Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMKN 1 KEMPO


Mata Pelajaran : Kualitas Air dan Hama Penyakit
Kelas/Semester : X/Ganjil
Pertemuan ke- : 1-4
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan dasar-dasar
perikanan pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Dasar-
dasarPerikanan. Menyajikan potensi & peran budidaya perairan berdasarkan sumberdaya
alam, ekonomi dan sosial Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi Parameter Kualitas Air
4.1 Melakukan Observasi Parameter Kulitas Air

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 . Mengidentifikasi Parameter Kualitas Air
 Menjelaskan Jenis Parameter Kualitas Air
4.2 Melakukan Observasi Parameter Kulitas Air
 Membuat dasar pengelompokkan parameter kualitas air
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi Peserta didik dapat :
 Mengelompokkan Jenis Parameter Kualitas Air secara Cermat
 Membuat dasar pengelompokkan parameter kualitas air

E. Materi Pembelajaran

1. Parameter fisika
Sifat-sifat fisika air merupakan faktor pemisah antara lingkungan air dengan lingkungan
udara. Selain itu faktor fisika juga banyak mempengaruhi kehidupan organisme di dalam air.
Adanya perbedaan yang amat besar dari masing-masing faktor fisika di lingkungan air dengan
lingkungan udara, mengakibatkan pengaruh yang berbeda terhadap tumbuhan dan hewan pada
masing-masing lingkungan tersebut. Di samping itu air juga berfungsi untuk menjaga tekanan
osmosis, sebagai pelarut dan penghantar listrik yang baik.
1. Kecerahan
Kecerahan adalah sejumlah atau sebagian cahaya yang diteruskan pada kedalaman tertentu yang
dinyatakan dengan persen. Cahaya ini adalah cahaya dari beberapa panjang gelombang di daerah
spektrum cahaya yang terlihat dan jatuh tegak lurus pada lapisan permukaan air pada kedalaman
tertentu.
Salah satu cara untuk mengukur kecerahan air dilakukan dengan menggunakan keping Secchi
(Secchi-disk), yaitu sebuah keping bulat dengan garis tengah 20 cm yang terbuat dari seng dan
dicat putih atau hitam-putih yang diberi pemberat. Alat tersebut diturunkan ke dalam air sampai
tidak tampak, kedalamannya diukur, kemudian diturunkan lebih dalam lagi.
2. Kekeruhan dan Warna Air
Kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air oleh adanya bahan padatan terutama bahan
tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air. Bahan tersuspensi ini berupa partikel tanah
liat, lumpur, koloid tanah dan organisme perairan (mikroorganisme). Padatan tersuspensi tidak
hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi
masuknya sinar matahari untuk fotosintesa.
3. Suhu
Intensitas dan kualitas cahaya yang masuk ke dalam air dan yang diserap menghasilkan panas.
Dari sudut ekologi, energi panas ini dan hubungannya dengan hal-hal yang terjadi di dalam air,
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan air sebagai suatu lingkungan
hidup bagi hewan dan tumbuhan.
Suhu merupakan faktor fisika yang penting dimana-mana di dunia. Kenaikan suhu mempercepat
reaksi-reaksi kimiawi; menurut Hukum van't Hoff kenaikan suhu 10°C melipat duakan kecepatan
reaksi, walaupun hukum ini tidak selalu berlaku. Misalnya saja proses metabolisme akan
meningkat sampai puncaknya dengan kenaikan suhu tetapi kemudian menurun lagi. Setiap
perubahan suhu cenderung untuk mempengaruhi banyak proses kimiawi yang terjadi secara
bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga mempengaruhi biota secara
keseluruhan. Pada proses penetasan telur suhu sangat berpengaruh terhadap lama waktu inkubasi
telur, contohnya pada ikan bandeng makin tinggi suhu air penetasan, makin cepat waktu
inkubasi. Pada suhu 29°C waktu inkubasi 27 – 32 jam dan pada suhu 31,5 oC waktu inkubasi
20,5 – 22 jam.
4. Salinitas

Salinitas didefinisikan sebagai jumlah bahan padat yang terkandung dalam tiap kilogram air laut,
dengan asumsi semua karbonat diubah menjadi bentuk oksida, bromida dan iodin diganti dengan
klorida dan semua bahan organik mengalami oksidasi sempurna. Salinitas dinyatakan dalam
gram per kilogram, atau sebagai per seribu, yang lazim disebut “ppt”. Salinitas sama halnya
dengan suhu, yaitu merupakan parameter dalam bidang Oseanografi. Salinitas penting artinya
bagi kelangsungan hidup organisme dan distribusi ikan di lautan. Salinitas air laut pada
umumnya berkisar 28‰ sampai 37‰ dan berubah-ubah berdasarkan waktu dan ruang (Cole,
1988).
2. Paremeter Kimia

Air tidak pernah terdapat dalam keadaan benar-benar murni. Bahan/unsur yang terdapat
di dalam air umumnya berasal dari tanah, udara dan metabolisme jasad air. Unsur-unsur/bahan
tersebut dapat dikategorikan dalam tiga golongan yaitu: (a) gas, (b) unsur anorganik, dan (c)
organik.
Distribusi ketiga golongan unsur/bahan kimia tersebut di atas, sangat menentukan sifat-
sifat kimia air. Unsur-unsur/bahan kimia yang terdapat dalam air ada yang dapat larut dan ada
yang tidak larut. Pada umumnya unsur anorganik merupakan unsur kimia yang dapat larut,
kecuali unsur belerang (S). Oleh sebab itu di dalam air, unsur-unsur tersebut digolongkan atas
unsur “makro dan mikro”.

3. Parameter Biologi
Parameter biologi masih jarang digunakan sebagai parameter penentu pencemaran. Padahal,
pengukuran menggunakan parameter fisika dan kimia hanya memberikan kualitas lingkungan
sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan interpretasi dalam kisaran lebar (Verheyen,
1990)
Dewasa ini beberapa negara maju seperti Perancis, Inggris dan Belgia melirik indikator biologis 
untuk mementau pencemaran air. Bahkan sudah dikembangkan hukum mutu air biotik. Di
Indonesia belum mempunyai baku mutu air indeks biotik, yang ada hanya baku mutu air untuk
parameter fisika dan kimia.
Indikator Biologis digunakan untuk menilai secara makro perubahan keseim-bangan ekologi,
khususnya ekosistem, akibat pengaruh limbah. Menurut Verheyen (1990), spesies yang tahan
hidup pada suatu lingkungan terpopulasi, akan menderita stress fisiologis yang dapat digunakan
sebagai indikator biologis.
Dibandingkan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia, indikator biologis dapat
memantau secara kontinyu. Hal ini karena komunitas biota perairan (flora/fauna) menghabiskan
seluruh hidupnya di lingkungan tersebut, sehingga bila terjadi pencemaran akan bersifat
akumulasi atau penimbunan.
Di samping itu, indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah untuk memantau terjadinya
pencemaran. Adanya pencemaran lingkungan, maka keane-karagaman spesies akan menurun dan
mata rantai makanannya menjadi lebih sederhana, kecuali bila terjadi penyuburan.
Flora dan fauna yang dapat dijadikan indikator biologis pencemaran sungai dapat diamati dari
keanekaragaman spesies, laju pertumbuhan struktur dan seks ratio. Keanekaragaman flora dan
fauna ekosistem sungai tinggi menandakan kualitas air sungai tersebut baik/belum tercemar.
Tetapi sebaliknya bila keanekaragamannya kecil, sungai tersebut tercemar.
Indikator biologis pencemaran sungai harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mudah diidentifikasi
b. Mudah dijadikan sampel, artinya tidak perlu bantuan operator khusus, maupun peralatan
yang mahal dan dapat dilakukan secara kuantitatif.
c. Mempunyai distribusi yang kosmopolit.
d. Kelimpahan suatu spesies dapat digunakan untuk menganalisa indeks keanekaragaman.
e. Mempunyai arti ekonomi sebagai sumber penghasilan (seperti ikan), atau hama/organisme
penggangu (contoh : algae)
f. Mudah menghimpun/menimbun bahan pencemar.
g. Mudah dibudidayakan di laboratorium.
h. Mempunyai keragaman jenis yang sedikit.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih indikator biologi adalah tiap spesies mempunyai respon
terhadap pencemaran yang spesifik. Ikan sulit digunakan sebagai indikator populasi. Lebih
mudah menggunakan spesies air lain yang tidak lincah geraknya.
Parameter bioloogis yang biasa diukur dalam pengamatan kualitas air untuk budidaya perairan
adalah plankton, nekton, neuston, perifiton dan bentos karena masing-masing memiliki
karakteristik yang khas.
F. Pendekatan/Model/Metode

Pendekatan : Saintifik
Model : Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
- Mengucapkan salam, berdoa, dan
memperkenalkan diri
- Melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran
siswa di kelas
1. Orientasi
Memusatkan perhatian peserta didik pada
materi yang akan dibelajarkan
Pendahuluan 2. Apersepsi
Memberikan persepsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang akan diajarkan
3. Motivasi
Guru memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan diajarkan
4. Pemberian Acuan
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Penentuan Project Guru bersama dengan peserta didik menentukan
tema/topik projek
Perancangan Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang
langkah-langkah
penyelesaian langkah-langkah kegiatan penyelesaian project
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
project beserta pengelolaannya
Mengamati
- Peserta didik diminta untuk mengamati
penjelasan guru mengenai langkah-langkah
kegiatan kultur pakan alami secara semi masal
dan masal
Menanya
- Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk bertanya mengenai prosedur yang
belum dimengerti, pertanyaan yang berkaitan
dengan kultur pakan alamiyang akan
dilaksanakan secara semi masal dan masal
Penyusunan Guru memberikan pendampingan kepada peserta
jadwal didik melakukan penjadwalan semua kegiatan
pelaksanaan
yang telah dirancangnya
project

Penyelesaian Mengeksplorasi/Eksperimen
project dengan - Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik
fasilitasi dan
dalam melaksanakan rancangan project yang telah
monitoring guru
dibuat

Penyusunan Mengasosiasikan/Mengolah Informasi


laporan dan - Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
presentasi/publika
untuk menyusun laporan berdasarkan hasil
si hasil project
kultur pakan alami yang dilakukan
Mengkomunikasikan
- Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
karya
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Evaluasi proses Guru dan peserta didik pada akhir proses
dan hasil project pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas project

Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berprilaku jujur, tangguh menghadapi masalah,
tanggung jawab, rasa ingin tau, peduli lingkungan.
Kegiatan Penutup

1. Peserta Didik:
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang poin-poin penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan

2. Guru:
a. Memberikan penghargaan kepada siswa yang memiliki kinerja
dan kerja yang baik
b. Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
pada pertemuan berikutnya
c. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam

H. Alat dan Sumber Belajar


1. Media : LCD Proyektor, Laptop, Papan Tulis
2. Alat : Layang-layang Arus, pH meter, DO Meter, Salinometer,
Seeichi Disk
3. Bahan : Tisue, Air Laut, Kertas
4. SumberBelajar
a. Buku Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 3, Aneka Ilmu, Semarang.
b. www.google.com/peyakit ikan
c. Modul Budiadaya Ikan, 2010, Kualitas Air, VEDCA, Cianjur

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian
Penilaian Sikap (observasi, jurnal, penilaian diri, penilaian teman sejawat), Pengetahuan
(Tes tulis, unjuk kerja/performance, dan penugasan), Keterampilan (Penugasan/praktik)
b. Bentuk Penilaian
Penilaian Sikap (Skala penilaian dan catatan pendidik), Pengetahuan (Daftar pertanyaan
dan penugasan), Keterampilan (Skala penilaian dan portofolio)
c. Instrumen(Tes dan Non Tes)
d. Kunci dan Pedoman Penskoran

Mengetahui, Kempo, Juli 2019


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ir. Adam Jum Apriadi, S.Kel


NIP. 19640624 199702 1 001 NIP. 19830415 201001 1 022

Anda mungkin juga menyukai