Anda di halaman 1dari 7

KEGIATAN BUDIDAYA

KOMODITAS AIR TAWAR

MINI PAPER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Dasar-dasar Budidaya

Dosen: Hamdani,S.St.Pi.,M.Tr.Pi

Disusun oleh

Bungawati Manalu

Prodi: Ubdi B

Semester: 1

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan
berkat-Nya sehingga saya bisa meneliti kegiatan budidaya komoditas air tawar di lingkungan
saya yang berada di Sibolga, Sumatra Utara. Saya meneliti wadah yang cocok untuk kegiatan
komoditas air tawar ini.

Makalah ini diajukan untuk melengkapi tugas dari dosen saya yaitu bapak Hamdani,
S.St.Pi.,M.Tr.Pi dalam mata kuliah dasar-dasar budidaya. Dalam pembuata makalah ini apabila
ada kesalahan saya bisa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat bagi para pembaca.

Sibolga, 6 November

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Faktor yang menentukan keberhasilan usaha budidaya antara lain ketersediaan benih
yang tepat dalam jumlah, mutu, waktu, tempat yang mudah dijangkau, dan harga yang
murah. Pembenihan ikan dapat dilakukan dengan cara tradisional, semi intensif, dan intensif.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembenihan ikan diantaranya wadah
pembenihan seperti, kolam pemijahan dan penetasan serta kolam pendederan.
Dalam usaha budidaya ikan, lahan merupakan modal utama yang harus disiapkan.
Hampir semua jenis lahan yang dapat menampung air sebagai media budidaya dapat
digunakan untuk menampung media budidaya dapat digunakan untuk budidaya ikan. Wadah
budidaya harus dipersiapkan sebaik mungkin. Dengan wadah budidaya yang baik dan tepat
dalam pembuatannya sehingga sangat membantu proses budidaya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa mampu mengetahui perubahan teknologi wadah yang digunakan mulai adri
budidaya tradisional hingga intensif.
2) Mahasiswa mampu mengetahui desain konstruksi wadah.
3) Mahasiswa dapat memfungsikan semua lahan budidaya, mulai dari lahan yang luas
hingga lahan yang sempit.
4) Mahasiswa mampu mengetahui sejarah perkembangan wadah budidaya perikanan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Wadah

Berdasarkan lokasi yang akan saya gunakan untuk kegiatan budidaya perairan, wadah
dibedakan menjadi 2 yaitu, budidaya perairan berbasis tanah dan budidaya berbasis air. Yang
saya gunakan adalah budidaya berbasis tanah yaitu dengan menggunakan kolam terpal yang
semen kemudian dilapisi plastik. Nah disini ikan yang saya akan budidaya adalah ikan nila
(Oreochromis nilocitus).

Hal yang perlu diketahui yaitu syarat lokasi ikan nila dan proses persiapan kolam. Syarat
lokasi pada ikan nila yaitu:

Karena saya membudidayakan ikan nila dilahan yang sempit di sekitar rumah. Untuk
dapat memulai budidaya ikan nila di area sekitar rumah yang sempit maka salah satu
pilihannya adalah dengan menerapkan kolam terpal. Saya memilih kolam terpal karena
dengan mengguanakan kolam terpal maka kita tidak perlu persiapkan lahan yang terlalu luas.
Selain itu, juga tidak perlu menggali lubang di tanah terlalu dalam, kelebihan lainnya dengan
memakai terpal kita tidek perlu terlalu sering memasukkan air ke dalam kolam tersebut
selama tidak ada indikator bocor. Jadi, secara garis besaar menerapkan kolam terpal akan
lebih hemat modal yang harus kita keluarkan.

2.2 Tahap-tahap Mempersiapkan Wadah

1) Mempersiapkan kolam terpal


Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan kolam harus dibuat
dengan kedalaman lebih kurang 50-75 cm agar memberikan ruang yang cukup untuk ikan
nila berkembangbiak dengan sempurna. Jika kedalaman kolam sudah mencapai 50 cm
maka kita harus memadatkan dasar kolam dan di pinggir kolam dibuat tanggul dan
diperkuat dengan batu bata atau batako.
Dasar kolam juga bisa diberi batu bata agar dasar menjadi rata dan keras. Setelah itu,
diberi sekam yang merata dan barulah terpal bisa dipasang. Setelahh terpal dipasang,
pastikan terpal terkunci dengan baik di pinggir kolam. Untuk memastikan agar ujung-ujung
terpal terkunci beri batako atau batu bata atas pinggiran terpal agar terpal tidak mudah
berubah kedudukannya bentuk yang bisa menyebabkan kebocoran air. Setelah terpasang
dengan baik, isi kolam dengan air. Hal ini juga sekalian untuk memeriksa apakah ada yang
bocor atau tidak setelah diisi air. Lalu, kolam dikeringkan lagi untuk tahap persiapan
berikutnya.
2) Penebaran bibit ikan nila serta perawatannya
Berikutnya adalah mempersiapkan bibit atau pembenihan sesuai denga kapasitas
kolam yang telah dibuat. Benih ikan nila bisa dibeli dari toko benih ikan atau dari dinas
perikanan. Benih yang bagus berukuran 5-10 cm dan pilih benih yang sehat dengan cara
melihat keaktifan mereka bergerak. Setelah kolam dikeringkan kembali, jangan lupa untuk
memeriksa sistem pengisian air serta sistem pembuangan air dan diperkuat pinggiran
kolam. Taburkan lapisan dasar kolam dengan kapur sebanyak 25 gram sampai 1 kg per
meter persegi. Dan juga diberikan pupuk kandang dengan ukuran setengah kilogram per
meter persegi, barulah kolam kembali diisi dengan air biarkan atau endapkan air tergenang
selama 5-7 hari sampai tumbuh plankton sebelum bibit disebar. Sesuai petunjuk, cara
ternak ikan nila adalah sebaiknya menentukan bibit yang dipilih yang sehat dan aktif serta
tidak terserang virus maupun bakteri. Setelah memasuki 5-7 hari, air kolam yang
diendapkan maka anakan nila sudah disebar dengan kapasitas 5-10 ekor per meter persegi
agar bibit ikan nila dapat tumbuh dengan cepat dan sehat, maka dibutuhkan suplay pakan
yang baik. Pakan nila yang baik, biasanya adalah pelet ikan dengan komposisi protein 20-
30 persen, lemak 70 persen, dan karbohidrat 70 persen, serta daun-daunan. Nah cukup
mudah kan. Yang paling penting itu kita rajin memberi makan pada ikan setiap harinya dan
jangan sampai terlewatkan. Ikan nila bisa dipanen setelah masa 6 bulan.
3) Penyakit yang sering menyerang ikan nila dan cara penanganannya
Untuk keberlangsungan usaha budidaya ikan nila, maka sebaiknya juga mampu mengatasi
atau mengantisipasi segala ancaman yang bisa datang kapan saja. Diantaranya:
 ikan nila stres.
Hal ini sering kali diakibatkan karena diperoleh oleh air yang tidak diganti hingga
mengakibatkan stres dan cara penanganannya adalah dengan mengganti air secara berkala
atau membuat sirkulasi yang baik.
 Kurang nafsu makan
Cenderung disebabkan karena kurangnya pemberian vitamin pada ikan yang
menyebabkan ikan kurang nafsu makan. Dan cara penanganannya adalah yaitu pemberian
poc nasa dan hormonik.
 Terserang parasit
Hal ini zat asam yang terlalu berlebihan pada air sehingga menyebabkan ikan rentan
terserang penyaki. Kemudian cara penanganannya adalah dengan memisahkan ikan yang
terserang penyakit pada kolam air. Melalukan tindakan pencegahan terjadinya serangan
penyakit pada ikan nila jauh lebih baik dari pada mengobati.

2.3 Hal-hal Timbulnya Serangan Penyakit Pada Ikan Nila


Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya serangan berbagai
jenis penyakit pada ikan nila:
1. Pembersihan dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen
2. Penggunaan bibit ikan yang sehat dan bebas penyakit
3. Menghindari penebaran bibit ikan terlalu padat
4. Menggunakan sistem pengairan secara pararel untuk mencegah penularan penyebaran
penyakit.
5. Memelihara ikan nila dengan baik dan benar
6. Pakan diberikan dengan jumlah yang cukup dan tidak berlebihan. Sisa- sisa pakan akan
mengendap di dasar kolam dan menimbulkan pencemaranbau busuk pada ikan kolam. Hal
ini dapat memicu pertumbuhan jamur dan organisme parasit penyebab penyakit pada ikan
nila.
7. Selanjutnya, mengganti air kolam secara teratur selai di beberapa organisme yang menjadi
penyebab penyakit pada ikan nila timbulnya beragam penyakit juga dapat disebabkan oleh
kualitas air yang kurang terjaga dengan baik
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wadah merupakan tahap utama yang harus diperhatikan sebelum memulai kegiatan
budidaya, wadah juga merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan sebuah udaha
budidaya. Oleh karena itu, wadah memerlukan pengelolaan yang optimal sebelum memulai
kegiatan budidaya.

3.2 Saran

Penggunaan wadah dalam kegiatan budidaya perikanan merupakan suatu hal yang akan
berpengaruh terhadap pada penebaran ikan serta kemudahan dalam melakukan pengontrolan
budidaya, dengan itu untuk kedepannya penentuan wadah sangat diperlukan. Penentuan
wadah yang akan digunakan untuk budidaya, berkaitan dengan teknologi serta metode yang
akan diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai