Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUANG


MAWAR RSUD DR.H. SOEWONDO KENDAL

Disusun oleh :

1. Arum Sylvia A
2. Dian Khasanto Camalin
3. Dian Lestari
4. Elva Alfiana R
5. Ema Darojatululya
6. Fiki Nur Afia
7. Lisa Ayulita
8. Oktavia Diah P
9. Siti Nur Fatonah
10. Tika Puri R

PROGAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

MANAJEMEN PEMBERIAN ASI

Disusun oleh :

1. Arum Sylvia A
2. Dian Khasanto Camalin
3. Dian Lestari
4. Elva Alfiana R
5. Ema Darojatululya
6. Fiki Nur Afia
7. Lisa Ayulita
8. Oktavia Diah P
9. Siti Nur Fatonah
10. Tika Puri R

Progam Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Sabtu, 31 November 2019

Waktu : 09:00 – selesai (30 menit)

Pokok Pembahasan : Post Natal Care

Sub Pokok Pembahasan : Manajemen Pemberian ASI

Sasaran : Ibu Menyusui

Tempat : Poli Obsgyn

Penyuluh : Mahasiswa Stikes Kendal Prodi Ners

A. Latar Belakang
Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus
memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak (Yuliarti, 2009).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang
tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi
sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-
gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-
faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-
praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi
tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca
kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth
Hasselquist, 2006).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan
peserta dapat mengerti dan memahami tentang Tehnik Menyusui yang baik
dan benar.
2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta

a. Mengetahui tentang Pengertian Tehnik Menyusui Yang Benar


b. Mengetahui tentang Posisi Menyusui Yang Benar
c. Mengetahui tentang Upaya Memperbanyak ASI
d. Mengetahui tentang Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
e. Mengetahui tentang Cara Pengamatan Tehnik Menyusui Yang Benar
f. Mengetahui tentang Lama Dan Frekuensi Menyusui
g. Mengetahui tentang Tanda Bayi Mendapatkan ASI Yang Cukup

C. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan adalah ibu post partum di Ruang Mawar RSUD
Dr. H. Soewondo Kendal

D. Materi (Terampir)
Materi penyuluhan yang disampaikan meliputi :
1. Pengertian Tehnik Menyusui Yang Benar
2. Posisi Menyusui Yang Benar
3. Upaya Memperbanyak ASI
4. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
5. Cara Pengamatan Tehnik Menyusui Yang Benar
6. Lama Dan Frekuensi Menyusui
7. Tanda Bayi Mendapatkan ASI Yang Cukup

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Demontrasi

F. Media
1. LCD / Layar Proyektor
2. Leaflet
3. Pantum

G. Seting Tempat Keterangan :

: Penyuluh

: Peserta

: Observer

: Fasilitator

: Moderator

: LCD

H. Perorganisasian
1. Penyuluh :
2. Fasilitator :
3. Observer :
4. Moderator :
I. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahap Waktu Respon Audien
Penyuluhan
1 Pembukaan 5 menit 1. Memberikan 1. Membal
salam pembukaan as salam
2. Memperken 2. Menden
akan diri garkan
3. Menjelaskan 3. Member
tujuan respon
Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 15 menit 1. Menjelaskan 1. Menden
tentang Tehnik garkan
Menyusui yang 2. Member
benar i respon
2. Menjelaskan
posisi menyusui
yang benar
3. Menjelaskan
langkah-langkah
menyusui yang
benar
4. Menjelaskan
cara pengamatan
tehnik menyusui
yang benar
5.
Menjelaskan lama
dan frekuensi
menyusui
6.
Menjelaskan tanda
bayi mendapatkan
ASI yang cukup
7. Mendemontrasi 3. Memperhati
kan kan
3 Penutup 10 menit 1. Tanya jawab 1. Menaya
2. Menyimpulk kan hal yang
an hasil penyuluhan belum jelas
3. Mengevalua 2. Mampu
si menyimpulkan
pemahamanaudiens materi yang
tentang materi yang disampaikan
diberikan 3. Membal
4. Mengucapka as salam
n permintaan maaf
5. Menyampai
kan salam penutup

J. Evaluasi
1. Apa Pengertian Tehnik Menyusui Yang Benar
2. Bagaimana Posisi Menyusui Yang Benar
3. Apa Upaya Memperbanyak ASI
4. Bagaimana Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
5. Bagaimana Cara Pengamatan Tehnik Menyusui Yang Benar
6. Berapa Lama Dan Frekuensi Menyusui
7. Bagaimana Tanda Bayi Mendapatkan ASI Yang Cukup

MANAJEMEN PEMBERIAN ASI

A. Pengertian
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem, 2009).
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,
2010)
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi
ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak dengan cara
yang benar (Yuliarti, 2010).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi
ASI setiap 2,5-3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi
berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang
malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono,
2008)
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi.Fungsi menyusui yang benar antara lain
puting susu tidak lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat, bayi menjadi
tenang dan tidak terjadi gumoh.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.

B. Posisi Menyusui Yang Benar


1. Posisi Dekapan

Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi
ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan,
sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di
bagian sisinya (Saryono ,2008).

2. Posisi Football hold


Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil
ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan.
Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong
belakang badan ibu (Saryono, 2008).

3. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada
beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi
dengan lengan atas (Saryono, 2008).

C. Upaya memperbanyak ASI


1. Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui
antra 10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.

2. Untuk Ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b. Makan makanan yang bergizi
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010)

D. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar


1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung
ibu bersandar pada sandaran kursi).
4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan,
kepala bayi menghadap payudara
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada
garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu
serta sebagian besar areola ke mulut bayi)
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang
atau menyangga payudara lagi.

Cara Yang Benar Cara Yang Salah

13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui


14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit


ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-
lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) atau Bayi ditengkurapkan dipangkuan
E. Cara Pengamatan Tehnik Menyusui Yang Benar
Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjut nya atau bayi enggan menyusu.Apabila bayi telah
menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai
berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak
yang masuk.
6. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting
saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan
lingkar aerola bawah.
8. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai
dengan berhenti sesaat.

F. Tehnik Menyusui Bayi Kembar Dengan Benar


Dalam pemberian ASI pada bayi kembar yakni kenyamanan ibu dalam
memberikan ASI sehingga bisa rileks. Ibu bisa menggunakan bantal
penyangga atau menimangnya sehingga sikembar aman dan nyaman.
Pemberian ASI akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi yang jauh
lebih lama dalam menyusui bayi kembar dibandingkan bayi tunggal, maka
ibu dianjurkan untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, salah satunya yang
sangat perlu untuk diperhatikan adalah penambahan kalori, kalsium,
protein, dan juga mineral.
1. The cradle hold
Ibu bisa memeluk sikembar dengan menempatkan kepala kedua
bayi pada lekuk tangan ibu. Kemudian arahkan sikembar mendapatkan
ASI dari payudara ibu sebelah kanan, lakukan secara bergantian.
2. Double clutch (football)
Letakkan bantal pada setiap sisi tubuh dari pangkuan ibu,
tempatkan bayi diatas bantal di samping tubuh atau hampir di bawah
lengan ibu, kaki bayi dibiarkan mengarah ke belakang. Pastikan bahwa
bayi didukung lengan menggunakan bantal, sedangkan pantat bayi
didukung menggunakan siku, seperti halnya ibu sedang memegang
bola atau tas tangan.. Arahkan kepala bayi keputing ibu, letakkan
telapak tangan ibu dibelakang kepala maing-masing bayi.
3. Cradle clutch combination (posisi menyusui bayi kembar dengan cara
gabungan)
Posisi menyusui bayi kembar ini dilakukan dengan menempatkan
satu bayi (umumnya yang paling mudah untuk latch on) pada posisi
cradle. Kemudian bayi kedua diletakkan pada posisi clutch atau
football.
G. Lama Dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap bayi membutuhkan
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK,
kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar
5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada
awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar
berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi
lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir
disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra)
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Vivian Nanny Lia
Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

H. Tanda Bayi Mendapatkan ASI Yang Cukup


1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-
200 gr setiap minggu)
3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan
buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap
harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimil, Aziz Hidayat. 2009. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : EGC
Budihardja. 2010. Materi KIE dalam penurunan AKB. Jakarta : kementrian
kesehatan RI
K.deswani. 201. Panduan praktikum klinik dan laboratorium. Jakarta : Salemba
Medika
Pritasari, Kirana. 2010. Pelayanan kesehatan neonatal esensial. Jakarta :
kementrian kesehatan
Pukdisnakes. 2003. Asuhan bayi baru lahir. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika

Aprilia, Y. dan Ritchmond, B. (2011). Gentle Birth : Melahirkan Nyaman Tanpa


Rasa Sakit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A. Aziz. (2008). Praktikum Ketrampilan Dasar


Praktik Klinik: Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai