ACARA II
PEMETAAN ALIRAN AIR TANAH
Oleh :
NIM : 21137113
DOSEN PENGAMPU
Drs. Rusli HAR., M. T
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
2022
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun agar
mahasiswa dapat mengetahui konsep dari Three point problem method dalam ilmu
hidrogeologi. Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
Penyusun,
Zikri Anerwa
• Air tanah
• Sumur gali
• Lokasi di daerah sekitar
1.3 Tujuan
DASAR TEORI
2.1 Penentuan Arah Aliran Air Tanah Dengan Metode Three Point
Problem Mhetod.
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat didalam
ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan didalam retak-
retak dari batuan. Lapisan yang didapat dilalui dengan mudah oleh air tanah
seperti lapisan pasir atau lapisan kerikil disebut lapisan permiabel. Lapisan
yang sulit dilalui air tanah seperi lpaisan lempung atau lapisan silt disebut
lapisan kedap air (aquiclude) dan lapisan yang menahan air seperti batuan
(rock) disebut lapisan kebal air (aqufuge). Kedua jenis lapisan ini disebut
lapisan impermiable. Lapisan permeable yang jenuh denvgan air tanah disebut
juga akuifer (lapisan yang mengandung air) (Takeda, 1985).
Arah aliran air tanah untuk unconfined aquifer dapat ditentukan dengan
metode heree point problem. Sehubungan dengan hal itu, diperlukan
pengukuran elevasi muka freatik dari 3 sumur yang diketahui posisinya secara
tepat. Araf aliran air tanah juga dapat ditentukan melalui peta contour muka
freati, karena aliran air tanah akan memotong tegaki lurus (90 derajat) contour
air tanahnya (gambar 1) (Todd melalui Achmad, 2011).
dimana:
Elevasi muka air tanah tiap contoh penelitian dengan elevasi muka air
tanah yang sama, kemudian ditarik garis hingga membentuk kontur air tanah.
Kontur air tanah diinterpolasi dan menghasilkan arah aliran air tanah (Wahyuni
et al., 2019),sehingga dapat diketahui asal dan tujuan aliran air tanah tersebut.
Pemetaan dilakukan dengan cara menginterpolasi data koordinat lokasi titik
contoh yang dipetakan dan nilai terukur dari tiap titik contoh yang tidak
beraturan ke dalam grid dengan jarak teratur. Grid merupakan susunan
kerangka yang terdiri atas garis vertikal dan garis horizontal (Laksana, 2010).
Pembuatan grid dilakukan dengan menggunakan metode Kriging untuk
mengestimasi besarnya nilai yang mewakili suatu titik tidak tersampel
berdasarkan titik-titik tersampel yang berada di sekitarnya dengan
mempertimbangkan korelasi spasial yang ada dalam data tersebut (Awali et al.,
2013; Golden Software, 2002; Siswoyo, 2018). Pemetaan sebaran sumur yang
digunakan sebagai contoh penelitian, kontur muka air tanah, dan arah aliran air
tanah dilakukan dengan bantuan paket program komputer Surfer 11.
1. Sumur 1 (Jl. Raya Muara Labuh, Pakan Rabaa, Kec. Koto Parik
Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat 27776,
Indonesia)
Koordinat X = 724595.763
Y = 9840314.736
Elevasi Z = 368.4 mdpl
Model Sumur Sumur gali ( Sumur Cincin)
Diameter H1 = 2.06 m H2 = 2.19 m
Kedalaman Muka Air Tanah H3 = H2 – H1
H3 = 1.17 – 0.7 m
H3 = 0.47 m
Foto Dokumentasi : Screenshot UTM :
Koordinat X = 724439.861
Y = 9840250.633
Elevasi Z = 356.11 mdpl
Model Sumur Sumur gali ( Sumur Cincin)
Diameter H1 = 0.62 m H2 = 1.65 m
Kedalaman Muka Air Tanah H3 = H2 – H1
H3 = 1.58 – 0.93
H3 = 0.65 m
Foto Dokumentasi : Screenshot UTM :
b) Sumur 2
Elevasi Muka Air tanah = Elevasi muka tanah (mdpl) – H3
Elevasi Muka Air tanah = 356.11 – 0.65
Elevasi Muka Air tanah = 364.46 mdpl
c) Sumur 3
Elevasi Muka Air tanah = Elevasi muka tanah (mdpl) – H3
Elevasi Muka Air tanah = 351.7 – 0.26
Elevasi Muka Air tanah = 351.44 mdpl
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulakan bahwa :
Awali, A. A., Yasin, H., & Rahmawati, R. (2013). Estimasi Kandungan Hasil Tambang
Menggunakan Ordinary
Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. (2019). Kecamatan Pakis Dalam Angka
2019. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Malang
Badan Pusat Statistik Kota Malang. (2020). Kecamatan Kedungkandang Dalam Angka
2020. Badan Pusat
Cahyono, P. B., & Kurniawati, A. (2013). Faktor - Faktor yang Menyebabkan Fluktuasi
Tinggi Permukaan Air
Tanah Bebas Studi Kasus pada Sub-Das Keyang di Kabupaten Ponorogo. Swara
Bhumi, 2(1), 295–302.
Handayani, W. K. (2019). Sebaran dan Potensi Air Tanah Dangkal di Perbukitan Dome
Sangiran dalam
A. Link Youtube
https://youtu.be/lCjrty-i8x0
B. Dokumentasi