Anda di halaman 1dari 27

i

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA ANAK DENGAN THYPOID FEVER
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
I. Identitas Pasien Dan Orang Tua
Nama Anak : An. Z Nama Ayah/ Ibu : Ny. M
Tempat/ Tanggal lahir :Serang, 19/05/2017 Usia Ayah/ Ibu : Tn. S
Usia : 5 tahun Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan Suku Bangsa : Jawa/ indonesia
Anak ke : 2 Alamat : Serang
Tanggal masuk: 08/03 /2023 Pendidikan Ayah/ Ibu : SMA
Diagnosa Medis : Thypoid fever Pekerjaan Ayah/ Ibu : Wiraswasta

II. Keluhan Utama


Ibu pasien mengatakan pasien demam < 1 minggu yang lalu, sebelum
di bawa kerumah sakit pasien mengalami mencret 3x mencret berlendir
dan sedikit hampas, nafsu makan pasien berkurang dan apa yang di makan
pasien keluar kembali, dan klien mengalami mual dan muntah.

III. Keadaan Sakit Saat Ini


Ibu pasien mengatakan pasien demam sudah 1 minngu yang lalu, saat ini
pasien mengatakan tubuhnya merasa lelah, dan semalam pasien gelisah
tidak bisa tidur, tadi pagi pasien mengatakan mencret sedikit dan
pasien makan hanya sedikit dan hanya mengahabiskan 1/4 dari porsinya.
Suhu pasien 35,6 C, konjungtiva pasien tampak anemis, nadi 116 x/i,
pernafasan 37 x/i, TD 96/79 mmhg. Nafsu makan pasien berkurang dan
juga kurang minum, mukosa mulut pasien tampak kering dan suhu tubuh
pasien tidak stabil

IV. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Prenatal :
An. C merupakan anak pertama dan selama hamil ibu klien melakukan
pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih 6 × (kali). Ibu mengatakan

1
2

selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu selama hamil
yaitu tablet penambah darah dari bidan. Ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat hipertensi dan penyakit DM. Ibu klien mengatakan
selama kehamilan berat badan naik ± 10 kg. Ibu mengatakan melakukan
imunisasi TT 2 × selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan
mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2 (dua) pada kehamilan 5 bulan.
Orang tua mengatakan tidak mengetahui golongan darahnya.
2. Intra Natal
Tempat melahirkan di RSUD Serang Ibu mengatakan persalinannya
lama. Sehingga dilakukan dengan cara operasi Caesar Ibu mengatakan
persalinan di tolong oleh dokter, dengan cara Caesar Tidak ada
komplikasi pada saat anak lahir
3. Post Natal :
Berat badan lahir 2800 gram dan panjang badan 48 cm. Ibu mengatakan
pada saat lahir An. Z tidak mempunyai penyakit. Problem menyusui, Ibu
megatakan tidak ada masalah saat menyusui, Sebelum klien dirawat
tidak pernah mengalami penyakit yang berat dan hanya pernah
mengalami panas / demam. Ibu mengatakan An.Z tidak pernah
mengalami jatuh atau kecelakaan. Ibu megatakan An.Z tidak pernah di
lakukan tindakan operasi. Ibu megatakan An.Z tidak mempunyai riwayat
alergi. Ibu klien mengatakan saat An.Z sakit atau demam sebelum
dibawah ke puskesamas untuk mendapatkan pengobatan. An.A tidak
mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. S dan Ny. M

V. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. Penyakit masa kanak-kanak
Ibu mengatakan sebelum klien dirawat tidak pernah mengalami penyakit
yang berat dan hanya pernah mengalami panas / demam. Ibu klien
mengatakan saat An.Z sakit atau demam sebelum dibawah ke
puskesamas untuk mendapatkan pengobatan. Ibu mengatakan An.Z tidak
pernah mengalami jatuh atau kecelakaan. Ibu megatakan An.Z tidak
3

pernah di lakukan tindakan operasi. Ibu megatakan An.Z tidak


mempunyai riwayat alergi.
2. Pernah dirawat di RS
Tidak pernah
3. Obat-obatan yang digunakan
Tidak ada
4. Tindakan (Operasi)
Tidak ada
5. Alergi
Tidak ada
6. Kecelakaan
Tidak ada
7. Imunisasi
Lengkap

VI. Riwayat Keluarga (Disertai Genogram)


4

Ibu pasien mengatakan beliau anak keempat dari 6 bersaudara, orang


tua laki-laki ibu pasien sudah meninggal. Dan ayah pasien memiliki 1
saudara perempuan, ayah pasien merupakan anak pertama dan oarang
tua ayah pasien yang perempuan sudah meninggal dan tinggal yang
laki-laki. Pasien memiki 3 saudara, pasien merupakan anak ke dua. Pasien
tinggal serumah dengan ibu, ayah, kakak dan adeknya.

VII. Riwayat Sosial


1. Yang mengasuh : ayah dan ibu pasien
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Ibu pasien mengatakan
hubungan dengankeluarga baik yaitu anak dapat berinteraksi dengan
ayah dan ibunya sebaliknya juga dengan keluarga - keluarga yang lain.
3. Hubungan dengan teman sebaya : Ibu pasien mengatakan hubungan
pasien dengan teman sebayanya sangat baik, seperti saat dirumah
pasien bermain aktif bersama teman sebayanya
4. Pembawaan secara umum : Pasien tampak kurang kooperatif dengan
perawat dikarenakan kondisi pasien
5. Lingkungan rumah : Orang tua pasien tinggal di rumah sendiri,
orang tua pasien juga mengatakan lingkungan sekitar rumah padat
dengan lingkungan yang bersih.

VIII. Kebutuhan Dasar


1. Makanan yang disukai/ tidak disukai : Ibu mengatakan An.Z
sewaktu dirumah sangat suka sekali makan ayam goreng dan tidak
suka makan ikan laut, ketika dirumah sakit ibu mengatakan An.Z
tidak ada nafsu makan, dan jika dikasih makan pasien muntah,
orang tua pasien mengatakan susah untuk makan dan pasien tampak
susah untuk makan
Selera : normal
Alat makan yang dipakai : piring dan mangkok
Pola makan/ jam : 3 kali sehari dan ngemil 2 kali sehari
5

2. Pola tidur : Ibu mengatakan An.Z waktu dirumah tidurnya teratur


pada siang dan malam hari, selama dirumah sakit An.Z susah tidur
karena sakit yang dialami dan sering kebangun pada malam hari.
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda
yang biasa dibawa saat tidur, dll) : minum susu
Tidur siang : 3 jam
3. Mandi : Ibu mengatakan waktu dirumah An.Z mandi 2x sehari
yaitu pagi dan sore, dan sedang di rumah sakit An.Z mandi 1x sehari
mandi hanya dilap saja.
4. Eliminasi : Ibu mengatakan waktu di rumah BAB An.Z lebih kurang 5x
perhari sejak SMRS konsistensi encer dan BAK An.Z 7 kali/hari.
Sedangkan waktu di rumah sakit 1x dari pagi tadi konsistensi encer
bercampur lender dan BAK An. Z 1x/hari.
5. Aktivitas bermain : Ibu mengatakan sewaktu dirumah An.Z sangat
aktif bermain dan sangat banyak aktifitas yang dilakukannya dirumah
seperti mengaji d sore hari. Selama di rumah sakit An.Z hanya bisa
berbaring di tempat tidur karena tubuhnya merasakan pegal dan
lemah.

IX. Keadaan Kesehatan Saat Ini


1. Diagnosa Medis : Thyipoid fever
2. Tindakan Operasi : Tidak ada
3. Status Nutrisi : Kurang nutrisi
4. Status Cairan : Kurang cairan
5. Obat-obatan :
 Paracetamol 1/ 2 3x1 per oral
 Kcl 500 mg 3x1 per oral
 Cefotaxime 900 mg 2x
 Lasix 20 mg
 RL 3 cc/jam 18 t.p.m
 Nacl 3% 130 cc ( habis dalam 6 jam).
6. Aktifitas : -
6

7. Tindakan Keperawatan : Pemasangan infus


8. Hasil Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi
Parameter Satuan Nilai Rujukan
HGB 11,5 * [g/dL] P 13,0 – 16,0
WBC 4,19 [10^3/uL] W 12,0 – 14,0
RBC 4,37 [10^6/uL] P 4,5 – 5,5
MCV 70,7 - [fL] W 4,0 – 5,0
HCT 30,9 [%] P 40,0 – 48,0
PLT 15 * [10^3/uL] W 37,0 – 43,0
LYMPH# 0,62 * [10^3/uL]
9. Hasil Rontgen : Tidak ada
10. Data Tambahan -

X. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Compos Mentis
2. TB/BB (percentile) : 120 cm / 18000 gram
3. Lingkar Kepala : 34 cm
4. Mata : Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan,
konjungtiva normal,pupil isokor,tidak terdapat oedem, mata pasien
cekung.
5. Hidung : Hidung pasien bersih tidak terdapat serumen, tidak ada nafas
cuping hidung, tidak terdapat polip, pernafasan 28 x/menit.
6. Mulut : Bersih, tidak terdapat kotoran, mukosa bibir kering, bibir
simetris kiri dan kanan, dan tidak ada kelainan.
7. Telinga : Telinga pasien bersih tidak terdapat serumen, tidak ada
gangguan, dan telinga pasien simetris kiri dan kanan
8. Tengkuk : Dileher pasien tidak ada pembengkakan tiroid, tidak ada
kelainan pada leher.
9. Dada : Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, gerakkan dada
simetris kanan dan kiri.
10. Jantung :
7

I : Simetris kiri dan kanan, Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada
palpitasi
P : Ictus cordis tidak teraba,dan tidak ada nyeri tekan.
P : Redup
A : Suara jantung terdengar S1 S2, lup lup
11. Paru-paru :
I : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
menggunakan oto bantu pernafasan, tidak menggunakan cuping
hidung, pernafasan 28x/menit
P : Pergerakan dinding dada teratur, traktil fermitus sama, tidak ada
odema
P : Sonor
A : Irama pernafasan vesikuler
12. Perut :
I : Perut pasien simetris, tidak terdapat lesi
P : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit >2 detik.
P : Timpani
A : Suara peristaltik terdengar, bising usus ±10 x/menit
13. Punggung : Tidak terdapat luka dan lesi pada punggung,dan tidak ada
kelainan pada tulang punggung pasien..
14. Genitalia : Tidak terpasang kateter, pasien menggunakan
pempers,pempers pasien di ganti 3x sehari oleh keluarga..
15. Ekstremitas :
Atas : Pada ekstremitas atas pasien tampak terpasang infus RL
ditangan bagian sebelah kanan bawah 18 tetes/menit.
Bawah : Pada ekstremitas bawah kaki kanan pasien terpasang
tensimeter yang terhubung ke monitor.
16. Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor menurun >2 detik, akral hangat,
CRT kurang dari 3 detik.
17. Tanda Vital : suhu 37,5oC, pernafasan 28 x/menit, nadi 90 x/menit, TD :
128/85 mmHg
8

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


1. Kemandirian dan Bergaul : An.Z bisa akrab dengan perawat dan
semua anggota keluarga yang ada di ruangan
2. Motorik Halus : An.Z mampu merespon pada saat An.Z mau
diberikan obat secara IV dan An.Z menarik tangan sendiri
3. Kognitif dan Bahasa : An.Z sudah menolak hal-hal yang tidak disukai
dan sudah bisa menunjukkan ekspresi wajah. An.Z belum mampu
melawan pembicaraan lawan bicara dengan bahasa yang jelas.
4. Motorik Kasar : Tidak mengalami kelemahan

XII. Informasi lain


-
XIII. Ringkasan Riwayat Keperawatan
hasil pemeriksaan fisik pada Klien 1 suhu 37oC, pernafasan 30 x/menit, nadi
138 x/menit, mukosa bibir kering, CRT < 3 detik dan tampak kemerahan
daerah anus. Sedangkan pada Klien 2 didapatkan hasil pemeriksaan fisik,
warna bibir pucat mukosa kering tidak ada kelainan colon dan rektum
normal, hasil pengukuran tanda-tanda vital pada klien 2 suhu 37,6oC,
pernafasan: 26 x/menit, nadi :105x/menit.
A. ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi


1. DS: Hipertermi Proses penyakit
 Ibu mengatakan suhu tubuh (D.0023) (mis. infeksi)
pasien naik pada pagi hari dan
turun pada malam hari
 Ibu mengatakan tubuh pasien
hangat

DO:
 Pasien tampak pada pagi hari
suhunya 38,1oC dan pada
malam hari suhunya 36,5oC
 Pasien tampak pucat
 Pasien tubuhnya teraba hangat
2. DS: Hipovolemia Kehilangan cairan
 Ibu pasien mengatakan pasien (D.0023) aktif
lemas
 Ibu mengatakan pasien mual dan
muntah.

DO:
 Pasien tampak lemah terlihat
dari aktifitas yang dibantu oleh
keluarga
 Pasien tampak muntah sedikit
dan mengeluarkan makanan
yang baru saja dimakannya
 Leukosit pasien tampak rendah
4,19 pada hari kedua leukosit
pasien 3,86 dan pada hari
ketiga leukosit pasien menjadi
7,23
3. DS: Deficit nutrisi Faktor psikologis
o Ibu mengatakan nafsu makan (D.0056) (keengganan untuk
pasien menurun makan)

9
10

o Ibu mengatakan BB pasien


turun
o Ibu mengatakan pasien hanya
makan satu sendok kemudian
muntah
DO:
o Pasien tampak tidak
menghabiskan porsi makanannya
o BB pasien tampak menurun 18 kg
saat ditimbang
o Pasien menolak saat diberi
makan
o Mukosa bibir pasien tampak
pucat
o TD : 100/70 mmHg
o N : 81 kali/menit
o P : 24 kali/menit
o S : 37,5oC
o IMT : BB / TB 2 18 / (124) 2 =
11,7
o Status nutrisi pada An. Z
adalah gizi kurang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d Proses penyakit (mis. infeksi) (D.0023)
2. Hypovolemia b.d Kehilangan cairan aktif (D.0023)
3. Defisit nutrisi b/d Faktor psikologis (keengganan untuk makan) (D.0056)
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi


Keperawatan
1. 1. Hipertermi b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipertermia (I.15506)
Proses penyakit keperawatan selama 3×24 jam, Observasi
(mis. infeksi) diharapkan harapan  Identifkasi penyebab hipertermi (mis.
(D.0023) termoregulasi membaik dengan dehidrasi terpapar lingkungan panas
kriteria hasil: penggunaan incubator)
Suhu tubuh 36  Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 L.14134

Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis.
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
 Batasi oksigen, jika perlu

Edukasi
 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
 Kolaborasi cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Hypovolemia b.d Setelah dilakukan asuhan Obsevasi

11
12

Kehilangan cairan keperawatan selama 3×24 jam,


aktif (D.0023 diharapkan Obsevasi  Periksa tanda dan gejala hypovolemia
 Periksa tanda dan gejala ( missal frekuensi nadi meningkat,
hypovolemia ( missal nadi teraba lemah, tekanan darah
frekuensi nadi meningkat, menurun, tekanan nadi menyempit,
nadi teraba lemah, tekanan turgor kulit menurun, membrane
darah menurun, tekanan mukosa kering, volume urin
nadi menyempit, turgor menurun,haus,lemah).
kulit menurun, membrane  Monitor intake dan output cairan
mukosa kering, volume
urin menurun,haus,lemah). Terapeutik
 Monitor intake dan output  Hitung kebutuhan cairan
cairan  Berikan asupan cairan oral

Terapeutik Edukasi
 Hitung kebutuhan cairan  Anjurkan memperbanyak asupan
 Berikan asupan cairan oral cairan oral
 status cairan pasien  Anjurkan menghidari posisi
membaik dengan kriteria mendadak
hasil :
 Turgor kulit membaik Kolaborasi
 Frekuensi nadi membaik  Kolaborasi pemberian cairan isotonis
 Tekanan darah membaik (Nacl.RL)
 Membrane mukosa  Kolaborasi pemberian infus cairan
membaik kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak.
 Intake cairan membaik
 Output urine meningkat
3. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi (I. 03119)
Faktor psikologis keperawatan selama 3×24 jam, Observasi
(keengganan untuk diharapkan status nutrisi  Identifikasi status nutrisi
makan) (D.0056) membaik dengan kriteria hasil:  Identifikasi alergi dan intoleransi
Porsi makanan yang dihabiskan, makanan
kekuatan otot pengunyah,  Identifikasi makanan yang disukai
kekuatan otot menelan  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
meningkat nutrient
L.03030  Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
13

 Monitor asupan makanan


 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi

Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlU
D. IMPLEMENTASI

Tgl/ Jam No. DX Implementasi SOAP


08/03/2023 1 Observasi S:
 Mengidentifkasi penyebab hipertermi (mis.  Ibu mengatakan suhu tubuh pasien masih naik pada
dehidrasi terpapar lingkungan panas pagi hari dan turun pada malam hari
penggunaan incubator)  Ibu mengatakan tubuh pasien hangat.
 Memonitor suhu tubuh
 Memonitor kadar elektrolit O:
 Memonitor haluaran urine  Pasien tampak pada pagi hari suhunya 38,1oC
dan pada malam hari suhunya 36,5oC
Terapeutik  Pasien tampak pucat
 Menyediakan lingkungan yang dingin  Pasien tubuhnya teraba hangat
 Melonggarkan atau lepaskan pakaian
 Membasahi dan kipasi permukaan tubuh A:
 Memberikan cairan oral masalah belum teratasi
 Mengganti linen setiap hari atau lebih sering
jika mengalami hiperhidrosis (keringat P:
berlebih) lanjutkan intervensi
 Melakukan pendinginan eksternal (mis.  Mengidentifkasi penyebab hipertermi
selimut hipotermia atau kompres dingin pada  Memonitor suhu tubuh
dahi, leher, dada, abdomen,aksila)  Memonitor kadar elektrolit
 Menghindari pemberian antipiretik atau  Memonitor haluaran urine
aspirin  Menyediakan lingkungan yang dingin

14
15

 Membatasi oksigen, jika perlu  Memberikan cairan oral


 Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Edukasi mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Menganjurkan tirah baring  Menghindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Membatasi oksigen, jika perlu

Kolaborasi  Menganjurkan tirah baring

 Mengkolaborasi cairan dan elektrolit  Mengkolaborasi cairan dan elektrolit intravena :

intravena, jika perlu Paracetamol 1/ 2 3x1 per oral


Kcl 500 mg 3x1 per oral
Cefotaxime 900 mg 2x
Lasix 20 mg
RL 3 cc/jam 18 t.p.m
Nacl 3% 130 cc ( habis dalam 6 jam)
2 Obsevasi S :
 Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia  Ibu pasien mengatakan pasien masih lemas
( missal frekuensi nadi meningkat, nadi  Ibu mengatakan pasien masih mual dan muntah
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit O :
menurun, membrane mukosa kering, volume  Pasien tampak lemah terlihat dari aktifitas yang
urin menurun,haus,lemah). dibantu oleh keluarga
 Memonitor intake dan output cairan  Pasien tampak muntah sedikit dan mengeluarkan
makanan yang baru saja dimakannya
Terapeutik  Leukosit pasien tampak rendah 4,19
 Menghitung kebutuhan cairan A :
16

 Memberikan asupan cairan oral masalah belum teratasi

Edukasi P :
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan lanjutkan intervensi
oral  Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia.
 Menganjurkan menghidari posisi mendadak  Memonitor intake dan output cairan
 Menghitung kebutuhan cairan
Kolaborasi  Memberikan asupan cairan oral
 Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis  Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
(Nacl.RL)  Menganjurkan menghidari posisi mendadak
 Mengkolaborasi pemberian infus cairan  Mengkolaborasi pemberian cairan Paracetamol 1/ 2
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak. 3x1 per oral, Kcl 500 mg 3x1 per oral, Cefotaxime
900 mg 2x, Lasix 20 mg, RL 3 cc/jam 18 t.p.m, Nacl
3% 130 cc ( habis dalam 6 jam)
3 Observasi S :
 Mengidentifikasi status nutrisi o Ibu mengatakan nafsu makan pasien menurun
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi o Ibu mengatakan BB pasien turun
makanan o Ibu mengatakan pasien hanya makan satu sendok
 Mengidentifikasi makanan yang disukai kemudian muntah
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient O :
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan o Pasien tampak tidak menghabiskan porsi
selang nasogastrik
makanannya
 Memonitor asupan makanan
o BB pasien tampak menurun 18 kg saat ditimbang
17

 Memonitor berat badan o Pasien menolak saat diberi makan


 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium o Mukosa bibir pasien tampak pucat
o TD : 100/70 mmHg, N : 81 kali/menit, P : 24
Terapeutik kali/menit, S : 37,5Oc, IMT : BB / TB 2 18 / (124) 2
 Melakukan oral hygiene sebelum makan, = 11,7
jika perlu o Status nutrisi pada An. Z adalah gizi kurang
 Memfasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan) A :
 Menyajikan makanan secara menarik dan masalah belum teratasi
suhu yang sesuai
 Memberikan makan tinggi serat untuk
P :
mencegah konstipasi
lanjutkan intervensi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan
 Mengidentifikasi status nutrisi
tinggi protein
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Menghentikan pemberian makan melalui
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
selang nasigastrik jika asupan oral dapat
 Memonitor asupan makanan
ditoleransi
 Memonitor berat badan
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Edukasi  Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Menganjurkan posisi duduk, jika mampu  Memfasilitasi menentukan pedoman diet
 Mengajarkan diet yang diprogramkan  Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Kolaborasi  Memberikan makan tinggi serat untuk mencegah
18

 Mengkolaborasi pemberian medikasi konstipasi


sebelum makan (mis. Pereda nyeri,  Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
antiemetik), jika perlu  Memberikan suplemen makanan, jika perlu
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk  Menghentikan pemberian makan melalui selang
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
yang dibutuhkan, jika perlU  Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
 Mengajarkan diet yang diprogramkan
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlU
09/03/2023 1 Observasi S:
 Mengidentifkasi penyebab hipertermi (mis.  Ibu mengatakan suhu tubuh pasien masih naik pada
dehidrasi terpapar lingkungan panas pagi hari dan turun pada malam hari
penggunaan incubator)  Ibu mengatakan tubuh pasien hangat.
 Memonitor suhu tubuh
 Memonitor kadar elektrolit O:
 Memonitor haluaran urine  Pasien tampak pada pagi hari suhunya 37,9oC
dan pada malam hari suhunya 37,2oC
Terapeutik  Pasien tampak pucat
 Menyediakan lingkungan yang dingin  Pasien tubuhnya teraba hangat
 Melonggarkan atau lepaskan pakaian
 Membasahi dan kipasi permukaan tubuh A:
 Memberikan cairan oral masalah belum teratasi
 Mengganti linen setiap hari atau lebih sering
19

jika mengalami hiperhidrosis (keringat P:


berlebih) lanjutkan intervensi
 Melakukan pendinginan eksternal (mis.  Mengidentifkasi penyebab hipertermi
selimut hipotermia atau kompres dingin pada  Memonitor suhu tubuh
dahi, leher, dada, abdomen,aksila)  Memonitor kadar elektrolit
 Menghindari pemberian antipiretik atau  Memonitor haluaran urine
aspirin  Menyediakan lingkungan yang dingin
 Membatasi oksigen, jika perlu  Memberikan cairan oral
 Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Edukasi mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Menganjurkan tirah baring  Menghindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Membatasi oksigen, jika perlu

Kolaborasi  Menganjurkan tirah baring

 Mengkolaborasi cairan dan elektrolit  Mengkolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika

intravena, jika perlu perlu

2 Obsevasi S :
 Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia  Ibu pasien mengatakan pasien masih lemas
( missal frekuensi nadi meningkat, nadi  Ibu mengatakan pasien masih mual dan muntah
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit O :
menurun, membrane mukosa kering, volume  Pasien tampak lemah terlihat dari aktifitas yang
urin menurun,haus,lemah). dibantu oleh keluarga
 Memonitor intake dan output cairan  Pasien tampak muntah sedikit dan mengeluarkan
makanan yang baru saja dimakannya
20

Terapeutik A :
 Menghitung kebutuhan cairan masalah belum teratasi
 Memberikan asupan cairan oral
P :
Edukasi lanjutkan intervensi
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan  Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia.
oral  Memonitor intake dan output cairan
 Menganjurkan menghidari posisi mendadak  Menghitung kebutuhan cairan
 Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi  Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis  Menganjurkan menghidari posisi mendadak
(Nacl.RL)  Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis (Nacl.RL)
 Mengkolaborasi pemberian infus cairan  Mengkolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak. ml/kg bb untuk anak.

3 Observasi S :
 Mengidentifikasi status nutrisi o Ibu mengatakan nafsu makan pasien menurun
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi o Ibu mengatakan BB pasien turun
makanan o Ibu mengatakan pasien hanya makan satu sendok
 Mengidentifikasi makanan yang disukai kemudian muntah
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient O :
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan o Pasien tampak tidak menghabiskan porsi
selang nasogastrik
makanannya
21

 Memonitor asupan makanan o BB pasien tampak menurun 18 kg saat ditimbang


 Memonitor berat badan o Pasien menolak saat diberi makan
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium o Mukosa bibir pasien tampak pucat
o TD : 110/70 mmHg, N : 82 kali/menit, P : 22
Terapeutik kali/menit, S : 37,50C,
 Melakukan oral hygiene sebelum makan, o Status nutrisi pada An. Z adalah gizi kurang
jika perlu
 Memfasilitasi menentukan pedoman diet
A :
(mis. Piramida makanan)
masalah belum teratasi
 Menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
P :
 Memberikan makan tinggi serat untuk
lanjutkan intervensi
mencegah konstipasi
 Mengidentifikasi status nutrisi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
tinggi protein
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Menghentikan pemberian makan melalui
 Memonitor asupan makanan
selang nasigastrik jika asupan oral dapat
 Memonitor berat badan
ditoleransi
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Edukasi
 Memfasilitasi menentukan pedoman diet
 Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
 Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
 Mengajarkan diet yang diprogramkan
sesuai
 Memberikan makan tinggi serat untuk mencegah
22

Kolaborasi konstipasi
 Mengkolaborasi pemberian medikasi  Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,  Memberikan suplemen makanan, jika perlu
antiemetik), jika perlu  Menghentikan pemberian makan melalui selang
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient  Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
yang dibutuhkan, jika perlU  Mengajarkan diet yang diprogramkan
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlU
10/03/2023 1 Observasi S:
 Mengidentifkasi penyebab hipertermi (mis.  Ibu mengatakan suhu tubuh pasien sudah tidak naik
dehidrasi terpapar lingkungan panas lagi
penggunaan incubator)  Ibu mengatakan tubuh pasien sudah tidak hangat.
 Memonitor suhu tubuh
 Memonitor kadar elektrolit O:
 Memonitor haluaran urine  Pasien tampak pada pagi hari suhunya 36,7oC
dan pada malam hari suhunya 36,2oC
Terapeutik  Pasien tampak segar
 Menyediakan lingkungan yang dingin  Pasien tubuhnya teraba tidak hangat
 Melonggarkan atau lepaskan pakaian
 Membasahi dan kipasi permukaan tubuh A:
 Memberikan cairan oral masalahteratasi
 Mengganti linen setiap hari atau lebih sering
23

jika mengalami hiperhidrosis (keringat P:


berlebih) hentikan intervensi
 Melakukan pendinginan eksternal (mis.  Mengidentifkasi penyebab hipertermi
selimut hipotermia atau kompres dingin pada  Memonitor suhu tubuh
dahi, leher, dada, abdomen,aksila)  Memonitor kadar elektrolit
 Menghindari pemberian antipiretik atau  Memonitor haluaran urine
aspirin  Menyediakan lingkungan yang dingin
 Membatasi oksigen, jika perlu  Memberikan cairan oral
 Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Edukasi mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Menganjurkan tirah baring  Menghindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Membatasi oksigen, jika perlu

Kolaborasi  Menganjurkan tirah baring

 Mengkolaborasi cairan dan elektrolit  Mengkolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika

intravena, jika perlu perlu

2 Obsevasi S :
 Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia  Ibu pasien mengatakan pasien masih lemas
( missal frekuensi nadi meningkat, nadi  Ibu mengatakan pasien masih mual dan muntah
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit O :
menurun, membrane mukosa kering, volume  Pasien tampak lemah terlihat dari aktifitas yang
urin menurun,haus,lemah). dibantu oleh keluarga
 Memonitor intake dan output cairan  Pasien tampak muntah sedikit dan mengeluarkan
makanan yang baru saja dimakannya
24

Terapeutik A :
 Menghitung kebutuhan cairan masalah belum teratasi
 Memberikan asupan cairan oral
P :
Edukasi lanjutkan intervensi
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
 Menganjurkan menghidari posisi mendadak

Kolaborasi
 Mengkolaborasi pemberian cairan isotonis
(Nacl.RL)
 Mengkolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak.

3 Observasi S :
 Mengidentifikasi status nutrisi o Ibu mengatakan nafsu makan pasien meningkat
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi o Ibu mengatakan BB pasien meningkat
makanan o Ibu mengatakan pasien makan habis satu porsi dan
 Mengidentifikasi makanan yang disukai sudah tidak mual
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient O :
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan o Pasien tampak menghabiskan porsi makanannya
selang nasogastrik
o BB pasien tampak meningkat 19 kg saat ditimbang
25

 Memonitor asupan makanan o TD : 120/70 mmHg, N : 84 kali/menit, P : 24


 Memonitor berat badan kali/menit, S : 36,70C,
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium o Status nutrisi pada An. Z adalah gizi kurang

Terapeutik A :
 Melakukan oral hygiene sebelum makan, masalah teratasi sebagian
jika perlu
 Memfasilitasi menentukan pedoman diet P :
(mis. Piramida makanan) lanjutkan intervensi
 Menyajikan makanan secara menarik dan  Mengidentifikasi status nutrisi
suhu yang sesuai  Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Memberikan makan tinggi serat untuk  Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
mencegah konstipasi  Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Memberikan makanan tinggi kalori dan  Memonitor asupan makanan
tinggi protein  Memonitor berat badan
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu  Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Menghentikan pemberian makan melalui  Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
selang nasigastrik jika asupan oral dapat  Memfasilitasi menentukan pedoman diet
ditoleransi  Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi  Memberikan makan tinggi serat untuk mencegah
 Menganjurkan posisi duduk, jika mampu konstipasi
 Mengajarkan diet yang diprogramkan  Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu
26

Kolaborasi  Menghentikan pemberian makan melalui selang


 Mengkolaborasi pemberian medikasi nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,  Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
antiemetik), jika perlu  Mengajarkan diet yang diprogramkan
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk  Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
yang dibutuhkan, jika perlU perlU

Anda mungkin juga menyukai