DOSEN PEMBIMBING
Ramadan (B1A119058)
Rini Asriati (B1A119062)
Sabirudin ( B1A119063)
Samsul Bahrin (B1A119065)
Sitti Jumalia (B1A119068)
Ikra (B1A316049)
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Strategi Pemerintah mengatasi Krisis
Perekonomian Indonesiai di Masa Pandemi Covid-19, ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Makro Ekonomi I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “ SOLUSI KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI DAMPAK EKONOMI COVID
19”, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Dr. Muh. Yani Balaka, SE.,M.Sc.Agr,
selaku dosen mata kuliah Makro Ekonomi I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis (ketik) ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Strategi Pemerintah Mengatasi Krisis Perekonomian Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bulan Maret 2020 awal, Indonesia memulai perperangan untuk menghadapi pandemi
Virus Corona (Virus Covid 19) yang mulai masuk di Indonesia. Tentunya dengan masuknya
pertama kali Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak
langsung untuk negara Indonesia yang paling terasa adalah dampak dari Perekonomian dari
negera Indonesia.
Sebagai informasi, Virus Corona (Virus Covid 19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum
wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019 dan masih berlangsung hingga saat
ini. Bahkan pada bulan maret WHO mengumumankan bahwa Virus Corona (Virus Covid 19) ini
merupakan pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama karena sudah meluas
disetiap negara.
Pada Bulan Maret 2020 awal, Indonesia memulai perperangan untuk menghadapi pandemi
Virus Corona (Virus Covid 19) yang mulai masuk di Indonesia. Tentunya dengan masuknya
pertama kali Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak
langsung untuk negara Indonesia yang paling terasa adalah dampak dari Perekonomian dari
negera Indonesia. Sebagai informasi, Virus Corona (Virus Covid 19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak
diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019 dan masih
berlangsung hingga saat ini. Bahkan pada bulan maret WHO mengumumankan bahwa Virus
Corona (Virus Covid 19) ini merupakan pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama
karena sudah meluas disetiap negara.
Oleh karena itu tindakan pemerintah mengatasi krisis perekonomian di indonesia memerlukan
berbagai tahapan-tahapan dan perlu tindakan yang benar-benar bisa mengatasi tingkat
pengangguran, kemiskinan dan bahkan pemerintah harus menstabilisasikan pemasukan belanja
negara akibat covid-19.
1.2 Rumusan Masalah
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Strategi Pemerintah Mengatasi Krisis Perekonomian Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus
Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain
dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Gejala Virus Corona (COVID-19) yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Pencegahan Virus Corona
(COVID-19) yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, Gunakan masker saat
beraktivitas di tempat umum atau keramaian, Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau
hand sanitizer, dan Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Beberapa solusi pemerintah dalam mengatasi Krisis Perekonomian akibat Covid-19 yaitu :
d.Subsidi Listrik
e.Belajar di rumah
Tanggal 31 Maret yang lalu, Presiden telah menyampaikan program bantuan yakni:
Diberikan kepada 10 juta keluarga penerima dengan total anggarannya adalah Rp37,4 triliun.
2. Kartu Sembako
Diberikan kepada 20 juta penerima, per orang diberikan Rp200.000 per bulannya dan totalnya
adalah Rp43, 6 triliun.
3.Kartu Prakerja
Yang sudah di sampaikan sebanyak 5,6 juta orang, berupa insentif pascapelatihan sebesar
Rp600.000 selama 4 bulan. Anggaran yang disiapkan adalah Rp20 triliun.
4. Pembebasan tarif listrik 450 VA dan diskon tarif listrik untuk 900 VA
Yang tadi berkapasitas 450 VA 24 juta pelanggan dan yang 900 VA 7 juta pelanggan. Anggaran
yang disiapkan adalah Rp3,5 triliun.
Terlepas dari perkembangan wabah yang cukup memprihatinkan, waspada menyiapkan diri
untuk kondisi terburuk akan dapat menjamin hasil yang terbaik.
BAB III
PEMBAHASAN
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus
Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain
dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Gejala Virus Corona (COVID-19) yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Pencegahan Virus Corona
(COVID-19) yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, Gunakan masker saat
beraktivitas di tempat umum atau keramaian, Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau
hand sanitizer, dan Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Pemerintah ingin memberikan perhatian besar dan memberikan prioritas utama untuk menjaga
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat di lapisan
bawah. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan
keterangan pers mengenai Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Pandemi Virus Korona
(Covid-19) di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (9/4).
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa semua merasakan dampak dari pandemi
Covid-19 umumnya oleh masyarakat luas, baik itu pengusaha, pegawai, pekerja pabrik, sopir
taksi, sopir bus, sopir truk, kernet, pengemudi ojek, petugas parkir, para pengrajin, pedagang
kecil, pelaku usaha mikro, dan masih banyak lagi. “Oleh sebab itu, pemerintah ingin
memberikan perhatian besar dan memberikan prioritas utama untuk menjaga pemenuhan
kebutuhan pokok masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat di lapisan bawah,” tutur
Presiden.
Pada tanggal 31 Maret yang lalu, Presiden telah menyampaikan program bantuan yakni:
1. Kebijakan mengenai penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan (PKH)
Diberikan kepada 10 juta keluarga penerima dengan total anggarannya adalah Rp37,4 triliun.
2. Kartu Sembako
Diberikan kepada 20 juta penerima, per orang diberikan Rp200.000 per bulannya dan totalnya
adalah Rp43, 6 triliun.
3.Kartu Prakerja
Yang sudah di sampaikan sebanyak 5,6 juta orang, berupa insentif pascapelatihan sebesar
Rp600.000 selama 4 bulan. Anggaran yang disiapkan adalah Rp20 triliun.
4. Pembebasan tarif listrik 450 VA dan diskon tarif listrik untuk 900 VA
Yang tadi berkapasitas 450 VA 24 juta pelanggan dan yang 900 VA 7 juta pelanggan. Anggaran
yang disiapkan adalah Rp3,5 triliun.
Dalam minggu ini, Presiden sampaikan bahwa Pemerintah telah memutuskan beberapa
kebijakan tambahan yaitu:
1. bantuan sosial (bansos) yang baru, yaitu Bantuan Khusus Bahan Pokok Sembako dari
Pemerintah Pusat untuk masyarakat di DKI (Jakarta). “Dialokasikan untuk 2,6 juta jiwa atau 1,2
juta KK, dengan besaran Rp600.000 per bulan selama 3 bulan. Anggaran yang dialokasikan
Rp2,2 triliun,” tambah Presiden.
2. Bantuan Sembako untuk wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang diberikan
kepada 1,6 juta jiwa atau 576 ribu KK, sebesar Rp600.000 per bulan selama 3 bulan, dengan
total anggaran Rp1 triliun.
3. untuk masyarakat di luar Jabodetabek, akan diberikan Bantuan Sosial Tunai kepada 9 juta KK
yang tidak menerima Bansos PKH maupun Bansos Sembako. “Sekali lagi, kepada 9 juta KK,
sebesar Rp600.000 per bulan selama 3 bulan, dan total anggaran yang disiapkan adalah Rp16,2
triliun,” kata Presiden.
4. sebagian Dana Desa juga segera dialokasikan untuk bantuan sosial di desa yang diberikan
kepada kurang lebih 10 juta keluarga penerima dengan besaran Rp600.000 per bulan selama 3
bulan dan total anggaran yang disiapkan adalah Rp21 triliun.
6. Polri juga akan melaksanakan Program Keselamatan. Ini seperti Program Kartu Prakerja,
namanya Program Keselamatan oleh Polri, yang mengkombinasikan bantuan sosial dan
pelatihan. “Targetnya adalah 197 ribu pengemudi taksi, sopir bus atau truk dan kernet, akan
diberikan insentif Rp600.000 per bulan selama 3 bulan. Anggaran yang disiapkan di sini adalah
sebesar Rp360 miliar,” ujarnya.
Di bagian akhir keterangannya, Presiden sampaikan bahwa Pemerintah akan terus berupaya
untuk menyisir lagi anggaran-anggaran yang tersedia untuk menambah lagi bantuan sosial,
memperluas ruang kerja bagi masyarakat di lapisan bawah untuk program padat karya.
“Kita harus sadar bahwa tantangan yang kita hadapi tidak mudah, kita harus hadapi bersama-
sama. Saya mengajak para pengusaha untuk berusaha keras mempertahankan para
pekerjanya,” katanya. Kepala Negara juga mengajak semua pihak untuk peduli kepada
masyarakat yang kurang mampu. “Dengan bergotong-royong secara nasional kita bisa
mempertahankan capaian pembangunan dan memanfaatkannya untuk lompatan kemajuan,”
sambungnya. Di akhir, Presiden kembali memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh
jajaran yang bergerak di depan. “Dalam hal ini dokter, para perawat, tenaga medis yang berada
di rumah sakit, dalam kita berperang melawan Covid-19 ini. Saya memberikan apresiasi yang
tinggi,” pungkas Presiden.
Krisis yang timbul akibat COVID-19 sangat berbeda dengan krisis ekonomi dan keuangan
yang selama ini sering terjadi, karena krisis ini dipicu oleh wabah yang menghambat kegiatan
perekonomian.
Untuk itu protokol penanganan krisis ekonomi dan keuangan yang ada tidaklah memadai
menghadapi kondisi terburuk, karena yang perlu ditangani terlebih dahulu bukanlah masalah
keuangan tetapi penyebab utamanya. Pemerintah perlu terlebih dahulu mencegah penyebaran
COVID-19. Pemerintah perlu menyiapkan protokol atau strategi yang tidak lazim untuk
menghadapi berbagai skenario eksploratif (plausible scenario).
Kementerian keuangan telah menyiapkan beberapa skenario menghadapi krisis wabah COVID-
19, beberapa diantaranya adalah menambah hutang negara untuk menambal defisit anggaran
dan pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk membantu menjaga pertumbuhan
ekonomi yang akan terdampak jika dilakukan karantina. Dalam kondisi ini respons kebijakan
yang dapat dan perlu ditempuh antara lain:
Kelompok masyarakat yang paling rentan tidak hanya yang selama ini masuk ke dalam Program
Keluarga Harapan tetapi juga kelompok masyarakat yang kehilangan pendapatan seperti
pegawai harian lepas yang diberhentikan, pedagang kecil yang kehilangan penghasilan,
termasuk perlindungan bagi tenaga medis yang berhadapan langsung menangani pasien
COVID-19.
Terlepas dari perkembangan wabah yang cukup memprihatinkan, waspada menyiapkan diri
untuk kondisi terburuk akan dapat menjamin hasil yang terbaik.
Skenario angsa hitam Covid-19 menakutkan ekonomi global. Covid-19 berimbas secara
langsung pada pasar saham, industri manufaktur, dan pariwisata. Bahkan, posisi kurs rupiah
yang semakin melemah saat ini akan semakin memukul produktivitas industri, neraca
perdagangan, dan daya beli masyarakat.
Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah menembus angka
Rp 16.608 per dollar AS pada 23 Maret 2020. Posisinya menjadi mata uang paling lemah di Asia.
Depresiasi mencapai 15,2 persen sejak awal Maret 2020 saat pengumuman kasus pertama
Covid-19 di Indonesia. Padahal sebelumnya, kurs rupiah sempat menguat pada level Rp 13.612
per dollar AS di awal 2020.
Bauran kebijakan
Melemahnya kinerja bursa, termasuk bursa Wall Street, pekan lalu menandai situasi penurunan
pasar saham (bear market). Otoritas moneter AS, The Fed, akhirnya mengumumkan kebijakan
moneternya demi menanggulangi risiko kejatuhan pasar dan memastikan likuiditas di pasar
keuangan. Selain itu, langkah yang diambil The Fed juga sebagai upaya untuk merangsang
ekonomi AS.
The Fed memangkas suku bunga (Fed Fund Rate) untuk kedua kali dalam dua minggu. Pada 16
Maret 2020, The Fed memangkas suku bunga acuan hingga 0 persen. The Fed juga merilis
program pelonggaran kuantitatif senilai 700 miliar dollar AS untuk melindungi ekonomi dari
dampak virus. Inilah yang memicu dollar AS (greenback) semakin diburu.
Langkah The Fed ini menandai meningkatnya risiko ekonomi global akibat wabah Covid-19 dan
mendorong banyak negara menurunkan suku bunganya. Bank Sentral di beberapa negara maju
ikut melonggarkan moneter untuk memitigasi dampak negatif Covid-19.
Salah satunya Bank Sentral Inggris (BoE) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis
poin (bps) menjadi 0,25 persen. Adapun Bank Sentral China (PBOC) memilih fokus pada
likuiditas dengan menyuntikkan 14,3 miliar dollar AS dalam sistem keuangan.
Sementara itu, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan
pada 18 Maret dan 19 Maret memutuskan memangkas suku bunga acuan BI 7 day RR sebesar
0,25 bps menjadi 4,5 persen. Suku bunga deposit facility menjadi 3,75 persen dan suku bunga
lending facility menjadi 5,25 persen. BI juga fokus menjaga keyakinan pasar melalui upaya
stabilisasi dengan menyediakan suplai dollar AS.
Pemerintah juga menetapkan anggaran sebesar Rp405,1 triliun untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan akibat COVID-19 di Indonesia. Serangkaian kebijakan juga telah diambil guna
meringankan masyarakat dan pelaku usaha menghadapi Covid-19. Direktur Riset Center of
Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai kebijakan pemerintah yang
tertuang dalam stimulus fiskal itu memiliki tiga tujuan.
Selain itu, kebijakan pemerintah ini juga diharapkan dapat mendukung dunia usaha untuk terus
beroperasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Apabila daya tahan dunia usaha kuat
dalam menghadapi wabah, pemulihan ekonomi pascawabah juga bisa lebih cepat.“Stimulus
peningkatan bantuan safety net kepada masyarakat kecil juga akan membantu mereka untuk
bertahan hidup normal selama masa wabah,” kata Piter. Sistem ini juga akan menjaga daya beli
dan konsumsi masyarakat sehingga perekonomian tetap tumbuh.Pemerintah juga telah
menyampaikan skenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menjadi negatif akibat
pandemi. “Menurut saya keberanian pemerintah menyampaikan skenario terburuk ini adalah
wujud keterbukaan pemerintah,” tandasnya.
Ketua Indonesia Budget Center (IBC) Arif Nur Alam mengatakan kebijakan ekonomi ini
merupakan salah satu instrumen antisipasi resesi ekonomi. “Kebijakan ini perlu diapresiasi, agar
tujuan dan manfaatnya tepat, kebijakan anggaran mesti dikelola secara efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel,” ujarnya. Kebijakan pemerintah ini akan membantu masyarakat
kurang mampu. Salah satunya adalah kebijakan pembebasan biaya listrik dengan daya 450 VA
dan pemotongan 50% dengan daya 900 VA. “Walau memang, kebijakan ini belum mampu
menghapus kekhawatiran masyarakat untuk tetap berada di rumah sesuai anjuran
pemerintah,” katanya. Hal ini terkait dengan pekerjaan masyarakat dengan kategori ini
merupakan pekerja infomal seperti pedagang kaki lima, sopir, dan buruh/pekerja harian.
Di satu sisi, Arif menilai kebijakan pemerintah juga turut menguntungkan badan usaha. Pada
sektor fiskal pemerintah menanggung PPh 21 atau pajak penghasilan pekerja pada sektor
industri pengolahan dengan penghasilan maksimal Rp200 juta per tahun.
Pemerintah juga membebaskan PPh impor untuk 19 sektor tertentu yang juga menyasar Wajib
Pajak Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan Wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah.
Kebijakan fiskal ini dapat menolong perekonomian Indonesia untuk mengantisipasi resesi, dan
mengoptimalkan serta menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Insentif dan kebijakan ini juga
akan mendorong daya beli masyarakat. “Selain daya beli masyarakat, juga mendorong produksi
panen masyarakat contohnya daerah-daerah tertentu yang belum rawan penyebaran virus,”
tandasnya. (E-1)Perekonomian Stimulus Covid-19
Penghasilan teratur yang diterima oleh pegawai berpenghasilan 200 juta rupiah setahun yang
berkerja pada perusahaan yang terdampak pandemi virus corona mendapat fasilitas Pajak
Penghasilan pasal 21 (PPh 21) ditanggung pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
23/PMK.03/2020 perusahaan yang terdampak pandemi virus corona merupakan perusahaan
yang terdaftar pada 440 KLU (Klasifikasi Lapangan Usaha) tertentu dan perusahaan yang telah
ditetapkan sebagai perusahaan KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor).
Pemerintah memberikan sejumlah insentif untuk kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) di antaranya kelonggaran membayar kredit hingga satu tahun. Presiden Joko Widodo
mengatakan insentif itu juga dengan penurunan bunga. Meski begitu, ketentuan itu hanya bisa
dinikmati oleh UMKM dengan kredit di bawah Rp10 miliar.
Selain UMKM, kelonggaran kredit juga akan diberikan kepada tukang ojek dan sopir taksi.
Kelonggaran pinjaman tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (BI) dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun kelonggaran itu berlaku mulai 31 Maret 2020 sampai
dengna 31 Maret 2021.
d.Subsidi Listrik
Merupakan kebijakan keringanan biaya listrik kepada pelanggan PLN di tengah pandemi virus
corona. Kebijakan tersebut sudah mulai diberlakukan sejak 1 April, dan diharapkan semua
pelanggan yang berhak mendapatkan subsidi listrik bisa mengakses subsidi listrik tersebut. PLN
sudah berhasil menyediakan listrik gratis atau diskon untuk 8,5 juta pelanggan prabayar atau
yang menggunakan token. Rincian pelanggan yang berhak yaitu sebanyak 24 juta pelanggan
rumah tangga 450 VA mendapatkan listrik gratis. Selanjutnya, 7 juta rumah tangga 900 VA
bersubsidi mendapat diskon pembayaran listrik 50 persen selama tiga bulan. Kebijakan ini
diperuntukkan bagi rakyat miskin.
e.Belajar di rumah
Kementerian Pendidikan memberikan sejumlah acuan untuk pelaksanaan belajar dari rumah
selama masa pandemi ini. Tidak ada batasan spesifik materi belajar apa saja yang harus
dilakukan oleh siswa di rumah. Hal ini karena akses atau fasilitas belajar yang dimiliki masing-
masing siswa di rumah tidak lah sama. Untuk menunjang proses kegiatan belajar dari rumah ini
kemendikbud sudah melakukan kerja sama dengan beberapa provider telekomunikasi seperti,
Indosat, Telkomsel dan XL untuk memberikan kuota edukasi untuk mengakses aplikasi ataupun
website belajar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat simpulkan bahwa Strategi Pemerintah Mengatasi Krisis
Perekonomian Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19 terbagi menjadi beberapa Solusi atau
kebijakan di antaranya :
Program Bantuan Pemerintah Indonesia Akibat Penyebaran Covid-19 berupa PKH, Kartu
Sembako, Pembebasan Tarif listrik serta BLT.
Kebijakan lain Bantuan Pemerintah akibat Covid-19 berupa : Sosial distancing (Pembatasan
sosial), Pajak penghasilan ditanggung pemerintah, Kelonggaran membayar kredit, Subsidi
Listrik, dan Belajar di rumah.
4.2 Saran
Kami mengusulkan kepada pemerintah untuk tak ragu dalam menjalankan kebijakan dalam
menekan penyebaran Covid-19 ini serta mengedepankan koordinasi dengan pihak terkait.
Jika mengalami keraguan, hal itu malah akan membuat kerancuan dan kesusahan di
masyarakat. Untuk wilayah yang sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), menekankan kepada pemerintah daerah setempat agar memperhatikan kecukupan
kebutuhan pokoknya, jangan sampai ada masyarakat yang kelaparan. Pemerintah juga harus
menmabahkan bantuan selain dari PKH , BLT maupum sejenisnya serta pemerintah
memberikan bantuan lebih kepada pelajar/mahasiswa yang menjalaankan studi online
berupa Paket Data Gratis di semua Operator selama Covid-19 karena kemungkinan besar
penyebaran covid-19 ini bisa berdampak jangaka panjang akibatnya pengangguran
merajaleala dan tingkat kemiskinan sangat besar, Terkhususnya Sulawesi Tenggara .
Pemerintah juga bisa menyikapi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat serta bisa
menghentikan Penyebaran Firus ini dalam waktu dekat.
Saran kami terhadap masyarakat terkhususnya bagi kami sendiri, Untuk rencana mudik atau
pulang kampung di tanah kelahiran sebaiknya di tunda dulu karena penyebaran firus bisa
berasal dari diri kita sendiri yang akan menular terhadap keluarga maupun masyarakat
setempat di kampung halaman kita masing-masing, hindari kerumunan dengan jarak
maksimal 2 meter, kurangi aktivitas di luar ruamh yang tidak berkepentingan, gunakan
masker yang layak dan aman , gunakan hand sanitizer secara rutin 2 sampai 4 jam selama
pemakaian serta ikuti arahan dan peraturan pemerintah untuk mengantisipasi mewabahnya
covid-19 ingat "JANGAN KAPATULI".
REFERENSI
https://t.co/0hjQ50UCVc
https://kompas.id
https://idcloudhost.com
Ditinjau oleh : dr. Merry Dame Cristy Pane
(https://idcloudhost.com/contact/)