Anda di halaman 1dari 60

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017

BUKU KERJA PRAKTIKUM


DASAR-DASAR AKUAKULTUR

NAMA : EVRI SAHRUL RAMADRAN


NIM : 195080400111001
KELOMPOK :6
ASISTEN : AHLAN IHZA MAHENDRA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan boleh mengikuti praktikum apabila sudah memenuhi syarat


administrasi.
2. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Praktikan harus selalu membawa buku panduan praktikum.
4. Praktikan harus mengikuti pre-test sebelum dimulai dan wajib mengikuti
seluruh materi praktikum.
5. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum tidak
diperbolehkan mengikuti ujian praktikum.
6. Selama pelaksanaan praktikum di laboratorium, praktikan:
a. Diwajibkan memakai jas laboratorium rapi dan lengkap sesuai dengan
nama masing-masing praktikan
b. Dilarang membuat gaduh
c. Praktikan harus menjaga keamanan peralatan yang digunakan
d. Dilarang makan, minum dan merokok saat praktikum berlangsung
e. Dilarang menggunakan alat-alat elektronik (handphone, dll.) selama
pelaksanaan praktikum
7. Test (Pre-Test dan Post-Test) diadakan sebelum dan sesudah praktikum
8. Kerusakan alat yang digunakan karena kelalaian menjadi tanggung jawab
praktikan secara berkelompok atau pribadi.
9. Setiap selesai melaksanakan praktikum, alat-alat yang digunakan dan
meja harus dibersihkan kembali.
10. Setiap selesai praktikum, praktikan wajib meminta tanda tangan asisten
pada kartu kendali.
11. Laporan dikerjakan individu, dan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
12. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum dikarenakan sakit, harus
menyerahkan surat keterangan dokter maksimal 1 minggu setelah jadwal
praktikum.
13. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum dikarenakan ada kegiatan
lain (praktikum, dll) harus menyerahkan surat keterangan maksimal 3 hari
sebelum jadwal praktikum
14. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum, wajib mengikuti praktikum
susulan (inhold) dengan biaya sendiri.
15. Bagi mahasiswa yang mengulang mata kuliah wajib menunjukkan kartu
puas untuk bebas praktikum.
16. Tata tertib yang telah ditetapkan wajib dipatuhi dan dilaksanakan.

i
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga tim penyusun dapat
mengerjakan dan menyelesaikan penulisan buku panduan Dasar-Dasar
Akuakultur. Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Dasar-Dasar Akuakultur baik di
lapang maupun di laboratorium.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih belum sempurna,
untuk itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya. Semoga buku panduan ini
dapat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan pada praktikum Dasar-Dasar
Akuakultur.

Malang, Februari 2019

Tim Dosen dan Tim Asisten

ii
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 dari wilayahnya
tertutup air. Untuk itu, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam
sektor perikanan. Penambahan jumlah penduduk berpengaruh juga diberbagai
segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya menuntut
peningkatan penyediaan bahan pangan, tapi juga peningkatan dibidang gizi.
Salah satu cara memenuhi kebutuhan gizi adalah melalui pengembangan usaha
budidaya ikan.
Akuakultur adalah kegiatan membudidayakan organisme air didalam kondisi
yang terkontrol atau semi terkontrol. Budidaya pada umumnya dikelompokkan
menjadi budidaya air tawar, air payau dan budidaya air laut. Dari segi tekniknya
budidaya dikelompokkan menjadi budidaya intensif, budidaya semi intensif dan
budidaya ekstensif. Sedangkan menurut Handajani et al. (2002), budidaya
perairan atau akuakultur merupakan usaha pengolahan sumber-
sumber perikanan yang paling nasional dilakukan secara buatan atau artificial
dan tidak bergantung pada metode tradisional.
Budidaya merupakan salah satu bidang perikanan yang sangat penting
dalam penyediaan benih dan bibit ikan. Dalam dunia perikanan memegang
peranan yang sangat penting karena bergerak dalam sektor melestarikan hasil-
hasil perikanan yang sangat kaya akan kandungan protein dan sangat
bermanfaat bagi masyarakat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari diadakannya praktikum dasar-dasar akuakultur ini adalah
mengetahui pokok-pokok dasar budidaya/akuakultur ikan serta proses-
proses budidaya yang terjadi pada organisme air.
Tujuan dari praktikum dasar-dasar akuakultur adalah mengaplikasikan
materi yang diperoleh pada saat mata kuliah dasar-dasar akuakultur
berlangsung di lingkungan, menerapkan prinsip dasar akuakultur, mempelajari
survival rate, growth rate, dan food convertion ratio, mengetahui jumlah produksi
dari organisme yang dibudidayakan, serta mengetahui kualitas air selama
proses pemeliharaan.

1
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
2. MATERI

2.1 Akuakultur

2.1.1 Pengertian Akuakultur


Budidaya air (Aquaculture) adalah kegiatan mengembang-biakkan
organisme air dalam keadaan terkontrol maupun semi-terkontrol untuk
mendapatkan keuntungan. Kegiatan budidaya organisme air meliputi:
1. Pengadaan penyediaan benih (Breeding)
2. Penebaran (Stocking)
3. Peningkatan produksi makanan alami
4. Pemberian makanan (Artifical Breeding)
5. Mengontrol parasit dan penyakit
6. Pemberantasan hama
7. Pemanenan (Harvesting)
8. Pemasaran (Marketing)

Ada dua macam budidaya dalam dunia perikanan yaitu monokultur dan
polikultur. Monokultur adalah budidaya yang dilakukan dengan memelihara
(stocking) satu spesies ikan di dalam sebuah kolam. Sistem ini biasa digunakan
dalam budidaya intensif, karena padat penebarannya sangat tinggi serta
tergantung pada pakan tambahan. Selain itu perlu adanya aerasi tambahan dan
pergantian serta sirkulasi air yang teratur.
Polikultur merupakan salah satu jenis budidaya dengan cara memelihara
lebih dari satu jenis ikan dalam satu kolam yang sama, dengan penebaran ikan
yang mempunyai kebiasaan makan yang berbeda serta menempati ruang hidup
yang berbeda. Polikultur ditujukan untuk meningkatkan produksi dengan cara
pemanfaatan makanan alami yang lebih baik.
Sistem budidaya dibagi menjadi 3 yaitu: intensif, semi intensif dan ekstensif
Untuk memudahkan pembedaan sistem-sistem kolam, dapat dibuat gambar
berikut:
Pakan alami
Sistem tradisional/ekstensif

Sistem semi-intensif

Sistem intensif
Padat tebar Pakan buatan

2
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
2.1.2 Persiapan kolam
Pengolahan tanah dasar terdiri dari pencangkulan dan perataan. Setelah itu
dinding kolam diperkeras untuk mencegah kebocoran serta memperbaiki tanggul
yang mengalami kerusakan. Pembuatan kamalir sebagai tempat berlindung ikan
atau benih sekaligus mempermudah pemanenan.
Persiapan kolam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulai
kegiatan budidaya. Persiapan kolam dalam budidaya perikanan meliputi berbagai
macam kegiatan diantaranya pengeringan kolam, pembalikan tanah, pengapuran,
pemupukan, pengisian air, dan perbaikan pematang sebelum dilakukan
penebaran benih. Dalam sistem budidaya, pengolahan tanah merupakan suatu
hal yang penting. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur
tanah agar lebih gembur sehingga memudahkan untuk ditembus oleh akar
tanaman dan menambah unsur hara melalui pemupukan. Proses budidaya terus
menerus akan mempengaruhi komposisi bahan organik dan bahan mineral.
Cara kerja:
1. Kolam Tradisional (Tanah):
 Keringkan kolam untuk menguapkan gas-gas beracun.
 Bersihkan vegetasi yang mengganggu dengan menggunakan sabit.
 Tanah dibalik dengan cara di cangkul.
 Dilakukan pengapuran (100 gr/m2) dengan cara ditebar lalu diinjak-injak agar
merata.
 Selanjutnya, diberi pupuk kandang (200 gr/m2) dengan cara ditebar lalu diinjak-
injak agar merata.
 Kolam diisi air dan didiamkan beberapa hari.
2. Kolam Beton
 Bersihkan dinding dan dasar kolam dengan cara disikat.
 Bilas dengan air hingga bersih.
 Tutup lubang pembuangan kolam.
 Kolam dikapur (100 gr/m2) dengan cara diratakan pada dinding dan dasar kolam.
 Pupuk dimasukan kedalam karung diikat pada ujung karung dan dilubangi,
setelah itu diletakan pada inlet kolam.
 Kolam diisi air dan didiamkan beberapa hari.

2.1.3 Kegiatan Budidaya


Ada 5 langkah yang penting dalam melakukan kegiatan budidaya
perikanan, yaitu:

3
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
1. Pengeringan, bertujuan untuk menguapkan gas beracun dalam tanah,
mengembalikan unsur hara, tanah, memperbaiki struktur tanah, dasar kolam
dan membunuh hama dan penyakit.
2. Pengapuran, bertujuan untuk meningkatkan derajat keasaman (pH).
3. Pemupukan, bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami yang
berupa plankton, klekap dan lumut.
4. Pengisian air, sebagai media hidup pakan alami dan ikan.
5. Aerasi, suatu usaha untuk mensuplai oksigen di dalam air dengan
menggunakan suatu alat aerator.

2.1.4 Tanah yang Baik untuk Budidaya


Tanah yang baik untuk budidaya adalah tanah liat berpasir sebab tanah
yang demikian ini dapat menahan air lebih lama dan mudah untuk dibuat
pematang yang kokoh. Apabila tanahnya liat dan pematangnya kokoh, itu akan
menahan genangan air setidaknya selama 5 hingga 6 bulan. Selama waktu
tersebut kita mempunyai kesempatan yang cukup untuk memelihara ikan.
Dalam sistem budidaya, pengolahan tanah merupakan suatu hal yang
penting. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar
lebih gembur dan menambah unsur hara melalui pemupukan. Proses budidaya
terus menerus akan mempengaruhi komposisi bahan organik dan bahan mineral.

2.1.5 Pengapuran
Kolam pemeliharaan ikan idealnya memiliki pH netral, yakni antara 6,5 -
7,5, untuk menentukan besarnya pH dapat digunakan kertas lakmus atau pH
meter. Menentukan pH agar tidak asam dilakukan dengan penambahan kapur
(CaCO3). Setiap kali penambahan bahan dilakukan, pengukuran pH juga harus
dilakukan.
Apabila pH suatu perairan di bawah 6,5 perairan dikatakan terlalu asam.
Untuk menaikkan pH dapat dilakukan pengapuran dengan CaCO3. Kebutuhan
kapur untuk setiap kolam berbeda-beda tergantung dengan letak dan keasaman
kolam.
Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa
macam, yaitu:
a. Kapur pertanian/kapur karbonat ( CaCO3), kapur yang bahannya dari batuan
kapur tanpa lewat proses pembakaran tanpa langsung digiling.
b. Kapur perikanan (Tohor: CaO), yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur
yang melalui proses pembakaran.

4
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
c. Kapur Mati (Ca(OH) 2)
d. Kapur Dolomite (CaMg(CO3)2)

2.1.6 Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung suatu lebih unsur hara bagi
tanah. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh kegiatan
alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan oleh tanah
adalah C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah) N, P, K, Ca, Mg, S (hara
makro, kadar dalam tanaman <100 ppm). Pemupukan mempunyai dua tujuan
utama, yaitu mengisi perbekalan zat makanan tanaman yang cukup dan
memperbaiki atau memelihara keutuhan kondisi tanah, dalam hal struktur,
kondisi pH, potensi pengikat terhadap zat makanan tanaman dan sebagainya.
Guna mencapai tujuan diatas pemupukan harus mengikuti prinsip enam tepat,
yaitu: tepat jumlah, jenis, cara, tempat, waktu dan disesuaikan dengan sifat atau
jenis tanah. Pembagian pupuk:
1. Pupuk Alami
a. Pupuk kandang
Pupuk kendang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak
yang telah mengalami pengolahan. Pupuk ini digolongkan menjadi:
 Pupuk panas: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat cepat
sehingga terbentuk panas. Kelemahan dari pupuk panas ialah mudah
menguap karena bahan organiknya tidak terurai secara sempurna
sehingga banyak yang berubah menjadi gas. Contoh: kotoran ayam.
 Pupuk dingin: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat lambat
sehingga tidak terbentuk panas. Contoh: kotoran sapi.
b. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian
tanaman yang dipendam didalam tanah. Bagian tanaman yang sering
digunakan yaitu daun, tangkai, dan batang yang masih muda.
2. Pupuk Buatan
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik, misalnya TSP, Urea
dan NPK.

2.2 Kualitas Air


Akuakultur tidak akan pernah terlepas dari peranan air sebagai media hidup
ikan. Air merupakan media hidup ikan yang memiliki kapasitas besar dalam
menjaga tingkat kelulusan hidup ikan. Akan tetapi, pada hakikatnya air bersifat

5
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
universal solvent sehingga, air memiliki peluang untuk tercemar dalam jangka
waktu yang cepat. Sehingga, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas air dalam
kegiatan budidaya.
Parameter kualitas air dibedakan menjadi 3 diantaranya parameter kualitas
air fisika, kimia dan biologi. Ketiga parameter kualitas air tersebut saling
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Kualitas air untuk budidaya sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain suhu, kandungan O2 terlarut, CO2 bebas, pH, NH3, alkalinitas dan NO2.
Setiap faktor kualitas air tersebut dapat saling berinteraksi dengan parameter
lain, sehingga dapat menyebabkan adanya perubahan terhadap kondisi air. Oleh
karena itu perlu dilakukan tindakan monitoring terhadap kualitas air secara
berkesinambungan karena tidak hanya sekedar berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakan (reproduksi) tetapi juga kelangsungan
hidup ikan.
Penurunan kualitas air seperti oksigen terlarut, suhu, peningkatan ammonia,
pH, alkalinitas, dan kecerahan mempengaruhi ikan. Setiap faktor kualitas air
berinteraksi dengan dan pengaruh parameter menyebabkan racun pada air dan
dapat mematikan. Sehingga sangat penting adanya monitoring kualitas air
secara intensif selama masa pemeliharaan dan metode untuk monitoring
kualitas air secara intensif selama masa pemeliharaan dari sistem budidaya
perikanan. Kualitas air tidak hanya menentukan seberapa baik ikan akan tumbuh
dalam sistem budidaya, tapi apakah mereka mampu bertahan hidup. Kualitas air
akan mempengaruhi ikan melalui proses seperti respirasi dan metabolisme
nitrogen.

2.2.1 Parameter Kualitas Air


1. Parameter Fisika
a. Suhu Perairan
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu perairan. Suhu adalah
salah satu faktor penting untuk kelangsungan kehidupan ikan di suatu
perairan. Setiap ikan memiliki batas optimal dan minimal toleransi terhadap
suhu di perairan. Ikan sebagian besar merupakan hewan poikiloterm yaitu
suhu tubuh yang selalu menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Suhu
optimum pada perairan berkisar 28-32 0C.
Cara kerja:
 Siapkan thermometer Hg

6
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
 Celupkan ke dalam perairan selama kurang lebih 2-3 menit (usahakan
pengukuran membelakangi matahari dan thermometer tidak bersentuhan
langsung dengan tangan pengukur)
 Angkat dan baca nilai suhu pada skala thermometer (thermometer tetap
berada di dalam air)
b. Kecerahan
Kecerahan perairan adalah kemampuan cahaya untuk menembus
lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami kecerahan sangat
penting karena erat kaitannya dengan aktivitas fotosintesis dan produksi
primer dalam suatu perairan. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada
berbagai kedalaman tertentu, kita dapat mengetahui sampai dimanakah masih
ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi di dalam air. Kisaran optimal
kecerahan didalam kolam berkisar 20-40 cm. Pengukuran kecerahan dalam
perairan dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan atau biasa
disebut kepingan Secchi disk.
Cara kerja:

 Ambil secchi disk dan masukkan secchi disk ke dalam kolam sampai
tidak tampak.
 Kemudian tandai kedalaman air dengan mengikatkan karet ke tali secchi
disk dan ditandai sebagai D1.
 Selanjutnya masukkan secchi disk kedalam kolam sampai tidak tampak
lalu angkat secchi disk sampai tampak pertama kali.
 Setelah itu tandai kedalaman air dengan mengikatkan karet ke tali secchi
disk dan ditandai sebagai D2.
 Terakhir, hitung kecerahan kolam dengan rumus:

Kecerahan =

2. Parameter Kimia
a. Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan
+
sebagai kologaritma aktivitasion hidrogen (H ) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga
nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala
absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya

7
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Kisaran pH optimum di
perairan 6,5–7,5.
Cara kerja:
 Siapkan pH paper kemudian masukkan pH paper ke dalam kolam
 Kemudian pH paper diangkat dan dikibas-kibaskan sampai setengah
kering
 Setelah itu cocokkan pH paper dengan kotak standart pH
b. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut di dalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dan difusi dengan
udara. Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah
mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional
dinyatakan ppm (part per million). Kadar optimum DO yaitu 8 ppm.
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) digunakan untuk bernafas, proses
metabolisme dan perkembangbiakan. Oksigen mengandung peranan penting
sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam
proses oksidasi dan reduksi bahan organik.
Cara kerja:
 Catat volume botol DO
 Kemudian masukkan botol DO ke dalam air perlahan dengan kemiringan
45º, pastikan tidak terdapat gelembung ketika memasukan air kedalam
botol
 Tutup botol setelah terisi penuh dan angkat dari perairan
 Buka tutup botol yang berisi sampel dan tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2
ml NaOH + KI pekat lalu dihomogenkan dan endapkan hingga membentuk
endapan coklat
 Buang air yang bening diatas endapan, kemudian endapan yang sisa
diberi 1–2 ml H2SO4 pekat lalu homogenkan sampai endapan larut
 Selanjutnya beri 2–4 tetes amilum kemudian dititrasi dengan 0,025 N Na
Thiosulfat sampai air jernih tidak berwarna
 Dicatat ml Na–Thiosulfat yang dipakai dan dimasukkan rumus:

8
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

c. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida adalah gas yang tersusun atas satu atom karbon dan
dua atom oksigen. Di perairan, sumber karbondioksida utama berasal dari
hasil respirasi ikan dan difusi dari atmosfer. Kadar CO2 yang bebas didalam
air tidak boleh mencapai batas yang mematikan. Pada kadar 20 ppm sudah
merupakan racun bagi ikan dan mematikan ikan jika kelarutan oksigen
didalam air kurang dari 5 ppm (5 mg/l).
Cara kerja:
 Ambil 25 ml air sampel ke dalam Erlenmeyer
 Tambahkan 1–2 tetes indikator PP
 Kemudian dihomogenkan dan diamati
 Apabila sampel berwarna pink maka tidak terdapat CO2
 Apabila sampel berwarna bening dilanjutkan dengan titrasi
 Dititrasi dengan Na2CO3 (0,045 N) sampai berubah warna pink. Dihitung dengan
rumus:

d. Ammonia
Ammonia merupakan hasil perombakan asam-asam amino oleh
berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob, ammonia dalam perairan tidak
terlalu berbahaya jika air itu diberi klor. Peningkatan kadar amoniak NH3
dalam perairan dipicu oleh tingginya proses perombakan protein yang
dilakukan oleh bakteri dan akan menghasilkan nitrat, kadar ammonia ini juga
dipicu oleh tinggi rendahnya suhu dalam perairan tersebut karena dengan
adanya fluktuasi suhu dalam perairan akan menyebabkan perbedaan tingkat
respirasi bakteri yang akan mengakibatkan perombakan protein dalam
perairan.
Ammonia sangat mudah larut dalam air dan bereaksi menjadi
amonium dan ion hidroksil. Oksidasi ammonia juga berjalan dengan cepat
sehingga substansi ini menjadi NO2 dan NO3 pada air mengalir dengan
bantuan-bantuan bakteri pengikat nitrogen.
Cara kerja:
 Diambil air sampel sebanyak 25 ml
 Kemudian ditambahkan larutan nessler sebanyak 1 ml

9
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
 Lalu homogenkan dan diendapkan
 Setelah itu ambil hanya larutan yang bening
 Masukkan larutan bening ke dalam cuvet dan hitung kadar ammonia
dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 425 nm

e. Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa toksik
yang dapat mematikan organisma air. Secara alamiah kadar nitrat biasanya
rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah
didaerah yang diberi pupuk nitrat/nitrogen. Nitrogen di perairan terdapat
dalam bentuk gas N 2, NO2, NO3, NH3 dan NH4 serta sejumlah N yang
berikatan dalam organik kompleks. Sumber nitrogen terbesar berasal dari
udara, sekitar 80% dalam bentuk nitrogen bebas yang masuk melalui sistem
fiksasi biologis dalam kondisi aerobik.
Nitrat merupakan produk akhir dari oksidasi amonia, nitrat ini merupakan
substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan ikan sehingga
keberadaannya dapat diabaikan. Pengguna nitrat adalah untuk taman dan
alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya.

Cara kerja:
 Pertama, ambil air sampel sebanyak 25 ml dan tuangkan ke dalam cawan
porselen
 Panaskan air sampel di atas hot plate sampai kering dan membentuk
kerak
 Kemudian dinginkan dan tambahkan 2 ml asam fenol disulfonik
 Homogenkan menggunakan spatula
 Lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 10 ml

10
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
 Tambahkan NH4OH sebanyak 10 tetes sampai terbentuk warna
 Terakhir dihitung kadar nitrat dengan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 410 nm

f. Orthofosfat
Orthofosfat adalah bentuk fosfat paling sederhana yang terlarut di
perairan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh fitoplankton.
Orthofosfat juga merupakan nutrisi yang paling penting dalam menentukan
produktivitas perairan. Keberadaan fosfat di perairan dengan segera dapat
diserap oleh bakteri, fitoplankton dan makrofita. Kadar optimal 0,01-0,03 ppm.
Diperairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai
elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik terlarut dan senyawa
organik yang berupa partikular. Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi
dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak terlarut dan mengendap pada
sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh alga akuatik.
Cara kerja:
 Tuang air sampel sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer
 Tambahkan ammonium molybdate sebanyak 1 ml, lalu homogenkan
 Setelah itu, tambahkan 5 tetes larutan SnCl2, lalu homogenkan
 Kemudian ukur panjang gelombang pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 690 nm

2.2.2 Spektrofotometer
Cara kerja:
1. Pasang kabel pada stop kontak
2. Tekan “power”, ditunggu 15 detik hingga muncul “method”
3. Tekan nomor program dan panjang gelombang
4. Masukkan larutan blanko dan tekan zero
5. Kemudian ambil larutan blanko dan masukkan cuvet berisi sampel
6. Tekan enter

2.3 Penebaran Benih


Padat penebaran merupakan faktor penting karena terkait dengan sistem
pengelolaan. Semakin tinggi padat penebaran, semakin banyak pula kegiatan
yang dilakuka oleh pengelolaannya. Peningkatan padat penebaran dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi dan pemanfaatan lahan secara optimal. Padat
tebar merupakan jumlah kepadatan ikan setiap meter persegi (m2). Padat
tebar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

11
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pada
kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar
kolam tidak terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam
tebar cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah
benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan.
Kedalaman air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan
ukuran benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik
matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari
wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus
wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan dan
bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi (walau sebentar)
dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun masih berada dalam
wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan keluar sendiri-sendiri dari wadahnya
secara bertahap menuju lingkungan air kolam tebar yang sesungguhnya.
Cara kerja:
 Timbang ikan nila menggunakan timbangan digital
 Setelah itu, pindahkan pada timba yang sudah berisi air
 Selanjutnya, lakukan aklimatisasi pada air kolam selama 5 menit hingga
ikan keluar dengan sendirinya ke kolam

2.4 Konversi Pakan


Dalam kegiatan budidaya, pakan merupakan salah satu faktor utama yang
tidak bisa diabaikan atau dimarjinalkan begitu saja. Karena pakan dalam
budidaya ini akan memberikan kontribusi terbesar pada production cost atau
biaya produksi yang terus melambung. Menurut Handajani dan Widodo (2010),
dalam budidaya ikan secara intensif, pakan buatan disediakan untuk memenuhi
kebutuhan ikan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60% dari biaya produksi.
Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi
untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum,
serta produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi
keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas gizi dan fisik merupakan
kunci untuk mencapai tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan
tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting dalam mendukung
pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan.

12
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

2.4.1 FCR
FCR (Feed Convertion Ratio) adalah perbandingan jumlah pakan kumulatif
yang telah diberikan dengan biomass yang dihasilkan dalam waktu tertentu.
Biasa disebut rasio konversi pakan atau biasa disingkat RKP (Marindro, 2011).
FCR merupakan kepanjangan dari Feed Convertion Ratio, artinya beberapa
rasio pakan atau definisi yang sangat mudah dipahami, FCR adalah beberapa
banyak pakan (kg) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan
(Sunarma, 2008). Adapun rumus dari perhitungan FCR yaitu:

2.4.2 FR
FR (Feeding rate) adalah jumlah pakan ikan yang diberikan setiap hari pada ikan
yang dibudidayakan dan biasanya diekspresikan dalam persen biomass ikan. Feeding
rate pada pemberian pakan ikan berkisar antara 3-10 % untuk ikan kecil dan 1-2 % untuk
yang lebih besar (Pter dan Swar, 2002).
Jumlah pakan yang diberikan setiap hari pada ikan yang berukuran besar semakin
berkurang dan semakin kecil ukuran ikan jumlah pakan yang diberikan semakin banyak.
Hal ini karena ikan yang berukuran kecil mempunyai masa pertumbuhan yang lebih besar
dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar (Cholik, et al., 2005).
Adapun rumus dari jumlah pemberian pakan per hari adalah sebagai berikut:

2.5 Pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan
berat, ukuran panjang, umur, dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya termasuk juga tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkunganya.

13
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019
2.5.1 SR
Istilah ini menunjukkan tingkat kehidupan organisme dalam satu periode
tertentu dibandingkan dengan padat penebaran pada saat tebar, variabelnya
diperoleh melalui kegiatan populasi secara periodik (Marindro, 2011).
Survival Rate atau biasa dikenal dengan SR dalam perikanan budidaya
merupakan indeks kelulushidupan suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya
dari mulai awal ikan ditebar hingga dipanen. Jika ikan yang hidup saat panen
banyak, dan yang mati hanya sedikit tentu nilai SR akan tinggi, namun sebaliknya
jika jumlah ikan yang hidup saat dipanen sedikit, tentu nilai SR akan rendah. Nilai
SR ini dihitung dalam bentuk angka presentase, mulai dari 0-100%, dengan
rumus:

2.5.2 GR
Growth rate adalah jumlah dari kenaikan maka sebuah spesifik variabel
pertumbuhan diiringi dengan periodenya dan koneksinya. Growth rate
berpengaruh dalam bidang ekonomi untuk perindustrian dan pemeliharaan ikan
bagaimanapun yang tinggi dari pertumbuhan di masa mendatang.
Growth Rate (GR) adalah pertambahan bobot rata-rata tiap hari. Rumus
dari Growth Rate yaitu:

GR : Pertumbuhan mutlak (gram/hari)


Wt : Berat rata-rata ikan pada hari ke-t (gram)
Wo : Berat rata-rata ikan pada hari ke-0 (gram)
t : waktu (hari)

2.5.3 Produksi
Produksi adalah jumlah berat ikan yang dihasilkan dalam 1 m 2 / hari. Dalam
proses produksi tentunya membutuhkan faktor-faktor produksi dalam kegiatan
budidaya diantaranya: tanah, modal dan keahlian. Atau sitilah faktor produksi lebih
sering dikenal dengan istilah input, production factor dan biaya produksi.
Menurut Jauhari dan Fadholi (2010), rumus perhitungan produksi dalam
kegiatan budidaya adalah:

14
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

Produksi (gr/m2/hari) = GR x Density

Produksi : Jumlah produksi (gr/m2/hari)


GR : pertambahan bobot rata-rata tiap hari (gram/hari)
Density : Kepadatan ikan dalam kolam (ekor/ m2)

15
Aquacul Aquaculture
ture
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

16
Aquacul Aquaculture
ture
3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Pengolahan Kolam
a. Alat dan Fungsi
- Cangkul : Untuk membalikkan tanah
- Sabit : Untuk membersihkan parit di kolam
- Sikat : Untuk membersihkan lumut di kolam beton
- Cetok : Untuk mengambil pupuk dan kapur
- Timba : Untuk tempat/wadah pupuk dan kapur
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Timbangan digital : Untuk menimbang benih ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dengan ketelitian 10-2
b. Bahan dan Fungsi
- Pupuk kandang : Sebagai penumbuh pakan alami pada kolam
- Kapur : Sebagai meningakatkan pH dan alkalinitas
- Air : Sebagai media hidup ikan
- Trashbag : Sebagai wadah vegetasi yang telah dicabut
3.1.2 Penebaran Benih
a. Alat dan Fungsi
- Timbangan digital : Untuk menimbang benih ikan dengan ketelitian 10-2
- Timba : Untuk tempat benih ikan
- Jaring : Untuk mengambil ikan
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Beaker glass : Untuk wadah penimbangan ikan
b. Bahan dan Fungsi
- Ikan Nila (O. niloticus) : Sebagai benih ikan yang ditebar
- Air : Sebagai media hidup ikan dan pakan alami
3.1.3 Pemanenan
a. Alat dan Fungsi
- Seser : Untuk menangkap ikan
- Timba : Untuk wadah ikan yang akan ditebar
- Timbangan digital : Untuk menimbang benih ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dengan ketelitian 10-2
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum

b. Bahan dan Fungsi


- Ikan Nila : Sebagai benih ikan yang dibudidayakan
(Oreochromis niloticus)
- Air : Sebagai media hidup ikan
3.1.4 Suhu
a. Alat dan Fungsi
- Termometer hg : Untuk mengukur suhu perairan
- Nampan : Untuk tempat alat dan bahan
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air Kolam : Sebagai sampel yang akan diukur suhunya
3.1.5 Kecerahan
a. Alat dan Fungsi
- Secchi disk : Untuk mengukur kecerahan perairan dalam
- Penggaris : Untuk mengukur kecerahan perairan dangkal
- Nampan : Untuk tempat alat dan bahan
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai bahan yang akan diukur kecerahan
- Karet gelang : Sebagai penanda kecerahan pada tali
3.1.6 Oksigen Terlarut
a. Alat dan Fungsi
- Botol DO : Untuk wadah sampel yang akan di ukur DOnya
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Buret : Untuk tempat larutan titrasi
- Statif : Untuk penyangga buret
- Corong : Untuk memudahkan memindahkan larutan ke
buret
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Washing bottle : Untuk tempat aquades
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur nilai DO nya
- MnSO4 : Sebagai pengikat oksigen bebas
- NaOH + KI : Sebagai pelepas I2 (iodin) dan membentuk endapan coklat
- H2SO4 : Sebagai pengondisian asam dan pelarut endapan coklat
- Amilum : Sebagai indikator warna ungu dan pengondisian basa
- Na2S2O3 : Sebagai larutan titrasi
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
3.1.7 Karbondioksida
a. Alat dan Fungsi
- Erlenmeyer 50 ml : Untuk wadah mereaksikan larutan
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Statif : Untuk penyangga buret
- Buret : Untuk tempat larutan titrasi (Na2CO3)
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Botol 600 ml : Untuk tempat air sampel
- Gelas ukur : Untuk mengukur volume air sampel
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Corong : Untuk memudahkan memindahkan larutan ke
Buret
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur CO2 nya
- Indikator pp : Sebagai indikator warna pink
- Larutan Na2CO3 : Sebagai larutan titrasi
- Tisu : Sebagai pembersih/pengering alat yang dipakai
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
3.1.8 pH
a. Alat dan Fungsi
- Kotak standard pH : Untuk mencocokan nilai pH
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur pHnya
- pH paper : Sebagai pengukur pH dari air kolam
3.1.9 Nitrat Nitrogen
a. Alat dan Fungsi
- Gelas ukur 100 ml : Untuk mengukur air sampel
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Spektrofotometer : Untuk mengukur kadar nitrat dengan panjang
gelombang 410 nm
- Cuvet : Untuk wadah sampel yang akan diukur di
spektrofotometer
- Spatula : Untuk menghomogenkan larutan
- Washing bottle : Untuk tempat aquades
- Botol film : Untuk menyimpan sampel sementara
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Curve porselen : Untuk wadah membuat kerak nitrat
- Hot plate : Untuk proses pemanasan air sampel dan
membuat kerak
- Crushtable tang : Untuk mengambil crush porselen pada hot plate
- Botol 600 ml : Untuk wadah saat mengambil air sampel
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai air sampel
- Asam fenoldisulfonik : Sebagai pelarut kerak nitrat dan pengondisian
asam
- NH4OH : Sebagai indikator warna kuning dan pengondisian
basa
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
- Kertas label : Sebagai penanda alat dan bahan
- Tissue : Sebagai pembersih pengering alat yang dipakai
3.1.10 Amonia
a. Alat dan Fungsi
- Beaker glass 50 ml : Untuk wadah untuk menghomogenkan larutan
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Spatula : Untuk menghomogenkan larutan
- Cuvet : Untuk wadah larutan
- Spektrofotometer : Untuk menghitung kadar ammonia dengan
panjang gelombang 425 nm.
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Gelas ukur 50 ml : Untuk mengukur jumlah larutan yang akan
digunakan
- Washing bottle : Untuk wadah larutan aquades
- Botol film : Untuk menyimpan sampel sementara
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Botol 600 ml : Untuk wadah air sampel
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai air sampel
- Nessler : Sebagai pengikat ammonia bebas
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
- Tissue : Sebagai pembersih pengering alat yang dipakai
- Kertas label : Sebagai penanda alat dan bahan
3.1.11 Orthofosfat
a. Alat dan Fungsi
- Gelas ukur 50 ml : Untuk mengukur volume air sampel
- Erlenmeyer 25 ml : Untuk menghomogenkan larutan
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Cuvet : Untuk meletakan larutan yang akan di ukur di
spektrofotometer
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Spektrofotometer : Untuk mengukur kadar orthofosfat dengan Panjang
gelombang 690 nm
- Washing bottle : Untuk tempat aquades
- Botol film : Untuk menyimpan sampel sementara
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Botol 600 ml : Untuk wadah air sampel
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur orthofosfatnya
- Amonuim molybdate : Sebagai pengikat orthofosfat dan mengubahnya
menjadi ammonium fosfomolybdate
- SnCl2 : Sebagai indikator warna biru dan pengondisian
basa
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
- Tissue : Sebagai pembersih/pengering alat yang dipakai
- Kertas label : Sebagai penanda alat dan bahan
3.2 Analisis Prosedur
3.2.1 Pengolahan Tanah
a. Kolam Semi-Tradisional
b. Kolam Beton
c. Pengambilan Benih
d. Penimbangan Benih
e. Penebaran Benih
3.2.2 Pemanenan
a. Kolam Semi-Tradisional
b. Kolam Beton
3.2.3 Pengukuran Kualitas Air
a. Suhu
b. Kecerahan
c. pH
d. Oksigen Terlarut
e. Karbondioksida
f. Nitrat Nitrogen
g. Amonia
h. Orthofosfat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil


a. Suhu
b. Kecerahan
c. pH
d. Oksigen Terlarut
e. Karbondioksida
f. Nitrat Nitrogen
g. Amonia
h. Orthofosfat
i. FCR
j. SR
k. GR
l. Produksi
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

KARTU KENDALI PRAKTIKUM


Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2019

NAMA : EVRI SAHRUL RAMADRAN PAS FOTO


NIM : 195080400111001 3X4

PRODI : AGROBISNIS PERIKANAN


KELOMPOK :6

No. Tanggal/Asisten Materi Praktikum Nilai TTD

PERSIAPAN KOLAM
Tanggal : - Pengolahan Tanah
1. - Pengapuran Kolam
- Pemupukan Kolam
Asisten : PENEBARAN BENIH

Tanggal :
KUALITAS AIR
2.
Asisten :

Tanggal :
3. PEMANENAN
Asisten :

Malang,
Koordinator Asisten

Akhsan Fikrillah P.
NIM. 175080500111036
DAFTAR NAMA ASISTEN
DASAR-DASAR AKUAKULTUR 2019

No Nama NIM No. HP


1 Akhsan Fikrillah P. 175080500111036 083848572752
2 Nurhabibah Meriana 175080501111001 082334389400
3 Mochamad Ridwan Irvanda 175080501111005 085736385744
4 Lusi Ristiani 175080501111012 087758823219
5 Elisa Qotrunada 175080501111023 089515776986
6 M. Fathulariq A. 175080500111021 081555322600
7 Muchammad Balqis Isna Z. 175080500111027 081333478937
8 Habib Huda Prasetya 175080500111030 083111978033
9 Dian Ramadhani Wibowo 175080507111019 085655609501
10 Ahlan Ihza Mahendra 175080507111013 082123502342
11 Muhammad Jusril Arief P. 175080518113001 082144392320
12 Khoirul Latifah 175080518113004 085608819503
13 Tuwiki Tri Amanda 175080518113007 085859791680
14 Nia Puspitasari 185080501111006 089658177966
15 Moh. Nurul Ikhsanul K. 185080501111005 089613447965
16 Bailan 185080501111032 082373467830
17 Nadiatul Ramadhani Irda P. 185080501111040 081511727691
18 Reyhan Gozali 185080500111005 081386073456
19 Bela Fatma Hani Ayu L. 185080500111035 085806776639
20 Jely Nova 185080501111048 085261154561
21 Zainul Milal 185080507111003 082331038646
22 Muhamad Raihan Akbar 185080507111019 0895322355788
23 Aliftia Rizky fatihah 185080507111025 089662472605

Aquaculture Aquaculture

Anda mungkin juga menyukai