Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHUUAN

KONSEP NUTRISI

Dosen Pengampuh:
Ns. Imelda Pujiharti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.An

Disusun Oleh:
Arum Pramudya Marta Sari 1720210021
Muhamad Ilham 1720210031
Winni Dwi Putri Asmara 1720210044

D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2022-2023
Konsep Nutrisi
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Paulo, 2019).

2. Elemen Nutrisi
Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral dan Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber energi dari
makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting untuk
membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme jaringan tubuh. (Paulo, 2019).
Fungsi zat gizi adalah:
a. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
b. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
c. Sebagai pelindung dan pengatur.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori(kkal). Karbohidrat yang
disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada
karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan
metabolisme.
2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan menggantikan jaringan tubuh.
Setiap 1 gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino.
Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim. Asam amino
esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis asam
amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: protein
sederhana, protein bersenyawa dan turunan atau devirat dari protein.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid,
keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes
b. Sumber Protein

1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,
hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
d. Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim
protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Zat-zat yang mengandung lemak
misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak
dengan glikogen
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan
memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-
lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang
seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase yang berasal dari
pankreas. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah:
a. Membangun jaringan tulang.
b. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
c. Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
d. Membuat berbagai enzim.
5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat
dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya
sebagai katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan menjadi:
a. Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta
vitamin C.
b. Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K. Fungsi utama vitamin adalah
untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.
6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung pada
lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam seluruh tubuh
lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih
banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah.

3. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan


Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-
alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang
kita makan. Alat pencernaan makanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur,
kelenjar getah lambung, hati (hepar) dan pankreas (Sutanta, 2019)
1. Mulut/cavum oris
Terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi,
lidah dan kelenjar ludah.
a. Gigi/dens
Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik. Terdapat 4 jenis gigi yaitu gigi
taring (dens caninus) berfungsi untuk merobek/mencabik makanan. Gigi seri (dens
inscisivus) berfungsi untuk memotong makanan. Gigi geraham depan (dens premolare) dan
geraham belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi untuk menghaluskan makanan.
b. Lidah/lingua
Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot. Permukaannya kaya akan
papilla/tonjolan lidah vang sangat banyak mengandung kuncup pengecap. Berfungsi untuk:

 Pengaduk makanan.
 Membantu proses penelanan makanan.
 Sebagai alat/organ pengecap.
 Membantu membersihkan rongga mulut.
 Terbagi menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis, asam dan pahit.
 Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.

c. Kelenjar ludah/glandula salivales


Menghasilkan air liur/air ludah/saliva yang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak
mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki pH sekitar
6,8-7,0 dengan suhu 37C.
Fungsi air liur/saliva:

 Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan


 Melindungi selaput mulut
 Mencerna makanan secara kimiawi.
2. Faring
Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan kerongkongan atau
esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk kerongkongan melalul proses deglutisi
melewati faring. Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran
respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring terdapat
amandel/tosil yang kumpulan kelenjar limpa yang mengandung limposit.
3. Kerongkongan
Esophagus atau kerongkongan adalah tabung berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung atau ventrikulus dengan panjang
sekitar 20-25 cm. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses
peristaltik. Dinding kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
a. Tunika mukosa: menghasilkan mucus/lender
b. Tunika submukosa: terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler darah,
dan ujung saraf
c. Tunika muskularis: mengandung otot polos dan jaringan ikat
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan
peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan otot polos)
yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk
bolus dan akan mendorong lobus menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan lobus dari
kerongkongan menuju ke lambung adalah 6 detik.
4. Lambung
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut agak
ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan yaitu :
a. Lapisan peritoneal (lapisan serosa)
Merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan pelindung perut.
Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang
terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
b. Lapisan berotot, terdiri dari:
 Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan
esophagus dan hepar.
 Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat.
 Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan
intestinum tenue.
c. Lapisan submukosa
Submucosa ialah lapisan di mana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang
diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
d. Lapisan mukosa
Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam
lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar
perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang
dapat dikeluarkan.
Fungsi ventriculus yaitu:

 Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2-5 jam.


 Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas)
 Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
 Menerima makanan dan bekerja sebagai penampunguntuk jangka waktu pendek.

e. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini
disiapkan untuk dicernakan oleh usus. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
f. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambu
g. Faktor antianemia dibentuk.
h. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum
Enzim yang dihasilkan:
a. HCl dihasilkan oleh sel parietal yang fungsinya antara lain :
 Merangsang keluarnya seketin
 Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein
 Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.
 Merangsang keluar hormon kolesistokinin yang merangsang empedu
mengeluarkan getahnya
b. Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan diubah oleh
pepsin menjadi pepton.
c. Pepsinogen, dihasilkan oleh sel chief, akan aktif bila dalam bentuk pepsin. Pepsin
berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan proteosa
d. Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
e. Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
f. Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap
kerusakan akibat kerja dari HCI. Dihasilkan oleh sel goblet
5. Usus Halus
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi:
a. Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan
ventriculus. Terjadi proses pemecanan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25
cm/0,25 m
b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan
duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan
makanan. Panjangnya sekitar 7 m.
c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan
intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya
sekitar 1 m.
Fungsi utama usus halus adalah:
a. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler
darah dan saluran-saluran limfe
b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
c. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak
6. Kelenjar Pankreas
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu di antara duodenum dan limpa.
Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.
Kelenjar pankreas menghasilkan:
a. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam
darah.
b. Berfungsi untuk menghasilkan getah pankreas yang banyak mengandung enzim.
Enzim tersebut yaitu:
 Amylopsin/amylase pankreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi
maltose.
 Steapsin/lipase pankreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak
dan gliserol.
 Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin
berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
 Karbohidrase pankreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.
 Garam NaHC03 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan
keasamaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.
7. Hati/Hepar
Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan
berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawah sekat rongga
dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica
felea). Setiap hari vesica velea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.
Kandungan empedu :
a. Garam kholat, berfungsi:
 Mengaktifkan lipase pankreas.
 Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat diemulsikan
dalam pencernaan.
 Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut
dalam air dan mudah diserap.
b. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu. Sehingga membuat pH
empedu menjadi 7,1 - 8,5
c. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air.
Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormon.
Empedu menghasilkan zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) dan garam
empedu. Fungsi empedu untuk mengemulsikan/memecahkan lemak dan membunuh kuman-
kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.
Hepar berfungsi:
a. Menghasilkan cairan empedu
b. Menawarkan racun
c. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
d. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
e. Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
f. Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
8. Usus Besar
Merupakan saluran panjang dengan permukaan dinding yang mengalami penyempitan dan
penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus. Panjang usus besar +- 12 m dengan lebar
5-6 Cm.
Bagian-bagian usus besar, yaitu:
a. Caecum/sekum merupakan pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada bagian
ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (appendiks) dengan
panjang 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak
mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang
masih hidup.
Fungsi peritoneum adalah:

 Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis.


 Membentuk pembatas yang halus antara organ dalam rongga peritoneum.
 Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap posterior
abdomen.
 Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah.

b. Usus Buntu (appendiks)


Usus buntu (Bahasa Latin: caecus yang berarti buta) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar
herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
Bisa juga diartikan sebagai bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir
seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh
beberapa isi usus.
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor
terletak horizontal di belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi
kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi
dindingnya ke dalam rongga abdomen.
c. Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit dengan
banyak tonjolan pada bagian pemukaannya.
 Kolon Asenden
Panjang kolon asendens yaitu 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok
ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon
transversum.
 Kolon Transversum
Panjang kolon transversum yaitu 38 cm, membujur dan kolon asendens
sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat
Fleksura Hepatika dan sebelah kiri terdapat Fleksura Lienalis.
 Kolon Descendens
Panjangnya +- 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari
atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung
dengan kolon sigmoid.
 Kolon Sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis
sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S ujung bawahnya berhubungan
dengan rektum.
d. Rectum/rectum/poros usus merupakan bagian terakhir dari usus besar. Terletak
dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak
dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Proses yang terjadi di colon adalah adanya pencernaan secara biologis dengan bantuan
bakteri Escherichia coli yang bertugas untuk membusukkan makanan, membentuk vitamin K
dan menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. Sisa makanan yang telah
dibusukkan akan dibentuk menjadi feces dan akan masuk dalam rectum. Proses yang terjadi
di rectum adalah pergerakan feces secara peristaltik yang dikendalikan oleh otot polos dan
akhirnya akan menuju anus (lubang pelepasan akhir). Proses perjalanan makanan untuk
sampai di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Usus besar dapat menyimpan
makanan dalam kurun waktu 24 jam.
9. Anus
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan
dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis. Di anus, terjadi proses perjalanan terakhir
dari feses yang telah dibentuk di colon. Proses pengeluaran feces melalui anus disebut
defekasi. Dinding anus diperkuat oleh 3 spinter: spinter ani (bekerja tidak menurut
kehendak), spinter levator ani (bekerja juga tidak menurut kehendak), dan spinter ani
eksternus (bekerja menurut kehendak)

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai berikut: (Paulo, 2019).
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat memengaruhi
status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe merupakan sumber protein yang
paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan
papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kekurangan
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan
kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluargannya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

5. Penilaian Status Nutrisi


Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk metabolisme dan
perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan tubuh.Laju metabolisme basal
(Basal Metabolic Rate/ BMR) adalah energi yang di butuhkan untuk memepertahankan
aktivitas kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung, dan suhu) pada periode
waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia, berat badan, jenis kelamin, demam,
kelaparan, menstruasi, penyakit, cidera, infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat
memengaruhi kebutuhan energy. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/
REE) atau laju metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh individu
selama 24 jam sehingga tubuh dapat mempertahankan semua aktivitas kerja internal saat
beristirahat. Faktor yang memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan
tingkat aktivitas. Di rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan menghitung konsumsi
oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-rata pada table metabolisme.
(Paulo, 2019).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor penting
dalam menentukan status nutrisi.
1. Keseimbangan energy
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-menerus
berhubungan dengan lingkungannya.
Keseimbangan energi = Pemasukan energy – pengeluaran energi Atau Pemasukan energi =
Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang disimpan)
a. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan
merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah
secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan
dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga disebut juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah
jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu
kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi
pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan
jaringan otot.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensupport jaringan dan
fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin
tripshsfat (ATP). Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR)
dan aktivitas fisik.
Kebutuhan (0,1 x (Energi energi setiap = (BMR + 24) + Konsumsi + untuk hari ditentukan
kkal setiap hari) aktivitas) dengan rumus Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari
pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan
dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaiknya, jika pemasukan
energi lebih banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan
energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c. Basal Metabolism Rate (BMR)
Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk
kegiatan fungsi tubuh sepergi pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik usus, kegiatan
kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat, hal ini
berhubungan dengan faktor pertumbuhan.Setelah usia 20 tahun lebih konstan
2) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibanding wanita. Pada laki-laki
kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam.
3) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin luas pengeluaran
panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal metabolisme lebih besar.
4) Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin mislanya pada
hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan penurunan kadar tiroksin akan
menurunkan metabolisme.
5) Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan metabolisme untuk menyesuaikan diri,
tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
6) Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan mempercepat reaksi
kimia, di mana peningkatan 1 OC akan meningkatkan Bmr sebanyak 14%.
7) Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan dan
pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.
8) Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi katekolamin yang mempunyai efek
peningkatan metabolisme. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass
Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas. Rumus BMI diperhitungkan: BB (Kg)/ (TBxTB (M)
atau BB (pon) x 704,5 TB (inci)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.

6. Masalah Kebutuhan Nutrisi


Gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
(Paulo, 2019).
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2. Kelebihan Nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler
atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
5. Diabetes
Melitus Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya
hidup yang berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi lemak secara
berlebihan.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan,
letargi, dan kelebihan energy

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan
dengan kebutuhan nutrisi (Paulo, 2019):
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer
register, diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
d. Riwayat penyakit sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
e. Riwayat penyakit dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang
f. Riwayat penyakit keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada
yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
g. Tingkat aktifitas sehari-hari
1) Pola makan (Riasmini dkk, 2017)
a. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun yang diabaikan, lalu
makanan yang lebih disukai, kemudian strategi apa yang dapat
digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk
sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
b. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara
lain kemampuan mengunyah, menelan dan kemampuan dalam
memakan makanan tanpa bantuan orang lain.
c. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah
penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi,
meliputi triguna makanan: zat tenaga, (karbohidrat), zat pembangun
(protein dan lemak) zat pengatur (vitamin dan mineral).
d. Nafsu makan serta jumlah asupan
2) Pola eliminasi
a) Buang air kecil: berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa
banyak, dibantu atau secara mandiri.
b) Buang air besar: kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya,
bagaimanakah bentuk dari BAB pasien (encer, keras, atau lunak).
c) Kesulitan BAK / BAB: kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi
pada pasien yang kebutuhan nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak
adekuat.
d) Upaya mengatasi BAK / BAB: usaha pasien untuk mengatasi
masalah yang terjadi pada pola eliminasi.
3) Kebersihan diri / personal hygiene
a) Pemeliharaan badan: kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan
setiap harinya mulai dari mandi, keramas, membersihkan kuku
dan lain-lain.
b) Pemeliharaan gigi dan mulut: rutinitas membersihkan gigi,
berapa kali pasien menggosok gigi dalam sehari.
c) Pola kegiatan lain: kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien
dalam pemeliharaan badan
4) Data psikososial
a) Pola komunikasi: pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang
lain, orang yang paling dekat dengan pasien.
b) Dampak di rawat di rumah sakit: dampak yang ditimbulkan dari
perawatan di rumah sakit
5) Data spiritual
a) Ketaatan dalam beribadah
b) Keyakinan terhadap sehat dan sakit
c) Keyakinan terhadap penyembuhan

2. Pemeriksaan fisik (Paulo, 2019).


a. Keadaan umum kesadaran:
Composmentis, somnolen, koma, delirum
b. Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
c. Pemeriksaan kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala, kesimetrisan, penyebaran
rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut.
d. Pemeriksaan wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
e. Pemeriksaan mata.
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah sklera apakah ikterik,
konjungtiva apakah anemis dan pupil isokor.
f. Pemeriksaan hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung, keadaan
membrane mukosa dari hidung
g. Pemeriksaan telinga
Inspeksi: keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau
kronis
h. Pemeriksaan leher
Inspeksi : adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
i. Pemeriksaan integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur,
warna kulit
j. Pemeriksaan thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
k. Pemeriksaan jantung
Inspeksi dan palpasi: mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung i dan ii
l. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada
pembesaran abdomen)
Auskultasi: mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi: apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung
(timpani)
Palpasi: adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi
m. Pemeriksaan genetalia
Inspeksi: keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari kulit
disekitar genetalia
Palpasi: adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
n. Pemeriksaan anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
o. Pemeriksaan muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
p. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi
sensorik
q. Pemeriksaan status mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan
motivasi
r. Pemeriksaan tubuh
Secara umum kebersihan, normal, postur
s. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain.

3. Diagnosa keperawatan
a. Berdasarkan SDKI diagnosis keperawatan difokuskan pada masalah
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Diagnosis keperawatan yang lazim
muncul pada keluarga gizi kurang yaitu (SDKI, 2017)
1) Risiko defisit nutrisi
1. Definisi: beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme.
2. Faktor risiko:
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d. Peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk
makan)
3. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : tidak tersedia
Objektif : tidak tersedia
4. Gejala dan tanda mayor
a. Subjektif: tidak tersedia
b. Objektif: tidak tersedia
2) Berat Badan Berlebih
Definisi : akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak
sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Penyebab :
a. Kurang aktivitas fisik harian
b. Kelebihan konsumsi gula
c. Gangguan kebiasaan makan
d. Gangguan persepsi makan
e. Kelebihan konsumsi alkohol
f. Penggunaan energi kurang dari asupan
g. Sering mengemil
h. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
i. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa,
pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid,
lipolisis)
j. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada
bayi)
k. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
l. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak,
selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan
pertama, dan tahun pertama)
m. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5
bulan.

3) Risiko Berat Badan Lebih


Definisi :
Berisiko mengalami akumulasi lemak berlebih atau abnormal
yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin
Penyebab :
a. Kurang aktivitas fisik harian
b. Kelebihan konsumsi gula
c. Gangguan kebiasaan makan
d. Gangguan persepsi makan
e. Kelebihan konsumsi alkohol
f. Penggunaan energi kurang dari asupan
g. Sering mengemil
h. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
i. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa,
pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid,
lipolisis)
j. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada
bayi)
k. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
l. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak,
selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan
pertama, dan tahun pertama)
m. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5
bulan.
4) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
a. Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
b. Penyebab
1) Kurangnya asupan makanan
2) Ketidakmampuan menelan makanan
3) Ketidakmampuan mencerna makanan
4) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
5) Peningkatan kebutuhan metabolism
6) Faktor ekonomi
7) Faktor psikologis
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : tidak tersedia
Objektif: berat badan menurun 10% dibawah rentang ideal
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif:
a. Cepat kenyang setelah makan
b. Kran/nyeri abdomen
c. Nafsu makan menurun
Objektif:
d. Bising usus hiperaktif
e. Otot pengunyah lemah
f. Otot menelan lemah
g. Membrane mukosa pucat
h. Sariawan
i. Serum albumin turun
j. Rambut rontok berlebihan
k. Diare
b. Rencana keperawatan
Intervensi keperawatan / perencanaan merupakan proses penyusunan
strategi yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasikan dan divalidasi pada tahap
perumusan diagnosis keperawatan intervensi dilakukan dengan menetapkan
tujuan dan kriteria hasil. Intervensi dilakukan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar klien baik fisiologis maupun psikologis. Intervensi dapat
berupa tindakan mandiri, kolaboratif, langsung dan tidak langsung yang terdiri
dari tindakan pengobatan, pencegahan dan promosi kesehatan (Riasmini dkk,
2017).
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Risiko/Aktual Status nutrisi Manajemen Nutrisi (I.03119)
Defisit Nutrisi membaik berarti Observasi
keadekuatan asupan 1) Identifikasi status nutrisi
nutrisi untuk 2) Identifikasi alergi dan intoleransi
memenuhi makanan
kebutuhan 3) Identifikasi makanan yang disukai
metabolisme 4) Identifikasi kebutuhan kalori dan
membaik. jenis nutrien
5) Identifikasi perlunya penggunaan
Kriteria hasil untuk selang nasogastrik
membuktikan 6) Monitor asupan makanan
bahwa status nutrisi 7) Monitor berat badan
membaik adalah: 8) Monitor hasil pemeriksaan
1) Porsi makan laboratorium
yang dihabiskan
meningkat Terapeutik
2) Berat badan 1) Lakukan oral hygiene sebelum
membaik makan, jika perlu
3) Indeks massa 2) Fasilitasi menentukan pedoman
tubuh (IMT) diet (mis: piramida makanan)
membaik 3) Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
4) Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan, jika
perlu
7) Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastik jika
asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi
1) Ajarkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis: Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Risiko/Aktual Berat badan Konseling Nutrisi (I.03094)
Berat Badan membaik berarti Observasi
Lebih akumulasi bobot 1. Identifikasi kebiasaan makan
tubuh pasien dan perilaku makan yang akan
sesuai dengan usia diubah
dan jenis 2. Identifikasi kemajuan
kelaminnya modifikasi diet secara regular
3. Monitor intake dan output
Kriteria hasil untuk cairan, nilai hemoglobin,
membuktikan tekanan darah, kenaikan berat
bahwa berat badan badan, dan kebiasaan membeli
membaik adalah: makanan
1. Berat badan
Terapeutik
membaik
1. Bina hubungan terapeutik
2. Tebal lipatan
2. Sepakati lama waktu pemberian
kulit membaik
konseling
3. Indeks massa 3. Tetapkan tujuan jangka pendek
tubuh membaik dan jangka Panjang yang
realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan
makanan
5. Pertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi (mis. Usia, tahap
pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)

Edukasi
1. Informasikan perlunya
modifikasi diet (misal:
penurunan atau penambahan
berat badan, pembatasan
natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol
2. Jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet
yang diprogramkan

Kolaborasi
1. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

c. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun secara spesifik
dan berfokus pada pencapaian hasil (Riasmini dkk, 2017). Komponen
implementasi proses keperawatan mencakup penerapan keterampilan yang
diperlukan untuk mengimpelemtasikan intervensi keperawatan.
1) Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk implementasi:
a) Secara mandiri (independent)
Tindakan yang diprakasai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien
dalam mengatasi masalahnya dan menganggap reaksi karena adanya
stressor, misalnya membantu klien dalam melakukan kegiatan sehari
hari, memberikan dorongan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya secara wajar, menciptakan lingkungan terapeutik.
b) Saling ketergantungan (interdependent) Tindakan keperawatan atas
dasar kerja sama tim keperawatan dengan tim kesehatan lainnya seperti
dokter, fisioterapis, contoh pemberian obat sesuai instruksi dokter,
pemberian infus.
c) Rujukan / ketergantungan (dependent) Tindakan keperawtan atas dasar
rujukan dan profesi lainnya, diantaranya dokter, ahli gizi, sebagai
contoh pemberian makanan pada klien sesuai dengan diet yang telah
dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik oleh ahli fisioterapi.

a. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan yaitu
tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, perencanaan / intervensi dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Evaluasi dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, pasien
dapat keluar dari siklus proses keperawatan, jika evaluasi menunjukan
sebaliknya maka perlu dilakukan kajian ulang secara umum. Evaluasi
ditunjukan untuk menilai kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Paulo. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Tn. D. P. Dengan Gangguan Pemenuhan


Kebutuhan Nutrisi Di Ruang Komodo Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Karya
Tulis Ilmiah, 2(5), 1–9.
Riasmini dkk, N. M. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan. In Jakarta : Universitas
Indonesia (UI - Press).
Sutanta. (2019). Anatomi Fisiologi Manusia (1st ed.). Thema publishing.

Anda mungkin juga menyukai