Anda di halaman 1dari 19

PIPER BAHAN PELEDAK DAN TEKNIK PELEDAKAN

“ Dasar - Dasar Keselamatan Kerja “

Disusun
Oleh
Nama : Rinaldo Maretto PS 21137
Tito Abadi Nugraha 21137106
Prodi : S1 Teknik Pertambangan
Sesi : 202211370037

Dosen Pengampu :

Drs.Raimon Kopa,M.T

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat dan rahmat-
Nya, sehingga Piper yang berjudul “Dasar - Dasar Keselamatan Kerja” ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Piper ini disusun sebagai salah satu syarat lulus mata
kuliah Bahan Peledak dan Teknik Peledakan Semester IV. Dengan telah
tersusunnya Piper ini, maka saya selaku penyusun Piper ini mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak Drs.Raimon Kopa,M.T selaku dosen pengampu pada mata kuliah


Bahan Peledak dan Teknik Peledakan beserta para staf pengajar lainnya.
2. Semua pihak baik secara Langsung maupun Tidak Langsung yang telah
membantu, sehingga Piper ini dapat terselesaikan dengan Baik.

Penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun Untuk


perbaikan kedepannya. Akhir kata, semoga Piper ini dapat berguna, serta
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penyusun, dan semua orang

Padang. 22 April 2023

Rinaldo Maretto
Tito Abadi Nugraha

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Permasalahan..........................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN TOPIK..........................................................................2

A. Keselamatan Kerja.................................................................................................2
B. Kecelakaan.............................................................................................................4
C. Anatomi Kecelakaan............................................................................................10
BAB III KESIMPULAN......................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................15

ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertambangan dan batubara era modern saat ini sering menggunakan bahan
peledak dalam melakukan operasi pertambangan. Memfasilitasi pembangunan
tambang untuk pengolahan bahan baku dan bahan baku lainnya di
pertambangan. Penggunaan bahan peledak tersebut menimbulkan risiko yang
lebih besar bagi pekerja dan masyarakat di area pertambangan serta ancaman
lain dari luar tambang. Bahan peledak merupakan bahan radioaktif yang sangat
berbahaya dan akan menimbulkan ancaman bagi keselamatan masyarakat jika
digunakan untuk keperluan lain.
Di dalam tambang, sering dijumpai batuan yang relatif keras dan tidak
mungkin digali secara bebas, sehingga dilakukan prosedur peledakan.
diperlukan untuk memisahkan batuan tersebut. Proses ini adalah metode
pemecah batu keras yang paling sering digunakan untuk penambangan yang
efisien dan efisien. Mengoptimalkan geometri ledakan merupakan salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menekan biaya bahan peledak dan biaya
pengoperasian alat mekanik. Faktor terpenting dalam desain geometri ledakan
adalah muatan ledakan.
Keselamatan kerja merupakan suatu usahan untuk melaksanakan pekerjaan
tanpa mengakibatkan kecelakaan. Dengan demikian, setiap personil dalam
suatu lingkungan kerja harus membuat suasana kerja atau lingkungan kerja
yang aman dan bebas dari segala macam bahaya untuk mencapai hasil kerja
yang menguntungkan. Tujuan dari keselamatan kerja itu sendiri adalah untuk
mengadakan pencegahan agar setiap personil atau karyawan tidak
mendapatkan kecelakaan dan alat-alat produksi tidak mengalami kerusakan
ketika sedang melaksanakan pekerjaan.

B. Rumusan Permasalahan
1. Apa pengertian dan tujuan keselamatan kerja ?
2. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan?
3. Sebutkan kategori dalam kecelakaan tambang?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Mampu mengenali dan menjelaskan secara rinci dasar – dasar
keselamatan kerja mencakup pengertian, prinsip serta dapat
memahami penyebab kecelakaan, klasifikasi luka, kerugian akibat

1
kecelakaan, anatomi kecelakaan, pemeriksaan kecelakaan dan control
bahaya.

BAB II
PEMBAHASAN TOPIK

A. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan suatu pekerjaan disamping dua aspek lain,
yaitu pemenuhan target produksi dan pengurangan dampak negatif peledakan
terhadap lingkungan. Ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri,
tetapi merupakan suatu kesatuan yang saling terkait dan masing-masing
memiliki peran yang strategis serta tidak dapat terlepas satu dengan lainnya.

1. Pengertian dan Tujuan Keselamatan Kerja


Pengertian umum dari keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa mengakibatkan kecelakaan. Dengan
demikian setiap personil di dalam suatu lingkungan kerja harus membuat
suasana kerja atau lingkungan kerja yang aman dan bebas dari segala
macam bahaya untuk mencapai hasil kerja yang menguntungkan. Tujuan
dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar setiap
personil atau karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat
produksi tidak mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan
pekerjaan.
2. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip keselamatan kerja bahwa setiap pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan terjadi karena
ada penyebabnya, antara lain manusia, peralatan, atau kedua-duanya.
Penyebab kecelakaan ini harus dicegah untuk menghindari terjadinya
kecelakaan. Hal-hal yang perlu diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan
dengan aman, antara lain:
a. Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan,
b. Mengetahui bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan

2
dilakukan
Dengan mengetahui kedua hal tersebut di atas akan tercipta lingkungan
kerja yang aman dan tidak akan terjadi kecelakaan, baik manusianya
maupun peralatannya.
3. Pentingnya Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan antara
lain untuk:
b. Menyelamatkan karyawan dari penderitaan sakit atau cacat, kehilangan
waktu, dan kehilangan pemasukan uang.
c. Menyelamatkan keluarga dari kesedihan atau kesusahan, kehilangan
penerimaan uang, dan masa depan yang tidak menentu.
d. Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan tenaga kerja, pengeluaran
biaya akibat kecelakaan, melatih kembali atau mengganti karyawan,
kehilangan waktu akibat kegiatan kerja terhenti, dan menurunnya
produksi.
4. Pembinaan Keselamatan Kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan perlu dilakukan pembinaan
keselamatan kerja terhadap karyawan agar dapat meniadakan keadaan
yang berbahaya ditempat kerja. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk membina keselamatan kerja para karyawannya, baik
yang bersifat di dalam ruangan (in-door safety development) atau praktik
di lapangan (out-door safety development). Setiap perusahaan harus
memiliki safety officer sebagai personil atau bagian yang bertanggung
jawab terhadap pembinaan keselamatan kerja karyawan maupun tamu
perusahaan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
keselamatan kerja antara lain :
a. Penyuluhan singkat atau safety talk
1) Motivasi singkat tentang keselamatan kerja yang umumnya
dilakukan setiap mulai kerja atau pada hari-hari tertentu selama 10
menit sebelum bekerja dimulai.
2) Pemasangan poster keselamatan kerja

3
3) Pemutaran film atau slide tentang keselamatan kerja

b. Safety committee
1) Mengusahakan terciptanya suasana kerja yang aman.
2) Menanamkan rasa kesadaran atau disiplin yang sangat tinggi
tentang pentingnya keselamatan kerja
3) Pemberian informasi tentang teknik-teknik keselamatan kerja serta
peralatan keselamatan kerja.

c. Pendidikan dan pelatihan


1) Melaksanakan kursus keselamatan kerja baik dengan cara
mengirimkan karyawan ke tempat-tempat diklat keselamatan kerja
atau mengundang para akhli keselamatan kerja dari luar perusahaan
untuk memberikan pelatihan di dalam perusahaan.
2) Pelaksanaan nomor (1).pada penyuluhan singkat dapat di dalam
negeri atau pun di luar negeri.
3) Latihan penggunaan peralatan keselamatan kerja
4) Alat-alat keselamatan kerja harus disediakan oleh perusahaan. Alat
tersebut berupa alat proteksi diri yang diperlukan sesuai dengan
kondisi kerja

B. Kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu keadaan atau kejadian yang tidak direncanakan,
tidak diingini, dan tidak diduga sebelumnya. Kecelakaan dapat terjadi sewaktu-
waktu dan mempunyai sifat merugikan terhadap manusia (cedera) maupun
peralatan atau mesin (kerusakan). Gambar 1.1 memperlihatkan skema dampak
negative kecelakaan terhadap manusia, peralatan, dan produksi, yang akhirnya
dapat menyebabkan kegiatan (penambangan) terhenti secara menyeluruh.

4
1. Kecelakaan Tambang
Dalam lingkungan Pertambangan Umum yang dimaksud dengan
“kecelakaan tambang” harus memenuhi lima kategori, yaitu:
a. Kecelakaan benar terjadi; artinya tidak ada unsur kesengajaan dari
pihak lain atau pun dari korban itu sendiri.
b. Menimpa karyawan; artinya yang mengalami kecelakaan itu adalah
benar-benar karyawan yang bekerja pada perusahaan tambang
tersebut.
c. Ada hubungan kerja; artinya bahwa pekerjaan yang dilakukan benar-
benar untuk usaha pertambangan dari perusahaan yang bersangkutan.
d. Waktu jam kerja; artinya kecelakaan tersebut terjadi dalam waktu
antara mulai bekerja sampai akhir kerja.
e. Di dalam wilayah Kuasa Pertambangan (KP), Surat Ijin Penambangan
Daerah (SIPD) atau Konsesi; artinya kecelakaan terjadi masih di
dalam wilayah yang dimaksud.

5
2. Klasifikasi sifat luka akibat kecelakaan kerja
Klasifikasi sifat luka akibat kecelakaan kerja dapat dibedakan dalam
beberapa golongan atau kelas. Berbagai negara akan memberikan
klasifikasi sifat luka yang berbeda, walaupun terdapat sedikit persamaan.
Berikut ini diberikan klasifikasisifat luka di Indonesia dan beberapa negara
lain.
a. Indonesia
1) Luka ringan : Apabila korban lebih dari 24 jam dan kurang dari 3
minggu telah dapat bekerja kembali.
2) Luka berat : Apabila korban lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja
kembali
3) Mati: Apabila korban dalam waktu tidak lebih dari 24 jam setelah
kecelakaan
b. Jerman Barat
1) Luka ringan: Yang menyebabkan korban tidak dapat bekerja lebih
dari 4 hari dan kurang dari 4 minggu.
2) Luka setengah berat: Yang menyebabkan korban tidak dapat bekerja
lebih dari 4 minggu dan kurang dari 8 minggu.
3) Luka berat: Yang menyebabkan korban tidak dapat bekerja lebih dari
8 minggu.
4) Mati: Apabila korban meninggal setelah terjadi kecelakaan.
c. Polandia
1) Luka ringan: Membutuhkan perawatan 4 hari sampai 4 minggu.
2) Luka berat: Membutuhkan perawatan antara 4 minggu sampai 13
minggu
3) Luka sangat berat: Membutuhkan perawatan lebih dari 13 minggu.
4) Mati: Kematian terjadi dalam waktu tidak lebih dari 7 hari setelah
terjadinya kecelakaan.
d. India
1) Luka ringan: Yang menyebabkan korban tidak dapat bekerja lebih
dari 48 jam.

6
2) Luka berat: Yang menyebabkan cacat badan seperti mata, telinga,
bagian badan putus atau tidak dapat bekerja lebih dari 20 hari.
3. Penyebab Kecelakaan
Setiap kecelakaan selalu ada penyebabnya yang tidak diketahui
atau direncanakan sebelumnya. Gambar 1.2 memperlihatkan grafik
proporsi penyebab kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan karyawan
tidak aman (88%), kondisi kerja tidak aman (10%), dan diluar
kemampuan manusia (2%). Grafik tersebut diperoleh dari hasil statistik
tentang kecelakaan pekerja pada perusahaan industri secara umum tidak
hanya industri pertambangan. Yang patut dicermati adalah bahwa manusia
ternyata sebagai penyebab terbesar kecelakaan. Uraian berikut ini akan
memberikan penjelasan tentang penyebab terjadinya kecelakaan.

a. Tindakan karyawan yang tidak aman


Dapat ditinjau dari pemberi pekerjaan, yaitu bisa Pengawas,
Foreman, Superintendent, atau Manager; dan dari karyawannya
sendiri.
1) Tanggung jawab pemberi pekerjaan
a) Instruksi tidak diberikan
b) Instruksi diberikan tidak lengkap
c) Alat proteksi diri tidak disediakan
d) Pengawas kerja yang bertentangan
e) Tidak dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap mesin,
peralatan, dan pekerjaan
2) Tindakan atau kelakukan karyawan

7
a) Tergesa-gesa atau ingin cepat selesai
b) Alat proteksi diri yang tersedia tidak dipakai
c) Bekerja sambil bergurau
d) Tidak mencurahkan perhatian pada pekerjaan
e) Tidak mengindahkan peraturan dan instruksi
f) Tidak berpengalaman
g) Posisi badan yang salah
h) Cara kerja yang tidak benar
i) Memakai alat yang tidak tepat dan aman
j) Tindakan teman sekerja
k) Tidak mengerti instruksi disebabkan kesukaran bahasa yang
dipakai pemberi pekerjaan (misalnya Pengawas, Foreman,
dan sebagainya)
b. Kondisi Kerja yang Tidak Aman
Dapat ditinjau dari peralatan atau mesin yang bekerja secara tidak
aman dan keadaan atau situasi kerja tidak nyaman dan aman.
1) Peralatan atau benda-benda yang tidak aman
a) Mesin atau peralatan tidak dilindungi
b) Peralatan yang sudah rusak
c) Barang-barang yang rusak dan letaknya tidak teratur
2) Keadaan Tidak Aman
a) Lampu penerangan tidak cukup
b) Ventilasi tidak cukup
c) Kebersihan tempat kerja
d) Lantai atau tempat kerja licin
e) Ruang tempat kerja terbatas
f) Bagian-bagian mesin berputar tidak dilindungi
c. Diluar kemampuan manusia (Act of God)
Penyebab kecelakaan ini dikategorikan terjadinya karena kehendak
Tuhan atau takdir. Prosentase kejadiannya sangat kecil, maksimal
2%, dan kadang-kadang tidak masuk akal, sehingga sulit dijelaskan

8
secara ilmiah.
4. Kerugian Akibat Kecelakaan
Kecelakaan akan mendatangkan berbagai kerugian terhadap karaywan,
keluarga karyawan, dan perusahaan. Di bawah ini adalah jenis-jenis
kerugian yang muncul akibat kecelakaan, yaitu:
a. Terhadap karyawan
1) Kesakitan
2) Cacat atau cidera
3) Waktu dan penghasilan (uang)
b. Terhadap keluarga
1) Kesedihan
2) Pemasukan penghasilan terhambat atau terputus
3) Masa depan suram atau tidak sempurna
c. Terhadap perusahaan
1) Kehilangan tenaga kerja
2) Mesin atau peralatan rusak
3) Biaya perawatan dan pengobatan
4) Biaya penggantian dan pelatihan karyawan baru
5) Biaya perbaikan kerusakan alat
6) Kehilangan waktu atau bekerja terhenti karena menolong yang
kecelakaan
7) Gaji atau upah dan kompensasi harus dibayarkan
5. Pemeriksaan Kecelakaan
Untuk mencegah agar tidak terulang kecelakaan yang serupa perlu
dilakukan pemeriksaan atau mencari penyebab terjadinya kecelakaan
tersebut. Maksud pemeriksaan suatu kecelakaan antara lain untuk
menciptakan:
a. Tindakan pencegahan kecelakaan
1) Memperkecil bahaya, mengurangi, atau meniadakan bagian-
bagian yang berbahaya
2) Peralatan dan perlengkapan yang perlu diberi pengaman

9
3) Bagian-bagian yang dapat mendatangkan kecelakaan perlu diberi
pengaman, seperti bagian berputar dari suatu mesin, pipa panas,
dan sebagainya.
4) Tanda-tanda peringatan pada tempat yang berbahaya, seperti
peralatan listrik tegangan tinggi, lubang berbahaya, bahan
peledak, lalulintas, tempat penggalian batu, pembuatan
terowongan, dan sebagainya.
b. Dasar pencegahan kecelakaan
1) Menciptakan dan memperbaiki kondisi kerja
2) Membuat tindakan berdasarkan fakta yang ada
6. Kontrol Bahaya
Untuk meniadakan penyebab suatu kecelakaan atau mencegah timbulnya
kecelakaan perlu adanya kontrol bahaya terhadap:
a. mesin atau peralatan yang bekerja tidak normal atau tidak stabil,
b. perbuatan manusia yang ceroboh atau tidak hati-hati,
c. metode kerja yang tidak tepat,
d. material yang dipergunakan.

C. Anatomi Kecelakaan
Dari uraian tentang “penyebab kecelakaan” tersirat adanya pendorong
terjadinya kecelakaan dan sebab langsung dari kecelakaan. Melalui kedua
aspek tersebut kecelakaan bisa terjadi dan memberikan dampak yang sangat
merugikan bagi pekerja, keluarga maupun perusahaan. Nampak bahwa
kecelakaan terjadi melalui akumulasi dari kondisi psikis karyawan dan kondisi
fisik lingkungan tempat kerja. Secara anatomis, proses kecelakaan dapat dilihat
pada Gambar 1.3.

10
1. Pendorong terjadinya kecelakaan
Hal-hal yang membantu atau mendorong terjadinya kecelakaan antara lain
sebagai berikut:
a. Tuntunan mengenai keselamatan kerja (safety)
1) Tidak cukup instruksi
2) Peraturan dan perencanaan kurang lengkap
3) Bagian-bagian yang berbahaya tidak dilindungi, dsb
b. Mental para karyawan
1) Kurang koordinasi
2) Kurang tanggap
3) Cepat marah atau emosional atau bertemperamen tidak baik
4) Mudah gugup atau nervous
5) Mempunyai masalah keluarga, dsb
c. Kondisi fisik karyawan

11
1) Terlalu letih
2) Kurang istirahat
3) Penglihatan kurang baik
4) Pendengaran kurang baik, dsb.
2. Sebab langsung terjadinya kecelakaan
Terdapat dua penyebab langsung terjadinya kecelakaan dengan beberapa
rincian sebagai berikut:
a. Tindakan tidak aman
1) Tidak memakai alat proteksi diri
2) Cara bekerja yang membahayakan
3) Bekerja sambil bergurau
4) Menggunakan alat yang tidak benar
b. Kondisi tidak aman
1) Alat yang digunakan tidak baik atau rusak
2) Pengaturan tempat kerja tidak baik dan membahayaka Bagian-
bagian mesin yang bergerak atau berputar dan dapat menimbulkan
bahaya tidak dilindungi
3) Lampu penerangan kurang memadai
4) Ventilasi kurang baik atau bahkan tidak ada

3. Terjadinya Kecelakaan
Yang dimaksud dengan terjadinya kecelakaan adalah peristiwa yang
membentuk kecelakaan tersebut, diantaranya adalah:
a. terpukul, terbentur
b. terjatuh, tergelincir, kaki terkilir
c. kemasukan benda baik melalui mulut atau hidung dan keracunan gas
d. Terbakar
e. tertimbun, tenggelam, terperosok
f. Terjepit
g. terkena aliran listrik, dll

12
4. Akibat kecelakaan
Seperti telah diurakian sebelumnya bahwa kecelakaan akan menimbulkan
akibat negatif baik kepada karyawan dan keluarganya maupun perusahaan.
Inti dari akibat kecelakaan adalah:
a. luka-luka atau kematian
b. kerusakan mesin atau peralatan
c. produksi tertunda.

13
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk melaksanakan pekerjaan
tanpa mengakibatkan kecelakaan. Dengan demikian setiap personil di
dalam suatu lingkungan kerja harus membuat suasana kerja atau
lingkungan kerja yang aman dan bebas dari segala macam bahaya untuk
mencapai hasil kerja yang menguntungkan. Tujuan dari keselamatan
kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar setiap personil atau
karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat produksi tidak
mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan.
2. Kecelakaan adalah suatu keadaan atau kejadian yang tidak direncanakan,
tidak diingini, dan tidak diduga sebelumnya. Kecelakaan dapat terjadi
sewaktu-waktu dan mempunyai sifat merugikan terhadap manusia
(cedera) maupun peralatan atau mesin (kerusakan).
3. Terdapat lima kategori, yaitu:
a. Kecelakaan benar terjadi; artinya tidak ada unsur kesengajaan dari
pihak lain atau pun dari korban itu sendiri.
b. Menimpa karyawan; artinya yang mengalami kecelakaan itu adalah
benar-benar karyawan yang bekerja pada perusahaan tambang
tersebut.
c. Ada hubungan kerja; artinya bahwa pekerjaan yang dilakukan benar-
benar untuk usaha pertambangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
d. Waktu jam kerja; artinya kecelakaan tersebut terjadi dalam waktu
antara mulai bekerja sampai akhir kerja.
e. Di dalam wilayah Kuasa Pertambangan (KP), Surat Ijin
Penambangan Daerah (SIPD) atau Konsesi; artinya kecelakaan
terjadi masih di dalam wilayah yang dimaksud.

14
B. Saran
Piper ini tak luput dari kesalahan baik dapam isi ataupun penukisannya,
oleh karena itu saya selaku penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun untuk perbaikan kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bennet, N.B.S. dan Rumondang, B.S., 1995, Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja, Seri Manajemen No.112, PT. Pustaka Binaman
Pressindo, 181 pp.

Kepmen No: 555.K/26/M.PE/1995, Direktorat Teknik Pertambangan Umum,


Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, 1995

16

Anda mungkin juga menyukai