Anda di halaman 1dari 10

BAB XII

BENTOS DESTRUKTIF DI KAWASAN EKOSISTEM


PERAIRAN DEUDAP KECAMATAN PULO NASI
KABUPATEN ACEH BESAR

A. PENDAHULUAN
Bentos umumnya bersifat menempel, merayap, dan meliang di dasar perairan.
Kedalaman air, suhu, salinitas, dan jenis substrat semuanya merupakan faktor
yang mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat.benthos dapat ditemukan
diberbagai perairan dan sepanjang perairan pantai dan juga pada ekosistem
mangrove di Indonesia. Habitat bentos juga sangat beragam diantaranyayaitu, di
dalam liang tanah, merayap pada substrat berlumpur, ada yang menempel pada
kayu yang membusuk, menempel pada batu, menempel pada akar mangrove, dan
juga yang hidupnya menempel pada lamun. Selain itu, terdapat pula bentos yang
hidupnya menempel pada dasar perairan.
Bentos merupakan biota perairan yang sering ditemukan di sepanjang perairan
Indonesia termasuk Aceh. Keberadaannya juga dapat dijadikan sebagai indikator
biologi, hewan ini memiliki peranan penting dalam perairan seperti dalam proses
dekomposer, meneralisasi material organik yang memasuki perairan, dalam proses
rantai makanan, terutama untuk ikan. Bentos memainkan peran penting dalam
aliran alami energi dan nutrisi, bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air
pada suatu perairan. Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan
sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan
organik, sedimen, dan toxicants.
Organisme yang termasuk bentos tidak hidup sendiri. Mereka hidup dalam
satu ekosistem serta saling betergantungan satu dengan yang lainnya. Hal inilah
yang membuat bentos juga memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu
ekosistem agar tetap dijaga dan dikembangkan keberadaannya, guna menjaga
stabilitas ekosistem di suatu tempat, khususnya ekosistem pantai. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat keanekaragaman bentos, keragaman bentos dan dominansi
bentos yang terdapat di kawasan ekosistem perairan Deudap kecamatan Pulo Nasi
kabupaten Aceh Besar.
Bentos disebut juga sebagai organisme dasar perairan yang memiliki habitat
yang relatif tetap. Dengan sifat yang demikian, perubahan-perubahan kualitas air
dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi komposisi maupun
kemelimpahannya. Komposisi maupun kemelimpahan makroinvertebrata
tergantung kepada kepekaan/ toleransinya terhadap perubahan lingkungan. Setiap
komunitas memberikan respon terhadap perubahan kualitas habitat dengan cara
penyesuaian diri pada struktur komunitas. Dalam lingkungan yang relatif stabil,
komposisi dan kemelimpahan makroinvertebrata air relatif tetap.

B. KAJIAN TEORI
Bentos adalah semua organisme air yang hidupnya terdapat pada substrat
dasar suatu perairan, baik yang bersifat sesil (melekat) maupun vagil (bergerak
bebas). Berdasarkan tempat hidupnya, bentos dapat dibedakan menjadi epifauna
yaitu bentos yang hidupnya di atas substrat dasar perairan dan infauna,yaitu bentos
yang hidupnya tertanam di dalam substrat dasar perairan. Berdasarkan siklus
hidupnya bentos dapat dibagi menjadi holobentos, yaitu kelompok bentos yang
seluruh hidupnya bersifat bentos dan merobentos, yaitu kelompok bentos yang
hanya bersifat bentos pada fase-fase tertentu dari siklus hidupnya.1
Penggunaan bentos sebagai indikator kualitas perairan dinyatakan dalam
bentuk indeks biologi. Cara ini telah dikenal sejak abad ke 19 dengan pemikiran
bahwa terdapat kelompok organisme tertentu yang hidup di perairan tercemar.
Jenis-jenis organisme ini berbeda dengan jenis-jenis organisme yang hidup di
perairan tidak tercemar. Kemudian oleh para ahli biologi perairan, pengetahuan ini
dikembangkan, sehingga perubahan struktur dan komposisi organisme perairan
karena berubahnya kondisi habitat dapat dijadikan indikator kualitas perairan.2
______________
1
Barus, Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan, (Medan: USU Press,
2004), h. 73.
2
Suhardi., Media Pendidikan Biologi Avertebrata, (Jakarta: Depdikbud, 2002), h. 87.
Berdasarkan ukurannya, benthos dapat digolongkan ke dalam kelompok
benthos mikroskopik atau mikrozoobenthos dan benthos makroskopik yang disebut
juga dengan makrozoobenthos. Benthos makroskopis dapat mencapai ukuran tubuh
sekurang-kurangnya 3-5 mm pada saat pertumbuhan maksimum. Benthos
makroskopis juga merupakan organisme yang tertahan pada saringan yang
berukuran besar dan sama dengan 200 sampai 500 mikrometer.3
Permasalahan kesehatan akibat air sungai yang tercemar dapat menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit seperti diare, disentri dan kolera. Bertitik tolak dari
pemikiran tersebut, perlu dilakukan peneltian kualitas air Sungai Ranoyapo secara
cepat dengan menggunakan makrozoobentos sebagai indikator biologis -kimia air
untuk menentukan status kualitas di Sungai Ranoyapo. 4
Sebagian atau seluruh siklus hidup bentos berada di dasar perairan, baik yang
sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran
penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material
organik yang memasuki perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam
rantai makanan. bentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi
organik.Pada pengamatan bentos dapat dilakukan dengan metode pengrusakan atau
pengerikan (Destruktif) dan metode tanpa pengerikan habitat dari benthos (Non
destruktif).5
Metode destruktif merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi
unsur-unsurnya sehingga dapat dianalisis.Istilah destruksi ini disebut juga
perombakan, yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam
anorganik. Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia
yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua

______________
3
Fitriana, Keanekaragaman dan Kemelimpahan Makrozoobentos di Hutan Mangrove Hasil
Rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali, Biodiversitas, Vol.7, No.1, (2006), h.67-72.
4
Rifgah Marmita, Dkk., Makrozoobentos Sebagai Indikator Biologis Dalam Menentukan
Kualitas Air Sungai Ranoyapo, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah Sains,Vol. 13 No..
1,(2013), h. 58.

5
Juwana,Biologi Laut,(Jakarta: Djambatan, 2004), hal.345.
destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian
yang berbeda.6

C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
a. Tempat Penelitian : Ekosistem kawasan ekosistem perairan
Deudap kecamatan Pulo Nasi kabupaten
Aceh Besar.
b. Waktu Penelitian : Jumat, 3 Mei 2019.

2. Alat dan Bahan


a. Alat :
1. Plot
2. Parang
3. Kamera
4. Plastik

b. Bahan :
1. Formalin 10%
2. Lugol

3. Metode Penelitian
Pengambilan sampel bentos dilakukan secara langsung dengan
menggunakan metode destruktive sampling (merusak habitat atau medium tempat
bentos). Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung langsung dalam cuplikan
kuadrat atau petak kuadrat dengan plot 1 x 1 meter.

______________
6
Susila stianingrum., Pengaruh Peredaran Pasir Mellelo dengan HCL dan H2SO4
Terhadap Efisiensi Penyerapan Plankton Laut, (Jakarta : LIPI , 2008), hal 13
4. Prosedur Penelitian
1. Disiapkan plot berukuran 1 m x 1 m
2. Dirusak daerah tersebut dengan cara dikerok
3. Diambil sampel bentos yang terlihat dalam lumpur
4. Dipisahkan spesimen dari lumpur
5. Spesimen hewan dimasukkan kedalam plastik sampel dan diberi
formalin atau alkohol
6. Diidentifikasi dan dimasukkan kedalam tabel pengamatan

5. Analisis Data
Analisis data bentos dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan
rumus indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan dominansi. Adapun
rumus indeks keanekaragaman terhadap komunitas adalah sebagai berikut:
H’ = -∑ (Pi) (lnPi)
Keterangan:
H’ = Indeks Keanekaragaman
Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan jumlah
total
ni = Jumlah Individu jenis Ke-i
N = Jumlah Total Individu
Dengan kriteria:
H’< 1 = Keanekaragaman rendah
1< H’< 3 = Keanekaragaman sedang
H’>3 = Keanekaragaman tinggi
Nilai indeks keseragaman Eveness digunakan untuk menggambarkan
komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas yang dihitung
sesuai dengan petunjuk (krebs, 1972), Adapun indeks tersebut adalah sebagai
berikut:
𝑯′
E=
𝑯𝒎𝒂𝒙
Keterangan:
E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
Hmax = Ln S
S = Jumlah jenis
Dengan kriteria:
0,00 < E ≤ 0,50 = Komunitas tertekan
0,50 < E ≤ 0,75 = Komunitas labil
0,75 < E ≤ 1,00 = Komunitas stabil

Indeks dominansi dapat dihitung dengan Indeks dominansi dari Simpson:


D = ∑ (ni / N)2
Keterangan:
ni = Jumlah individu dari spesies ke-i
N = Jumlah keseluruhan dari individu

Indeks dominansi berkisar antara 0 sampai 1.


Dengan Kriteria:
0,00 < D ≤ 0,50 = Dominansi rendah
0,50 < D ≤ 0,75 = Dominansi sedang
0,75 < D ≤ 1,00 = Dominansi tinggi
D. HASIL PENELITIAN
TabelIndeks keanekaragaman bentos di ekosistem perairan Deudap kecamatan Pulo Nasi kabupaten Aceh Besar
D=
Plot No Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Σ Pi (NI/n) Ln. Pi Pi.Ln.PI H'
(NI/n)
1 Mollusca Gastropoda Littorrinimorpha Cypraeidae monetaria monetaria caputserpentis 1 0.027778 -3.58352 -0.09954 0.099542 0.005556
2 Mollusca Gastropoda neritimorpa neritidae nerita nerita peloronta linnaeus 11 0.305556 -1.18562 -0.36227 0.362274
3 Mollusca Gastropoda cycloneritimorpha neritidae nerita nerita plicata 2 0.055556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Plot 1 4 Mollusca Gastropoda caenogastropoda muricidae semericinula semericinula chrysostoma 9 0.25 -1.38629 -0.34657 0.346574
5 Mollusca bibalvia cardiida cardiidae hippopus hippopus hippopus 2 0.055556 -2.89037 -0.16058 0.160576
6 arthropoda malacostraca decapoda portunidae postunus portunus sanguinolentus 2 0.055556 -2.89037 -0.16058 0.160576
7 cnidaria antozoa scleractinia poritidae porites porites 3 0.083333 -2.48491 -0.20708 0.207076

plot 2 1 Echinodermata Eleutherozoa Ophiurida Ophiocomidae Ophiocomina Ophiocomina nigra 5 0.138889 -1.97408 -0.27418 0.274178
2 arthropoda malacostraca decapoda portunidae postunus portunus sanguinolentus 1 0.027778 -3.58352 -0.09954 0.099542
Jumlah 36 1 -22.8691 -1.87091 1.870914
IndeksKeanekaragaman (H')= -∑ Pi Ln Pi =-1.870914 = 1.870914
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
jenis-jenis benthos yang terdapat di kawasan ekosistem perairan Deudap
kecamatan Pulo Nasi kabupaten Aceh Besar, dengan menggunakan metode
destructive sampling yaitu metode pengambilan benthos dengan merusak habitat
benthos. Adapun jenis-jenis bentos yang didapatkan yaitu: Monetaria
caputserpentis, Nerita peloronta linnaeus, Nerita plicata, Semericinula
chrysostoma, Hippopus hippopus, Portunus sanguinolentus, Porites, dan
Ophiocomina nigra. Masing-masing jenis tersebut memiliki jumlah yang berbeda.
Berdasarkan hasil perhitungan keanekaragaman bentos di kawasan perairan pantai
Deudap kecamatan Pulau Nasi kabupaten Aceh Besar dengan menggunakan
metode destruktif di dapatkan hasil yaitu H'= 1.870914, hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keanekaragaman bentos di kawasan ekosistem perairan Deudap
kecamatan Pulo Nasi kabupaten Aceh Besar dalam status sedang.
Bentos merupakan biota yang menempel, merayap, dan meliang di dasar
perairan. Kedalaman air, suhu, salinitas, dan jenis substrat semuanya merupakan
faktor yang mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat. Banyak
organisme bentos yang dapat kita jumpai di sepanjang daerah pantai. Benthos
dapat dijadikan sebagai bioindikator terhadap perubahan kondisi lingkungan,
banyak benthos yang mampu bertahan dalam keadaan lingkungan yang tercemar
hal ini disebabkan karena pergerakannya yang lambat, contoh benthos yang dapat
dijadikan sebagai bioindikator perairan yaitu kerang dari kelas bivalvia.

F. KESIMPULAN
1. Benthos yang terdapat pada kawasanpantai Deudap kecamatan Pulau Nasi
Kabupaten Aceh Besar dalam status keanekaragaman jenis yang sedang.
2. Pengambilan dilakukan dengan cara destructive sampling yaitu merusak
habitat benthos.
3. penggunaan metodedestruktif sampling di peroleh jenis-jenis bentos antara
lain yaitu: Ophiocominanigra, Thyonebriareus, Cyprae annulu,
Liocarcinusvernali,Dardanuscalidus, dan Parathelphusaconvexa.
4. Indeks keanekaragaman yang di dapat adalah H'= 1.5821699, ini berarti
indeks keanekaragaman > 1, hal ini menunjukkan bahwa indeks
keanekaragamannya sedang.
5. faktor yang mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat
yaitu,Kedalaman air, suhu, salinitas, dan jenis substrat.

G. LAMPIRAN
1. Foto Kegiatan Penelitian

Lokasi pengamatan benthos Peletakkan petak kuadran

Pengambilan sampel benthos Pengambilan benthos destruktif

2. Foto Sampel Penelitian


Ophiocomina nigra Thyone briareus Cyprae
annulus Liocarcinu vernalis

Dardanu calidus
Echinolittorina
vidua

Anda mungkin juga menyukai