Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN

GEOGRAFI

Disusun oleh:

Nama : Zidan Firmansyah


Kelas : XG
No Presensi :34

SMA N 1 WONOSOBO
JL. JOGONEGORO KM. 2 Jaraksari, Kec. Wonosobo, Kab. Wonosobo, Prov. Jawa Tengah
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kita
semua masih diberi Kesehatan dan kenikmatan di dunia ini. Sebelumnya saya ucapkan
terimakasih kepada Ibu Wiwik Wijayanti yang telah membimbing saya dalam mapel geografi
yang dapat menuntun dan mengajar kami pada pelajaran geografi tentang ‘Penelitian
Geografi’.

Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk
menguji kebenaran dan memecahkan permasalahan geografi sebagai objek penelitian.
Selain itu, penelitian geografi merupakan suatu pengkajian keruangan gejala dan masalah
kehidupan manusia di wilayah tertentu. Biasanya ciri khas dari penelitian geografi adalah
menekankan pada aspek analisis keruangan.

Adapun ruang lingkup objek penelitian geografi bisa berupa penyebaran dan relasi
manusia di muka bumi, keruangan permukiman, interelasi manusia dengan lingkungan alam
atau analisis wilayah-wilayah secara lebih spesifik

Laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu apabila ada salah kata dan kalimat
mohon dimaafkan sehingga saya dapat memperbaiki dan berkembang menjadi lebih baik lagi.
Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini, sehingga saya mendapatkan ilmu dan pengalaman baru.

Terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1. TUJUAN PENELITIAN.....................................................................................................
2. MANFAAT PENELITIAN.................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN.....................................
1. KAJIAN TEORITIS...........................................................................................................
2. KERANGKA BERPIKIR ..................................................................................................
3. METODOLOGI PENULISAN...........................................................................................
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................
1. DESKRIPSI KASUS..........................................................................................................
2. ANALISIS KASUS...........................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................................
1. KESIMPULAN...................................................................................................................
2. SARAN...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian tanah longsor itu sendiri adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut,
bergerak ke bawah atau ke luar lereng (SNI 13-7124-2005). Tanah longsor terjadi
kerena ada gangguan kestabilan pada tanah/ batuan penyusun lereng. Gangguan
kestabilan lereng tersebut dapat dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama
kemiringan lereng), kondisi batuan/tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi atau
tata air pada lereng. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mepengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.
Tanah longsor akibat hujan merupakan fenomena yang dapat memiliki dampak
serius pada lingkungan dan manusia. Faktor-faktor seperti curah hujan yang tinggi,
jenis tanah yang rentan, kemiringan lereng yang curam, kehilangan vegetasi, aktivitas
manusia, dan bahkan gempa bumi, semuanya dapat berkontribusi terhadap terjadinya
tanah longsor. Curah hujan berlebihan merendam tanah, mengurangi daya dukungnya,
dan meningkatkan tekanan hidrolik di dalam tanah. Jenis tanah seperti lempung atau
tanah liat mudah jenuh air dan menjadi lumpur licin saat terkena air. Kemiringan
lereng yang curam mempercepat aliran air permukaan dan melemahkan daya tahan
tanah. Kehilangan vegetasi akibat praktik manusia menghilangkan faktor penahan
tanah dan meningkatkan risiko erosi. Semua faktor ini saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan tanah longsor yang berpotensi merusak dan membahayakan. Oleh
karena itu, perlunya pemahaman dan tindakan mitigasi yang tepat untuk mengurangi
risiko tanah longsor akibat hujan menjadi sangat penting.
B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian kali ini adalah:
1. Bagaimana tingkat resiko tanah longsor di daerah lereng?
2. Apa dampak yang ditimbulkan?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
- Bisa mengetahui tingkat rawan tanah longsor di daerah tersebut
- Bisa mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan
2. Manfaat Penelitian
- Mitigasi bencana gempa khususnya di daerah pulau Sumatera dan sekitarnya
- Info resiko kegempaan untuk pembangunan khususnya bagi Dinas Pekerjaan Umum di
daerah tersebut
- Bagi lembaga Asuransi dalam hal asuransi gedung-gedung bertingkat
- Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoritis
Tanah longsor adalah pergerakan massa tanah atau batuan yang terjadi secara tiba-
tiba atau perlahan-lahan dari suatu lereng atau bukit. Kajian teori tentang tanah
longsor melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
tanah longsor, mekanisme pergerakan massa, dan upaya pencegahan serta mitigasi
risiko yang terkait.
Berikut ini adalah beberapa teori yang sering dikaji dalam studi tentang tanah
longsor:
1. Teori Kejenuhan Tanah: Teori ini mengatakan bahwa tanah longsor terjadi ketika
kemampuan tanah untuk menahan air terlampaui dan menyebabkan penurunan
daya dukung tanah. Penambahan air dalam tanah dapat menyebabkan peningkatan
tekanan pori dalam tanah dan mereduksi gesekan antara partikel tanah, yang
berpotensi menyebabkan pergerakan massa.
2. Teori Mekanika Tanah: Teori ini menganalisis pergerakan massa tanah longsor
berdasarkan prinsip-prinsip mekanika tanah. Hal ini melibatkan pemodelan
perilaku tanah sebagai bahan elastis atau plastis dan penerapan prinsip
keseimbangan batas untuk memprediksi stabilitas lereng.
3. Teori Hidrologi: Teori ini berfokus pada peranan air dalam terjadinya tanah
longsor. Pergerakan air dalam tanah dapat menyebabkan penurunan kekuatan
geser tanah, peningkatan tekanan pori, atau penurunan kestabilan lereng.
4. Teori Geologi: Teori ini mengkaji pengaruh geologi terhadap terjadinya tanah
longsor. Faktor-faktor seperti jenis batuan, lapisan geologi, struktur tanah, dan
keberadaan patahan geologi dapat mempengaruhi stabilitas lereng dan potensi
terjadinya tanah longsor.
5. Teori Geoteknik: Teori ini berfokus pada penggunaan teknik geoteknik untuk
mengendalikan dan mencegah tanah longsor. Ini meliputi penerapan metode
perkuatan lereng, pemantauan lereng, teknik perbaikan tanah, penggunaan dinding
penahan, dan lain sebagainya.
Penting untuk mencatat bahwa kajian teori tentang tanah longsor terus
berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai studi
dan penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang
fenomena ini dan mengembangkan strategi mitigasi yang lebih efektif.
B. Kerangka Berpikir

TANAH
LONGSOR

PENYEBAB PENGERTIAN DAMPAK


TANAH TANAH KEPADA
LONGSOR LONGSOR MASYARAKAT

C. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa sepanjang jalur jalan Nanggulan –
Kalibawang dengan panjang 23 kilometer, meliputi lima desa yaitu Desa
Kembang Banjarharjo, Banjaroyo, Banjarasri dan Banjararum di Kabupaten
Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Oktober 2011
sampai Maret 2012.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2006:57). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh lahan
yang ada di 5 desa di sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang.
b. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan area stratified
random sampling yaitu Teknik pengambilan sampel yang mewakili beberapa
satuan unit lahan. Sampel dalam penelitian ini diperboleh dengan cara
tumpang susun (overlay) 4 tema yaitu, peta jenis tanah, peta geologi, peta
berbentuk lahan dan kemiringan lereng daerah penelitian, sehingga diperoleh
peta satuan unit lahan. Hasil tumpang susun peta petatersebut diperoleh 27
satuan unit lahan di daerah penelitian yang tersebar di lima desa di sepanjang
jalur jalan Nanggulan-Kalibawang.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan dan pendataan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena
yang ada pada obyek penelitian (Moh. Pabundu Tika, 1997:67). Data yang
diperoleh dengan metode ini, yaitu penggunaan lahan, kerapatan vegetasi dan
tingkat pelapukan batuan.
b. Pengukuran
Pengukuran adalah metode yang dilakukan di lapangan dengan jalan
mengukur antara lain kemiringan lereng dan kedalaman solum tanah.
c. Uji Laboratorium
Uji laboratorium yaitu melakukan pengetesan atau menguji sampel tanah
yang diperoleh di lapangan. Uji laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh
data tentang sifat sifat tanah yang meliputi, tekstur tanah dan permeabilitas
tanah.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang ada di instasi
terkait: peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta bentuk lahan, peta
geologi dan peta penggunaan lahan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus
Tanah longsor adalah pergerakan tiba-tiba massa tanah yang terjadi di lereng atau
bukit. Pergerakan ini melibatkan sejumlah besar tanah, batuan, dan material lain yang
terjatuh atau bergeser dari posisi semula ke bawah secara curam atau meluncur. Tanah
longsor biasanya terjadi karena ketidakseimbangan kekuatan internal dan eksternal yang
bekerja pada lereng atau tanah.
Proses terjadinya tanah longsor melibatkan beberapa faktor, antara lain:
1. Kekuatan Tanah: Kekuatan tanah merupakan sifat mekanik tanah yang menentukan
kemampuannya untuk menahan beban dan tekanan. Jika kekuatan tanah tidak cukup
untuk menahan beban, tekanan, atau gaya-gaya luar seperti gravitasi, maka tanah
dapat longsor.
2. Air: Kehadiran air dalam tanah adalah faktor penting dalam terjadinya tanah
longsor. Air dapat meningkatkan berat tanah, mengurangi kekuatan tanah, dan
mengurangi gesekan antara partikel-partikel tanah. Penetrasi air yang berlebihan ke
dalam tanah dapat merusak ikatan antar partikel dan menyebabkan penurunan
kekuatan tanah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya tanah longsor.
3. Morfologi Lereng: Bentuk dan karakteristik lereng juga memainkan peran penting
dalam tanah longsor. Kemiringan lereng yang terlalu curam, bentuk lereng yang
tidak stabil, dan adanya kehadiran retakan atau celah di lereng dapat meningkatkan
risiko terjadinya tanah longsor.
4. Aktivitas Manusia: Aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, pengerukan
tanah, penambangan, atau pembangunan di lereng tanpa mempertimbangkan aspek
rekayasa geoteknik dapat memicu terjadinya tanah longsor. Aktivitas ini dapat
mengubah tata guna lahan alami, mengganggu kestabilan lereng, dan mengurangi
kekuatan tanah.
Tanah longsor dapat memiliki dampak yang signifikan, seperti kerusakan pada
bangunan, kerugian jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu,
pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor sangat
penting dalam upaya pengelolaan risiko dan mitigasi bencana.
Tanah longsor adalah pergerakan massa tanah yang terjadi secara tiba-tiba, dimana
tanah yang semula berada di lereng atau bukit bergerak ke bawah. Fenomena ini dapat
terjadi karena faktor-faktor alamiah maupun manusia. Berikut ini adalah beberapa
pembahasan teori yang terkait dengan tanah longsor:
1. Teori Kekuatan Tanah: Teori ini berfokus pada sifat-sifat mekanik tanah yang
mempengaruhi kemampuan tanah untuk menahan beban. Tanah memiliki sifat-
sifat fisik dan mekanik tertentu, seperti sudut gesekan dalam tanah, kekuatan
geser, dan kepadatan. Bila kekuatan tanah tidak mampu menahan tekanan dan
beban yang ada, maka tanah dapat longsor.
2. Teori Hidrologi: Faktor air juga menjadi penyebab utama terjadinya tanah
longsor. Air yang berada di dalam tanah dapat meningkatkan berat tanah,
mengurangi kekuatan tanah, dan mengurangi gesekan antara partikel-partikel
tanah. Selain itu, air yang merembes ke dalam tanah juga dapat mengurangi
kekuatan ikatan antara partikel-partikel tanah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya longsor.
3. Teori Morfologi Lereng: Teori ini mempelajari bentuk dan karakteristik lereng
yang dapat mempengaruhi kestabilan tanah. Faktor seperti kemiringan lereng,
bentuk lereng, dan penyebaran beban di lereng dapat mempengaruhi kemungkinan
terjadinya tanah longsor. Lereng yang curam, memiliki batuan lemah, atau
terdapat retakan-retakan dapat meningkatkan risiko tanah longsor.
4. Teori Aktivitas Manusia: Manusia juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya
tanah longsor. Penggundulan hutan secara besar-besaran, pengerukan tanah,
pemadatan tanah yang tidak memadai, atau pembangunan di lereng yang tidak
memperhatikan prinsip-prinsip rekayasa geoteknik dapat mengganggu stabilitas
lereng dan menyebabkan longsor.
5. Teori Pemodelan dan Prediksi: Melalui pemodelan dan analisis geoteknik, dapat
dilakukan prediksi mengenai kemungkinan terjadinya tanah longsor. Dengan
memperhitungkan parameter-parameter yang relevan, seperti sifat-sifat tanah,
kondisi hidrologi, dan morfologi lereng, dapat dilakukan pemodelan numerik
untuk memprediksi potensi tanah longsor dan mengidentifikasi area yang rentan.
Penting untuk mencatat bahwa teori-teori ini saling terkait dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya tanah longsor dapat berinteraksi satu sama lain. Oleh karena
itu, pemahaman dan penanganan yang komprehensif diperlukan dalam mengelola risiko
tanah longsor, baik melalui pengendalian lingkungan, pengelolaan air, maupun
penggunaan teknik-teknik rekayasa yang tepat.
B. Analisis Kasus
Tanah longsor adalah pergerakan tiba-tiba dan cepat dari tanah, batu, dan material
lainnya di lereng bukit atau lereng gunung. Kasus tanah longsor dapat memiliki dampak
serius terhadap lingkungan, infrastruktur, dan keselamatan manusia. Untuk melakukan
analisis kasus tanah longsor, beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan antara
lain:
1. Geologi dan Topografi: Sifat geologi dan topografi suatu daerah dapat mempengaruhi
kemungkinan terjadinya tanah longsor. Lereng yang curam, jenis tanah yang longgar
atau berlempung, serta kemiringan lereng yang tidak stabil dapat meningkatkan risiko
terjadinya tanah longsor.
2. Hujan dan Drainase: Curah hujan yang tinggi dan intensitas hujan yang ekstrem dapat
menjadi pemicu terjadinya tanah longsor. Jika air hujan tidak dapat diresapkan dengan
baik oleh tanah atau sistem drainase yang buruk, air berlebihan dapat menyebabkan
jenuhnya tanah dan mengurangi kekuatan lereng, yang berpotensi menyebabkan
longsor.
3. Aktivitas Manusia: Pembangunan manusia seperti pemotongan pohon secara besar-
besaran, penggalian lereng, atau perubahan tata guna lahan dapat mempengaruhi
kestabilan lereng dan meningkatkan risiko tanah longsor. Aktivitas manusia juga
dapat mempengaruhi sistem drainase alami dan memperburuk situasi.
4. Monitoring dan Pemetaan: Monitoring lereng dan pengumpulan data yang berkaitan
dengan kestabilan lereng penting untuk mengidentifikasi potensi tanah longsor.
Teknologi seperti pemantauan deformasi tanah, sistem peringatan dini, dan pemetaan
dengan menggunakan citra satelit dapat membantu dalam pemantauan dan mitigasi
risiko tanah longsor.
5. Mitigasi dan Penanggulangan: Setelah identifikasi risiko tanah longsor, langkah-
langkah mitigasi perlu diambil. Ini mungkin meliputi pembangunan struktur penahan,
perbaikan drainase, penanaman pohon dan vegetasi untuk memperkuat tanah, dan
pengaturan tata ruang yang lebih baik untuk mencegah aktivitas manusia yang
merusak kestabilan lereng.
Penting untuk melibatkan ahli geologi, ahli teknik sipil, dan pemangku kepentingan
terkait dalam analisis kasus tanah longsor. Data yang akurat dan pemahaman yang
mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tanah longsor akan membantu
dalam mengembangkan strategi mitigasi yang efektif dan melindungi masyarakat serta
lingkungan dari bahaya tersebut.
 Situasi Daerah
Daerah longsor di Kecamatan Bagelan, Kabupaten Purworejo, merupaka daerah
dengan kemiringan lereng tidak begitu curam yaitu antara 30 derajat sampai 40
derajat. Tinggi bukit berkisar antara 70 sampai 80 meter. Jenis lapisan tanah terdiri
atas lapisan lempung coklat dengan tebal sekitar 5-7 m. tanah bagian dalam
merupakan lapisan tanah keras dengan tebal dengan kemiringan hamper sejajar
dengan kemiringan lereng.
 Waktu Kelongsoran
Kelongsoran terjadi pada saat masyarakat di daerah longsor tertidur lelap
kedinginan, yaitu kurang lebih pukul 2 dini hari saat di daerah itu terjadi hujan deras.
Longsor terjadi secara mendadak dan tidak diketahui tanda tanda sebelumnya,
sehingga saat kelongsoran terjadi tidak ada satupun warga yang dapat melarikan diri.
Tak terdengan satupun suara jeritan maupun rintihan karena memang semua warga di
daerah longsor tertimbun semuanya.
Suara lebatnya hujan dan derasnya air sungai mengakibatkan gemuruhnya suara
tanah longsor tidak dapat mengusik kenikmatan hangatnya tidur warga sekitar,
sehingga musibah tanah longsor tersebut baru diketahui warga saat pagi hari.
Akibat tanah longsor tersebut, disamping banyak tanah yang hancur dan tanah
pertanian yang rusak, tercatat 29 orang meninggal, 22 orang di sebelah kiri sungai,
dan 7 orang di sebelah kanan sungai.
 Akibat Kelongsoran
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, jenis kelongsorannya adalah
translational slip, yaitu kelongsoran yang terjadi pada bagian lapisan permukaan saja.
Kelongsoran terjadi karena kondisi lapisan tanah yang ada di daerah longsor, lapisan
permukaan berupa tanah lempung setebal 5-10 m.
Lebar tanah longsor sekitar 100 m, sehingga kurang lebih 78.000 meter kubuk
tanah dengan sekitar 125.000 ton longsor ke bawah menibun daerah pemukiman dan
lahan pertanian.
Akibat longsoran tersebut daerah sekitar 25.000 meter persegi atau sekitar 2,5
hektar tertimbun tanah. Timbunan tanah tersebut juga mengakibatkan terbendungnya
sungai, sehingga air meluap dan melimpas membawa tanah longsoran.
 Analisa Kelongsoran
Kelongsoran dapat terjadi. apabila kekuatan geser tanah (daya tahan longsor)
telah terlampoi oleh besarnya gaya yang melongsorkan. Berdasarkan kondisi
lapisantanah, bahwa kekuatan geser yang ada ditentukan oleh beratnya tanah yang
akan longsor ditambah beban yang ada di atasnya serta besarnya nilai lekatan antara
dasar tanah lempung dengan permukaan lapisan cadas yang adadi bawahnya.
Sedangkan besarnya gaya yang melongsorkan (gaya geser) dipengaruhi oleh beratnya
tanah yang akan longsor, juga beban-beban lain yang ada di atasnya, seperti rumah
penduduk dan lain-lain.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Analisa dapat disimpulkan bahwa kelongsoran yang terjadi di daerah
Kecamatan Bagelen dapat disebabkan karena banyaknya air hujan yang meresap ke
dalam badan lereng, sehingga kekuatan geser tanah mengecil sehingga tanah mudah
longsor. Kesimpulan untuk kasus tanah longsor dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Tanah longsor merupakan fenomena alam yang dapat memiliki dampak serius
terhadap lingkungan dan keselamatan manusia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor meliputi geologi dan
topografi daerah, curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang buruk, aktivitas
manusia yang merusak kestabilan lereng, dan keberadaan monitoring dan
pemetaan yang tidak memadai.
3. Analisis kasus tanah longsor memerlukan pendekatan multidisiplin yang
melibatkan ahli geologi, ahli teknik sipil, dan pemangku kepentingan terkait.
4. Pengumpulan data yang akurat, pemantauan yang teratur, dan pemetaan yang baik
sangat penting dalam mengidentifikasi potensi tanah longsor dan mengembangkan
strategi mitigasi yang efektif.
5. Langkah-langkah mitigasi seperti pembangunan struktur penahan, perbaikan
drainase, penanaman vegetasi, dan pengaturan tata ruang yang baik dapat
membantu mengurangi risiko tanah longsor.
6. Kesadaran masyarakat akan bahaya tanah longsor, edukasi tentang praktik-praktik
yang aman, serta perencanaan yang tepat dalam pengembangan wilayah dapat
membantu melindungi masyarakat dan lingkungan dari risiko tanah longsor.
7. Penanganan kasus tanah longsor harus menjadi prioritas untuk menjaga
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, serta melindungi lingkungan secara
berkelanjutan.
B. Saran
Untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya kelongsoran pada suatu lereng,
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan hasil analisa yang dilakukan.
Mengingat kelongsoran yang terjadi di Kecamatan Bagelen disebabkan karena
banyaknya air yang meresap ke dalam tanah. maka salah satu cara untuk
menghindarinya dapat dilakukan dengan cara mengurangi kapasitas air hujan yang
meresap ke dalam tanah, yaitu dengan membuat saluran-saluran drainase pada lereng
tersebut

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6412303/penelitian-geografi-pengertian-jenis-ciri-
ciri-dan-tahapannya#:~:text=Jakarta%20%2D%20Penelitian%20geografi%20adalah
%20kegiatan,kehidupan%20manusia%20di%20wilayah%20tertentu.

https://bpbd.purbalinggakab.go.id/?page_id=439

https://ebizmark.id/artikel/pengertian-dan-macam-macam-kerangka-berpikir-penelitian/
#:~:text=Kerangka%20berpikir%20adalah%20suatu%20dasar,akan%20memaparkan
%20konsep%2Dkonsep%20penelitian.

Anda mungkin juga menyukai