DOSEN PEMBIMBING
Harmin, S.Pd., M.Pd.
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
2020//2021
KATA PENGANTAR
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini. Meski demikian dengan makalah ini saya sudah berusaha
semaksimal mungkin. Tapi kami yakin Makalah ini masih banyak kekurangan
disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun
agar lebih maju di masa yang akan datang.
Saya harap, Makalah ini dapat menjadi referensi bagi saya dalam
mengarungi masa depan. Saya berharap agar Makalah ini dapat berguna bagi
orang lain yang membacanya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------ 1
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------- 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG------------------------------------------------------------- 3
1.2 RUMUSAN MASALAH---------------------------------------------------------- 4
1.3 TUJUAN PENULISAN----------------------------------------------------------- 4
1.4 MANFAAT PENULISAN-------------------------------------------------------- 4
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN-------------------------------------------------------------------------12
SARAN----------------------------------------------------------------------------------14
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dari dua pertiga wilayah Indonesia merupakan teritorial lautan yang sangat
berpotensi jika ditinjau dari aspek ekonomi, lingkungan, sosial budaya, serta
hukum dan keamanan. Potensi tersebut seperti: pembangunan industri
bioteknologi kelautan, perairan dalam, wisata bahari, energi kelautan, mineral
laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim.
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Demikian pula jika ditinjau dari kelembagaan, jumlah institusi atau instansi
maritim di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan banyak negara di
dunia. Indonesia memiliki 13 (tiga belas) RechtsVinding Online lembaga penegak
hukum di laut. Dari jumlah tersebut terdiri dari 6 (enam) lembaga yang
mempunyai satgas patrol dilaut dan 7 (tujuh) lembaga penegak hukum lainya
tidak memiliki satuan tugas patroldi laut. Lembaga penegak hukum yang memiliki
satgas patroli di laut adalah: TNI-AL; POLRI/Direktorat Kepolisian Perairan;
Kementrian Perhubungan-DIRJEN HUBLA; Kementrian Kelautan dan
PerikananDIRJEN PSDKP; Kementrian KeuanganDIRJEN BEA CUKAI; dan
Bakorkamla. Ke-enam lembaga penegak hukum tersebut, melaksanakan patroli
terkait dengan keamanan dilaut secara sektoral sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki bedasarkan Peraturan Perundang-undangan masing-masing. Sedangkan
lembaga penegak hukum yang tidak memiliki satgas patroli di laut adalah:
Kementrian Pariwisata, Kementrian Kesehatan, Kementrian Lingkungan Hidup,
Kementrian Kehutanan,KementerianEnergi dan Sumber Daya Mineral, Badan
Narkotika Nasional, dan Pemerintah Daerah.
5
Wilayah laut yang luas dengan potensi sumberdaya yang menjanjikan, dan
banyaknya masyarakat nelayan yang terlibat, menempatkan perikanan menjadi
bidang dengan prospek yang menantang untuk dikembangkan secara lebih
proposional. Pembangunan perikanan termasuk budidaya laut perlu ditingkatkan,
baik sarana, prasarana, maupun sumberdaya manusianya sehingga potensi biota
laut dapat dimanfaatkan secara optimal, dengan tetap memperhatikan kelestarian
daya dukungnya. Pembangunan perikanan juga ditujukan untuk terwujudnya
industri perikanan yang mandiri didukung oleh usaha yang mantap dalam
pengelolaan, penangkapan, budidaya laut, pengolahan dan pemasaran hasilnya
sesuai dengan potensi lestari sekaligus meningkatkan taraf hidup nelayan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
Dalam konsepsi wawasan Nusantara, wilayah laut adalah serambi depan
NKRI. Perbatasan Indonesia dengan negara tetangga lebih panjang di wilayah laut
dibandingkan dengan daratan. Tetapi kekuatan pertahanan dan keamanan
Indonesia saat ini masih sangat timpang. Kekuatan personel, sarana dan prasarana
untuk mengamankan wilayah laut masih sangat terbatas, jauh lebih kecil
dibandingkan dengan kekuatan di wilayah darat. Oleh sebab itu, tidak
mengherankan jika penangkapan ikan secara ilegal, penyelundupan, dan tindak
kriminal lainnya di wilayah laut masih sulit dikendalikan.
8
pengelola taman wisata laut di Gili Trawangan, Lombok. Evaluasi ini
menyimpulkan bahwa pihak swasta mampu meningkatkan kesadaran wisatawan
9
tersebut perlunya pengaturan tentang keterlibatan masyarakat dalam bentuk
partisipasi dalam mengeksploitasi dan menjaga fungsi pelestarian sumberdaya
perikanan laut, misalnya tidak menangkap ikan dengan spesies tertentu yang
dianggap penting untuk menjamin kelestariannya, dengan menggunakan
eksploitasi secara selektif.
1. Sumberdaya dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, udang, rumput
laut, termasuk kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut (mariculture).
2. Sumberdaya tidak dapat pulih meliputi mineral, bahan tambang/galian,
minyak bumi dan gas.
3. Sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan kelautan adalah pariwisata
dan perhubungan laut. Potensi sumberdaya kelautan ini belum banyak
digarap secara optimal, karena selama ini upaya kita lebih banyak terkuras
untuk mengelola sumberdaya yang ada di daratan yang hanya sepertiga
dari luas negeri ini.
10
C. Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan
Laut juga termasuk yang banyak sekali memiliki berbagai sumber yang
bisa digunakan atau dimanfaatkan bagi manusia yang diantaranya seperti:
11
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Wilayah laut yang luas dengan potensi sumberdaya yang menjanjikan, dan
banyaknya masyarakat nelayan yang terlibat, menempatkan perikanan menjadi
bidang dengan prospek yang menantang untuk dikembangkan secara lebih
proposional.
Potensi lestari perikanan laut Indonesia ditaksir sekitar 6,4 juta ton;
potensi biodiversitas sebagai sumberdaya genetik atau bahan baku farmaseutikal;
sumberdaya minyak, gas, dan bahan tambang lainnya; potensi sumber energi
terbarukan; dan potensi kepariwisataan.
12
Isu pokok dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dari dahulu (Morgan,
1982) sampai sekarang masih berkutat pada persoalan yang sama, yakni
penangkapan ikan yang tidak legal oleh nelayan asing, tindakan perusakan atau
ekploitasi berlebihan terhadap sumberdaya kelautan baik oleh nelayan lokal
maupun asing, pencemaran laut akibat aktivitas manusia, perusakan alat dan
fasilitas milik negara, penyelundupan, perdagangan ilegal di laut, dan sengketa
batas wilayah teritorial dengan negara tetangga maupun batas wilayah antar-
provinsi atau kabupaten.
Botema dan Bush (2012) mengevaluasi peran dan kinerja lembaga non-
pemerintah dalam melakukan konservasi wilayah laut yang dilindungi, yakni
Yayasan Karang Lestari dalam kegiatan restorasi karang di Pemuteran, pantai
utara Bali dan pengelola taman wisata laut di Gili Trawangan, Lombok.
Pemanfaatan Sumber Daya Laut Laut juga termasuk yang banyak sekali
memiliki berbagai sumber yang bisa digunakan atau dimanfaatkan bagi manusia
yang diantaranya seperti: 1.
13
SARAN
Saya berharap dangan adanya pembuatan makalah ini masyarakat sekitar dapan
memberikan dampak yang baik bagi laut dan terus menjaga kelestarian laut agar
potensi yang di berikan oleh alaut terus meningkat dan selalu bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxiv(4)1-9.pdf
https://www.dosenpendidikan.co.id/sumber-daya-laut/
http://lib.unnes.ac.id/31520/1/2101412115.pdf
15