Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MEKANIKA TANAH II

"REMBESAN AIR DALAM TANAH"

Dosen pengajar: Pendekar Trio Lonan, ST.MT

Disusun oleh: Kelompok 4, 3B KBG


1. Maisella Ngangi 21012060
2. Christiano Tompodung 21012057

3. Indra Dayanda 21012046

4. Angel Mangatore 21012065

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI MANADO

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 MENGHITUNG DAYA REMBESAN
1.2.1 PENGUKURAN DALAM TEGANGAN TETAP
1.2.2 PENGUKURAN DALAM TEGANGAN BERUBAH
1.2.3 MENENTUKAN DAYA REMBES PADA TANAH BERLAPIS
1.2.3.1 ALIRAN AIR SEJAJAR
1.2.3.2 ALIRAN TEGAK LURUS LAPISAN
1.2.4 MENENTUKAN DAYA REMBES TANAH DILAPANGAN
1.2.4.1 LAPISAN BERAIR TAK TERBATAS ( Unconfined Aquafer )
1.2.4.2 LAPISAN BERAIR TERBATAS ( Confined Aquafer )
2.2 GRADIEN HIDROLIK KRITIS
2.3 PASIR APUNG ( Quick Sand )

2.4 TEORI JARING ALIRAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat kemurahannya

penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai materi Rembesan air

dalam tanah ini dengan sebaik mungkin. Adapun tujuan dari penyusunan

dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Mekanika Tanah 2, makalah ini tidak akan selesai dengan tepat
waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen mata

kuliah.

Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pendekar Trio Lonan, ST.MT

yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan

dan wawasan sesuai dengan jurusan yang saya tekuni.

penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan

kekeliruan yang perlu di perbaiki, baik yang berkenaan dengan materi

pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, maka penyusun meminta

kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki

kesalahan sebagaimana mestinya. Semoga makalah ini bermanfaat juga

dapat wawasan kita semua didalam dunia pendidikan khususnya pada

materi Rembesan air dalam tanah

Manado, 23 oktober 2022

1.1 PENDAHULUAN :

Latar belakang
> Semua jenis tanah secara umum terdiri atas butiran serta air dan/atau

udara yang mengisi ruang antara butiran yang disebut pori (voids). Pori

dalam tanah selalu berhubungan satu dengan lainnya sehingga air dapat

mengalir melalui pori tersebut. Proses ini disebut rembesan (seepage) dan

kemampuan tanah untuk dirembesi air disebut daya rembesan

(permeability). Jadi rembesan air dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan tanah dilewati air melalui pori-porinya.

> Masalah rembesan air dalam tanah, cukup penting dibidang teknik sipil,

sebab hal ini berhubungan dengan pekerjaan - pekerjaan sipil seperti:

pembuatan tanggul (khususnya dari material tanah) atau bendungan untuk

menaikkan tinggi muka air, serta pada pekerjaan penggalian tanah untuk

pondasi yang terletak di bawah muka air tanah.

> Dua hal penting yang perlu diketahui dalam hal rembesan, yaitu

banyaknya air yang merembes dan tegangan air didalam tanah akibat dari

rembesan.

Rumusan masalah

1. Bagaimana menghitung daya rembesan

2. Bagimana menentukan daya rembes pada tanah berlapis


3. Bagaimana menentukan daya rembes tanah di lapangan

4. Apa itu gradien hidrolik kritis

5. Apa itu pasir apung

6. Apa itu teori jaring aliran

Tujuan

Dari masalah yang kita temukan di atas maka kita dapatmenyimpulkan tu

juan dari pembuatan makalah ini

1. Kita dapat mengetahui pengertian dari rembesan

2. Kita dapat mengetahui cara mengitung daya rembes

3. Kita dapat mengetahui cara menentukan daya rembes pada tanah

berlapis

4. Kita dapat mengetahui cara menentukan daya rembes tanah dilapangan

5. Kita dapat mengetahui pengertian dari gradien hidrolik kritis

6. Kita dapat Mengetahui pengertian dari pasir apung

7. Kita dapat Mengetahui pengertian teori jaring aliran


PEMBAHASAN

1.2 MENGHITUNG DAYA REMBESAN :

 Hukum Darcy

Hukum Darcy adalah persamaan yang menggambarkan aliran fluida

melalui media berpori. Hukum tersebut dirumuskan oleh Henry Darcy

berdasarkan hasil eksperimen aliran air melalui hamparan pasir, yang

menjadi dasar hidrogeologi, salah satu cabang ilmu kebumian

Daya rembes adalah suatu ukuran kemudahan air mengalir melalui

batu-batu dan tanah. Hal ini penting untuk memperhitungkan rembesan di


Q=k i A
bawah bendungan-bendungan, pengeringan bidang tanah atau penurunan

muka air tanah. Aliran air melalui tanah dianggap mengikuti hukum

Darcy:

di mana: Q= banyaknya air yang mengalir;

k = koefisien daya rembes untuk tanah;

A = luas tampang.melintang lewat mana air mengalir;

I = panjang jalan aliran melalui tanah. Perbandingan H/1


dikenal sebagai gradien hidrolik dan dinyatakan sebagai i.

Gardien hirdolik adalah perbandingan dari h dan L yaitu:

Dimana: h adalah hydrolic head/tinggi energi hidrolik

L adalah Panjang jalan aliran

Menurut hukum darcy, aliran air dalam tanah sebanding denganV=k.J


L yaitu:

Dimana: v : kecepatan Darcy atau specific discharge

K : konduktivitas hidrolik (ketetapan)

j: landaian hidrolik

Dalam Koefisien Rembesan (k) dalam laboraturium dapat

ditentukan sebagai berikut :

1.2.1 Pengukuran dalam "tegangan tetap"

Sejumlah air di alirkan melalui kumpulan tanah yang akan di

selidiki. Debit (Q) dapat ditentukan dengan isi air yang keluar dibagi

jumlah waktu yang digunakan.


1.2.2 Pengukuran dalam “Tegangan Berubah”

Penurunan air dalam jangka waktu dt dan dh.

Dengan hukum Darcy, banyaknya air dalam jangka waktu dt adalah :

dQ = k * h/L * A * dt

dQ = adh  ;  a = luas pipa

– a*dk  =  k * h/L * A * dt

– a * dh/h = k * A/L * dt

Integrasi antara batas h1  sampai dengan h2 dan O  sampai dengan t


Aliran air yang melalui pori tanah di anggap laminer dan debitnya dapat

dinyatakan sebagai berikut :

Dimana :
Ck = adalah konstanta

D = tergantung pada ukuran butir tanah

µ, ∂w, dan e mempunyai nilai seperti biasanya.

1.2.3 Menentukan Daya Rembes Pada Tanah Berlampis

Tanah terbentuk berlapis-lapis karena proses fisik, kimia,

dan biologi yang meliputi transformasi bahan tanah.

Bila jaringarus akan digambarkan untuk kondisi 2 lapisan yang berbeda, 

maka pada batas digambarkan untuk 

kondisi 2 lapisan yang berbeda, maka pada batas lapisannya gambar jarin

g arus akanpatah. Kondisi demikian 

disebut kondisi transfer. Garis patah-patah yang memotong lajur aliran pa

da gambar, adalah gariis-garis ekipotensial.

Pada tinjauan aliran rembesan satu dimensi arah horizontal, garis-

garis ekipotensial dalam lapisan 1 dan 2, adalah vertikal. Jika h1 dan

h2 adalah tinggi energi total pada masing-

masing lapisan, maka untuk sembarang titik pada tiap lapisannyaberlaku 

h1 = h2.
Karena itu, sembarang garis vertikal yang lewatpada dua lapisan merupak

an ekipotensial untuk kedua lapisan tersebut.

1.2.4 Menentukan Daya Rembes Tanah Dilapangan

1. Rembesan di Lapangan dengan Cara Pemompaan dari Sumur

- Dilapangan, koefisien rembesan rata-rata yang searah dengan

arah aliran dari suatulapisan tanah dapat ditentukan

dengan cara mengadakan uji pemompaan dari sumur.

- Koefisien rembesan yang searah dengan aliran

2. Koefisien Rembesan dari Lubang Auger

- Koefisien rembesan dilapangan dapat juga diestimasi

dengan cara membuat lubangauger.
- Tipe uji ini biasa disebut sebagai slug test.

- Lubang dibuat dilapangan sampai dengan kedalaman L di bawah

permukaan airtanah. Pertama-tama air ditimbang keluar dari

lubang.

- Keadaan ini akan menyebabkan adanya aliran air tanah ke dalam

lubang melalukeliling dan dasar lubang.

- Penambahan tinggi air didalam lubang auger dan waktunya

dicatat. Koefisienrembesan dapat ditentukan dari data tersebut.

Pengujian Permeabilitas Di Lapangan Penyelidikan lapangan dilakukan

dalam rangka memperoleh sifat fisik dan sifat teknik, baik untuk tubuh

dan fonfdasi bendungan guna nenentukan parameter desain .

Penyelidikan tersebut meliputi penyelidikan lapangan, antara lain

melakukan pengeboran, uji in-situ, pengambilan contoh tanah dan

pengujian terhadap material timbunan. Penyelidikan dengan geofisik dan

pengujianpengujian lapangan perlu dipertimbangkan guna menentukan

lokasi dan titik titik penyelidikan lebih teliti. Berikut di bawah beberapa

hal yang harus diperhatikan selama penyelidikan, khususnya mengenai

masalah rembesan, antara lain :

1. Pemetaan lapangan; untuk memperoleh pemetaan geologi dari tapak

bendungan dan genangan waduknya. Hal ini penting dilakukan untuk

mengetahui perlapisan dan struktur geologi, pada beberapa kasus


untuk mengantisipasi sumber dan alur rembesan dan sekaligus untuk

menentukan instrumentasi dan penyelidikan bawah tanah. Interpretasi

foto udara dapat banyak membantu, terutama pencitraan panas infra

merah.

2. Pemboran dan pengambilan contoh tanah; penyelidikan bawah

tanah diikuti pengambilan contoh tanah perlu dilakukan untuk

memperoleh perlapisan tanah dan jenis tanah/batuan serta untuk

mengetahui alur rembesan. Melalui lubang-lubang bor juga dapat

dilakukan pengujian-pengujian in-situ dan pemasangan pisometer.

3. Pengujian lapangan; berbagai pengujian lapangan dapat dilakukan

dalam investigasi rembesan, salah satunya adalah berbagai cara

pengujian permeabilitas dari tanah/batuan.

4. Investigasi geofisik; teknik geofisik digunakan dalam investigasi

rembesan mencakup metoda permukaan dan downhole. Teknik ini

mencakup survei dengan tahanan elektrik (electrical resistivity), self-

potential survey, seismic Perencanaan Bendungan Urugan, Tingkat

Dasar Analisis Rembesan 6 dan microseismic survey, gravity dan and

magnetic surveys, ground penetrating radar (GPR), acoustic emission,

gamma and neutron logging dan cross-hole thermography. Metoda

geofisik ini merupakan suatu cara yang cukup murah. Semua metoda

di atas memerlukan suatu verifikasi yang spesifik (lubang-lubang bor,

contoh anah, peta geologi, elevasi muka air, dll) disamping petugas
yang berpengalaman untuk melakukan interpretasinya.

Secara umum dikenal dua tipe kondisi air tanah yang sering di jumpai

dalam praktek di lapangan. Kedua kondisi tersebut adalah seperti

diuraikan di bawah. Pengujian lapangan umumnya dilakukan untuk

memperoleh hasil yang paling baik, karena pengujian lapangan mewakili

kondisi lapangan. Pengujian lapangan ini dilakukan berdasarkan

perubahan tinggi tekanan yang terjadi di dalam suatu sumur (well),

lubang bor atau sumur uji (test pit). Suatu cara yang digunakan, bila

menemui lapisan akifer, adalah dengan uji pemompaan melalui sumur

(SNI 03-6453-2000). Namun, kondisi ini jarang ditemui untuk suatu

bendungan, disamping biayanya yang cukup mahal.


1.3 Gradien Hidrolik Kritis

 Gradien hidrolik kritis adalah kondisi dimana tanah menjadi tidak

stabil.Apabila gradien hidrolik kritis tercapai maka air yang keluar dasar

galian akan seperti mendidih dan seluruh galian akan tergenang

air.Gradien hidrolik merupakan energi atau kehilangan energi (head loss)

persatuan panjang.

menurut Darcy,kecepatan aliran dalam tanah sebanding dengan gradien

hidrolik head,yaitu:

dimana h adalah hydrolic head

Berdasarkan pada persamaan Bernouli, total HEAD pada suatu titik

dalam air yang bergerak adalah ; 

 Apabila persamaan Bernouli diatas dipakai untuk air yang mengalir

dalam tanah (kecepatan dari aliran air dalam tanah kecil), maka

persamaan tersebut diatas menjadi:


 

Gambar diatas menunjukkan hubungan antara pressure head, elevation

head, dan total head aliran air didalam tanah. Pada Gambar tersebut

terlihat bahwa Piezometer dipasang di titik A dan B. Ketinggian air

didalam piezometer dinamakan : “Piezometer Level”. Pressure Pressure

head disuatu disuatu titik adalah sama dengan tinggi air yang naik dalam

Piezometer yang dipasang pada titik yang bersangkutan. Sedangkan

Elevation Head disuatu titik adalah merupakan jarak vertikal yang diukur

dari suatu bidang horisontal yang diambil sembarang (dinamakan

DATUM) ke titik yang bersangkutan.


 

 Jadi kehilangan energi antara titik A dan B adalah:

1.4. Pasir Apung (quick sand)

Pasir hisap dalam fisika dikenal sebagai cairan koloid. Cairan koloid

adalah zat yang mampu berfungsi baik sebagai zat cair maupun

padat. Mereka dapat memiliki karakteristik keduanya pada saat yang

bersamaan.

Orang dapat mengatakan apa itu fluida yang terdiri dari partikel cair dan

padat yang bertindak dalam dua cara dan dapat memiliki risiko tertentu.

Ini adalah medan yang, meskipun sekilas tampak kokoh dan stabil,

namun dapat memiliki viskositas yang cukup tinggi untuk menjebak


seseorang. Benda apa pun yang beratnya lebih dari yang mampu diatasi

sebagai hambatan akan terjebak di dalamnya.

Aspek fundamental dari pasir hisap adalah dataran yang bisa berpasir,

berawa, lumpur, air dengan tanah atau pasir di permukaan dengan mata

telanjang. Itu bisa ditutupi oleh daun atau terlihat seperti genangan air

sederhana. Semua ini akan tergantung pada karakteristik pasir apung

spesifik ini. Masalah pada tanah tempat pasir apung biasanya berada

adalah terdiri dari air dan bahan padat yang sangat halus yang berfungsi

seperti agar-agar. Bahan-bahan ini tetap stabil selama tidak ada gaya

khusus yang diberikan padanya.

Kondisi pasir apung terjadi pada aliran ke atas ketika gradien hidrolik

kritis muncul di sekitar persatuan.

Pasir apung adalah cairan non-Newtonian yang menipis: bila tidak

diganggu, sering kali tampak padat(bentuk "gel"), tetapi perubahan

tegangan pada pasir hisap yang kurang dari 1% akan

menyebabkanpenurunan viskositas secara tiba-tiba ("sol " bentuk).

Setelah gangguan awal — seperti orang yangmencoba berjalan di atasnya

— air dan pasir di daerah pasir apung yang terpisah dan padat dari
bentuksedimen pasir; karena terbentuknya daerah-daerah fraksi

bervolume tinggi inilah viskositas pasir hisap tampak menurun secara

tiba-tiba. Seseorang yang menginjaknya akan mulai tenggelam. Untuk

bergerakdi dalam pasir hisap, seseorang atau benda harus memberikan

tekanan yang cukup pada pasir yang dipadatkan untuk memasukkan

kembali air yang cukup untuk mencairkannya. 

Gaya yang diperlukan untuk melakukan ini cukup besar: 

1).untuk melepaskan kaki dari pasir apung dengan kecepatan 0,01 m /

sakan membutuhkan jumlah gaya yang sama yang diperlukan untuk

mengangkat sebuah mobil

2). Tidak mungkin bagi manusia untuk tenggelam seluruhnya ke dalam

pasir hisap.

3). karena kepadatancairan yang lebih tinggi. Pasir hisap memiliki

kepadatan sekitar 2 gram per mililiter, sedangkankepadatan tubuh

manusia hanya sekitar 1 gram per mililiter. Pada tingkat kepadatan itu,

tidak mungkintenggelam melebihi ketinggian pinggang di pasir hisap.

Bahkan benda dengan kepadatan lebih tinggi dari pasir

hisap akan mengapung di atasnya jika tidak bergerak. Aluminium,


misalnya, memiliki massa jenis sekitar 2,7gram per mililiter, tetapi

sepotong aluminium akan mengapung di atas pasir hisap gerakan

menyebabkan pasir mencair.

4). Gerakan yang terus menerus atau panik, bagaimanapun, dapat

menyebabkan seseorang tenggelamlebih jauh ke dalam pasir hisap.

Karena ini semakin mengganggu pergerakan, hal ini dapat menyebabkan

situasi di mana faktor-faktor lain seperti paparan cuaca, dehidrasi,

hipotermia, pasang surut atau predator dapat membahayakan orang yang

terperangkap.

5.Pasir hisap dapat keluar dengan gerakan kaki yang lambat untuk

meningkatkan viskositas cairan, danrotasi tubuh sehingga mengapung

dalam posisi terlentang (berbaring horizontal dengan wajah dan batang

tubuh menghadap ke atas)

1.5 Teori Jaring Aliran

JARINGAN ALIRAN

Jaringan aliran (flow net) digunakan untuk perhitungan aliran air di

dalam tanah dan elevasi dari tinggi tekan di dalam medium tanah garis

aliran merupakan garis sepanjang mana butir –butir air akan bergerak dari
bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah yang tembus air

(permeable)

Persyaratan dalam pembuatan jaringan aliran

• perpotongan garis ekipotensial dengan garis alir membentuk sudut

siku-siku

• elemen flow net mendekati bujur sangkar

• penggambaran dilakukan dengan cara coba-coba dengan mengingat

syarat batas

syarat batas

• permukaan di hulu dan hilir dari lapisan permeabel (ab dan ef)

terdapat garis ekipotensial

• karena ab dan ef garis ekipotensial , maka semua garis alir yang

memotongnya harus membentuk sudut siku-siku

• kondisi batas pada lapisan kedap air , gh adalah garis alir dan juga

permukaan sheet pile yang kedap air “bcde” adalah garis alir

• garis –garis ekipotensial yang memotong bcde dan gh membentuk

sudut siku-siku

Didalam tanah yang di rembesi air,tegangan air pada setiap titik dapat

diukur,sehingga dapat ditentukan garis-garis tegangan (pressure heand)

yang sama.Maka ketinggian tegangan pada suatu titik,dapat dinyatakan

sebagai berikut:

keterangan: h: adalah ketinggian tegangan


µ: adalah tegangan air pori

y: adalah ketinggian titik diatas suatu

datum tertentu (yaitu koordinat vertical)

Anda mungkin juga menyukai