Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Menetukan Kecepatan dan Arah Aliran Air Tanah”


Dosen Pembimbing :

Ahmad Zakaria, M.Si

Aynuddin

Disusun oleh :
Adisty Sukma Rahayu (2030303)
Aisha Putri Khoirunisa (2030305)
Claudia Fortuna Firdausy (2030318)
Lutfahnida Essa Ayutha (2030333)
Mohammad Ridho Hagatara (2030339)
Muhammad Syamsul Bakhri (2030347)
Padmasari Shita (2030349)
Rivan Nawari (2030355)
Shania Eka Alivia (2030359)
Ulaa Safani Nur Azizah (2030365)
Zsalsa Nur Suciani (2030369)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2020
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menentukan
Kecepatan dan Arah Aliran Tanah” ini dengan baik.

Salawat serta salam tidak lupa selalu kita curahkan untuk junjungan Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisi tentang bagaimana cara menentukan kecepatan dan arah aliran tanah dalam
teknik sampling.

Terselesaikan laporan ini tentu tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Ahmad Zakaria, M.Si selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah Teknik
Sampling dan Preparasi Sampel Lingkungan yang telah memberi bimbingan kepada kami,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Aynudin selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah Teknik Sampling dan
Preparasi Sampel Lingkungan yang telah memberi bimbingan kepada kami, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Rekan sekelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dalam memperluas ilmu pengetahuan penulis dan bagi pembaca pada
umumnya.

Bogor, 11 Desember 2020

Penulis
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ..............................................................................................................................1


1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.2 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................3

BAB II Pembahasan..................................................................................................................................4
2.1 Definisi Air Tanah.....................................................................................................................4
2.2 Proses Terbentuknya Air Tanah..............................................................................................5
2.3 Sumber dan Kandungan Air Tanah.........................................................................................5
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah...................................................................6
2.5 Langkah-Langkah Menentukan Kecepatan dan Arah Air Tanah........................................7
2.5.1 Alat-Alat.............................................................................................................................7
2.5.2 Bahan dan Wadah untuk Sampling..................................................................................8
2.5.3 Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan Sampling....................................................11
2.5.4 Menentukan Aliran Air Tanah.......................................................................................13
2.5.5 Menentukan Kecepatan Aliran Air Tanah....................................................................14

BAB III Kesimpulan dan Saran.............................................................................................................15


3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
2

1.1 Latar Belakang

Dari sudut pandang geografi air adalah salah satu objek material geografi (geosfer),
dimana studi tentang air dikaji menggunakan pendekatan kelingkungan/ekologi maupun
pendekatan keruangan dan wilayah. Studi tentang air (hidrosfer) mengkaji segala wujud air
sebagai objek yang ada di darat maupun di laut. Adapun salah satu air yang ada didarat
yaitu air tanah (groundwater). Fetter, 1988 dalam Yuli Priyana 2008 menyatakan bahwa
persebaran air yang terdapat pada permukaan bumi ini terdiri dari air laut ± 97,2%, salju
dan glacier ± 2,14%, air tanah ± 0,61%, air permukaan ± 0,019%, dan lengas tanah ±
0,005%. Berdasarkan lima sumber air tersebut, air tanah merupakan sumber daya air yang
sangat potensial. Mengingat peran dan fungsi air tanah sebagai sumber air bersih bagi
keberlangsungan hidup manusia sangat tinggi. Air tanah merupakan air yang terdapat
dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, antara lain sumur bor, sumur
gali dan sumur pantek. Air tanah merupakan alternatif utama bagi masyarakat untuk
mendapatkan air bersih dengan mudah karena pembuatannya tergolong mudah. Upaya
dalam memenuhi kebutuhan air, terutama untuk keperluan air minum, air tanah selalu
dikaitkan dengan kondisi air tanah yang sehat, murah dan ketersediaan air dalam jumlah
yang cukup dalam upaya memenuhi kebutuhan air minum di wilayah tersebut. Data arah
dan kecepatan aliran air tanah akan digunakan untuk mensimulasikan transpor kontaminan
radionuklida dalam tanah atau batuan bawah permukaan dengan menggunakan perangkat
lunak tertentu. Simulasi transpor kontaminan dalam media poros tergantung pada akurasi
estimasi kecepatan aliran air tanah di lapangan. Tipe alat pengambil air tanah adalah tipe
Bailer. Aliran air tanah dalam keadaan sebenarnya tidak berubah, aliran tersebut
dipengaruhi oleh prinsip-prinsip hidrolika yang telah tersusun baik terhadap aliran air tanah
lewat akuiferm yang pada umumnya merupakan media aliran dapat diberlakukan hukum
Darcy. Kualitas air tanah pada tiap wilayah tidak selalu sama, hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Yuli Priyana (2008) menyatakan bahwa kondisi kualitas air tanah dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, secara umum faktor-faktor ini terbagi menjadi empat,
yakni:
1. Iklim, curah hujan berpengaruh terhadap konsentrasi ion dalam tanah, karena curah
hujan yang turun akan melarutkan unsur-unsur kimia yang ada di atmosfer, sehingga
terbawa masuk ke dalam air tanah.
3

2. Litologi, unsur-unsur kimia yang terdapat dalam batuan akan terlarut dengan air ketika
terjadi kontak dengan air, semakin tua batuan maka tingkat pelapukannya meningkat
sehingga ion-ion yang terlarut dengan air akan semakin banyak, sehingga semakin
banyak ion yang terikat akan semakin besar konsentrasi unsur kimia terkandung
dalam air tanah.
3. Waktu, semakin lama air menempati suatu batuan akan semakin tinggi kandungan
mineralnya, hal ini disebabkan semakin banyak unsur atau mineral yang terlarut.
4. Aktifitas manusia, secara umum kualitas air tanah banyak dipengaruhi oleh aktifitas
manusia. Semakin padat hunian, kualitas air tanah dilokasi tersebut akan semakin
terancam, karena peluang bertambahnya sumber pencemaran dilokasi tersebut.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan air tanah?
2. Apa saja yang mempengaruhi kualitas air tanah?
3. Metode apa saja yang nantinya digunakan untuk mengetahui arah dan kecepatan air
tanah?
4. Jenis alat apa saja yang digunakan dalam mengambil sampel air tanah?
5. Apa analisis aliran air tanah dalam pengambilan sampel?
6. Dimana saja lokasi dan titik sampel air tanah yang tepat?

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui arah dan kecepatan air tanah.
2. Untuk memenuhi tugas kelompok kami.

1.3 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan air tanah dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mengetahi apa saja cara yang dilakukan untuk menentukan arah dan kecepatan air tanah.
4
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Air Tanah


Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh kemudian bergerak sebagai
aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi hingga air tersebut
kelaur sebagai mata air, terkumpul ke kolam, danau, sungai, dan laut. Batas atas lajur
jenuh air disebut dengan muka air tanah (groundwater) (Fetter,1994).
Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah di
dalam zona jenuh (saturation zone) di mana tekanan hidrostiknya sama atau lebih besar
dari tekanan atmosfer. Kandungan air tanah suatu daerah dapat di pengaruhi oleh :
1. Iklim/musim (banyaknya hujan dan evapotranspirasi)
2. Kondisi penutup lahan (land cover)
3. Kondisi geomofrologi
4. Kondisi geologi (macam batuan)
5. Aktivitas manusia
Air tanah ditemukan pada akifer pergerakan air tanah sangat lambat kecepatan arus
berkisar antara 10ˉ – 10ˉ 3m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas
10

darilapisan tanah, dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air
tanah dan air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
sangat lama, dapat mencapai puluhanbahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang
sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih
kembali jika mengalami pencemaran (Effendi, 2003).
Menurut Sanropie,1984 air tanah mempunyai dua pembagian zona air tanah yaitu :
a. Zona air berudara (zone of aeration), zona ini adalah suatu lapisan tanah yang
mengandung air yang masih bias mengalami kontak dengan udara. Pada zona ini
terdapat tiga lapisan air tanah yaitu lapisan permukaan, intermediet, dan lapisan
tanah dalam.
6

b. Zona air jenuh (zone of saturation). Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang
menggandung air tanah yang relatif tidak berhubungan dengan udara luar, lapisan
tanahnya disebut dengan aquifer bebas.

2.2 Proses Terbentuknya Air Tanah


Proses terbentuknya air tanah itu berkaitan dengan siklus hidrologi. Dimana siklus
hidrologi adalah siklus yang terjadi di lingkungan perairan yang terus-menerus dan tidak
akan berhenti yaitu proses air dari atmosfer yang turun ke bumi dalam bentuk air
(hujan/salju) dan akan kembali lagi ke atmosfer secara berulang.
Air yang turun ke bumi ini akan mengalir di permukaan tanah sebagai air permukaan.
Seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil air hujan tersebut juga meresap ke dalam
tanah dan masuk ke dalam zona jenuh, sehingga menjadi air tanah.
Menurut Kodoatie (2012) proses terbentuknya air tanah yaitu akibat proses infiltrasi
air pada permukaan tanah yang masuk ke unsaturated zone (lapisan tanah tidak jenuh air),
lalu saat kandungan air pada unsaturated zone mencapai kapasitas lapang, air tersebut
secara otomatis mengalami perkolasi akibat adanya gaya gravitasi menuju ke saturated
zone (lapisan tanah jenuh air).

2.3 Sumber dan Kandungan Air Tanah


Menurut data UNESCO, 1978 dalam Chow et al, 1998 menyatakan bahwa 98% dari
seluruh air di daratan tersimpan dibawah permukaan tanah, pori-pori batuan, dan material
butiran. Sehingga sumber air tanah dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam formasi
batuan.
2. Air permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan reservoir yang meresap
melalui tanah dan batuan ke dalam tanah.

Kandungan air tanah bersifat dinamis dimana perilakunya ditentukan oleh faktor
cuaca, tanah, dan tanaman. Kandungan tersebut berasal dari unsur air hujan yang ketika
meresap ke dalam tanah akan membawa unsur-unsur lainnya, antara lain:
7

1. Unsur utama air tanah (major constituents) memiliki kandungan 1,0 – 1000 mg/l,


yaitu kalsium, natrium, magnesium, sulfat, klorida, silika, dan bikarbonat.
2. Unsur sekunder air tanah (secondary constituents) memiliki kandungan 0,01-10 mg/l,
yaitu besi, strountium, kalium, kabornat, nitrat, boron, dan florida.
3. Unsur minor air tanah (minor constituents) memiliki kandungan kandungan 0,0001-
0,1 mg/l, yaitu aluminium, atimon, arsen, barium, cadmium, krom, brom, kobalt,
tembaga, germanium, jodium, timbal, litium, molibdiunum, nikel, mangan, fosfat,
rubidium, selenium, uranium, titanium, vanadium, dan seng.
4. Unsur langka air tanah (trace constituents) memiliki kandungan kurang dari 0,001
mg/l, yaitu berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas, indium, lanthanum,
niobium, platina, radium, ruthenium, scandium, perak, thalium, tharium, timah,
tungsten, yttrium, zirkon.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah


1. Kedalaman Permukaan Air tanah: Merupakan permukaan tertinggi dari air yang
naik ke atas suatu sumuran atau tempat yang rendah. Ketiggian air tanah dipengaruhi
oleh jenis tanah, curah hujan, penguapan, dan kedalaman aliran perkukaan terbuka
(sungai).
2. Curah Hujan: Air hujan yang mengalir di permukaan tanah dapat menyebabkan
bakteri coliform yang ada di permukaan tanah terlarut dalam air dan masuk ke dalam
lapisan tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke dalam lapisan tanah
semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran.
3. Jenis Tanah: Tanah mempunyai daya kandung air dan daya melewatkan air yang
berbeda. Daya kandung atau kemampuan tanah untuk menyimpan air disebut
porositas, yaitu rasio antara pori-pori tanah dengan volume total tanah dan biasannya
dinyatakan dalam satuan persen, sedangkan kemampuan tanah untuk melewatkan air
disebut permeabilitas, yaitu jumlah air yang dapat dilewatkan oleh tanah dalam
satuan waktu per satuan luas penampang. Porositas dan permeabilitas tanah akan
berpengaruh pada penyebaran bakteri coliform, mengingat air merupakan alat
tranportasi bakteri dalam tanah. Makin besar permeabilitas tanah, makin besar
8

kemampuan melewatkan air yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak
mengikuti aliran juga makin besar.

2.5 Langkah-Langkah Menentukan Kecepatan dan Arah Air Tanah


2.5.1 Alat-Alat
1. pH meter
2. Konduktometer
3. Termometer
4. Meteran
5. Water level meter atau tali yang telah dilengkapi pemberat dan terukur
panjangnya
6. Global Positioning System (GPS).
7. Bailer (untuk air sumur)
9

2.5.2 Bahan dan Wadah untuk Sampling


2.5.2.1 Bahan
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau
mengubah kadar zat yang akan di uji.
10

2.5.2.2 Wadah
2.5.2.2.1 Persyaratan
1. Terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau
poli propilen (PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen,
PTFE)
2. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
3. Bersih dan bebas kontaminan
4. Tidak mudah pecah
5. Tidak berinteraksi dengan contoh.

2.5.2.2.2 Persiapan

1. Untuk menghindari kontaminasi contoh di lapangan,


seluruh wadah contoh harus benar-benar dibersihkan di
laboratorium sebelum dilakukan pengambilan contoh.
2. Wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu dilebihkan
dari yang dibutuhkan, untuk jaminan mutu, pengendalian
mutu dan cadangan.
3. Jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan yang
diperlukan tergantung dari jenis contoh yang akan diambil
seperti:
a. Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik
yang mudah menguap (Volatile Organic
Compound, VOC)
b. Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik
yang dapat diekstraksi.
c. Wadah contoh untuk pengujian logam total dan
terlarut.
d. Wadah contoh untuk pengujian BOD, COD dan
nutrient.
e. Wadah contoh untuk pengujian anorganik non-
logam.
11

2.5.2.2.3 Pencucian

1. Peralatan harus dicuci dengan deterjen dan disikat untuk


menghilangkan partikel yang menempel di permukaan.
2. Bilas peralatan dengan air bersih hingga seluruh deterjen
hilang.
3. Bila peralatannya terbuat dari bahan non logam, maka cuci
dengan asam HNO3 1:1, kemudian dibilas dengan air bebas
analit.
4. Biarkan peralatan mengering di udara terbuka.
5. Peralatan yang telah dibersihkan diberi label bersih-siap
untuk pengambilan contoh.
12

2.5.3 Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan Sampling


Aquifer adalah suatu lapisan di bawah permukaan tanah yang mengandung
bebatuan, pasir atau kerikil dan mempunyai porositas serta permeabilitas sehingga
dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah. Oleh karena itu, kecepatan aliran air
tanah lebih lambat dari kecepatan aliran air permukaan. Rentang kecepatan alir air
tanah sangat bervariasi dari beberapa millimeter sampai beberapa meter per hari.
Pendekatan pengambilan sampel yang sering digunakan dalam pemantauan
kualitas air tanah adalah melakukan pengambilan dan menganalisis sampel air
sumur pantau yang ada. Misalnya, menggunakan sumur pantau di daerah yang akan
di sampling, kita harus mengetahui di sumur tersebut ada polutan atau tidak. Jika
ada, yang harus kita lakukan adalah mengambil dan menganalisis sampel air di
sumur lain. Dengan mengetahui arah sebaran polutan dalam air tanah maka
pengendalian pencemaran disertai dengan usaha pemulihan dapat dilakukan.
Contoh :

Keterangan :
1. Sumur pantau A1, A2, A3, A4, A5 untuk mengetahui arah sebaran
pencemar (leachate plume).
2. pemantauan kualitas air sumur B sebagai kontrol (background level).

Titik pengambilan sampel dilakukan dengan memantau kualitas air


berdasarkan pada sumur pantau yang digunakan. Sumur pantau ini harus
diketahui titik ordinatnya dengan GPS (Global Positioning System) untuk
memudahkan identifikasi dan pemetaan yang benar. Dapat dilakukan dengan cara:
13

1. Untuk sumur gali, sampel diambil pada kedalaman 20 cm di bawah


permukaan air dan/atau 20 cm diatas dasar sumur dengan memperhatikan
jangan sampai endapan dasar sungai/sedimen tidak terambil.
2. Untuk sumur bor dengan pompa tangan atau mesin, sampel diambil dari
kran atau mulut pompa tempat keluarnya air.

Keterangan:

Pengambilan air tanah (di sumur) dilakukan setelah air sumur


dibuang terkuras habis. Hal ini untuk meyakinkan bahwa sampel yang
diambil itu berasal dari air tanah bukan air tanah. Hal penting yang harus
diperhatikan saat sampling air tanah adalah menjaga agar jangan sampai
air permukaan ke dalam air sumur selama pengambilan air sampel.
14

2.5.4 Menentukan Aliran Air Tanah


Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah permukaan air tanah ke
elevasi yang lebih rendah yang akhirnya menuju sungai atau langsung ke laut. Air
tanah memiliki sifat dan karakteristik tertentu, baik dalam pola pergerakannya,
rembesan dan sebagainya. Pengambilan air ini menimbulkan perubahan dalam
tekanan pori-pori air dan biasanya berakibat dalam penurunan tanah. Air tanah itu
mengalir dengan pola pergerakan tertentu, dan kecepatan aliran air tertentu serta
adanya perbedaan karakteristik air tanah antara suatu media permeable dengan
media permeable lainnya.
Pergerakan air tanah pergerakan terjadi mulai dari recharge area (masuknya
air dalam tanah), bergerak menuju discharge area (keluarnya air tanah dalam
bentuk mata air, rembesan pada sumur). Pergerakan air tanah dapat didekati
dengan Hukum Darcy sebagai berikut :

∆h
V = Ki = K
L

Sehingga debit air tanah :

Q = V.A = K.i.A

Dimana:
V = Kecepatan aliran air (m/s)
K = Hydraulic Conductivity (cm/s)
i = Gerakan hidraulik searah aliran
∆ h = Tinggi tekanan piezpmetrik (potential head) = h1 – h2
L = Jarak titik tinjauan
Q = Debit air melalui akifer (m3/det)
A = Luas penampang (m2)
15

2.5.5 Menentukan Kecepatan Aliran Air Tanah


Kecepatan aliran tanah (v) dapat ditentukan dengan persamaan : (Sentor
Soebagyo,1990) :
V=Q/A
Q = -k dh/dl
Maka :
1 dh
K= (−k )
A dl
Tanda (-) menyatakan bahwa aliran berada dalam arah bagian atas yang menurun.
Keterangan :
q = Debit jenis (q = Q/A)
A = Luas Penampang
k = Permeabilitas material akuifer
dh/dl = Gradien hidraulik
a = Porositas batuan

Kecepatan aliran air ini juga berpengaruh terhadap debit air. Debir air
tanah dapat diperkirakan dengan cara yaitu :
Rumus : Q = T/L
Keterangan :
Q = Debit air tanag (m3/hari) per satuan lebar L
T = Transmisibilitas (m2/hari) = k x D
D = Tebal akkuifer (m)
k = Permeabilitas akuifer (m3/hari/M2)
l = dh/dl = gradien hidrolik
16

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Makalah di atas dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Definisi Air Tanah Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh kemudian
bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi hingga
air tersebut kelaur sebagai mata air. Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada
di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation zone) di mana tekanan
hidrostiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah Kedalaman Permukaan Air tanah :
- Kedalaman air tanah
- Curah hujan
- Jenis tanah

3. Pergerakan air tanah pergerakan terjadi mulai dari recharge area (masuknya air dalam
tanah), bergerak menuju discharge area (keluarnya air tanah dalam bentuk mata air,
rembesan pada sumur). Pergerakan air tanah dapat didekati dengan Hukum Darcy sebagai
berikut :
V = Ki = K ∆h/L
Sehingga debit air tanah :
Q = V.A = K.i.A

4. Air tanah itu mengalir dengan pola pergerakan tertentu, dan kecepatan aliran air tertentu
serta adanya perbedaan karakteristik air tanah antara suatu media permeable dengan
media permeable lainnya.
17

5. Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan Sampling Aquifer adalah suatu lapisan di
bawah permukaan tanah yang mengandung bebatuan, pasir atau kerikil dan mempunyai
porositas serta permeabilitas sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah.
6. Kecepatan aliran tanah (v) dapat ditentukan dengan persamaan : (Sentor Soebagyo, 1990)
:
V=Q/A
Q = -k dh/dl
Maka :
1
K= ¿)
A

3.2 Saran
Penulis menyarankan beberapa hal dalam terkait dengan proses pembelajaran di atas
antara lain
1. Hal penting yang harus diperhatikan saat sampling air tanah adalah menjaga agar jangan
sampai air permukaan ke dalam air sumur selama pengambilan air sampel.
2. Lebih kompak lagi dalam menyusun makalah.
3. Lebih teliti terhadap materi yang akan di susun.
4. Lebih memahami materi tentang sampling air tanah agar dimudahkannya saat
praktikum.
18

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/fdalhz/materi-air-tanah-mata-kuliah-hidrologi
Jurnal Eksplorium Volume 37 No.2, November 2016: 115-124 “ARAH DAN KECEPATAN
ALIRAN AIR TANAH CALON TAPAK DISPOSAL DEMO DI KAWASAN NUKLIR
SERPONG”
https://www.infolabling.com/2014/10/teknik-pengambilan-sampel-air-tanah.html#.X9F-
ANgzbIU
https://core.ac.uk/download/pdf/77621982.pdf
http://water.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/SNI-_metode-sample-air-tanah.pdf
Jurnal.ipb.ac.id
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/144/4/BAB%20II.pdf
https://rimbakita.com/air-tanah/#:~:text=Menurut%20Fetter%2C
%201994%20%E2%80%93%20Air%20tanah,danau%2C%20sungai%2C%20dan%20laut.
https://www.infolabling.com/2014/03/penentuan-lokasi-dan-titik-pengambilan_6.html?m=1
(Akses 11/12/2020)

Anda mungkin juga menyukai