Anda di halaman 1dari 15

ASKEP CA BULI

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

dosen pengampu Herdiman, Ns

Oleh :

Ahmad Sambas (219050)

Armia Husni Hidayati (219053)

Deni Ramdani (219057)

Dini Inayah (219059)

Imelda Dinesti (219065)

Indri Ramadanti (219067)

Levya Afriliza (219068)

Riska Aditia (219080)

Syafira Nurlaili (219086)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Keperawatan Medikal Bedah ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterimakasih
kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Tugas Keperawatan Medikal Bedah (KMB2) ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Klasifikasi kebutuhan keselamatan dan keamanan , kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu kami harap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa
depan yang akan datang, meningat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan masa depan .

Bandung,10 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
D. Manfaat ................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker kandung kemih adalah jenis penyakit kanker yang awalnya muncul di
dalam kandung kemih. Kandung kemih sendiri adalah organ berongga yang berada di
panggul bawah, memiliki dinding otot yang fleksibel sehingga dapat meregang.
Fungsi utama dari organ ini adalah menyimpan urine, yaitu limbah cair yang
dihasilkan dari penyaringan ginjal. Saat Anda buang air kecil, otot-otot di kandung kemih
akan berkontraksi, dan urine yang tersimpan di dalamnya akan didorong keluar melalui
uretra.
Kanker pada kandung kemih ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Karsinoma urothelial (karsinoma sel transisi). Jenis kanker yang paling umum dan
menyerang sel urothelial yang melapisi seluruh lapisan kemih.
 Karsinoma sel skuamosa. Jenis kanker yang bila dilihat sel-selnya akan tampak
seperti sel datar di permukaan kulit.
 Adenokarsinoma. Tipe sel kanker ini memiliki banyak kesamaan dengan sel
pembentuk kelenjar pada kanker usus besar.
 Karsinoma sel kecil. Jenis kanker ini terjadi pada sel seperti saraf yang disebut sel
neuroendokrin dan dapat tumbuh dengan cepat.
 Sarkoma. Tipe kanker ini pertama kali terjadi di sel otot dan sangat jarang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi CA Buli
Ca buli adalah kanker yang ditandai dengan adanya total hematuria tanpa disertai
rasa nyeri dan bersifat intermiten. Pada karsinoma yang telah mengadakan infiltratif tidak
jarang menunjukkan adanya gejala iritasi dari buli-buli seperti disuria, polakisuria,
frekuensi dan urgensi dan juga biasa dengan keluhan retensi oleh bekuan darah
(Purnomo, 2011).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2013, insiden kanker
meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.
Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta
pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13%
setelah penyakit kardiovaskuler.
Prevalensi penyakit kanker menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau
sekitar 330.000 orang.
Di seluruh dunia Ca buli menempati kedudukan sebesar 3% dari semua tumor
ganas. Ca buli sering terjadi pada dewasa berusia 50 sampai 60 tahun. Kini kanker
keempat paling sering pada laki-laki dan kesepuluh pada perempuan, kanker ini
menyerang orang kulit putih dua kali lebih sering dari pada orang kulit hitam. Ca buli
sendiri dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif) atau
campuran antara bentuk papiler dan invasif. Sebagian besar (90%) Ca buli adalah
karsinoma sel transisional. Kanker ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran
kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter atau uretra
posterior, sedangkan jenis lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (10%) dan
adenokarsinoma (2%) (Purnomo, 2011; Black & Hawks, 2014).
B. Tanda dan Gejala
Beberapa gejala yang umumnya dirasakan adalah:
1. Urine berdarah
Ciri-ciri kanker kandung kemih ini dikenal juga dengan istilah hematuria, yang
merupakan gejala awal. Adanya darah bisa mengubah warna urine jadi orange, merah
mudah, atau bahkan merah tua,warna darah bisa kembali normal, namun dapat kembali
berubah. Perdarahan pada urine ini bisa disertai atau tanpa rasa nyeri.
2. Kebiasaan buang air jadi berubah
Selain ada darah pada urine, kebiasaan buang air kecil juga akan berubah. Umumnya
keluhan yang dirasakan:
 Lebih sering buang air kecil dari biasanya, terutama di malam hari
 Terasa nyeri atau panas terbakar saat buang air kecil
 Sering mengalami desakan buang air kecil, tapi urine susah untuk dikeluarkan
Beberapa orang juga merasakan tanda kanker kandung kemih lain, seperti:
 Sama sekali tidak bisa buang air kecil
 Nyeri di salah satu sisi punggung
 Nafsu makan memburuk dan berat badan menurun drastis
 Tubuh terasa lemah
 Kaki membengkak dan tulang terasa sakit

C. Penyebab CA Buli
Penyebab kanker ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, sebagian besar
ilmuwan berpendapat bahwa penyakit ini ada kaitannya dengan mutasi gen. Mutasi gen
membuat serangkaian perintah bagi sel menjadi kacau. Hal ini memungkinkan sel
membelah tanpa kendali, tumbuh lebih cepat, dan tidak mati. Akibatnya, sel akan
menumpuk membentuk jaringan abnormal yang disebut tumor ganas. Ilmuwan
menemukan jenis mutasi gen yang bisa diwariskan orangtua, sehingga membuat risiko
kanker ini jadi lebih tinggi, yakni TP53 dan RB1.
D. Faktor – Faktor Risiko
Meski penyebab kanker ini tidak diketahui secara pasti, beberapa faktor yang
meningkatkan risikonya telah diketahui, yaitu:
 Punya kebiasaan merokok.
 Bekerja di industri bahan kimia.
 Pemakaian obat herbal tertentu yang mengandung aristolochic acid.
 Minum air yang terkontaminasi arsenik atau kurang minum air putih.
 Berusia lebih dari 55 tahun.
 Terdapat masalah pada kandung kemih, kondisi kandung kemih yang tidak
sempurna dari lahir, atau memiliki sindrom bawaan, seperti Lynch syndrome.

E. Pencegahan
Penyakit kanker ini termasuk jenis yang bisa dicegah, meski tidak 100 persen. Cara
mencegah penyakit kanker kandung kemih bisa Anda lakukan adalah:
 Berhenti merokok. Sebagian besar kasus kanker jenis ini terkait dengan kebiasaan
merokok. Oleh karena itu kebiasaan ini harus dihentikan.
 Batasi paparan bahan kimia tertentu. Hindari paparan yang biasanya digunakan
dalam industri karet, kulit, bahan percetakan, tekstil, dan car serta asap solar.
 Cukup minum air putih. Memperbanyak minum air putih dapat menjaga kandung
kemih tetap sehat. Setidaknya minum 8 gelas air per hari.
 Jaga pola makan. Perbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-
kacangan untuk menu makanan setiap hari, bahkan camilan

F. Intervensi pada pasien CA Buli


Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada klien dengan kanker buli-buli (NANDA 1, NIC NOC):

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera ( biologi, fisik, dan psikologis
Setelah dilakukan tintakan keperawatan selama ...x 24 jam, klien akan:
- 1605. Pain Control
- 2102. Pain Level
- 2101. Pain : Disruptive Effects yang dibuktikan dengan indikator (1: Berat
Sekali, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak ada)
Kriteria Hasil:
- Mampu mengenali serangan nyeri akut dan melaporkan faktor penyebab
terjadinya.
- Melakukan tabulasi gejala setiap saat yang terkait denagan nyeri untuk
menuntukan langkah penjegahans erangan nyeri
- Mampu menggunakan langkah non farmakologis untuk mengatasi nyeri dan
menggunakan obat-obatan (analgesik) sesuai dengan anjuran
- Melaporkan perubahan tingkatan nyeri (skal, intensitas, awitan, krakteristik)
- Menunjukan rasa nyaman dengan perbaikan istirahat nyeri dan aktivitas
Nursing Intervention Classification (NIC):
Pain Management Aktivitas Keperawatan:
 Lakukan pengkajian secra komprehensif terhadap nyeri, meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau tingkat keparahan
dari nyeri dan faktor pencetus dari nyeri.
 Observasi respon non verbal dari rasa ketidak nyamanan, khususnya
ketidakmampuan untuk berkomunikasi ynag efekstif
 Gunakan komunikasi ynag teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
respon dari nyeri pada klien
 Kaji tentang pengetahuan dan kepercayaan klien akan nyeri yang terjadi
 Pertimbangkan budaya klien ynag mampu mempengaruhi respon terhadap nyeri
 Tenutukan dampak dari nyeri terhadap kualitas hidup (tidur, nafsu makan,
aktifitas, pengetahuan, motivasi, interaksi sosial dan lain sebagainya)
 Kaji tentang faktor pada pasien ynag mampu meringankan atau memperburuk
nyeri
 Evaluasi dengan klien dan tim kesehatan lainnya untuk menentukan teknik dalam
mengatasinya
 Evaluasi denagan klien dan tim kesehatan lainnya untuk menetukan teknik dalam
mengatasi nyeri yang bisa digunakan
 Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
 Catat secra rutin perkembangan dari metoda manajemen nyeri untuk mengetahui
efektifitasnya
 Berikan informasi yang lengkap dan benar mengenai nyeri (penyebab, lamanya,
dan tindakan antisipasi yang dibutuhkan)
 Berikan suasana lingkungan yang kondusif untuk mengurangi nyeri (cahaya
hangat, terang dan tidak ada kebisingan)
 Kurangi faktor yang menjadi pemicu timbulnya nyeri atau meningkatkan
intensitas nyeri
 Pilih dan lakukan beberapa langkah (farmakologis, non
farmakologis) untuk mengatasi nyeri
 Ajarkan tentang teknik manajemen nyeri
 Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis (biofeedback., TENS, hipnotis,
relaksasi, imajinasi terbimbing/ guidedi imagery, distraksi danlain sebagainya)
 Berikan analgesik sesuai denagan anjurkan dokter
 Monitor kepuasan klien atas manajemen nyeri yang dilakukan
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrien, ketidakmampuan untuk mencerna
makanan, ketidakmampuan menelan makanan, faktor psikologis

Nursing Outcome Classification (NOC):


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..x 24jam, klien akan:
Nutritional Status: food and fluid intake
self-Care : Eating
Weight: Body Mass yang dibuktikan dengan indikator (1:Sangat Berat, 2: Berat, 3:
Sedang, 4: Ringan, 5:Tidak Ada ganguan)

Kriteria Hasil:
 Intake makanan perorak (spontan/ naso feeding) adekuat
 Intake cairan (per oral/ parenteral) adekuat
- Nutrisi parenteral adekuat
- Menyatakan nafsu makan baik
- Menyiapkan makanan dengan baik
- Menyantap makanan dengan maksimal dan mengunyah dengan baik
- Menghabiskan porsi makanan tanpa ada gangguan
- Tidak ada gangguan selama proses makan (mual/muntah)
- Berat badan ideal
- Masa otot triceps, biceps dan subskapularis memadai
- Lemak pada panggul (wanita) memadai
- Lemak di leher (pria) memadai
- Lingkar kepala memadai dalam standar normal (anak)
- Proporsi antara tinggi badan dan berat badan normal (anak)

Nursing Intervention Classification (NIC) Nutrition Management


Aktivitas Keperawatan:

 Kaji status nutrisi klien dan kemampuan untuk pemenuhan nutrisi klien
- Identifikasi klien tentang riwayat alergi makanan dan kaji makanan kesuskaan
klien
- Intruksikan kepada klien tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal
(misalnya dengan pelaksanan diet sesuai anjuran)
- Hitung kebutuhan kalori klien setiap hari sediakan aneka ragam makanan sesuai
dengan keinginan klien
- Anjurkan klien/ keluarga untuk membantu klien melakukan perawatan rongga
mulut (sikat gigi) sebelum dan sesudah makan untuk meningkatkan kenyamanan
- Rencanakan pemberian obat untuk mengatasi gejala ynag menggangu nafsu
makan (nyeri, mual dan muntah)
- Sajikan makanan dengan menarik dan suhu hangat
- Atur diet makanan klien sesuai kondisi penyakit (indikasi dan kontraindikasi)
- Berikan nutrisi tinggi serat untuk memperlancar proses pencernaan
- Monitoring asupan nutrisi dan kalori tiap hari
- Monitoring trend penigkatan/ penurunan berat badan tiap hari

Aktifitas keperawatan:

-Kaji status nutrisi klien


- Monitiring asupan cairan dan makanan serta hitung intake per hari
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentukan jumlah kebutuhan kalori klien tiap hari
- Tentukan jenis asupan makanan ynag akan diberikan dengan memertimbangkan
aspek budaya dan agama klien
- Berikan nutrisi tambahan (suplemen)
- Anjurkan klien untuk makan makanan lunak untuk meminimalisir
kerja saliva dan rongga mulut
- Dorong asupan makanan tinggi kalsium dan kalium (sesuai anjuran/ diet)
- Anjurkan klien mengkonsumsi serat tinggi untuk memperlancar
proses pencernaan
- Sediakan makanan dengan tinggi proyein, kalori dan mudah untuk dikonsumsi
klien
- Siapkan pemberian makanan via sonde feeding jika
diperluakan
- Jaga kebersihan selang feeding setelah memberikan asupan makanan/ cairan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan nafsu makan klien
- Bantu klien dalam mereposisi tubuh yang nyaman saat akan makan
1803. Self-Care Assistance: Feeding

Aktifitas Keperawatan:
 Kaji kemampuan klien untuk menelan untuk menentukan tipe diet
 Siapkan makanan di meja saji yang mudah dijangkau klien
 Yakinkan alat bantu makan klien dalam kondisi baik untuk membantu mengunyah
dan menelan
 Bantu klein untuk mengambil makanan , jika perlu suapi klien
 Bersihkan rongga mulut klien (oral hygine) sebelum klien makan untuk
meningkatkan kenyamanan
 Atur posisi klien senyaman mungkinuntuk makan
 Sediakan makanan dan minuman klien denagan suhu hangat
 Monitoring kontinyu berat badan dan status hidrasi klien
 Batasi interaksi sosial ketika klien dalam kondisi makan

3. Ganguan eliminasi urine ynag berhubungan gengan ganguan anatomik, penyebab


multiple, gangguan sensori motorik

Nursing outcome classification (NOC)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, klien akan:
Urinary elimination yang dibuktikan dengan indikator (1: Tidak pernah, 2: Jarang, 3:
Kadang-kadang, 4: Sering, 5: Selalu)

Kriteria Hasil:
 Kemampuan untuk menahan urine baik
 Pola BAK normal
 Haluaran urine sesuai dengan nilai normal
 Kemampuan mengeluarkan urine di toilet sewaktu ada keinginan untuk miksi
 Mampu menahan urine > 150 cc setiap kali berkemih
 Mampu memulai miksi danmenghentikan secara tiba-tiba dengan baik
 Pengosongan bladder komplet
 Asupan cairan adekuat
 Tidak adanya tetesan urine setelah berhenti miksi
 Tidak adanya tetesan urine dengan proses mengejan dan kontraksi abdomen
 Pola eliminasi normal
 Karakteristik urine (bau, jumlah, warna, sendimentasi) sesuai batas normal
 Tidak ada darah dalam urine
 Tidak ada endapan dalam urine
 Tidak ada rasa nyeri pada waktu miksi
 Tidak ada rasa terbakar pada waktu miksi
 Tidak ada hesistansi/ frekuensi/ urgensi/ retensi/ nokturia/ inkotinensia

Nursing Intervention Classification (NIC) Urinari Bladder Training


Aktifitas keperawatan:
 Tentukan kemampuan untuk menahan kemih
 Dorong klien untuk mengatur pola berkemih
 Bantu klien jika terjadi inkontinensia urine
 Tetapkan interval miksi dengan pembuatan jadwal
 Gunakan kekuatan mengejan ketika melakukan kemih
 Hindari klien berada ditoilet lebih dari 5 menit
 Tingkatkan interval toilet training setiap 1 jam jika pasien tidak mengalami
inkontinensia selama 3 hari
 Ajari klien untuk menahan kencing sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
Urinary elimination Management
Aktifitas keperawatan:
 Monitor eliminasi urine termasuk frekuensi, konsistensi, bau, voleme, dan warna
urine
 Monitor tanda dan gejala dari retensi urin
 Identifikasi faktor penyebab inkontinensia
 Terangkan kepada pasien tanda dan gejala infeksi traktus urinarius
 Instruksikan pasien untuk mencatat output urine setiap berkemih
 Ambil urine bagian tengah periode untuk dilakukan urinalisis
 Bantu klien untuk melakukan toilet training
4. Resiko infeksi ynag berhubungan dengan penyakit kronis
Nursing Outcome Classification (NOC)
Setelah dilakukakn tindakan keperawatan selama ...x 24jam, klien akan:
Infection Severity yang dibuktikan dengan indikator (1: Berat Sekali, 2: Berat, 3:
Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada)
Kriteria Hasil:
 Bau Urine yang busuk
 Pengeluaran cairan purulen
 Demam
 Ketidakstabilan temperatur tubuh
 Nyeri
 Linfadenopati
 Malaise
 Latergi
 Koloni bakteri kulture darah
 Koloni bakteri kultur urine
 Peningkatan/ penurunan leukosit

Nursing Intervention Classification (NIC) Infection Control


Aktivitas Keperawatan:
 Jaga kebersihan lingkungan sekitar pasien
 Lakukan perawatan pasien sesuai dengan prosedur Safety
yang berlaku
 Batasi pengunjung atau keluar masuk keluarga terhadap pasien
 Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak/ merawat pasien dengan
menggunakan antiseptik
 Anjurkan klien untuk cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
melakukan aktifitas
 Terapkan universal precaution dalam perawatan klien
 Lakukan penggantian kateter secara periodek untuk mengurangi
insidensi infeksi pda bladder
 Tingkatkan asupan nutrisi adekuat
 Lakukan ambilan urine tengah periodik untuk urinalisis
 Kolaborasi pemberian antibiotik dengan medis
 Terangkan pada klien tanda dan gejala terjadinya infeksi 6550. Infection
Protection
 Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sitemik dan lokal
 Monitor status kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Jaga teknik septik dan aseptik pada perawat pasien yang beresiko infeksi
 Lakukan kultur urine sesuai dengan kebutuhan
 Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat
 Intuksikan klien untuk minum antibiotik (sesuai advice dokter) dengan tepat
waktu sesuai anjuran
 Terangkan pada klien tanda dan gejala terjadinya infeksi dan laporkan jika ada
 Hindari tanaman hidup atau benda yang dpat menjadi media berkembang mikroba
patogen
 Hindari buah segar, sayuran, dan merica dalam makanan pada pasien dengan
kondisi neutropenia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/kanker/kanker-lainnya/kanker-kandung-kemih/

Anda mungkin juga menyukai