Anda di halaman 1dari 70

RENCANA

PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
TEKNIK PENGEMBANGBIAKAN KOMODITAS PERIKANAN AIR
TAWAR

3.1 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam


4.1 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

2021/2022
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Ciasem


Mata Pelajaran : Teknik Pengembangbiakan Komoditas Perikanan Air Tawar
Materi Pokok : Pemeliharaan Larva
Sub Materi Pokok : Pengelolaan Media / Kualitas Air Larva di Kolam dan
Pengendalian hama penyakit
Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar
Kelas/Semester : XI/ Gasal
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 3 x 8 JP (144 x @ 20 Menit) / PTM Terbatas

A. Kompetensi Inti *)
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan

1| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri


D wi U t am i )
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam
4.11 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11.1 Menganalisis sifat dan karakteristik larva ikan
3.11.2 Menganalisis tahapan perkembangan larva
3.11.3 Menganalisis perhitungan padat tebar larva ikan di kolam
3.11.4 Menganalisis perhitungan jumlah kebutuhan pakan larva
3.11.5 Menerapkan pemberian pakan
3.11.6 Menganalisis laju pertumbuhan larva ikan di kolam
3.11.7 Mengelola media/ kualitas air pemeliharaan larva
3.11.8 Menganalisis pengendalian hama dan penyakit pemeliharaan larva
4.11.1 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva di kolam
4.11.2 Melakukan perhitungan padat tebar larva di kolam
4.11.3 Melakukan perhitungan laju pertumbuhan larva ikan di kolam

D. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis sifat dan karakteristik
larva ikan secara baik dan benar
 Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
tahapan perkembangan larva dengan tepat dan teliti
 Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan padat tebar
larva ikan di kolam secara tepat dan benar
 Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan jumlah
kebutuhan pakan larva secara tepat dan teliti
 Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menerapkan pemberian pakan pada
larva ikan di kolam denan baik dan benar
 Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
2| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri
D wi U t am i )
laju pertumbuhan larva di kolam secara tepat dan teliti
 Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu mengelola
media pada pemeliharaan larva di kolam dengan secara tepat dan benar
 Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menganalisis
pengendalian hama dan penyakit pada pemeliharaan larva secara tepat
 Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melkukan persiapan wadah pemeliharaan
larva dengan tepat dan terstruktur
 Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan padat penebaran
secara serius dan tepat
 Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan laju pertumbuhan
larva di kolam secara serius dan teliti.

E. Materi Pembelajaran

1) Air
Menurut Naas et.al ( 1992) peran penting fitoplankton sebagai penyusun air hijau adalah
dalam hal membantu benih untuk mendapatkan pakan karena partikel-partikel terlarut
(plankton) menyebabkan peningkatan kontras penglihatan bagi benih, sehingga mangsa
dapat terdeteksi. Air hijau dapat meningkatkan peluang tertangkapnya pakan untuk
menangkap pakan yang berakibat lanjut pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih.
Air hijau mampu menekan sisa metabolisme berupa total amonia di dalam air. Sebaliknya
menurut Tamaru et.al ( 1994 ) bahwa air hijau terjadi paradoks yaitu nilai total amoniak
senantiasa lebih tinggi dari air jernih. Total amonia bagi ikan mas yang mematikan adalah 2
ppm. Untuk mengurangi amoniak pada wadah pemeliharaan benih, dilakukan penyiponan
kotoran berupa sisa pakan atau kotoran ikan. Penyiponan kotoran dilakukan setiap hari atau
sesuai dengan tingkat kebersihan air pemeliharaan larva. Air yang dikeluarkan selama
penyiponan selanjutnya diganti dengan air bersih.
2) Cahaya
Intensitas cahaya sangat berperan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan berbagai
benih ikan terutama benih ikan yang bersifat ’vision feeding’ yaitu benih yang
mengandalkan penglihatan dalam menangkap pakan. Akan tetapi lain halnya bagi ikan yang
mempunyai alat deteksi lain selain mata. Sebagian besar ikan menyukai intensitas cahaya
yang rendah dan aktif mencari makan.
3| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri
D wi U t am i )
3) Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air bertujuan untuk menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi
larva untuk bisa hidup, berkembang, dan tumbuh sehingga diperoleh kelangsungan hidup
dan pertumbuhan larva yang maksimum. Bentuk kegiatan pengelolaan air dalam wadah
pemeliharaan larva antara lain pemberian dan pengaturan aerasi, pemeriksaan/pemantauan
kualitas air dan pergantian air. Pemberian
aerasi dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air wadah pemeliharaan. Untuk
meningkatkan difusi oksigen, udara yang dimasukkan ke dalam air dibuat menjadi
gelembung kecil dengan bantuan batu aerasi. Oleh karena itu, beberapa faktor untuk
menciptakan efisiensi dan efektivitas aerasi perlu diperhatikan 1) kekuatan (tekanan dan
volume) aerasi, 2) jumlah titik aerasi, 3) kedalaman titik aerasi dalam badan air. Untuk
mempertahankan kondisi kualitas air optimum, maka dilakukan pemantauan/pemeriksaan
kualitas air pada suhu, salinitas, DO, pH dan kualitas air lainnya. Apabila kualitas air dalam
wadah pemeliharaan larva sudah tidak memenuhi persyaratan optimum, maka dilakukan
perbaikan kualitas air dengan pergantian air. Pergantian air media pemeliharaan larva
bertujuan untuk membuang feses, metabolit amonia, CO2, dan sebagainya keluar wadah
pemeliharaan. Bahan yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan bagi larva tersebut akan
tersedimentasi di dasar wadah pemeliharaan. Untuk mengeluarkan bahan tersebut dilakukan
dengan cara menyipon dan membuangnya ke luar wadah. Air yang terbuang diganti dengan
air baru sehingga lingkungan pemeliharaan larva kembali optimal. Penyiponan di dasar
wadah harus dilakukan secara hati-hati agar larva tidak ikut tersedot keluar, kecuali untuk
larva yang lemah dan akan mati serta larva yang sudah mati.

4) Suhu dan Oksigen


Tingkat konsumsi oksigen semakin tinggi dengan meningkatnya suhu. Hal ini terjadi karena
perubahan suhu lingkungan dapat mempengaruhi sebagian besar proses fisiologi yang terjadi
dalam tubuh ikan, sehingga tingkat konsumsi oksigenpun meningkat. Pada suhu yang dapat
ditolerir oleh ikan, konsumsi oksigen sering bertambah secara teratur dengan bertambahnya
suhu lingkungan. Peningkatan suhu 10oC menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen 2-3
kali lipat . Konsumsi oksigen pada suhu 27oC adalah 0,47 mgO2./jam. lebih rendah jika
dibandingkan pada suhu 33oC yaitu sebesar 0,67 mgO2./jam. Menurut Schmit – Nelsen
4| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri
D wi U t am i )
( 1990) sebagian besar hewan hewan berdarah dingin ( poikiloterm ) semakin tidak aktif
pada suhu yng menurun. Konsumsi oksigen metabolisme standar pada larva ikan baung
adalah 0,47 0,67 mgO2./jam, ikan rainbouw 0,50 mgO2./jam, ikan lele Afrika 0,12
mgO2./jam, ikan grass carp 0,17 mgO2./jam, ikan mas 0,29 mgabO2./jam. Perbedaan
konsumsi oksigen disebabkan oleh suhu, tingkat metabolisme serta jenis dan ukuran ikan.
Pada pemeliharaan larva ikan, suhu media pemeliharaan harus stabil baik siang maupun
malam. Agar suhu media pemeliharaan tetap stabil, perlu menggunakan automatic heather.
Sedangkan untuk meningkatkan oksigen terlarut, pada media pemeliharaan di pasang aerasi.
Aerasi dan automatic heather dipasang selama pemeliharaan larva ikan.

5) pH air
pH merupakan hasil metabolisme yang terdapat dalam perairan. pH perairan merupakan
jumlah ion hidrogen yang terdapat di dalam perairan. Dengan kata lain nilai pH suatu
perairan akan menunjukkan apakah air bereaksi asam atau basa. Nilai pH air optimal untuk
mendukung kehidupan ikan dan kultur pakan alami (fitoplankton) berkisar antara 6,5 – 8,5

6) Ammonia
Ammonia merupakan salah satu produk penguraian bahan organik yang dilakukan oleh
bakteri yang dilakukan pada perairan anaerob atau kurangnya kandungan oksigen terlarut
dalam air. Bahan organik diuraikan oleh nitrobakter dan salah satu menghasilkan amoniak.
Di dalam air ammonia mempunyai dua bentuk senyawa yaitu senyawa ammonia bukan ion
(NH3) dan berupa ion amonium (NH4+). Selanjutya amonium dirombak lagi oleh
nitrosomonas menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat. Dalam kaitannya dengan usaha
pemeliharaan ikan air tawar, NH3 akan dapat meracuni ikan sedangkan NH4+ tidak
berbahaya kecuali dalam konsentrasi sangat tinggi. Konsentrasi NH3 yang tinggi biasanya
terjadi setelah fitoplankton mati kemudian diikuti dengan penurunan pH air disebabkan
konsentarsi CO2 meningkat. Batas pengaruh yang mematikan ikan apabila konsentarsi NH3
pada perairan tidak lebih dari 1 ppm karena dapat menghambat daya serap hemoglobin darah
terhadap oksigen dan ikan akan mati karena sesak napas. Perombakan senyawa nitrogen
pada perairan aerob akan menghasilkan senyawa nitrat yang dapat diserap oleh organisme
nabati sampai menjadi senyawa organik berupa protein.

5| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri


D wi U t am i )
F. Metode atau model pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Diskusi, information search, small grup discussion dan tanya
Jawab
2. Model Pembelajaran : Blended Learning dan Problem Based Learning

G. Kegiatan Pembelajaran
3.11.8 Mengelola media/ kualitas air pada pemeliharaan larva
3.11.9 Menganalisis pengendalian dan penyakit pemeliharaan larva

Langkah Pembelajaran Waktu


Guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka dan
berdoa melalui google meet. (Sinkronus) Peserta didik melakukan
doa bersama sebagai sikap (religious).
Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya (Untuk menumbuhkan
rasa cinta terhadap tanah air dan sikap nasionalisme) sesuai dengan
instrumen tayangan youtube
(https://www.youtube.com/watch?v=UuPaS81n0xg) sesuai
dengan instruksi guru.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
7 Menit
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan
menanyakan kondisi kesehatan.
Guru memberi apersepsi tentang materi pemeliharaan larva komoditas
perikanan di kolam pada kompetensi dasar mengendalikan kualitas air
dan hama penyakit pada
pemeliharaan larva ikan dikolam.
Guru menyampaikan tujuan dari materi yang akan dicapai hari
ini.
Guru menjelaskan penilaian yang akan dilakukan. Penilaian berupa
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

6| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri


D wi U t am i )
Langkah Pembelajaran Waktu
A. Pemberian Rangsangan / Stimulus 15 Menit

1. Peserta didik diberikan presentasi (paparan) dari guru mengenai


pengelolaan kualitas air dan pengendalian hama penyakit pada
pemeliharaan arva ikan.
 Setelah memperhatikan isi presentasi dari guru, peserta didik
diberikan waktu kesempatan untuk menyusun pertanyaan yang
diberikan kepada guru.

B. Pernyataan atau identifikasi masalah


 Guru mempersilahkan peserta didik untuk melakukan pengamatan
pada suatu video mengenai permasalahan tingginya angka
kematian larva ikan
https://www.youtube.com/watch?v=sCAIpCCpyz4
https://www.youtube.com/watch?v=dP-rPCS7i-M

“Menurut pengalaman dan fakta di Balai Pengembangan Budidaya


Perikanan Air Tawar yang sering terjadi larva menghilang karena
13 Menit
didapatkan ucrit didalam kolam pemeliharaan larva.”

 Peserta didik melakukan identifikasi terhadap tayangan video dan


berdasarkan kejadian fakta diatas
 Guru mempersilahkan peserta didik untuk menganalisis tentang
pengelolaan kualitas air pemeliharaan larva dikolam dan
mempersilahkan untuk menganalisis pengendalian terhadap hama
dan penyakit pada larva beserta mencari contoh yang sering terjadi
dilingkungan sekitar sekolah atau ditempat pembudidaya dan balai
perikanan sekitar. (Problem Based Leraning)

C. Pengumpulan Data (Data Collection) Mandiri di


Rumah/ kasus
 Peserta didik menggali informasi mengenai kajian teori yang
berdasarkan fakta
relevan dengan permasalahan yang ditemukan (Blended
Learning)
7| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri
D wi U t am i )
pada pengelolaan media kualitas air dab pengendalian hama dan
penyakit larva ikan di kolam
 Peserta didik melakukan proses pengumpulan data dan informasi
berdasarkan kegiatan yang dilakukan kemudian mencatatnya
dalam file ms.word sebagai laporan kegiatan praktek dan
diupload Melalui Google
Clashroom (Asinkronus) .
D. Pembuktian (Verification) 15 Menit
 Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatan dan laporan
pada video tayangan dan sebuah berita (artikel) yang ditampilkan
dengan hasil analisis yang telah
dilakukan Melalui google meet.
E. Menarik Kesimpulan (Generalization) 5 Menit
 Guru menugaskan kelompok perwakilan menyajikan hasil
diskusi
 Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap presentasi
 Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok
secara keseluruhan
 Peserta didik memperbaiki hasil presentasi dan membuat
kesimpulan.

Langkah Pembelajaran Waktu


Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya di laman google meet.
Guru dan peserta didik berdoa bersama dan memberi salam. Guru dan
peserta didik berdoa bersama dan memberi salam
5 Menit

8| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri


D wi U t am i )
H. Media, Alat atau Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat : komputer, laptop, headset, alat tulis, Gawai

2. Media : Materi Ajar, Hand Out, Berita internet, artikel, Platform Whatsapp, Google Form,
Google Clashroom.

3. Sumber Belajar :
(1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Teknik Pengembangbiakan Ikan. Jakarta,
Modul Belajar

(2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pemeliharaan Larva Ikan. Jakarta, Modul
Belajar
(3) Internet Link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=sCAIpCCpyz4
https://www.youtube.com/watch?v=dP-rPCS7i-M
http://smk.kemdikbud.go.id/konten/3510/teknik-pembenihan-ikan-4

Subang, Juli 2021

Kepala Sekolah Guru yang mengajar

Tumiyanta, M.Pd. Astri Dwi Utami, S.Pi.


NIP. 196707041990031006 NUPTK. 5543769670130033

9| R e nc anaP e l ak sanaa nPe m be l aj aran(Ast ri


D wi U t am i )
Pemeliharaan Larva Ikan
(Pengelolaan Kualitas Air dan Hama
Penyakit)
Astri Dwi Utami (201503281517)
Pola Interaksi

Ikan

Lingkungan Agen Penyakit

Gambar. Kondisi yang baik sehingga agen penyakit tidak


menyerang ikan
Tabel 5. Nilai optimum kualitas
air untuk larva ikan bawal
Peubah Nilai optimum

Suhu (o C) 25 –30

pH 7 – 7,5

DO (mg/L) > 5

CO2 (mg/L) < 25

Amoniak (mg/L) < 0,1

Alkalinitas (mg/L) 50 – 300


Penurunan Kualitas air

Ikan Stress

Daya Tahan Tubuh Turun

Mudah Terserang Penyakit


Penyakit

Infeksi Non Infeksi


1) Berhubungan Dengan
1) Bakteri
pakan
2) Virus
2) Berhubungan Dengan
3) Jamur
Kualitas Air/ Lingkungan
4) Parasit
3) Mal Nutrisi
4) Kesalahan Penanganan /
Transportasi
Beberapa penyakit pathogen yang terjadi pada kegiatan pembenihan ikan air tawar yaitu:

Saprolegnia sp.

Saprolegnia sp. menyerang semua jenis ikan air tawar termasuk telurnya,
tetapi pada umumnya menyerang jenis ikan mas, gurame, tawes gabus
dan lele. Jamur ini umumnya menyebabkan terjadinya infeksi sekunder
sebab ia senang menyerang tubuh ikan yang mengalami luka-luka oleh
penyebab lain dan menyerang.
Benang-benang seperti kapas. Sehingga disebut white cottony growth.
Pada telur ikan
yang terserang terlihat seperti
dilapisi kapur.
Pengendaliannya:
Merendam telur dalam larutan malachite green 5 ppm selama 10 menit
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dengan :
o Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1gram/100 liter air selama 90
menit;
o Garam dapur pada konsentrasi 1-10 gr/liter (tergantung spesies dan
ukuran) selama 10-60 menit;
Parasit Epistylis sp

Parasit ini biasa menginfeksi benih ikan nila Epistylis sp pada umumnya
ditemukan pada air tawar dan biasanya menempel pada objek-objek yang
terendam dalam air, seperti tumbuhan atau hewan air.
Lerneasis

Penyakit ini disebabkan oleh Lernaeae cyprinaceae dan L. arcuata.


Parasit ini dikenal sebagai cacing jangkar (anchor worm). Parasit
menempel ke tubuh ikan dengan “jangkar” yang menusuk dan
berkembang di bawah kulit. Badan parasit dilengkapi dengan dua buah
kantung telur akan terlihat menggantung di luar tubuh ikan. Hampir
semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini, terutama
yang berukuran benih. Padtingkat infeksi yag cukup tinggi dapat
mengakibatkan kasus kematian yang serius.
Pengendalian:
 Pengendapan dan penyaringan air masuk.
 Pemusnahan ikan yang terinfeksi dan pengeringan dasar kolam yang
diikuti dengan pengapuran.
 Pemberian Temephos (Abate) pada dosis 1mg/liter (akuarium) dan 1,5
mg/liter (kolam).
Hama pada ikan dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu predator, kompetitor, dan
pengganggu. Hama pada kegiatan pembenihan pada umumnya hama predator yang
berasal dari darat dari golongan serangga/insekta air umumnya ditemukan
di kolam pembenihan ikan. Predator jenis ini menyerang dan memangsa larva dan benih
ikan. Karakteristik predator benih ikanbermacam-macam, ada yang langsung
memangsa, membunuh kemudian memangsa bangkai ikan setelah beberapa waktu dan ada
juga predator yang hanya menghisap cairan tubuh benih ikan. Hama pada kegiatan
pembenihan ikan air tawar di antaranya: katak, kadal, ular, dan burung.
BAHAN AJAR
TEKNIK PENGEMBANGBIAKAN KOMODITAS PERIKANAN AIR
TAWAR

3.1 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam


4.1 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

2021/2022
BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Ciasem


Mata Pelajaran : Teknik Pengembangbiakan Komoditas Perikanan Air Tawar
Materi Pokok : Pemeliharaan Larva
Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar
Kelas/Semester : XI/ Gasal
Tahun Pelajaran : 2021/2022
AlokasiWaktu : 4 x 8 JP (144 x @ 35 Menit)

A. Kompetensi Inti *)
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
1|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam
4.11 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11.1 Menganalisis sifat dan karakteristik larva ikan
3.11.2 Menganalisis tahapan perkembangan larva
3.11.3 Menganalisis perhitungan padat tebar larva ikan di kolam
3.11.4 Menganalisis perhitungan jumlah kebutuhan pakan larva
3.11.5 Menerapkan pemberian pakan
3.11.6 Menganalisis laju pertumbuhan larva ikan di kolam
3.11.7 Mengelola media/ kualitas air pemeliharaan larva
3.11.8 Menganalisis pengendalian hama dan penyakit pemeliharaan larva
4.11.1 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva di kolam
4.11.2 Melakukan perhitungan padat tebar larva di kolam
4.11.3 Melakukan perhitungan laju pertumbuhan larva ikan di kolam

D. Tujuan Pembelajaran
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis sifat dan karakteristik
larva ikan secara baik dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu
menganalisis tahapan perkembangan larva dengan tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan padat
tebar larva ikan di kolam secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan jumlah
kebutuhan pakan larva secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menerapkan pemberian pakan pada
larva ikan di kolam denan baik dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menghitung Feeding

2|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)


Rate (FR), Feeding Frequency (FF), Feeding Time (FT) dan Food Conversion Ratio (FCR)
secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu
menganalisis laju pertumbuhan larva di kolam secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu mengelola media
pada pemeliharaan larva di kolam dengan secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menganalisis
pengendalian hama dan penyakit pada pemeliharaan larva secara tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melkukan persiapan wadah pemeliharaan
larva dengan tepat dan terstruktur
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan padat penebaran
secara serius dan tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan laju pertumbuhan
larva di kolam secara serius dan teliti.

A. Deskripsi

Teknik pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar meliputi beberapa kompetensi didalamnya
terdapat pemeliharaan larva ikan, pada kegiatan pembelajaran ini membahas mengenai Penanganan
larva sesuai sifat dan karakter jenis ikan, Tahapan perkembangan larva, Perhitungan padat tebar larva,
Pengelolaan pakan larva, Ukuran pakan larva, Nutrisi pakan larva, Jenis jenis pakan larva, Feeding rate,
feeding frekuensi dan feeding time, Feed Conversion Rate, Laju pertumbuhan larva, Pengelolaan
media pemeliharaan larva, Sanitasi wadah, Pengelolaan kualitas air, Pengukuran parameter kualitas air,
Pengendalian hama penyakit dan Teknik pemanenan larva.

B. Kegiatan Belajar

1. Tujuan Pembelajaran

✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis sifat dan karakteristik larva
ikan secara baik dan benar
3|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
tahapan perkembangan larva dengan tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan padat tebar
larva ikan di kolam secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan jumlah
kebutuhan pakan larva secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menerapkan pemberian pakan pada larva
ikan di kolam denan baik dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menghitung Feeding
Rate (FR), Feeding Frequency (FF), Feeding Time (FT) dan Food Conversion Ratio (FCR)
secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis laju
pertumbuhan larva di kolam secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu mengendalikan media
pada pemeliharaan larva di kolam dengan secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu mengendalikan hama dan
penyakit pada pemeliharaan larva secara tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melkukan persiapan wadah pemeliharaan larva
dengan tepat dan terstruktur
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan padat penebaran secara
serius dan tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan laju pertumbuhan larva
di kolam secara serius dan teliti.

2. Uraian Materi

Besarnya kelangsungan hidup ikan dalam kolam budi daya antara lain ditentukan oleh
perkembangan larva. Larva merupakan anak ikan yang baru ditetaskan dengan tubuh yang
belum sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Bentuk umum dari larva ikan tidak
banyak variasinya karena banyak organ-organ yang belum berkembang. Justru karena hal
inilah menjadi sangat sukar ditentukan oleh perkembangan larva. Larva adalah anak hewan
4|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)
avertebrata yang masih harus mengalami modifikasi menjadi lebih besar atau lebih kecil untuk
mencapai bentuk dewasa. Menurut Lagler (1956), larva adalah organisme yang masih
berbentuk primitif atau belum mempunyai organ tubuh lengkap seperti induknya untuk
menjadi bentuk definitif yaitu metamorfosa. Larva ikan yang baru menetas memiliki kuning
telur. Larva tersebut mengambil makanan dari kuning telur. Kuning telur akan habis setelah
larva berumur 3 hari. Setelah kuning telur habis, larva mengambil makanan dari luar atau
lingkungan hidupnya. Larva ikan yang dibudidayakan harus dilakukan pemeliharaan untuk
mencapai stadia benih. Wadah yang dapat digunkan untuk melakukan pemeliharaan larva ini
bermacam-macam. Wadah pemeliharaan larva ini antara lain dapat berupa bak, akuarium atau
kolam.

5|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)


Padat Penebaran

Padat penebaran larva pada saat pemeliharaan, sangat tergantung pada daya dukung kolam. Daya
dukung kolam meliputi kualitas air dan ketersediaan pakan. Dengan demikian padat penebaran pada setiap
lokasi akan berbeda. Menurut SNI, padat penebaran larva / benih ikan lele adalah:

• Padat tebar larva ( usia 0-1minggu, ukuran1-2 cm : 2000ekor /literair

• Padat tebar larva ( usia 1-2 minggu, ukuran 2-3 cm : 1000 ekor / liter air

• Padat tebar larva ( usia 2-3 minggu, ukuran 3-4 cm : 500 ekor / liter air

• Padat tebar larva ( usia 3-4 minggu, ukuran 4-5 cm : 200 ekor / liter air

• Padat tebar larva ( usia 4-5 minggu, ukuran 5-6 cm : 100 ekor / liter air

• Padat tebar larva ( usia 5-6 minggu, ukuran 6-7 cm : 75 ekor / liter air

• Padat tebar larva ( usia 7-8 minggu, ukuran 7-8 cm : 50 ekor / liter air

6|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)


a. Perkembangan Larva Ikan

Fase larva memiliki perkembangan anatomi dan morfologi yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan yang
lebih dewasa. Sebagian besar perkembangan larva ikan yang baru menetas adalah mulut belum terbuka, cadangan
kuning telur dan butiran minyak masih sempurna dan larva yang baru menetas bersifat pasif. Hari ke dua mulut mulai
terbuka. Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat tersebut cadangan kuning
telurnya pun telah menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume awal.

Telur ikan yang baru menetas dinamakan larva, tubuhnya belum sempurna baik organ luar maupun organ
dalamnya. Larva akan terus berkembang untuk menyempurnakan bentuk dan fungsi dari masing- masing
organ. Perkembangan larva secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu :

Prolarva, larva yang masih memiliki kuning telur, tubuhnya transparent dengan beberpa butir pigmen yang
fungsinya belum diketahui. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi bentuknya belum sempurna. Kebanyakan
prolarva yang baru keluar dari cangkangnya tidak memiliki sirip perut yang nyata melainkan berupa tonjolan
saja. Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung yang lurus.

Morfologi larva Sistem Pencernaan Larva


A = umur 2 hari, B = umur 4 hari, C =
umur 6 hari, D = umur 12 hari, E =
umur 22 hari

7|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)


Gambar Perkembangan Larva Ikan

pernafasan dan peredaran darah belum sempurna. Makanan diperoleh dari cadangan kuning telur yang belum
habis diserap. Pergerakan larva ikan yang baru menetas relative sedikit, sehingga masih mudah terbawa arus.
Perkembangan prolarva sangat cepat sehingga morfologi dan proporsi bagian tubuhnya cepat berubah.

1 2 3

Gambar 15. Macam macam Ukuran Kuning Telur Ikan fase prolarva.
1 Larva Ikan Mas, 2 Ikan Gurame, 3 Ikan Arwana

Post larva, masa larva dari hilangnya cadangan kuning telur hingga terbentuknya organ-organ baru atau
selesainya tahap penyempurnaan bentuk dan fungsi organ. Sehingga post larva telah dapat bergerak lebih aktif
untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencari makanan, meskipun pergerakannya masih terbatas. Pada ikan mas
post larva biasa dikenal dengan sebutan lokal kebul. Post larva masih mengandalkan pakan alami untuk
memenuhi kebutuhannya.

Perpindahan tahap prolarva menjadi post larva merupakan masa kritis bagi perkembangan larva, hal ini
disebabkan karena adanya perpindahan atau masa transisi habisnya kuning telur. Pada masa prolarva makanan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perkembangan tubuh diperoleh dari cadangan kuning telur melalui
proses absorbsi dalam tubuh (indogenous feeding), setelah kuning telur habis terserap maka larva sudah harus
mulai mencari makanan dari luar tubuhnya (eksogenous feeding). Pada masa transisi inilah terjadi proses
katabolisme berupa penghisapan

8|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)


kembali jaringan tubuh yang sudah terbentuk bertepatan dengan pergerakan larva. Ketika kuning telur
hampir habis diserap, larva mulai beradaptasi dengan mengambil makanan dari luar tubuhnya. Masa
perpindahan inilah yang menjadi masa kritis bagi larva, karena ketersediaan pakan alami dalam media
hidupnya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup larva dalam mempertahankan hidupnya.

Saluran pencernaan larva ikan umur dua hari berbentuk tabung lurus, belum ditemukan rongga pada saluran
pencernaan. Ketika larva /benih umur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk sedikit. Pada umur 4 hari Pada
benih umur 10 hari saluran pencernaan semakin melengkung sampai ke anus dan hati sudah lengkap.

Benih umur 12 hari rongga saluran pencernaan dan vili ( lekukan ) semakin tinggi, usus depan sudah
berdiferensiasi menjadi lambung. Diantara lambung dan usus terdapat penyempitan saluran pencernaan (
pylorus/katup) dan di belakangnya terdapat rongga saluran- saluran pencernaan yang biasanya
menggelembung.

Aktivitas enzim protease di dalam saluran pencernaan semakin meningkat dengan bertambahnya umur benih dan
mencapai puncaknya pada umur 17 hari. Peningkatan aktivitas protease tersebut disebabkan oleh
meningkatnya luas permukaan usus dalam penambahan lekukan ( vili) bagian dalam usus dan bertambah
panjangnya usus yang menyebabkan meningkatnya jumlah sel penghasil enzim. Sesuai dengan pendapat
Ferraris et.al (1986) bahwa peningkatan aktivitas protease disebabkan meningkatnya jaringan penghasil
enzim. Penyebab lain adalah meningkatnya peran pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan baung sehingga
terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pakan yang berperan sebagai substrat yang diurai oleh enzim yang
ada.

Setelah berumur sehari, larva akan berkembang dan membentuk pasangan-pasangan alat sensor pada
badannya yang disebut "cupulae". Alat cupulae ini seperti rambut-rambut pendek. Pada bagian ujung (dekat
mulut) biasanya terdapat sepasang dan lainnya akan berada pada badannya. Alat sensor ini hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop dengan posisi larva dilihat dari bagian atas. Dengan terbentuknya alat ini
biasanya larva menjadi sensitif dari pengaruh luar. Cupulae ini akan tidak nampak atau hilang setelah larva
berumur 2 hari.

9|BAHAN AJAR (ASTRI DWI UTAMI)


Menjelang hari ke 2 akan terbentuk pigmentasi pada mata kemudian dibarengi dengan terbukanya mulut.
Setelah mata betul-betul membuka yang dapat ditandai dengan adanya sepasang pigmen hitam di bagian kepala
kemudian mulut larva membuka dengan sempurna maka selanjutnya larva mulai berusaha mencari dan
memangsa pakan yang ada di sekitarnya. Pada saat ini, cadangan kuning telur mulai menipis.

Mulai D-3 biasanya larva sudah aktif mencari mangsa, kuning telur habis diserap dan gelembung minyak mulai
menipis. Tampaknya gelembung minyak merupakan cadangan energi untuk larva sampai larva
mendapatkan mangsanya.Setelah gelembung minyak habis dan larva ternyata tidak menemukan mangsanya
maka larva akan mati. Pada periode inilah merupakan masa-masa kritis. Pada D-3 umumnya larva mulai
menampakkan sirip-sirip dada dan saluran pencernaannya mulai berkembang.

Setelah larva berumur sekitar satu minggu, duri punggung mulai berkembang dan pigmentasi di seluruh
badan mulai tampak. Untuk selanjutnya, larva akan berkembang terus hingga sampai mengalami
metamorfosis yaitu perubahan menuju bentuk ikan lengkap kira-kira berumur satu bulan. Pada umur itu, semua
organ sudah terbentuk dengan sempurna. Setiap jenis larva ikan mempunyai perbedaan perkembangan morfologi.

Gambar 16. Larva dan Kuning Telur Ikan

10 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Sebagian besar perkembangan morfologis larva ikan yang baru menetas adalah mulut belum terbuka, cadangan
kuning telur dan butiran minyak masih sempurna dan larva yang baru menetas bersifat pasif. Hari ke dua mulut
mulai terbuka. Selanjutnya benih mulai berusaha. Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari
makan, pada saat tersebut cadangan kuning telurnya pun telah menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume awal.

Sirip dada mulai terbentuk sejak benih baru menetas meskipun belum memiliki jari-jari. Pada hari kedua bakal
sirip punggung, sirip lemak dan sirip ekor masih menyatu dengan sirip dubur. Jari jari sirip dubur muncul pada hari
ke 5 dan lengkap pada hari ke 10. Pigmen mata pada larva yang baru menetas sudah terbentuk dan hari ke 2 mata
telah berfungsi. Insang pada hari ke sudah terbentuk dan berkembang sesuai umur larva. Pada umur 10 hari
insang sudah mulai berfungsi.

Kuning telur ikan patin, mas, lele, baung dan sebagainya habis terserap pada hari ke 3. Sedangkan ikan nila,
gurame, bawal kuning telurnya terserap setelah umur 4 hari. Perbedaan kecepatan penyerapan kuning telur ini
terjadi karena ukuran kuning telur yang berbeda dan pengaruh faktor lingkungan terutama suhu dan kandungan
oksigen terlarut. Kamler dan Kohno ( 1992 ) mengatakan semakin tinggi suhu maka penyerapan kuning telur
semakin cepat. Kuning telur yang diserap berfungsi sebagai materi dan energi bagi benih untuk pemeliharaan,
diferensiasi, pertumbuhan dan aktivitas rutin. Buddington (1988) fungsi utama kuning telur adalah untuk
pemeliharaan dan aktivitas serta relatif kecil untuk differensiasi.

Laju penyerapan kuning telur benih ikan baung dan patin pada fase awal menetas lambat, kemudian cepat dan
lambat lagi berlangsung secara eksponensial. Penyerapan lambat menjelang hingga habis terserap. Heming
dan Buddington ( 1988 ) bahwa penyerapan kuning telur berlangsung secara eksponensial. Penyerapan
lambat menjelang kuning telur habis terserap diduga disebabkan oleh berkurangnya luas permukaan
sejalan dengan penyusutan kantung kuning telur dan perubahan komposisi kuning telur.

Pemberian Pakan Larva

Pakan pertama larva hendaknya disesuaikan dengan sifat larva yang masih sangat lemah, sehingga perlu
diusahakan pakan yang sesuai dengan bukaan mulut larva dan kemampuan larva dalam memanfaatkan pakan
pertama. Larva memerlukan banyak energi dalam usahanya mencari makan pertamanya, karena kemampuan
berenangnya yang masih terbatas, sehingga ada baiknya pemberian pakan pertama larva yang dibudidayakan
mengandung energi yang cukup untuk kebutuhan perkembangan larva.

11 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Seperti yang disampaikan di atas bahwa larva ikan yang baru menetas masih memiliki kuning telur sebagai
cadangan makanan. Ukuran kuning telur setiap ikan berbeda-beda. Demikian juga kuning telur yang dimiliki
larva juga berbeda-beda. Kuning telur pada ikan mas, lele, patin akan habis setelah larva ikan berumur 2-3 hari.
Sedangkan kuning telur ikan nila dan gurame lebih besar dibandingkan kuning telur ikan mas, lele dan patin.
Demikian juga kuning telur ikan arwana lebih besar dibandingkan kuning telur ikan nila dan ikan gurame. Kuning
telur larva habis digunakan oleh larva dipengaruhi oleh suhu air tempat hidup larva. Suhu yang meningkat akan lebih
cepat habis. Suhu yang tinggi akan mempercepat proses metabolisme larva sehingga pertumbuhan larva
akan lebih cepat.

Jenis pakan yang diberikan ukuran larva sebaiknya pakan alami. Karena pakan alami memiliki kandungan protein
yang tinggi dan lengkap. Persyaratan pakan yang diberikan pada larva ikan adalah memiliki kandungan protein yang
tinggi, ukuran lebih kecil dari bukaan mulut larva, mudah dicerna, gerakan lambat dan mudah didapat. Beberapa
larva ikan memiliki ukuran dan umur pertama sekali makan berbeda, sehingga jenis pakan yang diberikan juga
berbeda juga.

Larva ikan patin mulai diberi makan pada umur 48 -52 jam. Jenis dan ukuran pakan ikan yang diberikan
disesuaikan dengan ukuran mulut ikan. Ukuran pakan yang pertama sekali dimakan oleh benih ikan baung
adalah pakan ukuran 0,21 mm, pada saat tersebut lebar bukaan mulut benih adalah 0,74 mm. Pakan ukuran
tersebut adalah Artemia salina . Benih ikan patin umur 3 – 7 hari diberi makan Artemia salina. Sedangkan
umur 8-12 hari diberi pakan potongan cacing tubifex yang dicampur Artemia sp. Umumnya, benih ikan
dalam satu populasi memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran yang bervariasi tersebut berpengaruh terhadap ukuran
pakan yang dikonsumsi. Oleh sebab itu pada saat pergantian pakan ikan seperti artemia dan tubifex sebaiknya
dicampur terlebih dahulu. Selanjutnya umur 12 – 30 hari diberi makan cacing tubifex utuh.

12 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Umur larva ikan pertama sekali mulai makan berbeda- beda. Terdapat perbedaan umur larva ikan pertama
sekali makan dengan ukuran kuning telur (yolk). Larva ikan gurame memiliki kuning telur lebih besar dibandingkan
ikan mas, nila, bawal, lele. Larva ikan gurame pertama sekali makan umur 6-7 hari, sedangkan ikan mas, lele, patin
pertama sekali makan pada umur 3 hari. Pada ikan baung, umur 10 hari selektivitas benih ikan terhadap pakan
tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh hubungan antara lebar bukaan mulut dan lebar pakan, akan tetapi tergantung
juga pada panjang usus. Ikan baung umur 10 hari, pemberian pakan tubifex harus dipotong potong.

Larva yang baru menetas masih memiliki kuning telur pada tubuhnya sebagai sumber makanan. Kuning telur
tersebut akan habis setelah larva berumur 3 hari. Pemberian pakan segera dilakukan setelah larva berumur 2 hari.
Pakan yang diberikan berupa pakan alami seperti rotifera, naupli daphnia dan artemia. Banyak pembenih
ikan patin lebih cenderung memberi pakan alami jenis naupli artemia. Karena jenis pakan alami ini lebih mudah
disediakan baik dalam jumlah maupun kontinuitas. Sedangkan pakan alami jenis rotifera maupun daphnia
sulit menyediakan secara kontinu.

Daphnia Artemia Infusoria

Gambar 17. Macam macam pakan alami yang umum diberikan kepada
larva ikan

13 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Artemia diberikan saat larva berumur 3 – 6 hari. Jumlah pakan yang diberikan adalah secukupnya (ad libitum).
Larva patin yang berumur 4 - 15 hari diberi pakan cacing tubifex. Pemberian pakan larva dilakukan sebanyak
5 - 8 kali perhari Hal yang perlu diperhatikan adalah saat pertukaran jenis pakan dari artemia ke cacing tubifex.
Pada awal pemberian pakan cacing tubifex, sebaiknya dicampur dengan artemia, karena pada saat itu larva
patin belum terbiasa memakan cacing tubifex. Selain itu, ukuran larva ikan bervariasi sehingga sebagian larva
tersebut belum mampu memakan cacing tubifex, sehingga larva yang masih berukuran kecil dan belum dapat
memakan cacing tubifex dapat memakan artemia. Pemberian awal larva ikan patin menggunakan cacing
tubifex dilakukan dengan menghaluskan cacing tersebut terlebih dahulu. Hal tersebut karena alat pencernaan larva
ikan patin belum mampu memakan cacing tubifex secara utuh.

Selama pemeliharaan larva ikan patin wadah pemeliharaan harus bersih dari sisa makanan atau kotoran benih.
Oleh sebab itu perlu dilakukan penyiponan setiap hari, serta penggantian air 2 hari sekali. Penyiponan
dilakukan menggunakan selang kecil. Penyiponan dilakukan dengan hati-hati agar larva ikan tidak ikut keluar
wadah pemeliharaan. Penyiponan dilakukan setiap hari dengan mengeluarkan kotoran yang mengendap di dasar
wadah. Setelah selesai disipon air wadah ditambah sebanyak air yang dikeluarkan selama penyiponan.

Pemeliharaan Larva Ikan


Pemeliharaan Larva Ikan Mas

Pemeliharaan larva terdiri dari pemberian pakan, pengelolaan kualitas air dan pengendalian hama dan penyakit ikan.
Pemberian pakan harus disesuaikan dengan ukuran ikan. Pemberian pakan yang sesuai dengan kondisi larva harus
diperhatikan. Kriteria pakan tersebut harus memenuhi persyaratan:

1. ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva

2. pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk memudahkan larva dalam mendeteksi dan
memangsa pakan mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi

Dalam rangka memberi pakan sesuai dengan kondisi larva maka pemberian pakan larva umumnya:

1. lebih dari satu jenis atau ukuran yang disesuaikan dengan lebar bukaan mulut
larva
2. setiap pergantian pakan dilakukan secara overlapping
14 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Larva ikan mas mulai diberi pakan saat persediaan kuning telur di dalam tubuhnya habis, yaitu 2 – 3 hari setelah
penetasan. Saat umur inilah, larva sudah bisa mencari pakan sendiri. Pada awal pemberian pakan, larva ikan mas
diberikan pakan sesuai dengan bukaan mulutnya. Pakan awal yang diberikan berupa emulsi kuning telur.
Emulsi kuning telur tersebut didapatkan dari rebusan kuning telur ayam yang kemudian dihancurkan hingga
menjadi emulsi.

Gambar 18. Emulsi kuning


telur

Pemberian emulsi kuning telur dilakukan sedikit demi sedikit dan ditebarkan di tempat – tempat
tertentu, seperti di sudut atau di pinggir wadah pemeliharaan larva, agar larva terbiasa mencari makan di tempat
yang sama. Emulsi kuning telur diberikan sampai larva berumur 12 hari. Larva diberikan pakan sebanyak 3
kali dalam sehari, karena ukuran larva masih sangat kecil dan membutuhkan pakan untuk pertumbuhannya,
sehingga membutuhkan pakan yang lebih banyak dan sering dibandingkan dengan benih ikan yang ukurannya
sudah besar. Kuning telur di berikan ke larva ikan sedikit demi sedikit sampai larva kenyang. Larva ikan
mas yang telah kenyang terlihat bagian perutnya berwarna kekuning-kuningan. Pemberian pakan yang terlalu
banyak dan tersisa dapat mengakibatkan pencemaran air. Pencemaran air pemeliharaan larva dapat
menyebabkan timbulnya penyakit pada larva ikan.

Larva ikan mas akan mengalami pertumbuhan sehingga wadah pemeliharaan akan akan semakin padat.
Kepadatan pemeliharaan larva ikan mas akan mengakibatkan oksigen terlarut akan berkurang. Oleh sebab itu
pemeliharaan larva ikan mas dalam bak, fiberglass atau akuarium dilakukan selama 12- 14 hari. Selanjutnya larva
ikan mas dapat ditebar ke kolam pendederan untuk dibesarkan.

15 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Pemeliharaan Larva Ikan Bawal

Larva ikan bawal dapat dipelihara pada wadah yang sama dengan wadah penetasan telur atau pada wadah
yang berbeda. Namun umumnya pembenih ikan bawal, wadah penetasan berbeda dengan wadah
pemeliharaan larva. Apabila wadah yang digunakan untuk memelihara larva adalah wadah yang sebelumnya
telah digunakan untuk penetasan telur, maka pada 2 – 3 hari setelah penetasan telur, dilakukan pergantian air
dengan membuang ¾ bagian air lama dan diganti dengan air baru. Hal ini bertujuan untuk membuang telur yang
tidak menetas, atau larva yang mati, sehingga kualitas air pemeliharaan larva sesuai dengan nilai
optimumnya kembali.

Namun apabila wadah yang digunakan untuk pemeliharaan larva berbeda dengan yang digunakan untuk
penetasan telur, maka peralatan dan wadah pemeliharaan harus disiapkan sebelum larva dipindahkan ke dalam
wadah pemeliharaan. Penyiapan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi larva hidup,
berkembang dan tumbuh, serta menghilangkan/mengurangi potensi serangan mikroorganisme terhadap larva.
Mengingat larva merupakan stadia ikan yang paling kritis maka penyiapan wadah pemeliharaan larva harus
dilakukan secara seksama. Wadah pemeliharaan larva sudah disiapkan 2 – 3 hari sebelum larva ditebarkan.

Peralatan yang perlu disiapkan meliputi selang dan batu aerasi, seser, dan peralatan sampling (seperti timbangan,
penggaris). Sedangkan wadah pemeliharaan yang disiapkan dapat berupa akuarium, bak semen/beton dan
happa. Akan tetapi adakalanya pemindahan larva dalam wadah baru tidak diperlukan karena wadah penetasan
telur dapat berfungsi sekaligus sebagai wadah pemeliharaan larva. Hal ini sangat baik bagi larva, mengingat
proses pemindahan larva, sebagaimana pemindahan telur, berpotensi menimbulkan kerusakan fisiologis bagi
larva.

Siklus larva merupakan siklus yang paling kritis, terutama sangat rentan terhadap serangan penyakit dan
perubahan lingkungan. Untuk menghindari terjangkitnya penyakit, maka wadah pemeliharaan larva harus
dibersihkan dan disanitasi terlebih dahulu. Sanitasi wadah dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
terjangkitnya penyakit selama pemeliharaan, karena wadah pemeliharaan yang sebelumnya telah digunakan untuk
proses pemeliharaan larva merupakan sarana utama bawaluknya penyakit pada wadah pemeliharaan. Dengan
sanitasi maka hama dan penyakit yang menempel pada permukaan dan dinding bak akan mati dan hilang
sehingga kemungkinan terjengkitnya penyakit akan lebih kecil.

16 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Gambar. Sanitasi Wadah

Proses sanitasi untuk bak atau akuarium dapat dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya saja, dengan
perendaman wadah menggunakan air panas, pembersihan permukaan dan dinding wadah dengan disikat, atau
hanya dengan pembilasan menggunakan air tawar. Proses sanitasi wadah yang umum dilakukan adalah dengan
menyikat seluruh permukaan dan dinding wadah menggunakan deterjen atau bahan lain sampai kotoran yang
menempel bersih. Setelah itu, dilakukan pembilasan wadah dengan menggunakan air tawar untuk
menghilangkan sisa deterjen yang menempel dan menghilangkan bau dari bahan tersebut. Proses
sanitasi ini dilanjutkan dengan pengeringan wadah selama 2 – 3 hari. Pengeringan atau penjemuran ini dilakukan
untuk menguapkan air sisa pembilasan, sehingga wadah benar-benar kering dan tidak berbau bahan sanitasi.
Melalui pengeringan atau penjemuran wadah tersebut, dapat mematikan siklus hidup penyakit yang
menempel atau tersisa.

Untuk peralatan seperti selang dan batu aerasi dapat dibersihkan dengan merendamnya terlebih dahulu dengan
kaporit atau chlorin. Hal ini dimaksudkan untuk memutus siklus penyakit dan mematikan hama atau kotoran yang
menempel pada peralatan. Perendaman dapat dilakukan selama 1 – 2 jam. Setelah itu, peralatan dibilas dengan
menggunakan air tawar sampai bau klorin atau kaporit benar-benar hilang. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kematian larva akibat air yang terkontaminasi atau tercemar oleh bau kaporit. Setelah seluruh peralatan benar-benar
tidak berbau khlorin atau kaporit, maka selang dan batu aerasi dapat dipasang di dalam wadah pemeliharaan.

17 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Untuk peralatan lainnya seperti seser, dapat dibersihkan dengan membilas menggunakan air tawar dan
dijemur di bawah sinar matahari. Apabila wadah dan peralatan sudah dibersihkan, maka dapat dilakukan
pengisian air pemeliharaan dan pemberian aerasi. Air yang dimasukkan adalah air yang memiliki kualitas air sesuai
dengan sifat hidup larva, meliputi:

Tabel 5. Nilai optimum kualitas air untuk larva ikan bawal

Peubah Nilai optimum

Suhu (o C) 25 –30

pH 7 – 7,5
DO (mg/L) >5
CO2 (mg/L) < 25
Amoniak (mg/L) < 0,1
Alkalinitas (mg/L) 50 – 300

18 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Larva

Air

Menurut Naas et.al ( 1992) peran penting fitoplankton sebagai penyusun air hijau adalah dalam hal membantu
benih untuk mendapatkan pakan karena partikel-partikel terlarut (plankton) menyebabkan peningkatan kontras
penglihatan bagi benih, sehingga mangsa dapat terdeteksi. Air hijau dapat meningkatkan peluang tertangkapnya
pakan untuk menangkap pakan yang berakibat lanjut pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih.

Air hijau mampu menekan sisa metabolisme berupa totalamonia di dalam air. Sebaliknya menurut Tamaru et.al (
1994 ) bahwa air hijau terjadi paradoks yaitu nilai total amoniak senantiasa lebih tinggi dari air jernih. Total
amonia bagi ikan mas yang mematikan adalah 2 ppm.

Untuk mengurangi amoniak pada wadah pemeliharaan benih, dilakukan penyiponan kotoran berupa sisa pakan
atau kotoran ikan. Penyiponan kotoran dilakukan setiap hari atau sesuai dengan tingkat kebersihan air
pemeliharaan larva. Air yang dikeluarkan selama penyiponan selanjutnya diganti dengan air bersih.

Cahaya

Intensitas cahaya sangat berperan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan berbagai benih ikan
terutama benih ikan yang bersifat ’vision feeding’ yaitu benih yang mengandalkan penglihatan dalam
menangkap pakan. Akan tetapi lain halnya bagi ikan yang mempunyai alat deteksi lain selain mata. Sebagian besar
ikan menyukai intensitas cahaya yang rendah dan aktif mencari makan.

19 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Pengelolaan kualitas air

Pengelolaan kualitas air bertujuan untuk menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi larva untuk bisa
hidup, berkembang, dan tumbuh sehingga diperoleh kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva yang
maksimum. Bentuk kegiatan pengelolaan air dalam wadah pemeliharaan larva antara lain pemberian dan
pengaturan aerasi, pemeriksaan/pemantauan kualitas air dan pergantian air. Pemberian aerasi dilakukan
untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air wadah pemeliharaan. Untuk meningkatkan difusi oksigen,
udara yang dimasukkan ke dalam air dibuat menjadi gelembung kecil dengan bantuan batu aerasi. Oleh karena itu,
beberapa faktor untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas aerasi perlu diperhatikan 1) kekuatan (tekanan
dan volume) aerasi, 2) jumlah titik aerasi, 3) kedalaman titik aerasi dalam badan air.

Untuk mempertahankan kondisi kualitas air optimum, maka dilakukan pemantauan/pemeriksaan kualitas air
pada suhu, salinitas, DO, pH dan kualitas air lainnya. Apabila kualitas air dalam wadah pemeliharaan larva sudah
tidak memenuhi persyaratan optimum, maka dilakukan perbaikan kualitas air dengan pergantian air.

Pergantian air media pemeliharaan larva bertujuan untuk membuang feses, metabolit amonia, CO2, dan
sebagainya keluar wadah pemeliharaan. Bahan yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan bagi larva tersebut
akan tersedimentasi di dasar wadah pemeliharaan. Untuk mengeluarkan bahan tersebut dilakukan dengan cara
menyipon dan membuangnya ke luar wadah. Air yang terbuang diganti dengan air baru sehingga
lingkungan pemeliharaan larva kembali optimal. Penyiponan di dasar wadah harus dilakukan secara hati-hati
agar larva tidak ikut tersedot

Keluar, kecuali untuk larva yang lemah dan akan mati serta larva yang sudah mati Suhu dan
Oksigen

Tingkat konsumsi oksigen semakin tinggi dengan meningkatnya suhu. Hal ini terjadi karena perubahan suhu
lingkungan dapat mempengaruhi sebagian besar proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh ikan, sehingga
tingkat konsumsi oksigenpun meningkat. Pada suhu yang dapat ditolerir oleh ikan, konsumsi oksigen sering
bertambah secara teratur dengan bertambahnya suhu lingkungan. Peningkatan suhu 10oC menyebabkan
peningkatan konsumsi oksigen 2-3 kali lipat .

Konsumsi oksigen pada suhu 27oC adalah 0,47 mgO2./jam. lebih rendah jika dibandingkan pada suhu 33 oC yaitu
20 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
sebesar 0,67 mgO2./jam. Menurut Schmit – Nelsen ( 1990) sebagian besar hewan hewan berdarah dingin (
poikiloterm ) semakin tidak aktif pada suhu yng menurun. Konsumsi oksigen metabolisme standar pada
larva ikan baung adalah 0,47-0,67 mgO2./jam, ikan rainbouw 0,50 mgO 2./jam, ikan lele Afrika 0,12
mgO2./jam, ikan grass carp 0,17 mgO2./jam, ikan mas 0,29 mgabO2./jam. Perbedaan konsumsi oksigen
disebabkan oleh suhu, tingkat metabolisme serta jenis dan ukuran ikan.

Pada pemeliharaan larva ikan, suhu media pemeliharaan harus stabil baik siang maupun malam. Agar suhu media
pemeliharaan tetap stabil, perlu menggunakan automatic heather. Sedangkan untuk meningkatkan oksigen
terlarut, pada media pemeliharaan di pasang aerasi. Aerasi dan automatic heather dipasang selama
pemeliharaan larva ikan.

pH air

pH merupakan hasil metabolisme yang terdapat dalam perairan. pH perairan merupakan jumlah ion hidrogen
yang terdapat di dalam perairan.

Dengan kata lain nilai pH suatu perairan akan menunjukkan apakah air bereaksi asam atau basa. Nilai pH air
optimal untuk mendukung kehidupan ikan dan kultur pakan alami (fitoplankton) berkisar antara 6,5-8,5.

Ammonia
Ammonia merupakan salah satu produk penguraian bahan organik yang dilakukan oleh bakteri yang
dilakukan pada perairan anaerob atau kurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air. Bahan organik diuraikan
oleh nitrobakter dan salah satu menghasilkan amoniak. Di dalam air ammonia mempunyai dua bentuk
senyawa yaitu senyawa ammonia bukan ion (NH3) dan berupa ion amonium (NH4+). Selanjutya amonium
dirombaklagi oleh nitrosomonas menjadi nitritkemudian menjadi nitrat.

Dalam kaitannya dengan usaha pemeliharaan ikan air tawar, NH3 akan dapat meracuni ikan sedangkan NH4+
tidak berbahaya kecuali dalam konsentrasi sangat tinggi. Konsentrasi NH3 yang tinggi biasanya terjadi setelah
fitoplankton mati kemudian diikuti dengan penurunan pH air disebabkan konsentarsi CO2 meningkat.

Batas pengaruh yang mematikan ikan apabila konsentarsi NH3 pada perairan tidak lebih dari 1 ppm karena
dapat menghambat daya serap hemoglobin darah terhadap oksigen dan ikan akan mati karena sesak napas.

Perombakan senyawa nitrogen pada perairan aerob akan menghasilkan senyawa nitrat yang dapat diserap oleh

21 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
organisme nabati sampai menjadi senyawa organik berupa protein

Larva ikan bawal pertama sekali menetas, mengendap di dasar air. Beberapa jam setelah menetas gerakan
larva ikan bawal vertikal yaitu dari dasar berenang ke permukaan kemudian turun ke bagian dasar wadah

pemeliharaan larva sampai umur 2 hari. selanjutnya hari ke 3 larva ikan bawal sudah berenang lurus. Kuning
telur (yolk sack ) larva ikan bawal akan habis pada umur 4-5 hari.

Gambar 20. larva ikan bawal umur 2 hari dengan gerakan vertikal

Pada hari yang ke 5 atau ke 6, larva ikan bawal diberi makan pakan alami. Pakan alami yang cocok dengan bukaan
mulut larva ikan bawal adalah infusoria, artemia dan sebagainya. pada umumnya larva di berikan pakan alami artemia.
Artemia memiliki ukuran relatif kecil, gerakan lambat, mengandung protein yang tinggi dan gampang di cerna. Selain
itu jumlah artemia dapat di tetaskan sesuai dengan kebutuhan larva. Pemberian pakan larva ikan bawal dapat
dilakukan 3-5 kali sehari. Jumlah pakan yang diberikan secukupnya, artinya saat pemberian pakan diamati. Jika larva
telah kenyang yang ditandai dengan perut larva berwarna kuning maka pemberian pakan diberhentikan dan
sebaliknya.
Larva ikan bawal hasil penetasan dipelihara selama 14 hari, sebelum masuk ke kolam pendederan. Pemeliharaan
larva merupakan kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan usaha pembenihan. Hal ini disebabkan
karena fase larva adalah fase kritis dalam siklus hidup ikan, sehingga pemeliharaan larva membutuhkan
ketekunan. Terdapat beberapa kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum dan selama pemeliharaan larva,

22 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
diantaranya adalah penyiapan peralatan dan wadah pemeliharaan, penebaran benih (larva) dalam bak
pemeliharaan, pemberian pakan, pemantauan kualitas air dan sampling larva yang dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan larva yang dipelihara.

Tabel 6. Kegiatan pemeliharaan larva dalam suatu kegiatan pembenihan


ikan

Hari
ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Penyiapan
wadah

2 Penebaran larva

3 Pemberian
pakan

4 Pengelolaan air

5 Penanggulangan
hama dan
penyakit

6 Sampling

23 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama pada ikan dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu predator, kompetitor, dan pengganggu. Hama
pada kegiatan pembenihan pada umumnya hama predator yang berasal dari darat dari golongan
serangga/insekta air umumnya ditemukan di kolam pembenihan ikan. Predator jenis ini menyerang
dan memangsa larva dan benih ikan. Karakteristik predator benih ikan bermacammacam, ada yang
langsung memangsa, membunuh kemudian memangsa bangkai
ikan setelah beberapa waktu dan ada juga predator yang hanya menghisap cairan tubuh benih ikan.
Hama pada kegiatan pembenihan ikan air tawar di antaranya: katak, kadal, ular, dan burung,
Pada umumnya kematian ikan yang diakibatkan oleh serangan penyakit tidak disebabkan oleh suatu
penyebab/agen saja tetapi sudah komplikasi. Ikan sakit akibat pakan dengan nutrisi yang kurang baik
sehingga ikan mudah lemas, kurang gizi sakit ini disebut malnutrition. Penyakit non patogen juga
terjadi apabila ikan hidup pada lingkungan yang kurang optimal sehingga ikan akan
lemas, stress karena mengeluarkan energi yang banyak untuk melawan lingkungan yang tidak cocok
tersebut sehingga mudah terserang penyakit. Berikutnya adalah ikan terserang penyakit apabila
memang dengan adanya inang/agen/perantara pembawa penyakit apabila kondisi ikan sudah lemas
baik kurang gizi maupun hidup pada lingkungan yang tidak baik atau agen terlalu banyak sehingga
walaupun lingkungan baik dan nutrisi pakan baik tetap saja ikan lama-kelamaan akan jatuh sakit. Ikan
tidak akan sakit apabila diberi pakan dengan nutrisi yang optimal dan hidup pada kondisi lingkungan
yang optimal dan jarang ada inang pembawa penyakit. Beberapa penyakit pathogen yang terjadi pada
kegiatan pembenihan ikan air tawar yaitu:

Saprolegnia sp.
Saprolegnia sp. menyerang semua jenis ikan air tawar termasuk telurnya, tetapi pada umumnya
menyerang jenis ikan mas, gurame, tawes gabus dan lele. Jamur ini umumnya menyebabkan terjadinya
infeksi sekunder sebab ia senang menyerang tubuh ikan yang mengalami luka-luka oleh penyebab lain
dan menyerang telur ikan. Benang-benang halus tampak seperti kapas. Sehingga disebut white cottony
growth. Pada telur ikan yang terserang terlihat seperti dilapisi kapur. Contoh Saprolegnia sp dapat
dilihat pada Gambar dibawah ini.

24 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Gambar 43. Saprolegnia sp
Sumber: https://www.dictio.id
Pengendaliannya:
Merendam telur dalam larutan malachite green 5 ppm selama 10 menit
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dengan :
a) Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit;
b) Garam dapur pada konsentrasi 1-10 gr/liter (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit;

Parasit Epistylis sp
Parasit ini biasa menginfeksi benih ikan nila Epistylis sp pada umumnya ditemukan pada air tawar dan
biasanya menempel pada objek-objek yang terendam dalam air, seperti tumbuhan atau hewan air.
Parasit Epistylis sp ditemukan pada insang dan sisik ikan nila

Gambar. Epistylis sp

25 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
Lerneasis
Penyakit ini disebabkan oleh Lernaeae cyprinaceae dan L. arcuata. Parasit ini dikenal sebagai cacing
jangkar (anchor worm). Parasit menempel ketubuh ikan dengan “jangkar” yang menusuk dan
berkembang di bawah kulit. Badan parasit dilengkapi dengan dua buah kantung telur akan terlihat
menggantung di luar tubuh ikan. Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini,
terutama yang berukuran benih. Pada tingkat infeksi yang tinggi dapat mengakibatkan kasus kematian
yang serius.

Gambar. Lernea
Pengendalian:
- Pengendapan dan penyaringan air masuk.
- Pemusnahan ikan yang terinfeksi dan pengeringan dasar kolam yang diikuti
dengan pengapuran.
- Pemberian Temephos (Abate) pada dosis 1 mg/liter (akuarium) dan 1,5 mg/liter
(kolam)

26 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
RANGKUMAN
1. Anak ikan yang baru ditetaskan dinamakan larva, tubuhnya belum dalam keadaan sempurna baik
organ luar maupun organ dalamnya.
2. Secara garis besar perkembangan larva dibagi menjadi dua tahap, yaitu prolarva dan postlarva. Masa
prolarva adalah masa larva masih mempunyai kantung kuning telur, tubuhnya transparan dengan
beberapa butir pigmen yang fungsinya belum diketahui. Sedangkan masa postlarva adalah masa larva
mulai dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuknya organ-organ baru atau selesainya taraf
penyempurnaan organ-organ yang telah ada sehingga pada masa akhir dari postlarva tersebut secara
morphologis sudah mempunyai bentuk hampir seperti induknya.
3. Masa kritis dalam daur hidup ikan terdapat dalam tahap larva. Banyak faktor- faktor yang
menyebabkan mortalitas alami ini selain dari predator dan penyakit juga faktor biotik yang
berhubungan dengan larva itu sendiri.
4. Larva ikan yang baru menetas memiliki kuning telur sebagai pakannya. Setelah kuning telur habis,
larva mengambil makanan dari luar/lingkungan hidupnya.
5. Kuning telur ikan patin, mas, lele, baung, dan sebagainya habis terserap pada hari ke-3. Sedangkan
ikan nila, gurameh, dan bawal, kuning telurnya terserap setelah umur 4 hari. Perbedaan kecepatan
penyerapan kuning telur ini terjadi karena ukuran kuning telur yang berbeda dan pengaruh faktor
lingkungan terutama suhu dan kandungan oksigen terlarut.
6. Pemeliharaan larva dan benih dapat dilakukan di bak/akuarium/fiberglass dan kolam. Pemeliharaan
ikan di bak umumnya lebih intensif dibandingkan pemeliharaan benih ikan di kolam.
7. Persiapan pemeliharaan di bak meliputi, pemasangan aerasi, pengeringan. pencucian, sanitasi, dan
perbaikan pengeluaran air.
8. Persiapan pemeliharaan di kolam meliputi: pengeringan, pengolahan dasar kolam, dan pemberian
pupuk dan kapur.
9. Sebelum penebaran benih menentukan padat penebaran benih ikan. Padat penebaran benih ikan
tergantung dari daya dukung kolam yang terdiri dari oksigen terlaru suhu, jumlah fitoplanton, jumlah
zooplanton, debit air, dan sebagainya.
10. Benih ditebar pada pagi atau sore hari saat suasana teduh untuk menghinda fluktuasi suhu yang
panas, sehingga benih yang ditebarkan tidak mengala stres. Sebelum larva/ benih ikan dilepas terlebih
dahulu dilakukan aklimatısaasi.

27 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
11. Pemeliharaan benih dapat dilakukan secara tradisional, semi-intensif, dan inteb 12. Sampling
dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mingguan pendugaan total bobot biomassa
ikan yang dipelihara. Manfaat lain dari sample dan adalah untuk menentukan ukuran serta persentase
dan intensitas pemberian pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Angin, K.P. 2013. Teknik Pembenihan Ikan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan . Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional.

28 | B A H A N A J A R ( A S T R I D W I U T A M I )
LKPD
TEKNIK PENGEMBANGBIAKAN KOMODITAS PERIKANAN AIR
TAWAR

3.1 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam


4.1 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

2021/2022
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Ciasem


Mata Pelajaran : Teknik Pengembangbiakan Komoditas Perikanan Air Tawar
Materi Pokok : Pemeliharaan Larva
Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar
Kelas/Semester : XI/ Gasal
Tahun Pelajaran : 2021/2022
AlokasiWaktu : 4 x 8 JP (144 x @ 35 Menit)

A. Kompetensi Inti *)
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

1|LKPD (ASTRI DWI UTAMI)


B. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam
4.11 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11.1 Menganalisis sifat dan karakteristik larva ikan
3.11.2 Menganalisis tahapan perkembangan larva
3.11.3 Menganalisis perhitungan padat tebar larva ikan di kolam
3.11.4 Menganalisis perhitungan jumlah kebutuhan pakan larva
3.11.5 Menerapkan pemberian pakan
3.11.6 Menghitung Feeding Rate (FR), Feeding Frequency (FF), Feeding Time (FT) dan
Food Conversion Ratio (FCR)
3.11.7 Menganalisis laju pertumbuhan larva ikan di kolam
3.11.8 Mengelola media/ kualitas air pemeliharaan larva
3.11.9 Menganalisis pengendalian hama dan penyakit pemeliharaan larva
4.11.1 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva di kolam
4.11.2 Melakukan perhitungan padat tebar larva di kolam
4.11.3 Melakukan perhitungan laju pertumbuhan larva ikan di kolam

D. Tujuan Pembelajaran
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis sifat dan karakteristik
larva ikan secara baik dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
tahapan perkembangan larva dengan tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan padat tebar
larva ikan di kolam secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan jumlah
kebutuhan pakan larva secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menerapkan pemberian pakan pada
larva ikan di kolam denan baik dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menghitung Feeding

2|LKPD (ASTRI DWI UTAMI)


Rate (FR), Feeding Frequency (FF), Feeding Time (FT) dan Food Conversion Ratio (FCR)
secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
laju pertumbuhan larva di kolam secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu mengelola media
pada pemeliharaan larva di kolam dengan secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menganalisis
pengendalian hama dan penyakit pada pemeliharaan larva secara tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melkukan persiapan wadah pemeliharaan
larva dengan tepat dan terstruktur
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan padat penebaran
secara serius dan tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan laju pertumbuhan
larva di kolam secara serius dan teliti.

KEGIATAN 1

Penerapan prosedur K3LH mengenai Prokes

1. Perhatikan Link atau Tautan dibawah ini

https://www.youtube.com/watch?v=sCAIpCCpyz4
https://www.youtube.com/watch?v=dP-rPCS7i-M
Setelah kalian menonton video tersebut silahkan tuliskan apa yang anda dapat dalam video tersebut
dan tulislah pada table dibawah ini
Parameter Kualitas Nilai Optimal yang Hasil yang didapat Tindakan yang dapat
Air disarankan untuk (3) dilakukan
(1) larva (4)
(2)

3|LKPD (ASTRI DWI UTAMI)


Perhatikan dan Amati gambar dibawah ini lalu sebutkan cara penanggulangannya jika terjadii pada larva
dikolam.

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

4|LKPD (ASTRI DWI UTAMI)


………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

5|LKPD (ASTRI DWI UTAMI)


INSTRUMEN
PENILAIAN
TEKNIK PENGEMBANGBIAKAN KOMODITAS PERIKANAN AIR
TAWAR

3.1 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam


4.1 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

2021/2022
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Ciasem


Mata Pelajaran : Teknik Pengembangbiakan Komoditas Perikanan Air Tawar
Materi Pokok : Pemeliharaan Larva
Sub Materi Pokok : Pengelolaan Media / Kualitas Air Larva di Kolam dan
Pengendalian hama penyakit
Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar
Kelas/Semester : XI/ Gasal
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 4 x 8 JP (144 x @ 35 Menit)

A. Kompetensi Inti *)
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI-4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
1|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam
4.11 Melakukan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11.1 Menganalisis sifat dan karakteristik larva ikan
3.11.2 Menganalisis tahapan perkembangan larva
3.11.3 Menganalisis perhitungan padat tebar larva ikan di kolam
3.11.4 Menganalisis perhitungan jumlah kebutuhan pakan larva
3.11.5 Menerapkan pemberian pakan
3.11.6 Menganalisis laju pertumbuhan larva ikan di kolam
3.11.7 Mengelola media/ kualitas air pemeliharaan larva
3.11.8 Menganalisis pengendalian hama dan penyakit pemeliharaan larva
4.11.1 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva di kolam
4.11.2 Melakukan perhitungan padat tebar larva di kolam
4.11.3 Melakukan perhitungan laju pertumbuhan larva ikan di kolam

D. Tujuan Pembelajaran
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis sifat dan karakteristik
larva ikan secara baik dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
tahapan perkembangan larva dengan tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan padat tebar
larva ikan di kolam secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis perhitungan jumlah
kebutuhan pakan larva secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menerapkan pemberian pakan pada
larva ikan di kolam denan baik dan benar

2|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


✓ Melalui kegiatan pembelajaran, diskusi dan presentasi peserta didik mampu menganalisis
laju pertumbuhan larva di kolam secara tepat dan teliti
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu mengelola
media pada pemeliharaan larva di kolam dengan secara tepat dan benar
✓ Melalui kegiatan pembelajaran / telaah belajar peserta didik mampu menganalisis
pengendalian hama dan penyakit pada pemeliharaan larva secara tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melkukan persiapan wadah pemeliharaan
larva dengan tepat dan terstruktur
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan padat penebaran
secara serius dan tepat
✓ Melalui kegiatan praktik peserta didik mampu melakukan perhitungan laju pertumbuhan
larva di kolam secara serius dan teliti.

A. Penilaian Pembelajaran

Aspek Sikap Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan


Observasi Tes Unjuk Kerja

B. Instrumen

Penilaian

1. Penilaian Sikap
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat!
Tanggung
No. Nama Siswa Jujur Disiplin Jawab Santun
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3

Keterangan:

3|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


1: Tidak terlihat
2: Kurang Terlihat
3: Terlihat
A. Instrumen Penilaian Sikap
Nilai
Nama Disiplin Jujur Tanggung Jawab Santun Akhir
No
Siswa/Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
a. Rubrik Penilaian Sikap
Peserta didik memperoleh skor:
4= jika empat indikator terlihat
3= jika tiga indikator terlihat
2= jika dua indikator terlihat
1= jika satu indikator terihat
Indikator Penilaian Sikap:

Disiplin

a. Peserta didik datang tepat waktu dalam pembelajaran


b. Peserta didik menggunakan pakaian kerja lengkap
c. Peserta didik menyelesaikan tugas/LKPD tepat waktu
d. Peserta didik melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP
Jujur

a. Peserta didik melaporkan kerusakan alat/tool pada saat praktek


b. Peserta didik tidak mencontek atau melihat laporan pekerjaan orang lain
c. Peserta didik tidak menjadi plagiat dan mencantumkan sumber belajar dari yang
dipelajari
d. Peserta didik mampu menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya

4|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


Tanggung Jawab

a. Peserta didik berperan aktif dalam kerja kelompok praktek


b. Peserta didik melaksanakan pekerjaan praktek sesuai LKPD
c. Peserta didik membuat laporan di tiap LKPD
Santun

a. Peserta didik mampu berinteraksi dengan teman kelas/kelompok


b. Peserta didik menggunakan bahasa yang baik
c. Peserta didik menghormati dan menghargai pendapat teman
d. Berperilaku sopan

Penilaian Teman Sebaya

No. Pernyataan Skala


1 2 3 4
1 Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
3 Teman saya mentaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan
4 Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri
5 Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, oleh raga,
laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula
6 Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
7 teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh
guru
8 teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain
9 teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain
10 Teman saya menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan
11 ………..
Keterangan:

1 = Sangat Jarang
2 = Jarang
3 = Sering
4 = Selal

5|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


Penilaian Pengetahuan

Kompetensi IPK Materi Indikator Soal Bentuk No.


Dasar Soal Soal
3.11 3.11.8 Pengelolaan 1. Peserta didik Uraian 1 s.d
Menganalisis Mengelola Kualitas Air dapat 3
pemeliharaan media/ kualitas pada menganalisis
larva
air pada pemeliharaan pengelolaan
komoditas
pemeliharaan larva di kualitas air
perikanan di
larva kolam pada
kolam
3.11.9 Pengendalian pemeliharaan
Menganalisis Hama dan larva
pengendalian Penyakit 2. Peserta didik
hama dan Pada larva dapat
penyakit ikan di menganalisis
pemeliharaan kolam pengendalian
larva hama dan
penyakit ikan
pada
pemeliharaan
larva
Instrumen Soal Pengetahuan

No. Soal Kunci Jawaban Skor Level Kognitif


1 Pada masa - (C3)
pancaroba seperti ini
banyak petani
mengeluh karena
kelangsungan hidup
ikan sangat rendah.
Suhu merupakan
parameter fisika air

6|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


yang kerap kali
menjadi pengaruh
yang sangat
menentukan
kelangsungan hidup
larva ikan, mengapa
demikian? Dan
sebutkan beberapa
parameter kualitas
air lain yang juga
berpengaruh
terhadap
kelangsungan hidup
ikan.
2 Ucrit atau larva - (C4)
cybister merupakan
jenis hama yang
bersifat predator
pada larva. Selain itu
ada beberapa hama
lain yang dapat
menyerang larva
ikan dikolam,
sebutkan dan
jelaskan
penanggulangannya.
3 Saprolegnia sp - (C4)
merupakan jamur
yang sering
menyerang telur
ikan, dan Ketika

7|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


ikan tersebut
menetas dan menjadi
larva maka
kemungkinan besar
akan mengalami
serangan jenis jamur
tersebut. Begaimana
cara
penanggulangannya?

Penilaian Keterampilan

Memaparkan dan berpartisipasi aktif dalam presentasi yang berhubungan dengan Perkembangan
Larva Ikan.

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan


4 3 2 1
1 Kemampuan Siswa Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum mampu
memaparkan mampu membaca Membaca memaparkan
Kompetensi memaparkan setengah atau kurang dari presentasi
Dasar yang keseluruhan lebih dari setengah bagian
terkait presentasi pemaparan presentasi
presentasi
2 Pemahaman Mampu Mampu Mampu Belum mampu
Isi Presentasi menjawab menjawab menjawab menjawab semua
semua setengah atau kurang dari pertanyaan yang
pertanyaan lebih setengah diajukan
presentasi pertanyaan pertanyaan yang
yang diajukan diajukan

Membuat laporan sederhana mengenai hasil observasi

8|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
1 Kelengkapan Isi laporan Isi laporan Isi laporan Isi laporan belum
isi laporan lengkap mencakup hanya mencakup sesuai dengan isi
sebagian besar sebagian kecil gambar
isi gambar gambar isi
2 Tampilan Tulisan Tulisan jelas, Tulisan kurang Tulisan tidak dapat
jelas, rapi, tetapi kurang jelas dibaca
dan bersih rapi atau
bersih

Melakukan observasi terhadap lingkungan perairan sekitar dan mencari informasi data sekunder
dari petani pembudidaya ikan, Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pengelolaan kualitas
air dan pengendalian hama dan penyakit pada pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam.

No Kriteria Terlihat (√) Kurang Belum Terlihat


Terlihat (√) (√)
1 Siswa mampu mengikuti
instruksi sesuai LKPD
2 Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dan
3 Siswa menyelesaikan
pekerjaan berupa LKPD, PPT
dan Laporan dengan waktu
yang telah ditentukan

Melakukan observasi terhadap lingkungan perairan sekitar dan mencari informasi data sekunder
dari petani pembudidaya ikan, Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pemeliharaan larva
komoditas perikanan di kolam.

9|Ins trumen Penilaian (As tri Dwi Utami)


No. Komponen/Sub Komponen Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai 91-100
prosedur
Penggunaan alat dan bahan kurang 80-90
sesuai prosedur
Penggunaan alat dan bahan tidak 70-79
sesuai prosedur
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91-100
Ketersediaan alat dan bahan cukup 80-90
lengkap
Ketersediaan alat dan bahan kurang 70-79
lengkap
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan memahami 3 Kemampuan memahami 3 parameter 91-100
parameter kualitas air Kemampuan memahami 2 parameter 80-90
Kemampuan memahami 1 parameter 70-79
b. Kemampuan menganalisis 3 Kemampuan menganalisis 3 Parameter 91-100
parameter Kualitas Air Kemampuan menganalisis 2 Parameter 80-90
Kemampuan menganalisis 1 Parameter 70-79
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan informasi 91-100
informasi lengkap
Kemampuan mendapatkan informasi 80-90
cukup lengkap
kemampuan mendapatkan informasi 70-79
kurang lengkap
d. Kemampuan dalam bekerja kemampuan dalam bekerja tepat 91-100
kemampuan dalam bekerja cukup tepat 80-90
Kemampuan dalam bekerja kurang 70-79
tepat
e. Laporan Hasil laporan disusun rapih 91-100
Hasil laporan disusun cukup rapih 80-90
Hasil laporan disusun kurang rapih 70-79
3 Sikap Kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91-100
Bekerja dengan cukup terampil 80-90
Bekerja dengan kurang terampil 70-79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91-100
Bekerja dengan cukup disiplin 80-90
Bekerja dengan kurang b=disiplin 70-79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung Jawab 91-100
Cukup bertanggung jawab 80-90

10 | I n s t r u m e n P e n i l a i a n ( A s t r i D w i U t a m i )
Kurang bertanggung jawab 70-79
d. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasu 91-100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80-90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70-79
4 Waktu
Penyelesaian Pekerjaan Seleseai sebelum waktu berakhir 91-100
Selesai tepat waktu 80-90
Selesai setelah waktu berakhir 70-79

Pengolahan Nilai Keterampilan:

Nilai Praktik (NP)


Persiapan Proses dan Hasil Sikap Waktu Σ NK
Kerja Kerja
1 2 3 5 6
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Bobot 10% 60% 20% 10%
NK

Keterangan:

• Skor Perolehan merupakan menjumlahan skor per komponen penilaian


• Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
• Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proporsional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
• NK=Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal

• NP= Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK

11 | I n s t r u m e n P e n i l a i a n ( A s t r i D w i U t a m i )
Remedial

• Menjelaskan kembali materi yang berkaitan dengan pemeliharaan larva komoditas


perikanan di kolam bagi siswa yang belum paham
• Menjelaskan kembali materi yang berkaitan dengan pemeliharaan larva komoditas
perikanan di kolam bagi siswa yang belum paham
• Mengulas kembali pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam bagi siswa yang
belum bisa melakukan dengan benar
Pengayaan

• Siswa melakukan observasi terhadap lingkungan perairan sekitar dan mencari informasi
data sekunder dari petani pembudidaya ikan, lembaga-lembaga yang berhubungan
dengan pengelolaan pemeliharaan larva komoditas perikanan di kolam.

12 | I n s t r u m e n P e n i l a i a n ( A s t r i D w i U t a m i )

Anda mungkin juga menyukai