Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN OCEANOGRAFI TERHADAP PENELITIAN DAN PENDIDIKAN

Kata pengantar

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi oleh beragam lingkungan


strategis, baik sosial budaya, ekonomi maupun politik. Kebijakan pemerintah merupakan
salah satu aspek atau variabel penting dalam penentuan arah pengembangan IPTEK dan
eksistensinya suatu bangsa. Jika dalam 60 tahun terakhir pembangunan Indonesia sangat
berorientasi terrestial, maka pada abad 21 ini sudah saatnya kita berorientasi ke laut. Oleh
karena itu, dengan memiliki kemampuan dalam penguasaan dan penerapan IPTEK bidan
kelautan, maka suatu saat nanti Indonesia akan mampu mengelola sumberdaya laut yang
melimpah untuk menciptakan cita-cita kemerdekaan, yaitu kesejahteraandan kemakmuran
bangsa Indonesia.

Mengapa arah pembangunan Indonesia pada abad 21 harus berorientasi ke laut, karena
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,
dengan panjang garis pantai nomor empat di dunia, serta 70% wilayah NKRI adalah laut.
Sumber daya laut, baik hayati maupun nir-hayati, tidak diragukan lagi kelimpahannya.
Namun demikian, tingkat pemanfaatan sumberdaya laut kita hingga saat ini masih belum
optimal, padahal potensi pengembangan sumber daya laut tersebut sangat besar, baik dari
sektor perikanan, pariwisata, perhubungan laut, industri bioteknologi laut, industri minyak
dan gas lepas pantai, maupun dari sektor energi terbarukan.

Dokumen buku “Rencana Implementasi” Pusat Penelitian Oceanografi (P2O) LIPI


periode 2015-2019 ini merupakan kelanjutan dari panduan kegiatan penelitian yang telah
dimulai sejak tahun 2010. Buku ini dimaksudkan sebagai panduan bagi seluruh civitas Pusat
Penelitian Oceanografi LIPI termasuk UPT-P2O dalam merencanakan dan melaksanakan
riset Oceanografi untuk lima tahun kedepan (2015-2019). Tiga karakter utama riset
Oceanografi yang akan kita lakukan adalah yang pertama mendorong penemuan ilmiah yang
akan memberikan wawasan baru tentang disiplin ilmu Oceanografi yang kedua memberikan
pemahaman yang lebih detail tentang proses dan sifat-sifat laut; serta ketiga meningkatkan
penerapan pengetahuan Oceanografi untuk pemanfaatan sumber daya laut secara aman dan
berkelanjutan.
Dengan tersusunnya dokumen buku “Rencana Implementasi” Pusat Penelitian
Oceanografi LIPI periode 2015-2019, pada kesempatan ini saya memberikan apresiasi yang
sebesar-besarnya kepada Tim perencanaan Monitoring dan Evaluasi (PME) Pusat Penelitian
Oceanografi LIPI yang telah bekerja keras untuk menyempurnakan dokumen buku “Rencana
Implementasi”. Semoga makalah ini menjadi panduan sekuruh civitas Pusat Penelitian
Oceanografi LIPI, dan bermanfaat sebagai informasi bagi para pemangku kepentingan.

Sibolga, 4 April 2020

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum Lembaga


1.1.1 Sumber Daya Laut Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang wilayah kedaulatan dan yuridiksinya
membentang di hamparan khatulistiwa, yamg secara geografis terletak di 6⁰LU - 11⁰LS
2
dan 95⁰-141⁰BT. Luas wilayah Indonesia sekitar 7,73 juta km zona Ekonomi Eksklusif.
Selain itu, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
16.344 pulau besar dan kecil denagn panjang garis pantai 81.000 km. Terkait dengan
kondisi itulah, wilayah Nasional Indonesia mempunyai ciri-ciri benua sehingga disebut
Benua Maritim Indonesia (BMI).
Wilayah laut Indonesia menyimpan potensi sumber daya alam yang luar biasa, baik
sumber daya hayati maupun nir-hayati, mulai dari pesisir hingga perairan laut jeluk (laut
dalam). Potensi sumber daya hayati terdiri dari tiga ekosistem utama, yaitu lamun,
mangrove dan terumbu karang. Ketiga ekosistem tersebut berperan sangat penting dalam
menjaga keseimbangan ekologis di kawasan perairan pesisir, karena peran dan fungsinya
sebagai tempat tinggal, mencari makan dan pembesaran berbagai biota laut. Sumber daya
perikanan pelagis, demersal dan laut jeluk di wilayah perairan Indonesia juga menyimpa
potensi yang sangat besar dan menjadi sumber mata pencaharian utama bagi nelayan dan
industri peikanan Indonesia. Sumber daya hayati juga dapat dikembangkan untuk kegiatan
budidaya pesisir dan laut, perdagangan dan industri, serta pengembangan di bidang
bioteknologi. Potensi sumber daya nir-hayati mencakup berbagai bahan tambang seperti
mineral, minyak dan gas bumi, serta faktor-faktor pendukungnya seperti energi pasang
surut, arus, gelombang, angin dan panas laut. Selain itu, terdapat jasa-jasa kelautan yang
dapat dikembangkan seperti wisata bahari, perhubungan dan pelabuhan laut, serta
perdagangan.
Potensi sumber daya laut yang relatif kaya tidak serta merta meningkatkan
kemakmuran penduduk di daerah pesisirnya. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan
mengenai sumber daya laut, terutama pada ekosistem di wilayah pesisir yang disebabkan
oleh tingkat kemiskinan dan ketidakpedulian masyarakat, telah memicu tekanan dan
kerusakan terhadap sumber daya yang ada. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya
kerusakan pada ekosistem laut apabila tidak segera dilakukan upaya pencegahan. Oleh
sebab itu, pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan bidang Oceanografi
diperlukan, agar potensi sumber daya laut baik hayati maupun nir-hayati dapat
dimanfaatkan dan dikelola secara optimal dan lestari.
Pusat Penelitian Oceanografi merupakan satuan kerja dibawah lembaga ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memiliki tugas melakukan penelitian-penelitian di
bidang kelautan. Sebagai lembaga penelitian yang menjadi rujukan nasional di bidang
kelautan, Pusat Penelitian Oceanografi LIPI dituntut untuk menghasilkan hasil-hasil kajian
di bidang kelautan yang bermanfaat tidak hanya bagi sesama instansi kelautan, tetapi juga
bermanfaat bagi perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta para pemangku
kepentingan lainnya. Oleh karena itu, suatu perencanaan yang matang, terukur dan
akuntabel sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan penelitian, sehingga target
capaiannnya dapat terealisasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan mampu
menjawab masalah lingkungan yang sedang berkembang di Indonesia.

1.1.2. sumberdaya Manusia


Kondisi Sumber daya Manusia (SDM) Pusat Penelitian Oceanografi LIPI dapat dilihat
dari empat faktor yaitu komposis usia pegawai, tingkat pendidikan, bidang tugas, dan
kompetensi atau keahlian peneliti. Keempat faktor tersebut sangat menentukan kinerja
lembaga penelitian dan menjadi perhatian utama.

1.1.2.1 Komposisi Usia


Sumber daya Manusia atau SDM Pusat Penelitian Oceanografi LIPI, termasuk Unit
pelaksanaan Teknis (UPT) di bawahnya, per 31 Maret 2015 berjumlah 367 pegawai dengan
kelompok usia ≤ 35 tahun berjumlah sebanyak 131 pegawai (35,69%), 36-50 tahun sebanyak
128 pegawai (34,87%) dan 51-65 tahun sebanyak 108 pegawai (29,42%).

1.1.2.2 Tingkat Pendidikan


Kekuatan Sumber Daya Manusia SDM Pusat Penelitian Oceanografi LIPI beserta
UPT berdasarkan pendidikan per 31 Maret 2015 masih didominasi oleh lulusan SLTA, yaitu
sebanyak 103 pegawai (28,06%), diikuti oleh sarjana (S1) dengan jumlah 103 pegawai
(28,06%), pasca sarjana S2 81 pegawai (22,07%) dan S3 19 pegawai (5,17%). Hal ini akan
menjadi perhatiian khusus dalam rencana pengembangan SDM, yaitu dengan meningkatkan
standart pendidikan formal calon pegawai Pusat Penelitian Oceanografi LIPI dan
memberikan kesempatan dan dukungan kepada pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan
formal. SDM pusat Penelitian Oceanografi LIPI beserta UPT berdasarkan tingkat pendidikan
ditampilka secara rinci.
Kegiatan peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) akan terus
dilakukan selain melalui pendidikan formal, juga melalui pendidikan non formal seperti
pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), workshop, seminar dan dalam dalam bentuk pelatihan-
pelatihan teknis laiinnya. Pendidikan formal dapat melalui beasiswa baik dari LIPI,
kementrian RISTEK maupun sponsor lainnya (Tugas Belajar) dan dapat pula denga ijin
beajar atas biaya sendiri.

1.1.2.3 Bidang Tugas


Komposisi pegawai berdasarkan bidang tugas pegawai Pusat Penelitian Oceanografi
LIPI beserta UPT, per 31 Maret 2015 dengan urutan sebagai berikut peneliti berjumlah 155
pegawai (42,23%), Tata usaha berjumlah 96 pegawai (26,15%), teknisi berjumlah 53 pegawai
(14,44) dan sarana Penelitian berjumlah 63 pegawai (17,16%) termasuk Awak Buah Kapal
KR. Baruna Jaya VIII. Bagian tata usaha dan bidang Sarana penelitian terdiri dari jabatan
Funngsional Umun awak buah kapal, pejabat fungsional tertentu dan pejabat fungsional
umum, dengan perincian pada

1.1.2.4 Kompetensi Penelitian


Kompetensi kepakaran peneliti di Pusat Penelitian Oceanografi LIPI dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok penelitian seperti yang disajikan tadi. Pada kenyataannya,
kompetensi yang dimiliki oleh Psat Penelitian oceanografi LIPI tersebut belum sesuai dengan
kebutuhan yang diharapkan. Masih banyak bidang-bidang kajian di Pusat Penelitian
oceanografi LIPI yang belum memiliki pakar atau peneliti yang fokus di bidang tersebut.
Selain itu, kompetensi di bidang penelitian yang dibutuhkan juga masih belum sejalan dengan
komposisi Sumber Daya Manusia yang ada. Masih banyak Sumber daya Manusia peneliti
maupun non peneliti di pusat Penelitian Oceanografi LIPI ynag ditempatkan tiak sesuai
dengan latar belakang pendidikannya maupun bidang keahlian atau minatnya. Oleh karena
itu, diperlukan suatu pembenahan, khususnya dalam perekrutan SDM yang baru diterima,
untuk lebih mengutamakan kompetensi dan kapabilitas. Selama ini dalam perekrutan SDM
hanya berdasarkan nilai indeks Prestasi kumulatif (IPK), dan nama besar perguruan tinggi,
namun calon pegawai seharusnya juga harus memiliki kemampuan bahasa inggris yang
memadai.
Jabatan fungsional peneliti di Pusat Penelitian Oceanografi Jakarta LIPI, termasuk
unit pelaksanaan teknis (UPT) di bawahnya, per 31 Maret 2015 didominasi oleh peneliti
pertama yang berjumlah 41 pegawai (28,08%), peneliti Madya 27 pegawai (18,49%), peneliti
muda 26 pegawai (17,81%), kandidat peneliti 25 pegawai (17,12%), peneliti utama 19
pegawai (13,01%) dan profesor Riset 8 pegawai (5,48%)

1.1.3. Sarana penelitian


Pusat Penelitian Oceangrafi LIPI memiliki sarana dann prasarana yang memadai yang
dapat menunjang tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diamantkan dalam surat keputusan
kepala LIPI No.1 Tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014 tentang Organisasi dan Tata kerja LIPI
Pasal 76, bahwa “bidang Sarana Penelitian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
pengelolaan dan pemanfaatan, pengoperasian kapal penelitian dan peralatan penelitian,
laboratorium dan sarana teknis lainnya, pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan.
Nilai keseluruhan Barang Milik Negara (BMN) Pusat Penelitian Oceanografi LIPI
jakarta per 31 Maret 2015b sebesar Rp.197.905.867.216,- Nilai tersebut terdiri dari Barang
Intrakompatabel (nilai di atas Rp. 300.00) sebesar Rp 197.901.720.296,- dan barang
Ekstrakompatabel (nilai di bawah Rp.300.000) sebesar Rp. 4.146.920,-.
Sedangkan Nilai BMN dari masing-masing UPT di lingkungan Puslit Oceanografi sebagai
berikut:
1. UPT LPBIL Mataram sebesar Rp. 11.547.255.388 terdiri BMN Intrakompatabel
Rp.11.511.478.788 dan BMN Ekstrakompatabel Rp.35.776.600.
2. UPT Loka Konservasi Biota Laut Biak, papua sebesar Rp8.625.694.900 terdiri dari
BMN Intrakompatabel Rp.8.624.779.100 dan BMN Ekstrakompatabel Rp.915.800
3. UPT Loka Konservasi Biota Laut Tual sebesar Rp.7.825.735.918 terdiri BMN
Intrakompatabel Rp.7.792.235.918 dan BMN Ekstrakompatabel Rp.33.500.000.
4. UPT Loka Konservasi Biota Laut Bitung Sebesar Rp. 45.886.230.700 terdiri BMN
Intrakompatabel Rp. 45.882.074.050 dan BMN Ekstrakompatabel Rp.4.156.650.
5. UPT LPKSDM Oceanografi sebesar Rp. 7.713.160.625 terdiri BMN Intrakompatabel
Rp. 7654.610.725 dan BMN Ekatrakompotabel Rp. 58.549.900

Kapal riset Baruna Jaya VIII merupakan aset khusus dan memberikan kontirbusi
nyata terhadap hasil penelitian di Pusat Penelitian Oceanografi LIPI. Kapal riset Baruna Kaya
III dengan bobot mati 1273 GT dirancang untuk melakukan peneitian kelautan seperti,
Oceanografi Fisika, Kimia, Biologi, Geologi Laut, dan Ekosistem Perikanan serta memiliki
simrad planning system/SPS dan empat laboratorium (basah, biologi, serbaguna, dan ruang
komputer) menawarkan tempat kerja hampir bebas-getaran, serta akomodasi untuk 30
ilmuwan dan 23Crew dan 3 operator. Kapal Riset Baruna Jaya VIII mempunyai kemampuan
layar selama 22 hari terus-menerus, yang memberikan kontribusi nyata terhadapa hasil
penelitian di Pusat Penelitian Oceanografi LIPI.
Sampai saat ini, pengelolaan kapal telah memasuki tahun ke 17 sejak dibangun pada
tahun 1998 di Mjellem & Karlsen AS Bergen, Norwegia dan sudah tidak lagi menjadi kapal
yang multi fungsi akibat peralatan penelitian telah ketinggalan jaman/absolute dan rusak,
sehingga perlu dilakukan revitalisasi peralatan dan perbaikan kapal.
Namun demikian, untuk menghadapi tantangan penelitian kelautan masa depan dan
mengingat kondisi KR. Baruna Jaya VIII saat ini sudah menurun kemampuannya, maka perlu
direncanakan pembangunan satu buah kapal riset baru multi fungsi dengan bobot mati 1500
GT yang dapat menampung 60 personil termasuk kru kapal. Kapal riset tersebut dapat
melayani beberapa kegiatan survey kelautan secara sekaligus antara lain: survey Oceanografi
fisika dan kimia; pemetaan bawah laut; geologi laut; seismic; biologi laut dan perikanan, serta
diharapkan dapat membantu memecahkan masalah penelitian di sektor kelautan dan dapat
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas peneliti. Untuk mengungkapkan potensi sumber daya
yang ada di Perairan Indonesia. Pembangunan kapal riset kelautan multi fungsi ini
direncanakan akan dilakukan selama dua tahun dimulai sejak tahun 2016 sampai dengan
tahun 2017.
Selain kapal riset, sarana penelitian lainnya juga didukung oleh peralatan penelitian
yang berada di 12 laboratorium. Perkembangan laboratorium pengujian dan kalibrasi di
Indonesia saat ini sangat pesat, dengan banyaknya laboratorium yang menetapkan standar
mutu ISO 17025, dan merupakan Persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium yang
mengatur semua aspek dan elemen pengendalian kualitas pada jasa laboratorium
penguji/kalibrasi melalui akreditasi. Penerapan ISO 17025 memiliki mannfaat bagi
laboratorium, namun konsekuensi biaya yang diperukan untuk menunjang kearah tersebut
tidaklah sedikit. Terkait dengan hal tersebut, maka salah satu persyaratan utamanya yakni
tersedianya peralatan penelitian/pengujian yang akurat dan terkalibrasi, sehingga akan
meningkatkan kompetensi laboratorium dan kepercayaan publik, industri/pelanggan serta
pemangku kepentingan lainnya.
Mengingat kondisi peralatan penelitian dan pendukungnya di laboratorium pengujian,
dan yang digunakan di atas kapal riset Baruna Jaya VIII sebagian besar sudah rusak dan atau
out of date, sebagaimana yang dijelaskan maka Pusat Penelitian Oceanografi LIPI perlu
melakukan peremajaan/pengadaan peralatan penelitian/laboratorium dan pendukungnya
untuk menunjang peran strategisnya sebagai lembaga di bidang kelautan, dan tercapainya visi
LIPI untuk menjadi lembaga riset terkemuka di dunia.
Adapun tujuan dari peremajaan dan pengadaan peralatan penelitian/laboratorium
adalah untuk mendukung aktivitas rutin dan pengembangan program penelitian yang menjadi
prioritas utama di lingkungan Pusat Penelitian Oceanografi LIPI dan atau pihak pemangku
kepentingan yang membutuhkan data dan analisa hasil penelitian. Sedangkan target yang
hendak dicapai adalah:
 Agar unit pengguna alat mampu bersaing, dan atau KR.Baruna Jaya VIII tetap
berfungsi selayaknya kapal riset yang dapat mengemban tugas kegiatan penelitian di
bidang kelautan.
 Dapat meningkatkan kompetensi dan kepercayaaan publik, industri/pelanggan serta
pemangku kepentingan lainnya atas hasil penelitian yang dilakukan.
 Diakui baik di tingkat nasional maupun internasional.
BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN LEMBAGA

2.1 Visi Lembaga

Terkait dengan upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas yang berorientasi
kepada hasil diperlukan adanya suatu perubahan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program. Selain itu, terkait dengan
perkembangan lingkungan yang sangat dinamis maka perubahan tersebut juga dimaksudkan
untuk menjamin kelangsungan hidup suatu organisasi. Adanya perubahan tersebut, Pusat
Penelitian Oceanigrafi LIPI diharapkan mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkukan
yang terjadi saat ini sehingga memiliki makna yang sangat berarti bagi publik. Perubahan
tersebut dirumuskan dalam serangkaian rencana tindakan yang mengandung visi dan misi
untuk diimplementasikan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Pusat Penelitian Oceanografi LIPI secara nyata diharapkan mampu menghasilkan irset
dan inovasi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan pemerintah, serta membantu
memberikan perimbangan ilmiah dan saran kebijakan dalam upaya mencapai Indonesia
sejahtera.

2.2 Misi Lembaga

Berdasarkan visi Pusat Penelitian Oceanografi LIPI yang telah disepakati tersebut,
maka untuk mencapainya diperlukan empat misi utama yang diemban Pusat Penelitian
Oceanografi LIPI, untuk merealisir keinginan di masa mendatang, yaitu:

1. Menciptakan invensi ilmu pengetahuan Oceanografi yang dapat mendorong inovasi


dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi bangsa.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan Oceanografi yang bermanfaat untuk konservasi
dan pemanfaatan sumbber daya berkelanjutan.
3. Meningkatkan pengakuan internasional dalam bidang ilmu pengetahuan Oceanografi
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia bidang Oceanografi melalui
aktivitas ilmiah.
2.3 Tujuan Lembaga
Pusat Penelitian Oceanografi menerjemahkan visi misi menjadi tujuan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pemahaman proses, invensi dan inovasi teknologi bidang Oceanografi
untuk mendukung penglolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut yang berkelanjutan
di perairan Indonesia.
2. Meningkatkan hubungan terhadap pengelolaan ekosistem laut yang sekat dan lestari.
3. Meningktakan dukungan terhadap adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan
pengasaman air laut.
4. Meningkatkan dukungan terhadap peran Indonesia dalam pergaulan internasional
berbasis ilmu kelautan.
5. Meningkatkan pengakuan internasional dalam bidang ilmu pengetahuan Oceanografi
melalui publikasi yang berkualitas internasional.
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM bidang Oceanografi.
7. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia di bidang Oceanografi.
BAB III
PENUTUP
Rencana implementasi Pusat Penelitian Oceanografi LIPI periode 2015-2019 telah
menentukan arah kebijakan dan kegiatan untuk lima tahun kedepan dalam rangka mencapai
visi tahun 2020. Visi tahun 2020 telah dijabarkan secara rinci, yang dikemas dalam lima misi
dan dipandu dengan empat pilar penelitian utama. Program kegiatan Pusat Penelitian
Oceanografi LIPI selama periode 2015-2019 telah dipersiapkan dengan seksama dan
dianalisis dengan balance. Oleh karena itu, eksistensi Pusat Penelitian Oceanografi LIPI
dimasa mendatang diharapkan dapat bersanding dengan institusi riset lain, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
Program yang telah dipersiapkan dengan matang tersebut harus didukung dengan
manajemen yang baik. Reformasi birokrasi melalui penataan dan implementasi manajemen
yang optimal, efektif dan efesien dalam berbagai kegiatan, diharapkan mampu membawa
dampak positif dalam pengembangan penelitian di Pusat Penelitian Oceanografi LIPI.
Reformasi birokrasi tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu sistem pengelolaan yang
baik yang mengedepankan prinsip keterbukaan, kebersamaan, profesionalisme, akuntabel,
dan mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat.
Mekanisme penyusunan program strategis diharapkan mampu meraih kepercayaan
masyarakat kepada Pusat Penelitian Oceanografi LIPI. Terciptanya kompetensi peneliti dan
nonpeneliti yang berkualitas dapat mewujudkan visi lembaga.
DAFTAR PUSTAKA

RI_P2O_2015-2019.pdf

Anda mungkin juga menyukai