Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PENERAPAN EVIDENCE BASED NURSING PRACTISE (EBNP)

A. SOP EBNP

SOP
LATIHAN RELAKSASI
BENSON

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO HALAMA


REVISI: N:

TANGGAL DITETAPKAN OLEH:


TERBIT:

1 PENGERTIAN Relaksasi Benson yaitu suatu terapi untuk


menghilangkan nyeri, insomnia (tidak bisa tidur)
atau kecemasan.

2 TUJUAN a. mengurangi ketegangan otot dan stress;


b. meningkatkan kualitas tidur
c. mengurangi nyeri
d. meningkatkan kualitas hidup
3 INDIKASI a. Pasien dengan Diabetes Mellitus
b. kesulitan tidur (insomnia)
c. Pasien post operasi
d. Pasien dengan masalah ketegangan otot dan
stres
e. Pasien yang mengalami kecemasan
f. Pasien dengan keluhan nyeri, mual, muntah,
dan
g. Pasien Hipertensi
4 KONTRAINDIKASI a. Pasien yang menolak
b. Pasien dengan hipovolemik berat
c. Pasien dengan hipotensi
5 PERSIAPAN PASIEN a. Berikan salam, perkenalkan diri, dan
identifikasi pasien dengan memeriksa identitas
dan catatan medis secara cermat
b. Jelaskan tentang prosedur latihan yang akan
dilakukan
c. Berikan kesempatan pasien dan keluarga
untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
d. Beri tahu pasien dan keluarga ketika latihan
akan segera dimulai
6 PERSIAPAN ALAT a. Tempat duduk atau berbaring yang nyaman
b. leaflet
c. Catatan dan alat tulis
7 CARA KERJA Langkah Pertama :
a. Siapkan pasien, berikan informasi tentang
Teknik Relaksasi Benson. Mintalah
persetujuan pasien untuk bersedia melakukan
relaksasi tersebut (inform consent).
b. Pilihlah salah satu kata atau ungkapan singkat
yang mencerminkan keyakinan pasien.
Anjurkan pasien untuk memilih kata atau
ungkapan yang memiliki arti khusus bagi
pasien tersebut. Fungsi ungkapan ini dapat
mengaktifkan keyakinan paasien dan
meningkatkan keinginan pasien untuk
menggunakan teknik tersebut.
c. Jangan memaksa pasien untuk menggunakan
ungkapan-ungkapan yang dipilih perawat.

Langkah Kedua :
a. Atur posisi paasien senyaman mungkin.
Mintalah pasien untuk menunjukkan posisi
mana yang ia inginkan untuk melakukan terapi
relaksasi benson.
b. Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara
duduk, berlutut, ataupun tiduran, selama tidak
mengganggu pikiran pasien.
c. Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh
apa pun termasuk karena adanya salah posisi
atau posisi yang tidak nyaman yang
mengakibatkan pasien menjadi tidak focus
pada intervensi yang akan dilakukan. Lakukan
modifikasi lingkungan agar tidak gaduh, batasi
pengunjung, atau jika perluy tutup ruangan
yang akan digunakan untuk relaksasi dengan
tirai penutup khusus ruangan.

Langkah Ketiga :
a. Anjurkan dan bimbing pasien untuk
memejamkan kedua mata sewajarnya.
b. Anjurkan pasien untuk menghindari
memicingkan atau menutupkan mata sekuat-
kuat.
c. Tindakan menutup mata dilakukan dengan
wajar dan tidak mengeluarkan banyak tenaga.
Langkah Keempat :
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-ototnya :
a. Bimbing dan mulailah pasien untuk
melemaskan otot-ototnya mulai dari kaki,
betis, paha, sampai dengan perut pasien.
b. Anjurkan pasien untuk mengendurkan semua
kelompok otot pada tubuh pasien
c. Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala,
leher, dan pundak dengan memutar kepala dan
mengangkat pundak perlahan-lahan.
d. Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien
untuk mengulurkan kedua tangannya,
kemudian mengendurkan otot-otot tangannya,
dan biarkan terkulai wajah dipangkuan.
e. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut,
kaki, atau mengaitkan kedua tangannya
dengan erat.

Langkah Kelima :
Perhatikan napas dan mulailah menggunakan
kata-kata atau ungkapan fokus yang berakar pada
keyakinan pasien.
a. Anjurkan pasien untuk menarik napas melalui
hidung secara perlahan, pusatkan kesadaran
pasien pada pengembangan perut, tahanlah
napas sebentar sampai hitungan ketiga.
b. Setelah hitungan ketiga, keluarkan napas
melalui mulut secara perlahan-lahan (posisi
mulut seperti sedang bersiul) sambil
mengucapkan ungkapan yang telah dipilih
pasien dan diulang-ulang dalam hati selama
mengeluarkan napas tersebut.

Langkah Keenam :
Anjurkan pasien untuk mempertahankan sikap
pasif. Sikap pasif merupakan aspek penting dalam
membangkitkan respons relaksasi. Anjurkan
pasien untuk tetap berpikiran tenang.
a. Saat melakukan teknik relaksasi, kerapkali
berbagai macam pikiran datang mengganggu
konsentrasi pasien. Oleh karena itu, anjurkan
pasien untuk tidak memperdulikannya dan
bersikap pasif.

Langkah Ketujuh :
Lanjutkan intervensi relaksasi benson untuk
jangka waktu tertentu. Teknik ini cukup dilakukan
selam 5-10 menit saja. Tetapi jika menginginkan
waktu yang lebih lama, lakukan tidak lebih dari 20
menit.

Langkah Kedelapan :
Lakukan teknik ini dengan frekuensi dua kali
sehari sampai pasien mengatakan tidak
merasakan nyeri ataupun cemas lagi.
8 HASIL Dokumentasikan:
a. Tanggal atau jam dilakukan tindakan
b. Nama tindakan
c. Respon klien selama tindakan
d. Nama dan paraf perawat

B. Dokumentasi Kegiatan
C. Berita Acara Penerapan EBNP

Berita Acara Kegiatan Penerapan Evidence Based Nursing Practise (EBNP)


Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Ny. L Di Ruang Wira
RS DKT Kota Bengkulu

Nama kegiatan : Penerapan Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur


Pasien.
Tempat : Ruang Rawat Inap Wira Kamar 06
Hari/Tanggal : Jum’at/12 November 2021
Waktu : 10.00-10.15 wib
Pelaksana : Apriliani Nur Aisiyah
Oktavia

Telah dilakukan kegiatan penerapan terapi relaksasi benson terhadap Ny.L di


ruang wira kamar 06 yang dilaksanakan oleh dua orang mahasiswa pada tanggal dan
waktu yang telah tertera. Terapi ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas tidur
pasien dikarenakan pasien mengeluh bahwa tidurnya terganggu dan sulit untuk memulai
tidur.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat


dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Mengetahui,
Karu Ruang Wira

(Jasti, S.Kep)
D. Hasil Penerapan EBN
1. Tanggal dan jam dilakukan
Penerapan EBN terapi relaksasi benson yang dilakukan pada Ny.L dilakukan pada
hari jum’at tanggal 12 November 2021 dan kegiatan ini berlangsung kurang kebih
selama 15 menit yaitu dari jam 10.00-10.15 wib.
2. Respon Klien
Selama kegiatan berlangsung klien memperhatikan apa yang diajarkan oleh
perawat bagaimana cara melakukan terapi tersebut. Klien merasa lebih rileks dan
lebih tenang saat mencoba mempraktekkan apa yang diajarkan oleh perawat.
3. Hasil
a. Klien dapat mengetahui penyebab klien mengalami sulit tidur dan pengertian dari
terapi relaksasi benson.
b. Klien dapat mengetahui tujuan dan manfaat dari terapi relaksasi benson yang
telah diajarkan oleh perawat.
c. Klien dapat melakukan terapi relaksasi benson secara mandiri.
d. Diharapkan klien dapat menerapkan terapi relaksasi benson jika klien kembali
mengalami gangguan pada tidur.

Anda mungkin juga menyukai