau lebih kelenjar getah bening regional.
Metastasis (M)
Angka 0 dan 1, dengan subkelompok, menggambarkan status metastasis : 
 M0: Tidak ada bukti metastasis jauh
 M1a: Menyebar ke 1 bagian tubuh lainnya di luar usus besar, rektum atau kelenjar
getah bening regional.
 M1b: Menyebar ke lebih dari 1 bagian tubuh selain usus besar, rektum atau
kelenjar getah bening regional.
 M1c: Menyebar ke permukaan peritoneal.

1.1.5 Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari
lapisan epitel usus) dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya.
Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain
(paling sering ke hati). Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam
lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular
lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang
datar lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens.
Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih.
b. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
c. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system
portal.
d. Penyebaran secara transperitoneal
e. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
1.1.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :
a. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar
maupun yang berwarna hitam.
b. Obstruksi saluran pencernaan sehingga menyebabkan perut kembung (tegang)
c. Tidak dapat BAB dan tidak ada flatus
d. Ukuran feces lebih kecil dari biasanya
e. Rasa tidak puas setelah BAB
f. Anoreksia
g. Nyeri perut di tempat kanker
h. Penurunan berat badan
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat adenokarsinoma rektm adalah:
a. Karsinoma kolon dapat bermetastase langsung perkontinuitatum dinding usus dan
organ disekitarnya, Hematogen
b. Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke hati, paru
dan otak
c. Obstrusi usus partial atau lengkap
d. Hemorhargi karena pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh
darah sekitar kolon
e. Perforasi dan dapat mengakibatkan pembentukan abses
f. Peritonotis dan sepsis dapat menimbulkan syok

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Endoskopi
a. Untuk mengetahui adanya tumor/kanker di kolon/rectum
b. Untuk menentukan sumber pendapatan
c. Untuk mengetahui letak obstruksi
2. Radiologi
 Foto dada : Untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker paru
Untuk persiapan pembedahan
a. Foto colon (Barium enema)
b. Dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat/suatu striktura
c. Dapat menentukan lokasi tempat kelainan
3. USG
a. Untuk mengetahui apakah ada metastasis ke kelenjar getah bening di abdomen dan
hati
b. Gambaran metastasis kanker di hati akan tampak massa multi nodular dengan gema
berdensitas tinggi homogen
4. Endosonografi
Pada karsinoma akan tampak massa yang hypoechoic tidak teratur mengenai lapisan
dinding kolon.
5. Histopatologi
Gambaran histopatologi pada karsinoma recti adenokarsinoma dan perlu ditentukan
differensiasi sel
6. Laboratorium
a. HB menurun pada perdarahan
b. Tumor marker (LEA) >5 mg/dl
c. Pemeriksaan tinja secara bakteriologis, terdapat sigela dan amoeba

1.1.9 Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama untukstadium I
dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium III juga dilakukan
pembedahan. Meskipun begitu, karena kemajuan ilmu dalammetode penentuan
stadium kanker, banyak pasien kanker rektal dilakukan pre- surgical treatment
dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapisebelum pembedahan dikenal
sebagai neoadjuvant chemotherapy dan pada kanker rektal, neoadjuvant
chemotherapy digunakan terutama pada stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang
hanya dilakukan pembedahan, meskipunsebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasienmasih membutuhkan kemoterapi atau radiasi
setelah pembedahan untukmembunuh sel kanker yang tertinggal (Anderson, 2006).
Tipe pembedahantergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan
pilihan adalahsebagai berikut (Smeltzer, Burke, Hinkle, & Cheever, 2010):
a. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsiusus pada
sisi pertumbuhan pembuluh darah, dan nodus limfatik)
b. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen(pengangkatan
tumor dan prosi sigmoid dan semua rectum serta sfingkteranal)
c. Kolostomi sementara diikuti reanastomosis reseksi segmental dananastomisis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkandekompresi usus awal dan
persiapan usus sebelum reseksi)
d. Kolostomi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksiyang
tidak dapat direseksi)Sebelum pembedahan, dilakukan radioterapi untuk mencegah
sel maligna bermetastasis dan mengurangi ukuran tumor serta membuatnya
lebihmudah direseksi. Intervensi lokal terhadap tumor setelah pembedahanadalah
implantasi isotop (radium, cesium, dan kobalt) ke dalam area tumordan
elektrokoagulasi.
2. Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk menurunkan metastasis dan mengontrol manifestasi.
Adjuvant chemotherapy (menangani pasien yang tidak terbuktimemiliki penyakit
residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan),dipertimbangkan pada pasien
dengan tumor yang menembus sangat dalam atautumor lokal yang bergerombol
(stadium II lanjut dan stadium III).Terapistandarnya ialah dengan fluorouracil, (5-
FU) dikombinasikan denganleucovorin dalam jangka waktu enam sampai dua belas
bulan. 5-FU merupakananti metabolit dan leucovorin memperbaiki respon. Agen
lainnya, levamisoleuntuk meningkatkan sistem imun dan dapat menjadi substitusi
bagi leucovorin.

3. Radioterapi
Pada Ca stadium II dan III lanjut, radiasi dapat mengecilkan ukuran tumorsebelum
dilakukan pembedahan. Radioterapi dapat menjadi terapi tambahanuntuk
pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat melaui pembedahan, dan
untuk penanganan kasus metastasis jauh tertentu. Terutama ketika digunakan dalam
kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakansetelah pembedahan
menunjukkan telah menurunkan risiko kekambuhan lokaldi pelvis sebesar 46% dan
angka kematian sebesar 29%. Pada penangananmetastasis jauh, radiasi telah berguna
mengurangi efek lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. Radioterapi
umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang memiliki tumor lokal
yang unresectable
.
1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

1.2.1 Aktivitas/istirahat:
Gejala:
– Kelemahan, kelelahan/keletihan
– Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
– Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres
tinggi.

1.2.2 Sirkulasi:
Gejala:
– Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda:
– Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

1.2.3 Integritas ego:


Gejala:
– Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres
(merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
– Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
– Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda:
– Menyangkal, menarik diri, marah.

1.2.4. Eliminasi:
Gejala:
– Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
– Perubahan bising usus, distensi abdomen
– Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

1.2.5. Makanan/cairan:
Gejala:
– Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan
bahan pengawet)
– Anoreksia, mual, muntah
– Intoleransi makanan
Tanda:
– Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot

1.2.6 .Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala:
– Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit

1.2.7.Keamanan:
Gejala:
– Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda:
– Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

1.2.8.Interaksi social
Gejala:
– Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
– Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.3.1 Pengkajian

1.3.2.1 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pengkajian yang dapat dilakukan menurut Wijaya dan Putri (2013).


Biasanya klien mengeluh nyeri dibagian abdomen karena sudah melakukan tindakan
laparatomi juga kolostomi, jadi klien merasakan tidak nyaman dengan kondisinya yang
sekarang, lagi pula kalau klien ada tindakan kolostomi maka klien akan sangat merasakan
tidak nyaman karena bisa jadi akibat anusnya di tutup maka klien BAB dan flatus di
bagian abdomen. Klien juga tidak bisa bergerak banyak dan susah untuk tidur, tubuh
klien biasanya terasa lemas dan letih, dan nafsu makan akan menurun.
1.3.2.2 Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pernah menderita polip kolon, radang kronik kolon dan kolotis ulseratif yang
tidak teratasi, ada infeksi dan obstruksi pada usus besar, dan diet dan konsumsi diet tidak
baik, tinggi protein, tinggi lemak, tinggi serat.
1.3.2.3 Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga klien adanya riwayat kanker, diindetifikasi kanker yang menyerang
tubuh atau ca recti adalah turunan yang sifatnya dominan.

1.3.2.4 Pemeriksaan fisik


1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan

frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

2) Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak

3) Mata: Konjungtiva anemis

4) Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi

dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

5) Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

6) Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

7) Abdomen : Distensi abdomen, adanya teraba massa,

penurunan bissing usus dan kembung.


8) Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas
2 Diagnosa Keperawatan
2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis
2.2 Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
2.3 Konstipasi berhubungan dengan obstruksi akibat tumor

1. Nyeri akut berhubungan SLKI L.08066 Hal 145 Manajemen nyeri (I.08238,
Hal 201)
dengan agen cedera Setelah dilakukan asuhan Observasi
fisiologis keperawatan … x 24jam1. Identifikasi lokasi,
D.0077 diharapkan penurunan keluhan karaktristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
nyeri dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri cukup menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
2. Tampak meringis menurun non verbal
3. Sikap protektif menurun 4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
4. Keadaan gelisah cukup memperingan nyeri
menurun 5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
5. Kesulitan tidur menurun sudah diberikan
6. TD, Nadi dan RR dalam batas 6. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
normal Terapeutik

1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
megurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategimeredakan
nyeri
2.
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik

(SIKI Hal 177)


Observasi
1. Kaji status nutrisi
Ketidaseimbangan nutrisi 2.Kaji kebutuhan kalori dan
kurang dari kebutuhan SLKI Hal 145) jenis nutrient
3. Monitor asupan makanan
tubuh berhubungan Setelah dilakukan asuhan atau cairan
4. Monitor berat badan
dengan ktidakmampuan keperawatan … x 24jam Terapeutik
mengabsorbsi nutrient diharapkan pemenuhan nutrisi 1. Lakukan oral hygiene
2. Berikan makanan tinggi
3. (D.0019,hal 56) adekuat dengan kriteria hasil: serat untuk mencegah
konstipasi
1. Menigkatnya toleransi terhadap
3. Berikan suplemen makanan
makanan Edukasi
Anjurkan makan sedikit tapi
2. Mual, muntah menurun sering
3. Keinginan klien untuk makan Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
meningkat tentang jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk
4. Berat badan meningkat memenuhi kebutuhan nutrisi

I.04150, hal 193


Observasi
1. Periksa tanda dan gejala
kostipasi
2.Periksa peristaltic usus dan
karakteristik feces
Terapeutik
Anjurkan mengkonsumsi
Edukasi
Anjurkan peningkatan asupan
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan obat
pencahar
Konstipasi berhubungan
dengan obstruksi akibat L.03019, Hal 23
tumor Tujuan : setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama ... x
24 jam diharapkan eliminasi fekal
normal dengan kriteria hasil :  
1. Frekuensi BAB membaik
2. Konsistensi feces lembek
3. Peristaltik usus membaik
4. tidak ada nyeri saat BAB
5. Asupan nutrisi membaik

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 November 2020 jam 16.28 WIB.
2.1.1 Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa :
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan :
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Beliang
Tgl MRS : 14 November 2020
Diagnosa Medis : Adenocarsinoma rectum

2.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan


1) Keluhan Utama :
Nyeri pada perut (kolostomi tampak membesar), BAB kecoklatan, pucat
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Sabtu, 14 November 2020 pukul 16.26 WIB masuk ke IGD RS X, diantar oleh
istrinya dengan keluhan pasien ± sudah 1 minggu kolostomi membesar, kemerahan,
terasa nyeri, BAB berwarna kecoklatan, demam, mual dan segera ditangani oleh
perawat di IGD, hasil tanda-tanda vital, TD : 110/80 mmHg, N : 106 x / menit, RR :
22 x / menit, S : 36,4º C, SPO2 : 90% . Dipasang infus Nacl 20 tpm. Setelah ditangani
di IGD pasien langsung dirawat di ruang X
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien menderita Ca colon dan dilakukan colostomy

4) Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada data

Genogram
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pasien tampak lemah, pucat, meringis menahan rasa nyeri pada perut dengan skala
nyeri 5, terdapat kolostomi dengan stoma membesar dan adanya prolapse usus.
terpasang infus NaCL 20 tpm.
2) Status Mental
Tingkat kesadaran compos mentis, ekspresi wajah tampak menahan sakit, berbicara
jelas, fungsi kognitif orientasi waktu pasien baik, dapat membedakan antara pagi,
siang, malam, orientasi orang pasien baik, dapat mengenali keluarga maupun petugas
kesehatan, orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit,
mekanisme pertahanan diri adaptif.
3) Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 106
x/menit, pernapasan 22 x/menit dan suhu 36,4 0C.
4) Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, tidak terdapat sianosis, tidak ada sesak nafas, , irama pernafasan
teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan
5) Cardiovasculer (Bleeding)
Tidak ada nyeri pada dada, cappilary refill >2 detik, tampak pucat dan cyanosis, tidak
ada edema ekstermitas bawah dan atas, akral hangat, tidak ada peningkatan Vena
Jugularis,.
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (Anemia Kronik)
6) Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E : 4 (Pasien dapat membuka mata secara spontan), V : 5 ( Pasien
Berorientasi baik) M : 5 (Pasien dapat bergerak mengikuti perintah) dan total Nilai
GCS : 15, kesadaran compos mentis, pupil isokor, reflek cahaya kiri kanan positif,
pasien tampak gelisah.
Hasil uji syaraf Kranial:
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Tidak dikaji
Nervus Kranial II : Tidak dikaji
Nervus Kranial III : Tidak dikaji
Nervus Kranial IV : Tidak dikaji
Nervus Kranial V : Tidak dikaji
Nervus Kranial VI : Tidak dikaji
Nervus Kranial VII : Tidak dikaji
Nervus Kranial VIII : Tidak dikaji
Nervus Kranial IX : Tidak dikaji
Nervus Kranial X : Tidak dikaji
Nervus Kranial XI : Tidak dikaji
Nervus Kranial XII : Tidak dikaji
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
7) Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi urine normal, warna bening
Masalah keperwatan: Tidak ditemukan

8) Eliminasi Alvi (Bowel)


Bibir kering dan pucat, mukosa kering, Ada benjolan pada rectum. Pada abdomen
tedapat kolostomi, stoma tampak membesar, terdapat prolapse usus, ada nyeri pada
abdomen, BAB melalui kolostomi, warna kecoklatan, konsistensi cair, Bising usus:
tidak ada data.

Masalah Keperawatan :

- Resiko Infkesi

- Gangguan Integritas Kulit

9) Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi normal, ukuran otot simetris, ekstremitas ekstremitas
bawah normal pergerakanya, tidak ada deformitas pada tulang, tidak ada perlukaan,
tidak ada peradangan, maupun patah tulang.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan

10) Kulit-Kuku-Rambut
Tidak ada riwayat alergi obat/makanan, suhu kulit hangat, warna kulit pucat, ada
kemerahan disekitar stoma kolostomi, Rambut tidak rontok, tidak ada perubahan
pigmentasi kulit, kulit kering, tekstur rambut halus, bentuk kuku simetris
Masalah Keperawatan : Resiko Gangguan Integritas Kulit
11) Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan normal
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
12) Leher Dan Kelenjar Limfe
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tyroid
tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
13) Sistem Reproduksi
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
2.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
1) Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
Tidak dikaji
2) Nutrisi dan Metabolisme
Tinggi badan : 158 cm, berat badan saat sakit 45 kg. Tidak ada gangguan menelan,
ada mual dan tidak ada muntah

Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit


hari
Frekuensi/hari 3 x/hari 3x/hari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Kurang Baik Baik
Jenis Makanan Susu Nasi,sayur, dan ikan
Jenis Minuman Air Putih Air Putih
Jumlah minuman/cc/24 3 x 100 ml 1000 ml
jam
Kebiasaan makan Pagi, siang, sore Pagi, siang, sore
Keluhan/masalah Mual Tidak ada

Masalah Keperawatan : Resiko Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


3) Pola istirahat dan tidur
Frekuensi pola istirahat dan tidur baik
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
4) Kognitif
Keluarga dan pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.
5) Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
6) Konsep diri (Gambaran diri, identitas diri, harga diri, peran )
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
7) Aktivitas Sehari-hari
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
8) Koping –Toleransi terhadap Stress
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan
9) Nilai-Pola Keyakinan
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan

2.1.5 Sosial-Spritual
1) Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
2) Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan bahasa indonesia.
3) Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dan keluarga baik, tidak ada masalah.
4) Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, lingkungannya sekitar, perawat maupun
dokter.
5) Orang berarti/terdekat
Orang terdekat pasien adalah keluarganya yang meliputi istri
6) Kegiatan beribadah :
Tidak ada data

2.1.6 Data Penunjang (Radiologi, Laboratorium dan Penunjang lainnya)


1. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi
Tanggal : 14 November 2020
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1 WBC 25,42 uL 4.50 – 11.00
2 HGB 6.6 g/dl 10.5 – 18.00
3 HCT 18.8% 37.0 – 48.0
4 PLT 460 uL 150 - 400
5 Anti SARS Cov-2 Non Reaktif Non Reaktif
6 Ureum

Tanggal : 14 November 2020


NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1 Glukosa sewaktu 116 mg/dl ˂ 200
2 Ureum 32 mg/dl 21 - 53
3 Creatinin 0,95 mg/dl 0,7 – 1,5

2. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi (Pemeriksaan Histopatologis)


- Keterangan Klinik : Tumor rectum. Tumor rectum dengan perlengketan
- Pemeriksaan makroskopis:
Diterima 5 jaringan, ukuran 2 sebesar biji beras dan 3 sebesar kepala jarum pentul,
penampang putih
- Pemeriksaan makroskopis menunjukkan sarang-sarang sel maligna asal epitel
kelenjar Rectum dengan inti atipik, pleomorfik, hiperkromatik dan nucleoli
prominent yang tumbuh infiltrate ke stroma jaringan ikat di sekitarnya, masih terlihat
bentukan tubuler kelenjar rectum
- Kesimpulan : Adenocarsinoma Rectum, Moderate Grate Malignancy

2.1.7 Penatalaksanaan Medis


2.1.7.1 Pemberian Obat
Tanggal, 14 November 2020
Obat Dosis Rute Indikasi
Infus NaCl 0,9% 20 tpm IV Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan
cairan kristaloid yang sering ditemui.
Cairan ini mengandung natrium dan clorida.
Cairan infus ini digunakan untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang,
mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit,
dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi
dengan baik.
Cefotaxime 3 x 1 gr IV Cefotaxim adalah salah satu obat antibiotik
sefalosporin yang berfungsi untuk
membunuh bakteri penyebab infeksi.
Ranitidin 2x 50 mg IV Ranitidine digunakan untuk mencegah dan
mengobati gejala sakit perut yang
berhubungan dengan gangguan pencernaan
dan asam lambung.
Antrain 3x1 gr Antrain mengandung natrium metamizole.
Metamizole adalah obat analgetik (pereda
nyeri), antispasmodik (meredakan kram),
dan antipiretik (penurun demam) untuk
meringankan rasa sakit, seperti: sakit gigi,
sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot,
dismenore (nyeri haid), nyeri kolik dan lain-
lain.
Transfusi PRC 1 kolf/12 IV Packed Red Cells (PRC) adalah modalitas
jam terapi yang umum digunakan untuk
mengobati pasien anemia yang hanya
membutuhkan komponen sel darah merah

2.1.7.2 Kemoterapi
Obat Dosis Rute Indikasi
Xeloda 500 mg Oral Xeloda Tablet adalah nama dagang dari obat
3–0-3 generik Capecitabine. Capecitabine bekerja
(1 x 2 minggu) dengan merusak materi genetik (RNA dan
Pemberian DNA) dalam sel sehingga sel tidak dapat
selama 6 bulan membelah untuk memroduksi keturunan. 

3.2 Diagnosa Keperawatan


3.2.1 Analisa Data

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1 DS : Ca Rectum Perfusi Perifer tidak
efektif
DO :  Kompresi tumor pada dinding rectum
-Wajah pasien
tampak pucat Kerusakan jaringan pembuluh darah
-Konjungtiva
anemis Pecahnya pembuluh darah
-Mukosa bibir
tampak pucat Perdarahan intestinal, fesescampur darah
-CRT > 2 detik
-Hb < normal Anemia kronik
- Pasien tampak
lemas dan Perfusi Perifer Tidak efektif
berbaring

2 DS : Ca colon
DO : Resiko Infeksi
-Nyeri pada Tidak bisa flatus/BAB
perut
-Kolostomi Gangguan defekasi
tampak
membesar Kolostomi
-Terdapat
prolaps colon Peningkatan tekanan intra abdominal
- WBC :
25,42uL Prolaps colon

Resiko Infeksi
3 Perubahan Pembengkakan/benjolan Nutrisi Kurang Dari
nutrisi kurang Kebutuhan Tubuh
dari kebutuhan Obstruksi dan peristaltic ↑
tubuh
berhubungan Akumulasi feses
dengan
gangguan Distensi abdomen
absorbsi nutrient
Anoreksia

Asupan nutrisi tidak adekuat

Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh


4 Resiko Harga Ca Colon Resiko harga diri
diri rendah rendah
situasional Kolostomi
berhubungan
dengan penyakit Ketidakmampuan
fisik (kolostomi) Beraktivitas

Harga diri rendah


situasional
3.2.2 Intervensi
No Diagnosa Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 D.0009, hal 37 SLKI L02011, hal 84 I.06195&I.02079
Gangguan Perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa sirkulasi perifer: 1. Memberikan informasi tentangderajat:keadekuatan
Perifer tidak efektif keperawatan 3x24 jam nadi, warna kulit, suhu perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan
berhubungan dengan diharapkan perfusi intervensi.
penurunan konsentrasi jaringan adekuat dengan
hemoglobin kriteria hasil: 2. Tinggikan kepala 2. Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
a. Kekuatan nadi perifer tempat tidur sesuai oksigenasi untuk kebutuhan seluler
meningkat skala 5 toleransi
b. Penyembuhan luka
meningkat skala 5 3. Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/
c. Warna kulit pucat 3. Monitor panas, potensial risiko infark
menurun skala 5 kemerahan, nyeri
d. Pengisian kapitel
membai skala 5
4. Untuk membantu mepercepat prose penyembuhan
e. Akral membaik skala 5
f. Turgor kulit membaik 4. Anjurkan
skala 5 mengkonsumsi
makanan yang
5. Untuk meningkatkan kadar Hb
Tujuan : berpotensi
Setelah dilakukan tindakan meningkatkan kadar Hb
1. Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
2 Resiko infeksi keperawatan 3x24 jam
berhubungan dengan diharapkan: 5. Kolaborasi dalam
prosedur invasif a. Integritas kulit dan pemberian trasnfusi darah
(kolostomi) jaringan membaik 1. Monitor tanda dan 2.Menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,
b. Kebersihan badan gejala infeksi mencegah infeksi silang, menjaga kondisi steril,
meningkat melindungi diri dan pasien dari infeksi
b. Demam, kemerahan, 2. Cuci tangan sebelum
nyeri dan bengkak dan sesudah kontak 3. Menghilangkan bakteri dan mengurangi resiko infeksi
menurun dengan pasien
c. Kadar sel darah putih
membaik 4.Meningkatkan pengetahuan pasien tentang tanda dan
d. Nafsu makan membaik 3. Ganti kantong gejala infeksi
kolostomi secara rutin
5. Antibiotik berguna untuk mikroorganisme patogen pada
4. Jelaskan tanda dan daerah yang beresiko terjadi infeksi
gejala infeksi

5. Kolaborasi dalam
pemberian anti biotik
3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status 1. Menganalisa penyebab untuk melaksanakan intervensi.
kurang dari kebutuhan keperawatn selama 3 x 24 nutrisi dan intoleransi
tubuh berhubungan jam diharapkan : makanan
dengan gangguan a. Porsi malam yang
absorbsi nutrient dihabiskan meningkat, 2. Monitor asupan 2. Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan
skala 5 makanan konsumsi makanan
b. Verbalisasi keinginan
untuk menigkatkan 3. Monitor asupan 3. Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas
nutrisi meningkat, skala makanan intervensi
5
4. Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan
c. Pengetahuan tentang 4. Berikan makan sedikit
dan mencegah distensi gaster
pilihan makanan yang dengan frekuensi sering
sehat meningkat, skala dan atau makan
5 diantara waktu
5. Merangsang selera makan klien
d. Perasaan cepat kenyang
menurun
e. Nyeri abdomen 5. Identifikasi makanan
menurun yang disukai dan
f. Berat badan membaik, hidangkan makanan
skala 5 nafsu makan yang hangat 6. Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral.
membaik, skala 5 Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan
6. Berikan dan Bantu
g. Bising usus membaik, kemungkinan infeksi.
hygiene mulut yang
skala 5
baik ; sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan
yang lembut.
7. Mencegah dan mengobati gejala sakit perut yang
berhubungan dengan gangguan pencernaan dan asam
lambung.
7. Kolaborasi pemberian
anti emetic
8. Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi
kebutuhan individual

8. Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk
mementukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
4 Resiko Harga diri Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat harga 1. Kemampuan positif yang dimiliki klien dapat
rendah situasional keperawatn selama 4 x 24 diri setiap waktu, meningkatkan percaya diri.
berhubungan dengan jam diharapkan : sesuai kebutuhan
penyakit fisik a. Penilaian diri positif, 2. Identifikasi 2. Kemampuan positif yang dimiliki klien dapat
(kolostomi) skala 3 kemampuan dan aspek meningkatkan percaya diri.
b. Penerimaan penilaian positif yang dimiliki.
positi terhadap diri 3. Fasilitasi lingkungan 3. Lingkungan mempengaruhi minat klien dalam
sendiri, skala 3 dan aktivitas yang meningkatkan harga diri.
c. Berjalan menampakkan meningkatkan harga
wajah, skala 3 diri
4. Penghargaan dan pujian akan memotifasi klien dalam
d. KOnsentrasi dan tidur, 4. Berikan penghargaan
skala 4 pujian terhadap klien
e. Perasaan malu atas kemajuan klien
menurun, skala 3
f. Perasaan tidak mampu
melakukan apapun
menurun, skala 3
3.4 Implementasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda tangan
Keperawatan (SOAP) dan nama
perawat
1 Perfusi Perifer 1. Monitor sirkulasi S : Adiman Regina
Tidak Efektif perifer: nadi, warna Bria
kulit, suhu O:
2. Memberikan posisi - Pasien tampak
semi fowler masih lemah
3. Monitor panas, - Pasien masih
kemerahan, nyeri pucat
4. Menganjurkan - CRT > 2 detik
pasien untuk
mengkonsumsi daging, A: Masalah
kacang kedelai, sayuran belum teratasi
hijau
5. Kolaborasi dalam P: Intervensi
pemberian trasnfusi dilanjutkan
darah PRC
2 Resiko infeksi 1. Monitor tanda dan S : Adiman Regina
berhubungan gejala infeksi Bria
dengan prosedur 2. Mencuci tangan O:
invasif sebelum dan sesudah - Akral hangat
(kolostomi) kontak dengan pasien - Masih ada
3. Mengganti kantong kemerahan pada
kolostomi secara rutin stoma kolostomi
4. Menjelaskan tanda dan A : Masalah
gejala infeksi belum teratasi
5. Berkolaborasi dalam P: Intervensi
pemberian antibiotik dilanjutkan
Cefotaxime 2x1gr IV
3 Perubahan 1. Mengidentifikasi S: Adiman Regina
nutrisi kurang status nutrisi dan O : Bria
dari kebutuhan intoleransi makanan - Tampak masih
tubuh 2. Monitor asupan lemas
berhubungan makanan - Kulit masih
dengan 3. Monitor asupan pucat
gangguan makanan - CRT >2 dtk
absorbsi nutrien 4. Memberikan makan
sedikit dengan A : Masalah
frekuensi sering dan belum teratasi
atau makan diantara P:
waktu Intervensi
5. Menanyakan dilanjutkan
makanan yang
disukai dan
hidangkan makanan
yang hangat
6. Membantu klien
untuk menggosok
gigi
7. Kolaborasi
pemberian anti
emetic

4 Resiko Harga 1.Monitor tingkat harga S : Adiman Regina


diri rendah diri setiap waktu, sesuai Bria
situasional kebutuhan O:
berhubungan 2.Mengidentifikasi - KOntak mata
dengan penyakit kemampuan dan aspek kurang saat
fisik (kolostomi) positif yang dimiliki. bicara
3.Membatasi - Klien tampak
pengunjung lesu dan tidak
4. Memberikan bersemangat
penghargaan pujian - Berbicara
terhadap klien atas pelan dan lirih
kemajuan klien
A : Masalah
belum teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Peter C, Thomas W. (1997) Buku Saku Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC
Sylvia, Lorraine M. (2006). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
PPNI ( 2018 ) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2018 ) . Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2016 ) . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
NCCN Guidelines Version 1.2015: Rectal Cancer

Kemenkes PANDUAN PELAYANAN KLINIS KANKER REKTUM

Anda mungkin juga menyukai