1
2
selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu selama hamil
yaitu tablet penambah darah dari bidan. Ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat hipertensi dan penyakit DM. Ibu klien mengatakan
selama kehamilan berat badan naik ± 10 kg. Ibu mengatakan melakukan
imunisasi TT 2 × selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan
mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2 (dua) pada kehamilan 5 bulan.
Orang tua mengatakan tidak mengetahui golongan darahnya.
2. Intra Natal
Tempat melahirkan di RSUD Serang Ibu mengatakan persalinannya
lama. Sehingga dilakukan dengan cara operasi Caesar Ibu mengatakan
persalinan di tolong oleh dokter, dengan cara Caesar Tidak ada
komplikasi pada saat anak lahir
3. Post Natal :
Berat badan lahir 2800 gram dan panjang badan 48 cm. Ibu mengatakan
pada saat lahir An. Z tidak mempunyai penyakit. Problem menyusui, Ibu
megatakan tidak ada masalah saat menyusui, Sebelum klien dirawat
tidak pernah mengalami penyakit yang berat dan hanya pernah
mengalami panas / demam. Ibu mengatakan An.Z tidak pernah
mengalami jatuh atau kecelakaan. Ibu megatakan An.Z tidak pernah di
lakukan tindakan operasi. Ibu megatakan An.Z tidak mempunyai riwayat
alergi. Ibu klien mengatakan saat An.Z sakit atau demam sebelum
dibawah ke puskesamas untuk mendapatkan pengobatan. An.A tidak
mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. S dan Ny. M
X. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Compos Mentis
2. TB/BB (percentile) : 120 cm / 18000 gram
3. Lingkar Kepala : 34 cm
4. Mata : Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan,
konjungtiva normal,pupil isokor,tidak terdapat oedem, mata pasien
cekung.
5. Hidung : Hidung pasien bersih tidak terdapat serumen, tidak ada nafas
cuping hidung, tidak terdapat polip, pernafasan 28 x/menit.
6. Mulut : Bersih, tidak terdapat kotoran, mukosa bibir kering, bibir
simetris kiri dan kanan, dan tidak ada kelainan.
7. Telinga : Telinga pasien bersih tidak terdapat serumen, tidak ada
gangguan, dan telinga pasien simetris kiri dan kanan
8. Tengkuk : Dileher pasien tidak ada pembengkakan tiroid, tidak ada
kelainan pada leher.
9. Dada : Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, gerakkan dada
simetris kanan dan kiri.
10. Jantung :
7
I : Simetris kiri dan kanan, Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada
palpitasi
P : Ictus cordis tidak teraba,dan tidak ada nyeri tekan.
P : Redup
A : Suara jantung terdengar S1 S2, lup lup
11. Paru-paru :
I : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
menggunakan oto bantu pernafasan, tidak menggunakan cuping
hidung, pernafasan 28x/menit
P : Pergerakan dinding dada teratur, traktil fermitus sama, tidak ada
odema
P : Sonor
A : Irama pernafasan vesikuler
12. Perut :
I : Perut pasien simetris, tidak terdapat lesi
P : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit >2 detik.
P : Timpani
A : Suara peristaltik terdengar, bising usus ±10 x/menit
13. Punggung : Tidak terdapat luka dan lesi pada punggung,dan tidak ada
kelainan pada tulang punggung pasien..
14. Genitalia : Tidak terpasang kateter, pasien menggunakan
pempers,pempers pasien di ganti 3x sehari oleh keluarga..
15. Ekstremitas :
Atas : Pada ekstremitas atas pasien tampak terpasang infus RL
ditangan bagian sebelah kanan bawah 18 tetes/menit.
Bawah : Pada ekstremitas bawah kaki kanan pasien terpasang
tensimeter yang terhubung ke monitor.
16. Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor menurun >2 detik, akral hangat,
CRT kurang dari 3 detik.
17. Tanda Vital : suhu 37,5oC, pernafasan 28 x/menit, nadi 90 x/menit, TD :
128/85 mmHg
8
DO:
Pasien tampak pada pagi hari
suhunya 38,1oC dan pada
malam hari suhunya 36,5oC
Pasien tampak pucat
Pasien tubuhnya teraba hangat
2. DS: Hipovolemia Kehilangan cairan
Ibu pasien mengatakan pasien (D.0023) aktif
lemas
Ibu mengatakan pasien mual dan
muntah.
DO:
Pasien tampak lemah terlihat
dari aktifitas yang dibantu oleh
keluarga
Pasien tampak muntah sedikit
dan mengeluarkan makanan
yang baru saja dimakannya
Leukosit pasien tampak rendah
4,19 pada hari kedua leukosit
pasien 3,86 dan pada hari
ketiga leukosit pasien menjadi
7,23
3. DS: Deficit nutrisi Faktor psikologis
o Ibu mengatakan nafsu makan (D.0056) (keengganan untuk
pasien menurun makan)
9
10
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d Proses penyakit (mis. infeksi) (D.0023)
2. Hypovolemia b.d Kehilangan cairan aktif (D.0023)
3. Defisit nutrisi b/d Faktor psikologis (keengganan untuk makan) (D.0056)
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis.
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Hypovolemia b.d Setelah dilakukan asuhan Obsevasi
11
12
Terapeutik Edukasi
Hitung kebutuhan cairan Anjurkan memperbanyak asupan
Berikan asupan cairan oral cairan oral
status cairan pasien Anjurkan menghidari posisi
membaik dengan kriteria mendadak
hasil :
Turgor kulit membaik Kolaborasi
Frekuensi nadi membaik Kolaborasi pemberian cairan isotonis
Tekanan darah membaik (Nacl.RL)
Membrane mukosa Kolaborasi pemberian infus cairan
membaik kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak.
Intake cairan membaik
Output urine meningkat
3. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi (I. 03119)
Faktor psikologis keperawatan selama 3×24 jam, Observasi
(keengganan untuk diharapkan status nutrisi Identifikasi status nutrisi
makan) (D.0056) membaik dengan kriteria hasil: Identifikasi alergi dan intoleransi
Porsi makanan yang dihabiskan, makanan
kekuatan otot pengunyah, Identifikasi makanan yang disukai
kekuatan otot menelan Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
meningkat nutrient
L.03030 Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
13
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlU
D. IMPLEMENTASI
14
15
Edukasi P :
Menganjurkan memperbanyak asupan cairan lanjutkan intervensi
oral Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia.
Menganjurkan menghidari posisi mendadak Memonitor intake dan output cairan
Menghitung kebutuhan cairan
Kolaborasi Memberikan asupan cairan oral
Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
(Nacl.RL) Menganjurkan menghidari posisi mendadak
Mengkolaborasi pemberian infus cairan Mengkolaborasi pemberian cairan Paracetamol 1/ 2
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak. 3x1 per oral, Kcl 500 mg 3x1 per oral, Cefotaxime
900 mg 2x, Lasix 20 mg, RL 3 cc/jam 18 t.p.m, Nacl
3% 130 cc ( habis dalam 6 jam)
3 Observasi S :
Mengidentifikasi status nutrisi o Ibu mengatakan nafsu makan pasien menurun
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi o Ibu mengatakan BB pasien turun
makanan o Ibu mengatakan pasien hanya makan satu sendok
Mengidentifikasi makanan yang disukai kemudian muntah
Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient O :
Mengidentifikasi perlunya penggunaan o Pasien tampak tidak menghabiskan porsi
selang nasogastrik
makanannya
Memonitor asupan makanan
o BB pasien tampak menurun 18 kg saat ditimbang
17
Mengkolaborasi cairan dan elektrolit Mengkolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika
2 Obsevasi S :
Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia Ibu pasien mengatakan pasien masih lemas
( missal frekuensi nadi meningkat, nadi Ibu mengatakan pasien masih mual dan muntah
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit O :
menurun, membrane mukosa kering, volume Pasien tampak lemah terlihat dari aktifitas yang
urin menurun,haus,lemah). dibantu oleh keluarga
Memonitor intake dan output cairan Pasien tampak muntah sedikit dan mengeluarkan
makanan yang baru saja dimakannya
20
Terapeutik A :
Menghitung kebutuhan cairan masalah belum teratasi
Memberikan asupan cairan oral
P :
Edukasi lanjutkan intervensi
Menganjurkan memperbanyak asupan cairan Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia.
oral Memonitor intake dan output cairan
Menganjurkan menghidari posisi mendadak Menghitung kebutuhan cairan
Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis Menganjurkan menghidari posisi mendadak
(Nacl.RL) Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis (Nacl.RL)
Mengkolaborasi pemberian infus cairan Mengkolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak. ml/kg bb untuk anak.
3 Observasi S :
Mengidentifikasi status nutrisi o Ibu mengatakan nafsu makan pasien menurun
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi o Ibu mengatakan BB pasien turun
makanan o Ibu mengatakan pasien hanya makan satu sendok
Mengidentifikasi makanan yang disukai kemudian muntah
Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient O :
Mengidentifikasi perlunya penggunaan o Pasien tampak tidak menghabiskan porsi
selang nasogastrik
makanannya
21
Kolaborasi konstipasi
Mengkolaborasi pemberian medikasi Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
sebelum makan (mis. Pereda nyeri, Memberikan suplemen makanan, jika perlu
antiemetik), jika perlu Menghentikan pemberian makan melalui selang
Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
yang dibutuhkan, jika perlU Mengajarkan diet yang diprogramkan
Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlU
10/03/2023 1 Observasi S:
Mengidentifkasi penyebab hipertermi (mis. Ibu mengatakan suhu tubuh pasien sudah tidak naik
dehidrasi terpapar lingkungan panas lagi
penggunaan incubator) Ibu mengatakan tubuh pasien sudah tidak hangat.
Memonitor suhu tubuh
Memonitor kadar elektrolit O:
Memonitor haluaran urine Pasien tampak pada pagi hari suhunya 36,7oC
dan pada malam hari suhunya 36,2oC
Terapeutik Pasien tampak segar
Menyediakan lingkungan yang dingin Pasien tubuhnya teraba tidak hangat
Melonggarkan atau lepaskan pakaian
Membasahi dan kipasi permukaan tubuh A:
Memberikan cairan oral masalahteratasi
Mengganti linen setiap hari atau lebih sering
23
Mengkolaborasi cairan dan elektrolit Mengkolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika
2 Obsevasi S :
Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia Ibu pasien mengatakan pasien masih lemas
( missal frekuensi nadi meningkat, nadi Ibu mengatakan pasien masih mual dan muntah
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit O :
menurun, membrane mukosa kering, volume Pasien tampak lemah terlihat dari aktifitas yang
urin menurun,haus,lemah). dibantu oleh keluarga
Memonitor intake dan output cairan Pasien tampak muntah sedikit dan mengeluarkan
makanan yang baru saja dimakannya
24
Terapeutik A :
Menghitung kebutuhan cairan masalah belum teratasi
Memberikan asupan cairan oral
P :
Edukasi lanjutkan intervensi
Menganjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
Menganjurkan menghidari posisi mendadak
Kolaborasi
Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis
(Nacl.RL)
Mengkolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak.
3 Observasi S :
Mengidentifikasi status nutrisi o Ibu mengatakan nafsu makan pasien meningkat
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi o Ibu mengatakan BB pasien meningkat
makanan o Ibu mengatakan pasien makan habis satu porsi dan
Mengidentifikasi makanan yang disukai sudah tidak mual
Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient O :
Mengidentifikasi perlunya penggunaan o Pasien tampak menghabiskan porsi makanannya
selang nasogastrik
o BB pasien tampak meningkat 19 kg saat ditimbang
25
Terapeutik A :
Melakukan oral hygiene sebelum makan, masalah teratasi sebagian
jika perlu
Memfasilitasi menentukan pedoman diet P :
(mis. Piramida makanan) lanjutkan intervensi
Menyajikan makanan secara menarik dan Mengidentifikasi status nutrisi
suhu yang sesuai Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Memberikan makan tinggi serat untuk Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
mencegah konstipasi Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Memberikan makanan tinggi kalori dan Memonitor asupan makanan
tinggi protein Memonitor berat badan
Memberikan suplemen makanan, jika perlu Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Menghentikan pemberian makan melalui Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
selang nasigastrik jika asupan oral dapat Memfasilitasi menentukan pedoman diet
ditoleransi Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi Memberikan makan tinggi serat untuk mencegah
Menganjurkan posisi duduk, jika mampu konstipasi
Mengajarkan diet yang diprogramkan Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Memberikan suplemen makanan, jika perlu
26