Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan
anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.
(Kozier, 2010).
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Alimul, A. A, 2006). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &
Wartonah, 2006).

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia


menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

B. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut
sampai usus halus (Alimul, A. A, 2006).

1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi,
dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.
2. Faring dan esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang
hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari
faring menuju lambung.
3. Lambung
Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau
kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Makanan berada pada
lambung selama 2-6 jam.
4. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih
2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi
kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya
relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna
dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan
diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi
absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat.
5. Usus Besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari
usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas
asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang
panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan
berakhir pada saluran anal.

C. Jenis-jenis Nutrien
1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi


dihasilkan dari karbohidrat. Fungsi karbohidrat adalah membuat cadangan
tenaga tubuh, pengaturan metabolisme lemak, untuk efisiensi penggunaan
protein, dan memberikan rasa kenyang. Sumber karbohidrat umumnya adalah
makanan pokok, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung,
sagu, singkong, dan lain-lain. Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.

a. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan


merupakan molekul yang paling kecil. Jenis dari monosakarida adalah
glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, dan madu.

b. Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan


maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan
jenis gula dalam air susu, baik susu ibu maupun susu hewan.

c. Polisakarida merupakan gabungan dari beberapa molekul


monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan
selulosa.
2. Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti


jaringan tubuh. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam
amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Protein
berfungsi sebagai sumber energi disamping karbohidrat dan lemak,
mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi,
dan pembentukan susu saat proses laktasi. Sumber protein terdiri dari protein
hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati,
udang, ikan, kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal
dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan sebagainya.

3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang kedua setelah
karbohidrat. Lemak berfungsi sebagai sumber cadangan energi, komponen
dari membran sel, melarutkan vitamin A, D, E, dan K sehingga dapat diserap
oleh dinding usus, dan memberikan asam-asam lemak esensial. Lemak terdiri
dari lemak nabati yaitu mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti yang terdapat pada kacang-kacangan dan lemak hewani yaitu yang
banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing, dan lain-lain.

4. Vitamin

Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada


makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam
proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Fungsi utama
vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan
kesehatan. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu vitamin yang larut
dalam air terdiri dari vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, serta vitamin C
dan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.

5. Mineral

Mineral adalah elemen organik esensial untuk tubuh karena peranannya


sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral
adalah membangun jaringan tulang, mengatur tekanan osmotik dalam tubuh,
memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf serta membuat
berbagai enzim.

6. Air

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50%-70% air. Asupan air sangat penting
bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan
nutrisi lain.

D. Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi


1. Keseimbangan Metabolisme dan energi tubuh
Metabolisme berarti perubahan yang menyangkut segala transportasi
kimiawi serta energi yang terjadi dalam tubuh.
2. Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme zat makanan dalam
tubuh sama dengan energi yang dibebaskan bila zat makanan dibakar di
luar tubuh.
3. Energi output = kerja luar + Simpanan energi + Panas
Faktor yang mempengaruhi laju metabolisme adalah :
a. Kerja otot
b. Konsumsi Oksigen
c. Pemberian makanan
d. Lingkungan
4. Dampak gangguan pemasukan nutrisi
Dampak gangguan pemasukan nutrisi tergantung pada macam dan tipe
nutrisi yang meliputi lamanya pemasukan yang inadekuat atau konsumsi yang
berlebihan dan juga umur seseorang.
5. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat


mempengaruhi pola konsumsu makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan nutrisi.

6. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi


dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan
bahan makanan yang layak untuk untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

7. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan


tertentu juga mempengaruhi status nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah
terdapat larangan makana pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal,
makanan tersebut sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan
ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan,
padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik untuk anak-anak.

8. Kesukaan

Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat


mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh
zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Misalnya mengkonsumsi makanan
cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja
dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering
dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

9. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status nutrisi karena


penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

E. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Image Weight (IBW).

a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh = BB (kg)

TB x TB (m)

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia


(sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 - 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah
tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi
badan – 100)]

F. Tanda Dan Gejala


1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Batasan Karakteristik - Penurunan berat badan


- Kram abdomen
dengan asupan makanan
- Nyeri abdomen
- Menghindari makanan adekuat
- Berat badan 20% atau - Kesalahan konsepsi
- Kesalahann informasi
lebih di bawah berat
- Membran mukosa pucat
badan ideal - Ketidakmampuan
- Kerapuhan kapiler
memakan makanan
- Diare
- Tonus otot menurun
- Kehilangan rambut
- Mengeluh gangguan
berlebihan
sensasi rasa
- Bising usus hiperaktif
- Mengeluh asupan
- Kurang makanan
- Kurang informasi makanan kurang dari
- Kurang minat pada
RDA
makanan - Cepat kenyang setelah
makan
- Sariawan rongga mulut - Kelemahan otot untuk
- Steatorea
menelan
- Kelemahan otot
pengunyah

2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
- Abnormalitas pada fase - Terlihat bukti kesulitan
esofagus pada menelan
- Odinofagia
pemeriksaan menelan
- Regurgitasi isi lambung
- Pernapasan bau asam
- Menelan berulang
- Bruksisme
- Keluhan “ada yang
- Nyeri epigastrik
- Menolak makan menyangkut”
- Nyeri uluhati - Kegelisahan yang tidak
- Hematemesis
jelas seputar waktu
- Hiperekstensi kepala
- Bangun malam karena makan
- Pembatasan volume
mimpi buruk
- Muntah
- Batuk malam hari
- Muntahan di bantal

b. Gangguan fase oral


- Abnormalitas pada fase - Masuknya bolus terlalu
oral pada pemeriksaan dini
menelan - Bibir tidak menutup rapat
- Tersedak sebelum - Kurang mengunyah
menelan - Kurang kerja lidah untuk
- Batuk sebelum menelan membentuk bolus
- Ngiler - Makan lama dengan
- Makanan jatuh dari mulut konsumsi sedikit
- Makanan terdorong - Refluks nasal
keluar dari mulut - Piecemeal deglutition
- Muntah sebelum menelan - Makanan terkumpul di
- Ketidakmampuan sulkus lateral
membersihkan rongga - Sialorea
mulut
- Pembentukan bolus ketidakcukupan mengatup
terlalu lambat puting
- Kelemahan mengisap
yang mengakibatkan
c. Gangguan fase faring
- Abnormalitas pada fase - Muntah
faring pada pemeriksaan - Suara seperti kumur
menelan - Ketidakadekuatan elevasi
- Gangguan posisi kepala - Menelan berkali-kali
- Tersedak - Refluks nasal
- Batuk - Infeksi paru berulang
- Keterlambatan menelan - Demam yang tidak jelas
- Menolak makan penyebabnya

3. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi


Batasan Karakteristik
- Sikap terhadap minum pilihan makanan yang
sama dengan tujuan sehat
- Menyatakan keinginan
kesehatan
- Sikap terhadap makan untuk meningkatkan
sama dengan tujuan nutrisi
- Mengikuti standar yang
kesehatan
- Mengonsumsi cairan tepat untuk asupan
- Pembuatan cairan yang
adekuat
- Mengonsumsi makanan aman
- Pembuatan makanan yang
adekuat
- Makan secara teratur aman
- Menunjukkan - Penyimpana cairan yang
pengetahuan tentang aman
- Penyimpanan cairan yang
pilihan minuman yang
aman
sehat
- Menunjukkan
pengetahuan tentang

6. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Batasan Karakteristik
- Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
- Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas lain)
- Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang hari,
situasi sosial)
- Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar
(mis: ansietas)
- Aktivitas monoton
- Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
- Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
- Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal
G. Pohon Masalah

Gastrointestinal Malnutrisi
obesitas

Disfagia Gastritis Ggn. Usus halus Makanan yang


Intake dan output yang
tidak adekuat
tidak seimbang
menyebabkan non
Esofagus Respon Malabsorpsi Intake berlebihan & balance intake dan
masuknya mucosa Terganggunya
basa kuat/ output kurang output
lambung absorpsisatu menyebabakan Non
asam kuat
Nekrosis terhadap /banyak zat gizi balance intake dan
kolkuatifa iritasi pd dlm mukosa usus output
lambung
Kekurangan nutrisi
Ketidakma- Risiko kelebihan
Ketidakmamp dalam tubuh
mpuan nutrisi
Ketidakmampuan uan untuk
menelan
untuk mencerna mengabsorpsi
makanan
makanan nutrient
Akumulasi lemak pd
seluruh jaringan Kesiapan meningkatkan
Ggn. Menelan dan adiposa nutrisi

Kelebihan nutrisi
Ketidakseimba-
ngan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan
nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat Besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokirit
8. Keseimbangan nitrogen

a. Tes antigen kulit


Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi
buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan nilai
limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan peningkatan/penurunan
kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
b. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk mempelajari status
nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti albumin, transferin,
prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas pengikat zat besi total, dan
haemoglobin. Setelah makan, waktu respon untuk perubahan pada rentang
protein dari jam ke minggu. Masa hidup metabolisme albumin adalah 21 hari,
transferin 8 hari, prealbumin 2 hari, dan protein pengikat retinol adalah 12
hari. Faktor yang mempengaruhi kadar albumin serum meliputi hidrasi,
perdarahan, penyakit ginjal dan hepatik, jumlah drainase yang besar untuk
luka, drain luka bakar, atau traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus
albumin eksogenus, umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar
albumin adalah indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar
prealbumin dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status protein serum.
Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke dalam gram total
protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur keluaran nitrogen
melalui analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen urinari (UUN). Untuk klien
dengan diare dan drainase fistula, perkirakan tambahan 2-4 gram keluaan
nitrogen yang lebih lanjut. Keseimbangan nitrogen didapatkan dengan
membagi keluaran nitrogen yang dibutuhan untuk anabolisme. Sebaliknya,
keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat katabolisme terjadi. (Potter &
Perry, 2010).

I. Penatalaksanaan Medis
1. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral
juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.
2. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran gastrointestinal
tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau
karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan
secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan
oleh darah klien. (Nurjanah, 2011).

J. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi
yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup,
dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :

1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri


Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan. Pengukuran
antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan bagian khusus
tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam mengidentifikasi
masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan
tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan,
fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya diguakan untuk
mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti albumin,
transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi, dan
hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi
termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan ukuran
metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien,
sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang berhubungan
lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Selama
mengkaji riwayat keperawatan perawat juga menggabungkan informasi
tentang tingkat aktivitas klien untuk menentukan kebutuhan energy dan
membandingkannya dengan asupan makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi
klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat
mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi
selama pengkajian fisik.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan lain-
lain.
b) Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, dan lain-lain.
c) Keadaan kepala dan mata : rambut kering, mudah dicabut, sklera
kuning, konjungtiva pucat, dan lain-lain.
d) Keadaan mulut : mukosa bibir kering, gigi dan lidah kotor .
e) Keadaan perut : permukaan perut adanya garis vena, peristaltik usus,
pembesaran hati atau limfe, dan lain-lain.
f) Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar
lengan, dan masa otot menurun.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a) Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b) Faktor yang Berhubungan
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Faktor psikologis
c) Batasan Karakteristik
- Kram abdomen - Kesalahann informasi
- Nyeri abdomen - Membran mukosa pucat
- Menghindari makanan - Ketidakmampuan
- Berat badan 20% atau
memakan makanan
lebih di bawah berat - Tonus otot menurun
- Mengeluh gangguan
badan ideal
- Kerapuhan kapiler sensasi rasa
- Diare - Mengeluh asupan
- Kehilangan rambut
makanan kurang dari
berlebihan
RDA
- Bising usus hiperaktif
- Cepat kenyang setelah
- Kurang makanan
- Kurang informasi makan
- Kurang minat pada - Sariawan rongga mulut
- Steatorea
makanan
- Kelemahan otot
- Penurunan berat badan
pengunyah
dengan asupan makanan
- Kelemahan otot untuk
adekuat
menelan.
- Kesalahan konsepsi

2. Gangguan Menelan
a) Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur
atau fungsi oral, faring, atau esofagus
b) Faktor yang Berhubungan
- Defisit Kongenital - Obstruksi mekanis
- Masalah perilaku makan - Gangguan neuromuskular
- Gangguan dengan - Malnutrisi energi-protein
- Gangguan pernapasan
hipotonia signifikan
- Anomali saluran napas
- Penyakit jantung
atas
kongenital
- Masalah Neurologis
- Gagal bertumbuh
- Akalasia
- Riwayat makan dengan
- Defek anatomik didapat
slang - Paralisis serebral
- Gangguan saraf kranial - Abnormalitas laring
- Keterlambatan - Defek laring
- Defek nasal
perkembangan
- Defek rongga nasofaring
- Defek esofagus
- Defek trakea
- Abnormalitas orofaring
- Trauma
- Prematuritas
- Cedera kepala traumatik
- Penyakit refluks
- Anomali jalan napas atas
gastroesofagus
c) Batasan Karakteristik
- Gangguan Fase esofagus - Tersedak sebelum
- Abnormalitas pada fase
menelan
esofagus pada - Batuk sebelum menelan
- Makanan jatuh dari mulut
pemeriksaan menelan
- Makanan terdorong
- Pernapasan bau asam
- Nyeri epigastrik keluar dari mulut
- Menolak makan - Muntah sebelum menelan
- Nyeri uluhati - Ketidakmampuan
- Hematemesis
membersihkan rongga
- Hiperekstensi kepala
- Batuk malam hari mulut
- Terlihat bukti kesulitan - Masuknya bolus terlalu
menelan dini
- Odinofagia - Kurang mengunyah
- Regurgitasi isi lambung - Kurang kerja lidah untuk
- Menelan berulang
membentuk bolus
- Keluhan “ada yang
- Makan lama dengan
menyangkut”
konsumsi sedikit
- Kegelisahan yang tidak
- Refluks nasal
jelas seputar waktu - Piecemeal deglutition
- Makanan terkumpul di
makan
- Pembatasan volume sulkus lateral
- Muntah - Sialorea
- Abnormalitas fase oral - Pembentukan bolus
pada pemeriksaan terlalu lambat
menelan

3. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi


a) Definisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dan dapat ditingkatkan
b) Batasan Karakteristik
- Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
- Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
- Mengonsumsi cairan adekuat
- Mengonsumsi makanan adekuat
- Makan secara teratur
- Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
- Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
- Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
- Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
- Pembuatan cairan yang aman
- Pembuatan makanan yang aman
- Penyimpana cairan yang aman
- Penyimpanan cairan yang aman

4. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


a) Definisi
Asupan nutrien yang melebihi kebutuhan tubuh
b) Faktor yang Berhubungan
- Asupan berlebih dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik
- Asupan berlebih dalam kaitannya dengan aktivitas fisik(konsumsi
kalori).
c) Batasan Karakteristik
- Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
- Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas lain)
- Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang hari,
situasi sosial)
- Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar
(mis: ansietas)
- Aktivitas monoton
- Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
- Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
- Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal

5. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


a) Definisi
Berisiko pada asupan nutrien melebihi kebutuhan metabolik
b) Faktor Risiko
- Mengonsentrasikan asupan makanan pada malam hari.
- Disfungsi pola makan
- Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal (mis; siang hari,
situasi sosial)
- Makan sebagai respons pada petunjuk internal bukan rasa lapar (mis;
ansietas)
- Berat badan lebih tinggi dari nilai dasar pada awal setiap kehamilan
- Terlihat penggunaan makan sebagai tindakan menyenangkan
- Terlihat menggunakan makanan sebagai penghargaan
- Membarengi makan dengan aktivitas lain
- Obesitas parental
- Transisi cepat melewati persentil pertumbuhan pada anak
- Melaporkan penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan
utama sebelum usia 5 bulan
- Gaya hidup monoton.

L. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Ketidakseimbang- Setelah dilakukan NIC
an Nutrisi Kurang asuhan Nutrition Management
dari Kebutuhan keperawatan ... x 24 a. Kaji adanya alergi
Tubuh jam diharapkan makanan
masalah b. Kolaborasi dengan ahli
keperawatan gizi untuk menentukan
ketidakseimbangan jumlah kalori dan nutrisi
nutrisi kurang dari yang dibutuhkan pasien
kebutuhan tubuh c. Anjurkan pasien untuk
dapat teratasi dengan meningkatkan intake Fe
: d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
Kriteria Hasil dan vitamin C
a. Adanya e. Berikan substansi gula
peningkatan f. Yakinkan diet yang
berat badan dimakan mengandung
sesuai dengan tinggi serat untuk
tujuan mencegah konstipasi
b. Berat badan g. Berikan makanan yang
ideal sesuai terpilih (sudah
dengan tinggi dikonsultasikan dengan
badan ahli gizi)
c. Mampu h. Ajarkan pasien
mengidentifikasi bagaimana membuat
kebutuhan catatan makanan harian
nutrisi i. Monitor jumlah nutrisi
d. Tidak ada tanda- dan kandungan kalori
tanda malnutrisi j. Berikan informasi
e. Menunjukkan tentang kebutuhan
peningkatan nutrisi
fungsi
pengecapan dari
menelan
f. Tidak terjadi k. Kaji kemampuan pasien
penurunan berat untuk mendapatkan
badan yang nutrisi yang dibutuhkan
berarti Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
d. Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
j. Monitor mual dan
muntah
k. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
m. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
n. Monitor kalori dan
intake kalori
o. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas
oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Gangguan NOC NIC
Menelan Setelah dilakukan Apriration Precautios
asuhan keperawatan a. Memantau tingkat
… x 24 jam kesadaran, reflex batuk,
diharapkan masalah reflex muntah, dan
keperawatan kemampuan menelan
gangguan menelan b. Memonitor status paru
pada pasien dapat menjaga/mempertahank
teratasi dengan an jalan nafas
Kriteria Hasil : c. Posisi tegak 90 derajat
a. Dapat atau sejauh mungkin
mempertahanka d. Jauhkan manset trakea
n makanan meningkat
dalam mulut e. Jauhkan pengaturan
b. Kemampuan hisap yang tersedia
menelan adekuat f. Menyuapkan makanan
c. Pengiriman dalam jumlah kecil
bolus ke
g. Periksa penempatan
hipofaring tabung NG atau
selaras dengan gastrostomy sebelum
reflex menelan menyusui
d. Mampu h. Periksa penempatan
mengontrol tabung NG atau
mual dan gastrostomy sisa
muntah sebelum makan
e. Pengetahuan i. Hindari makan, jika
tentang prosedur residu tinggi tempat
pengobatan "pewarna" dalam
f. Pemulihan pasca tabung pengisi NG
prosedur j. Hindari cairan atau
pengobatan menggunakan zat
g. Kondisi pengental
pernapasan, k. Penawaran makanan
ventilasi adekuat atau cairan yang dapat
h. Mampu dibentuk menjadi bolus
melakukan sebelum menelan
i. perawatan l. Potong makanan
terhadap non menjadi potongan-
pengobatan potongan kecil
parenteral m. Permintaan obat dalam
j. Dapat bentuk obat mujarab
mentoleransi n. Istirahat atau
ingesti makanan menghancurkan pil
tanpa tersedak sebelum pemberian
k. Kondisi o. Jauhkan kepala tempat
pernafasan tidur ditinggikan 30
adekuat sampai 45 menit setelah
l. Tidak terjadi makan
gangguan p. Sarankan
neurologis pidato/berbicara
patologi berkonsultasi
q. Sarankan barium
menelan kue atau video
fluoroskopi
3 Kesiapan untuk NOC NIC
meningkatkan Setelah dilakukan a. Managemen nutrisi:
nutrisi asuhan keperawatan membantu atau
… x 24 jam menyediakan asupan
diharapkan kesiapan makanan dan cairan
untuk meningkatkan dengan diet seimbang
nutrisi dapat tercapai b. Konseling nutrisi :
dengan : member bantuan
dengan proses interaktif
Kriteria Hasil yang berfokus pada
a. Mampu kebutuhan terhadap
mempertahanka modifikasi diet
n berat badan c. Penyuluhan individu :
yang ideal membuat perencanaan.,
b. Mengonsumsi implementasi, dan
diet yang evaluasi program
seimbang penyuluhan yang
c. Melaporkan dirancang untuk
peningkatan memenuhi kebutuhan
nilai gizi khusus pasien
makanan yang d. Penyuluhan : Program
dikonsumsi Diet : mempersiapkan
(mis; lebih pasien untuk benar-
banyak benar mematuhi pola
mengonsumsi diet yang diprogramkan
makanan non
olahan, dengan
sedikit
kandungan
lemak jenuh)
4 Ketidakseimbang NOC NIC
an Nutrisi: Lebih Setelah dilakukan Managemen Nutrisi
dari Kebutuhan asuhan keperawatan a. Berikan informasi yang
Tubuh … x 24 jam sesuai tentang
diharapkan masalah kebutuhan nutrisi dan
keperawatan cara memenuhi
ketidakseimbangan kebutuhan tersebut
nutrisi lebih dari b. Lakukan kolaborasi
kebutuhan tubuh dengan ahli diet untuk
dapat teratasi dengan menentukan jumlah
: kalori dan jenis zat gizi
yang dibutuhkan untuk
Kriteria Hasil memenuhi kebutuhan
a. Pasien nutrisi
menyadari Bantuan menurunkan
masalah berat berat badan
badan a. Bantu pasien untuk
b. Pasien mengidentifikasi
mengungkapkan motivasi untuk makan
secara verbal dan isyarat internal dan
keinginan untuk eksternal yang dikaitkan
menurunkan dengan makan
berat badan b. Tentukan bersama
c. Berpartisipasi pasien tentang jumlah
dalam program penurunan berat badan
penurunan berat yang diinginkan
badan c. Bantu pasien
d. Menahan diri menyesuaikan diet
untuk tidak dengan gaya hidup dan
makan banyak tingkat aktivitas
dalam satu d. Susun rencana yang
waktu tertentu realistis dengan pasien
e. Mengalami untuk mengurangi
asupan kalori, asupan makanan dan
lemak, meningkatkan
karbohidrat, penggunaan energy
vitamin, e. Anjurkan untuk
mineral, zat besi mengganti kebiasaan
dan kalsium yang tidak diinginkan
yang adekuat, dengan aktivitas yang
tetapi tidak disukai
berlebihan f. Rencanakan program
latihan fisik,
pertimbangkan
keterbatasan pasien
g. Anjurkan pasien untuk
hadir dalam kelompok
pendukung penurunan
berat badan
5 Resiko NOC NIC
Ketidakseimbang Setelah dilakukan Managemen Nutrisi
an Nutrisi : Lebih asuhan keperawatan a. Membantu atau
dari Kebutuhan … x 24 jam menyediakan asupan
Tubuh diharapkan masalah makanan dan cairan
keperawatan resiko dengan diet seimbang
ketidakseimbangan b. Timbang berat badan
nutrisi lebih dari pasien dalam interval
kebutuhan tubuh yang sesuai
dapat teratasi dengan Managemen Berat Badan
: a. Memfasilitasi
pemeliharaan berat
Kriteria Hasil badan yang optimal dan
a. Mengetahui lemak tubuh yang ada
adanya faktor b. Diskusikan bersama
resiko pasien mengenai
b. Turut serta hubungan antara asupan
dalam program makanan, latihan fisik,
latihan fisik kenaikan berat badan,
yang teratur dan penurunan berat
c. Mampu badan
mempertahanka c. Menetukan berat badan
n berat badan dan presentase lemak
ideal tubuh ideal pasien
d. Mampu d. Diskusikan bersama
mengonsumsi individu mengenai
diet yang ideal kebiasaan, adat istiadat,
budaya, dan faktor
keturunan yang dapat
mempengaruhi berat
badan
e. Bantu pasien dalam
mengembangkan
rencana makan yang
konsisten sesuai dengan
tingkat penggunaan
energi
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi


2. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
& Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi
13. Jakarta:EGC
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017.Jakarta: EGC
Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Media Action Publishing
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7
Buku 3.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses,
dan Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai