Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR

Disusun oleh :

EMA DAROJATUL ULYA


FIKI NUR AFIA
OKTAVIA DIAH PRATIWI
LISA AYULITA
SITI NUR FATONAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
KENDAL, NOVEMBER 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini yang telah ditentukan. Proposal
terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas Stase Anak.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.

Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu,
kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.

Kendal, November 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat
di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak
akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan,
seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan
dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan
permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya
karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa
sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak
sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah
anak usia toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-
anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta
senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai
gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai
gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu
mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon
atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya
secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi
bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
karena penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi
anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
BAB II
LAMPIRAN TEORI

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada
orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006). Bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan
diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar
anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang
merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan
atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif .
Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak,
terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan
keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan
suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan
keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).

B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakkan aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya
bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.

E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
F. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun
balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.

5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)


Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya
I. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Tujuan
1) Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2) Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang
tepat
3) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2) Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3) Kelompok umur sama
4) Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
1) Lakukan saat tindakan keperawatan
2) Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
1) Alat bermain
2) Tempat bermain
5. Pelaksanaan Bermain Di Rs Dipengaruhi Oleh
1) Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga
2) Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
J. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang
sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang
kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak.
2. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic
play”).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat
membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan
ketrampilan motorik halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada
anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,
kognitifnya tidak akurat dan negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang
aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 3 - 6 TAHUN
DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

1. Judul : Terapi bermain “Mewarnai Gambar”


Alasan : Terapi bermain “Mewarnai Gambar” judul ini dipilih kelompok
untuk menambah pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan
imajinasi pada anak.
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola
yang disediakan dengan warna pilihannya sendiri.
3. Sasaran :
1) Anak usia (3 - 6 tahun)
2) Anak yang dirawat di ruang anak Dahlia
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi bermain
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
4. Tujuan :
Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

5. Waktu Pelaksanaan :
a. Hari/Tanggal :
b. Pukul :
c. Tempat: Tempat bermain anak diruang Dahlia.

Setting tempat

Meja
Leader Co. Leader

Peserta & orang


CT/CI tua Observasi

6. Media
a. Pensil warna
b. Tissue
c. Karpet
d. Kertas bergambar
e. Lembar penilaian
f. Meja

7. Strategi bermain
No. Waktu Kegiatan Peserta
1 10 menit . Pra kegiatan :
- Memfasilitasi media terapi bermain
- Mempersiapkan anggota terapi
bermain
- Mempersiapkan peserta

2 5 menit Pembukaan :
Menjawab salam
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam. Mendengarkan
- Memperkenalkan diri Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dari terapi
Memperhatikan
bermain
- Kontrak waktu anak dan orang tua
3 15 menit Kegiatan bermain :
Memperhatikan
- Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnai kepada
Bingung
anak
- Memberikan kesempatan kepada
Antusias saat
anak untuk bertanya jika belum jelas
menerima peralatan
- Membagikan kertas bergambar dan
Memulai untuk
pensil warna.
mewarnai gambar
- Fasilitator mendampingi anak dan
Menjawab
memberikan motivasi kepada anak
pertanyaan
- Menanyakan kepada anak apakah
Mendengarkan
telah selesai mewarnai gambar
- Memberitahu anak bahwa waktu Memperhatikan
yang diberikan telah selesai
- Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
4 10 menit Kegiatan penutup:
Menceritakan
- Memotivasi anak untuk
menyebutkan apa yang diwarnai
- Mengumumkan nama anak yang
Gembira
dapat mewarnai dengan baik.
- Membagikan reward kepada seluruh
peserta
5 5 menit Terminasi:
Memperhatikan
- Memberikan motivasi dan pujian
kepada seluruh anak yang telah
Mendengarkan
mengikuti program terapi bermain
- Mengucapkan terima kasih kepada
Menjawab salam
anak dan orang tua
- Mengucapkan salam penutup

8. Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai
dengan kemampuan anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian:
1) Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai
100).
2) Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
3) Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
4) Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna
hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar
bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
10. Aspek psikomotor
a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti
bahwa itu gambar bunga.
b. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.
Hasilnya dapat diukur melalui
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses
bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.

11. Aspek afektif


Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
12. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
13. Perkiraan hambatan :
a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di
jadwalkan
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
14. Antisipasi hambatan/masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak
selama program terapi.
15. Pengorganisasian
1) Pembimbing Pendidikan :
2) Pembimbing Ruangan :
3) Leader :
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya
acara dari awal hingga akhir
4) Moderator :
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi
tanggung jawab agar berjalan sesuai dengan topic
5) Observer :
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi
yang direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari
penilaian skala observasi terapi bermain.
6) Fasilitator :
7) Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari
terapi bermain dapat tercapai.
8) Anak : anak berusia 3 - 6 tahun dirawat di ruang Dahlia.
16. Kriteria evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Dahlia
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai
gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :


Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat
pada http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember
2016

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children.


WB sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4.


EGC: Jakarta www.Pediatrik.com Minggu 25 Desember 2016

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition. Mosby Year Book. Toronto
Canadahttp://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-
puzzle-melatihkonsentrasi-anak/[25 Desember 2016]

Anda mungkin juga menyukai