A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Lingkungan mengerti tentang
manfaat air bersih bagi kesehatan.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Lingkungan akan dapat :
1. Menyebutkan pengertian air bersih
2. Menyebutkan standar air bersih
3. Menyebutkan sumber-sumber air bersih
4. Mengetahui dan memahami manfaat bersih bagi kesehatan
C. Proses Pelaksanaan
D. Pengorganisasia
Jumlah anggota 6 orang dengan susunan sebagai berikut :
1. Penyaji : Ulfah Ainul K & Arum Sylvia A
2. Moderator : Dwi Ariyanti
3. Fasilitator : Oktavia Diah P
4. Observer : Nazdla P & Jihan Citra
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Poster
G. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Audien
H. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan air bersih ?
2. Sebutkan syarat air bersih ?
3. Sebutkan sumber-sumber air bersih ?
4. Apa manfaat bersih bagi kesehatan ?
I. Lampiran
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan keputusan Mentri Kesehatan Nomr 907 Tahun
2002 bahwa air adalah semua air yang terdapat di atas atau di bawah permukaan tanah
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
2. Syarat Kualitas Air
Berdasarkan Permenkes RI Nomor: NO.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-
syarat Dan Pengawasan Kualitas Air, syarat-syarat air bersih antara lain:
a. Syarat Fisik
Air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air
yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum maupun air baku (air
bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik, tidak berbau, tidak
berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna. Pada umunya syarat fisik ini diperhatikan
untuk estetika air. Adapun sifat-sifat air secara fisik dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya sebagai berikut :
1) Suhu. Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air
tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya
terutama apabila temperature sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ±
30C suhu udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim
setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air.
Disamping itu, temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas
banyaknya bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus.
Temperature atau suhu air diukur dengan menggunakan termometer air.
2) Bau dan Rasa. Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu
organisme mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol.
Bahan–bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber.
Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Karena
pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada reaksi individu maka hasil yang
dilaporkan tidak mutlak. Untuk standard air bersih sesuai dengan Permenkes RI
No.416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan bahwa air bersih tidak berbau dan
tidak berasa.
3) Kekeruhan. Air dikatakan bersih apabila air tersebut berlumpur dan kotor.
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur,
bahan-bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi.
Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam
penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan
mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan
mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sutrisno, 2010). Tingkat kekeruhan air
dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter.
Untuk standard air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 5
NTU
b. Syarat Kimia
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat
kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg), Aluminium (Al),
Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium (Ca), Mangan ( Mn ),
Derajat keasaman (pH), Cadmium (Cd), dan zat-zat kimia lainnya. Penggunaan air
yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi kadar
maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material
yang digunakan manusia. Contohnya pH; pH Air sebaiknya netral yaitu tidak asam
dan tidak basa untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan.
pH air yang dianjurkan untuk air minum adalah 6,5–8,5.
c. Syarat Bakteriologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air
permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan
tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui
faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa. Oleh
karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri
patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri patogen,
tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen
(Soemirat, 2000).
3. Sumber-sumber air bersih
A. Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar dan bersih diperoleh dari
sungai-sungai. Air dari sungai dapat digunakan untuk menjamin persediaan yang
cukup
Menurut Sugiharto (2010) tempat sumber air dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Air Tanah
Terbentuk dari sebagian dari air hujan yang jatuh ke permukaan dan sebagian
meresap ke dalam tanah melalui pori-pori/celah-celah dan akar tanaman serta
bertahan pada lapisan tanah membentuk lapisan yang mengandung air tanah
(aquifer), air tanah yang disebut air tanah dalam atau artesis, artinya air tanah yang
letaknya pada dua lapisan tanah yang kedap air, ada yang sifatnya tertekan dan yang
tidak tertekan. Air tanah dangkal artinya terletak pada aquifer yang dekat dengan
permukaan tanah dan fluktuasi volumennya sangat dipengaruhi oleh adannya curah
hujanAir Hujan
Air hujan berasal dari air permukaan bumi yang diluapkan oleh sinar matahari.
Air permukaan tersebut berupa air sungai, air danau, dan air laut. Sinar matahari
menguapkan air permukaan tanpa membawa kotoran yang terdapat didalam air.
Setelah proses penguapan, air mengalami proses kondensasi, dimana air yang
menguap tersebut berubah menjadi air. Hingga terbentuklah awan. Lama kelamaan,
awan tersebut menjadi jenuh dan turunlah titik-titik air hujan.
b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang turun dipermukaan bumi dan berkumpul
disuatu tempat yang relatif rendah seperti sungai, danau, dan laut. Air permukaan
yang biasa dimanfaatkan adalah air sungai, dimana lebih dari 40.000 kilometer kubik
air segar diperoleh dari sungai-sungai didunia. Untuk itu, kebersihan air sungai
sangat penting dijaga.
c. Air Mata Air
Pada dasarnya air mata air adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah yang
melalui proses filtrasi dan adsorpsi oleh bantuan dan mineral di dalam tanah. Air
mata air yang baik berasal dari pengunungan vulkanik karena mineral-mineral yang
tergantung di dalamnya dapat mengadsorpsi kandungan logam dalam air dan bakteri.
Selain itu, kandungan mineralnya baik untuk kesehatan tubuh, dan mengandung
kadar O2 yang tinggi. Oleh karena itu, air dari mata air terasa lebih segar dikonsumsi
dari pada air yang berasal dari sumber lainnya.
Semua sumber air yang disebutkan diatas dapat digunakan sebagai air bersih
yang dapat diminum harus bebas dari syarat air bersih diatas dan yang paling penting
sebelum diminum atau dikonsumsi air tersebut hendaklah terlebih dahulu dimasak
sampai mendidih.