Oleh:
Rahmat Danil
26020116120053
Ilmu Kelautan A
Jawab
1. Apa yang anda ketahui tentang Scientific diving (selam ilmiah). Jelaskan asosiasi
yang menyelenggarakan program Scientific diving dan bagaimana sejarah dan
perkembanganya
Salah satu organisasi selam dunia yang melaksanakan sertifikasi dan pelatihan brevet
selam ilmiah adalah CMAS (Confédération Mondiale des Activités Subaquatiques). CMAS
adalah federasi selam internasional yang berpusat di Roma, Italia. Kegiatan bawah air yang
dikembangkan oleh CMAS mencakup kegiatan olah raga selam, sertifikasi berbagai jenjang
penyelam dan instruktur, sertifikasi berbagai keahlian penunjang selam, dll. Organisasi selam
resmi Indonesia yaitu POSSI (Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia) juga menginduk
kepada CMAS termasuk dalam melaksanakan program sertifikasi serta brevet selam ilmiah.
CMAS dan POSSI untuk pertama kalinya melaksanakan sertifikasi selam ilmiah di
Indonesia ini diprakarsai oleh Pengprov POSSI Bangka-Belitung di Tanjung, Pandan Belitung,
pada tanggal 1-4 Januari 2011 untuk bidang keahlian Marine Geology, Archeology, dan
Oceanology. Selain dihadiri oleh Ketua dan Pengurus POSSI Pusat, kegiatan ini juga secara
langsung dipantau oleh presiden Scientific Commitee CMAS Mr. Hassen Baccouche.
Sertifikasi selam ilmiah internasional ini diikuti oleh para penyelam ilmiah dari berbagai
institusi diantaranya Balai Arkeologi Propinsi Sumatera, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Puslitbang Geologi Kelautan, Universitas Hasanuddin, Balai Oseanologi Ambon dan P3O
LIPI.
Standar yang ditulis atau diadopsi oleh referensi untuk mode menyelam yang
digunakan termasuk yang berikut:
Metode Manta Tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara
pengamat di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan tali sebagai
penghubung antara perahu dengan pengamat. Dengan kecepatan perahu yang tetap dan
melintas di atas terumbu karang dengan lama tarikan 2 menit, pengamat akan melihat
beberapa obyek yang terlintas serta nilai persentase penutupan karang hidup (karang
keras dan karang lunak) dan karang mati. Data yang diamati dicatat pada tabel data
dengan menggunakan nilai kategori atau dengan nilai persentase bilangan bulat.
Metode PIT, merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk memantau
kondisi karang hidup dan biota pendukung lainnya di suatu lokasi terumbu karang
dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang cepat. Metode ini dapat
memperkirakan kondisi terumbu karang di daerah berdasarkan persen tutupan karang
batu hidup dengan mudah dan cepat. Secara teknis, metode Point Intercept Transect
(PIT) adalah cara menghitung persen tutupan (% cover) substrat dasar secara acak,
dengan menggunakan tali bertanda di setiap jarak 0,5 meter atau juga dengan pita
berskala (roll meter).