Anda di halaman 1dari 14

MAKALA

TEKNIK BUDIDAYA IKAN BELANAK

DOSEN: Dr. Ir. Hasim, M.Si

OLEH :

Moh Riyan I. Lahama

1121421020

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS PERIKNAN DAN ILMU KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

2021

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Budidaya Ikan
Belanak".
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Dasar-dasar Aquakultur. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Sifat Biologis ............................................................................................ 3
2.2 Persiapan ................................................................................................... 3
2.3 Bahan dan Metode .................................................................................... 5
2.3.1 Penyediaan Benih ............................................................................ 5
2.3.2 Pembesaran ..................................................................................... 7
2.4 Panen Ikan Belanak .................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
3.2 Saran ......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka .................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan budidaya Ikan Belanak di tambak telah dikembangkan untuk waktu


yang lama, hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam yang sangat baik,
terutama ketersediaan benih Ikan Belanak baik secara alami, tapi produksi dan
produktivitas relatif masih rendah.
Rendahnya produksi dan produktivitas antara lain disebabkan terbatasnya
pengetahuan dan keterampilan tentang teknis Ikan petani Ikan budidaya belanak
yang perlu diperbaiki, antara lain, melalui Technical Reference Guide Budidaya
belanak.belanak merupakan Ikan yang tinggi protein. belanak merupakan Ikan yang
mengkonsumsi tumbuhan dengan berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5-6 bulan. Ada
beberapa tahapan dalam budidaya bandeng.Bandeng dalam bahasa Inggris (Chanos
chanos), disebut Ikan Belanak menetas di laut dalam, setelah menetas 2-3 minggu
kemudian bermigrasi ke tepi, pantai dan bakau-bakau dan kembali lagi ke laut tengah
untuk berkembang biak. Bentuk tubuh bandeng ramping seperti torpedo dan berenang
cepat, keperakan putih dan biru dalam sisi kulitnya (Setiyawan, 2019).
Ikan ini pemakan tumbuhan plankton ganggang, lumut, klekap (herbivora)
yang tumbuh di dasar perairan. Ikan ini dibudidayakan untuk konsumsi rumah tangga
dan restoran dalam bentuk susu kari, digoreng, direbus, asap dan panggang.Belanak
(Mugil dussumieri) adalah jenis Ikan belanak yang paling banyak kita dapati di laut
Indonesia dari Family mugilidae, sepsies M. Seheli. Namun Ikan Belanak
diklasifikasIkan Euryhalin yang memiliki daya penyesuaian (toleransi) cukup tinggi
terhadap perubahan kadar garam (salinitas) mulai dari 0-60 per mil. Selain itu, juga
cukup tahan terhadap perubahan suhu tinggi hingga 40 derajat Celcius. Belanak
pertama di ketahui hidup di India di laut Fasifik berkerumun di sekitar terumbu
pesisir dan pulau tapi ahir-ahir hidup di air payau, danau air tawar. Untuk belanak
pertanian adalah pembesaran lebih cocok dilakukan di tambak air payau untuk

1
menumbuhkan pakan alami dan artificial feeding atau pelet. Tingkat pH tanah yang
optimal untuk bandeng antara 7-8, dengan kandungan oksigen terlaru 3,5 ppm. Hal
ini juga dapat beradaptasi dengan perbedaan salinitas yang ekstrim.

1.2 TUJUAN

 Mengetahui cara pembudidayaan Ikan Belanak


 Menambah pengetahuan tentang Ikan Belanak

1.3 MANFAAT

 Mengedukasi mengenai Teknik pembudidayaan ikan


 Dapat menjadi acuan dalam pembudidayaan Ikan Belanak

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SIFAT BIOLOGIS

ikan Belanak termasuk golongan ikan herbivora, yaitu bangsa ikan yang
mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 – 6
bulan dengan pemeliharaan yang intensif. Ikan ini pemakan tumbuhan plankton
ganggang, lumut, klekap (herbivora) yang tumbuh di dasar perairan.

2.2 PERSIAPAN

Lokasi kolam budidaya ikan belanak telah dipilih, antara persyaratan lainnya:

Tanah dapat pasang surut air.Tinggi yang ideal pasang surut adalah 1,5 - 2,5
m.Dalam pasang surutnya lokasi lebih rendah di bawah 1 meter pengelolaan air
dengan menggunakan pompa.Air segar tersedia untuk mengatur kadar garam yang
cocok untuk pertumbuhan ikan belanak. Tekstur tanah yang ideal adalah tanah liat
berpasir, karena tanah dapat menahan air sumur.Lokasi yang ideal ada sabuk hijau
(green belt) hutan mangrove ditumbuhi dengan panjang minimal 100 m dari garis
pantai.Keadaan sosial ekonomi untuk mendukung operasi seperti budidaya keamanan
yang kondusif.Dalam hal ini kolam yang disiapkan adalah kolam yang telah ada dan
telah berulang kali melaksanakan budidaya dan panen belanak. jadi kita tidak lagi
berbicara tentang pemilihan lokasi (tapak) dan tata letak kolam, Petani ikan meskipun
tidak benar dalam memenuhi tahapan persiapan budidaya. mereka memang bisa
panen belanak namun hasilnya kurang maksimal karena langkah-langkah dalam
penyusunan kolam ini sering diabaikan atau tidak dilakukan dengan benar. Setelah
pemupukan dasar tambak dilakukan, pengisian air secara bertahap (30%) sampai tiga
kali tingkat dari 50 cm. Setelah itu air di biarkan selama 2 minggu.Pada saat air
pasang naik masuk cukup tinggi ke kolam air melalui filter pada asupan air (inlet).
Ketinggian air kolam dipelataran sekitar 10 cm. Lalu pintu tertutup dan asupan air
dalam air kolam dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki
struktur tanah berada dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan makanan alami.
Pada saat asupan berikutnya penggunaan air yang terbuat dari saponin (biji teh) untuk
pemberantasan hama yang ada di kolam dan merangsang pertumbuhan fitoplankton.
Setelah diberi saponin, kolam dibiarkan sampai 5-7 hari. Setelah dan dibiarkan
selama 3 hari untuk melakukan pemupukan dasar. Kemudian setelah itu, penambahan

3
air di dalam kolam dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan
alami (klekap). Pada ketinggian 40 cm air dari air kolam tambak halaman
dipertahankan dalam persiapan untuk penebaran ikan.Ukuran dari 10 cm dengan
padat tebar 50 ekor / meter dengan cara kemasan plastik pertama kali masuk ke dalam
kolam berisi ikan 1-2 jam hingga suhu air di kolam dan air dalam kemasan yang sama
atau tepat untuk menghindari stres ikan.

Untuk menghasilkan petani memanen tambak belanak harus mengikuti


tahapan sebagai berikut:

 Pengeringan Kolam.
 Air dikeringkan melalui saluran pembuangan.
 Benteng kolam bocor benar disegel dan diperkuat.
 Lumpur cair ditambah atau dibuang di kolam.
 Tampaknya kering tambak retak bawah -retak (2 minggu).
 Pintu masuk air untuk menghindari kebocoran diperbaiki dalam posisi yang
lebih tinggi.
 Pintu drainase posisi yang lebih rendah dan berfungsi untuk pengeringan
kolam saat panen bandeng.
 Pemupukan dan pengapuran dasar tambak.

Setelah dasar tambak terlihat retak -retak berikutnya langkah dalah pemupukan dasar
tambak agar mampu menghasilkan kolam bandeng seperti yang diharapkan dalam
waktu yang relatif lama menghindari penggunaan pupuk buatan/organik. Penggunaan
pupuk anorganik hanya bisa berlangsung dalam waktu singkat dan karena itu
menggunakan pupuk organik sebagai berikut:

 Kompos / pupuk kandang berasal dari dosis 1-3 ton / ha, jumlah kapur 1-2 ton
/ ha, kapur disesuaikan dengan pH tanah.
 Siram / organik semprot pupuk cair 4 liter / ha dan selanjutnya pemupukan
dilakukan setiap 2 minggu sampai panen.
 Setelah pemupukan dasar tambak dilakukan, pengisian air secara bertahap
(30%) sampai tiga kali tingkat dari 50 cm. Setelah itu air di biarkan selama 2
minggu.
 Pada saat air pasang naik masuk cukup tinggi ke kolam air melalui filter pada
asupan air (inlet).
 Ketinggian air kolam dipelataran sekitar 10 cm. Lalu pintu tertutup dan
asupan air dalam air kolam dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk
memperbaiki struktur tanah berada dalam kondisi yang baik untuk
pertumbuhan makanan alami.

4
Pada saat asupan berikutnya penggunaan air yang terbuat dari saponin (biji teh)
untuk pemberantasan hama yang ada di kolam dan merangsang pertumbuhan
fitoplankton. Setelah diberi saponin, kolam dibiarkan sampai 5-7 hari. Setelah dan
dibiarkan selama 3 hari untuk melakukan pemupukan dasar. Kemudian setelah itu,
penambahan air di dalam kolam dilakukan secara bertahap sesuai dengan
pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada ketinggian 40 cm air dari air kolam tambak
halaman dipertahankan dalam persiapan untuk penebaran ikan. Ukuran dari 10 cm
dengan padat tebar 50 ekor / meter dengan cara kemasan plastik pertama kali masuk
ke dalam kolam berisi ikan 1-2 jam hingga suhu air di kolam dan air dalam kemasan
yang sama atau tepat untuk menghindari stres ikan.

2.3 BAHAN DAN METODE

2.3.1 PENYEDIAAN BENIH

Usaha penyediaan benih belanak secara kontinyu dengan mutu yang baik
dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu
kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembesaran. Dalam
pembenihan belanak langkah yang dilakukan adalah:

 Pemilihan induk yang unggul


Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada
keturunannya, Ciri-cirinya:
1. bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
2. ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan
pertumbuhannya paling cepat.
3. susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
4. gerakan lincah dan normal.
5. umur antara 4 5 tahun.

 Merangsang pemijahan
Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan
hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui
suntikan.

5
 Memijahkan
Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan betina yang
telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran
(ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma
akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi
diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan

 Penetasan
Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24
- 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan
menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari
kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga
umur 2 hari.

 Merawat benih
Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam
pemeliharaan nener. Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa
plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan
pengapuran. Pemupukan yang tepat yang mengandung berbagai
unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya
N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan
asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan
meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol
TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan
air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa
tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan
pencampuiran pakan dengan NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan
sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur
mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin,
protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kesehatan nener (Ujungwatu et al., 2020).

6
2.3.2 PEMBESARAN

Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu,ikan belanak


dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran belanak meliputi
beberapa hal, yaitu :

 Persiapan lahan

Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang


dilakukan selama persiapan lahan adalah:

1. Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk


membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil
dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari
kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah,
aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan
akan meningkat.
2. Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi
keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk
mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut,
dilakukan pengapuran karena penimbunan dan
pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya
menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan
bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit
dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur
tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10
kg/100 m2.
3. Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan
unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami,
memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air
pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).
Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam
sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur
mineral penting, dan asam-asam organik utama
memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk
peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton.
Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100
m2.

7
4. Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan
TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian
dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit
plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau
menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

 Pemindahan nener
Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan
sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke
kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap
lingkungan yang baru.

 Pemberian Pakan
Sesuai dengan sifat belanak yang termasuk hewan herbivore, maka
ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam.
Tumbuhan yang disukai belanak adalah lumut, ganggang dan
klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan
pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh
optimal dengan kadar protein. Minimal 25 - 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan
memang sangat penting. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku
unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati
dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan
pemberian pakan adalah: Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan.
Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari (Hendrajat, 2018).
Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan
yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh
belanak. NASA mengandung mineral-mineral penting, protein,
lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan.
Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg
pakan dengan cara:
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan belanak.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran
dengan NASA dapat merata.
3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan
dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.

8
4. Pakan siap untuk diberikan.

2.4 PANEN IKAN BELANAK

Pemanenan belanak dapat dilakukan dengan dua cara:

 Harvest Selektif: yaitu dengan pengeringan / menghilangkan air dari


kolam sebanyak 70% maka menyeser dengan jaring ikan diurutkan /
ikan yang dipilih dipanen besar atau ikan memenuhi ukuran yang
diharapkan dan kemudian dijual ke pasar atau pedagang.
 Total panen: panen tersebut dilakukan secara bersamaan atau pada saat
yang sama besar dan kecil semua dipanen dan dijual ke pasar atau ke
pedagang ikan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jadi Kegiatan budidaya Ikan Belanak di tambak telah dikembangkan untuk


waktu yang lama, hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam yang sangat baik,
terutama ketersediaan benih Ikan Belanak baik secara alami, tapi produksi dan
produktivitas relatif masih rendah. Maka kita harus mengetahui cara-cara yang baik
untuk membudidaya Ikan Belanak, agar kita dapat lebih mengembangun produksi dan
produktivitas yang lebih tinggi.

3.2 SARAN

Saran dari saya, manfaatkanlah ikan Belanak sebagai usaha agar menambah
biaya untuk kita, dan di samping itu itu kita dapat melestarikan ikan belanak, dan agar
semua kerabat kita bisa menikmati.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chilmawati, D., Swastawati, F., Wijayanti, I., Ambaryanto, A., & Cahyono, B.
(2018). Penggunaan Probiotik Guna Peningkatan Pertumbuhan, Efisiensi Pakan,
Tingkat Kelulushidupan Dan Nilai Nutrisi Ikan Belanak (Chanos Chanos).
SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal Of Fisheries Science And
Technology, 13(2), 119.
Hendrajat, E. A. (2018). Budidaya Ikan Belanak Dalam Keramba Jaring Apung Di
Muara Sungai Borongkalukua, Kabupaten Maros Milkfish. Prosiding
Simposium Nasional Kelautan Dan Perikanan V Universitas Hasanuddin,
Makassar, 5 Mei 2018, 5(2), 135–144.
Kudsiah, H. . Dkk. (2018). Ibm Kelompok Usaha Bandeng Segar Tanpa Duri Di
Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Jurnal Panrita Abdi, 2(1), 55–63.

11

Anda mungkin juga menyukai