Anda di halaman 1dari 23

Budidaya Ikan

Lele Dengan
media Kolam
Terpal yang
Praktis
Ternak Lele Cendana

ALFI BAYU AJI


2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi ……………………………………………………………………1

Kata Pengantar ................................................................................................. 2

BAB 1 Pendahuluan ......................................................................................... 3

BAB 2 Kolam Ikan ......................................................................................... 4

2. Kolam Ikan Terpal .............................................................................. 4

2.1 Teknik Budidaya ............................................................................... 5

2.2 pengaturan Air Kolam....................................................................... 6

BAB 3 Pakan .................................................................................................... 8

3. Pakan ................................................................................................... 8

3.1 Jenis Pakan ....................................................................................... 9

BAB 4 Penyakit .............................................................................................. 14

4.penyakit ............................................................................................... 14

4.1 Pengendalian hama ikan lele............................................................. 14

BAB 5 Obat, Vitamin, Probiotik..................................................................... 16

5 Obat .................................................................................................... 17

5.1 Vitamin ........................................................................................... 18

5.2 Probiotik ......................................................................................... 17

5.3 Manfaat EM4 Perikanan dan Tambak ...........................................19


5.4 Cara Pembuatan EM 4 Mandiri ..................................................... 20

Daftar Pustaka ............................................................................................ 22

Halaman 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Modul edukasi yang berjudul
Budidaya Ikan Lele dengan media Kolam Terpal dengan Praktis.

Terima kasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu Saya baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa modul Budidaya Ikan Lele dengan media Kolam Terpal
dengan Praktis yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga Modul Budidaya Ikan Lele dengan media Kolam Terpal dengan Praktis ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Bogor,14 Februari 2021

Salam hormat

Alfi Bayu A.

Halaman 2
Bab 1

Pendahuluan

Gambar 1 indukan Ikan Lele Sangkuriang

Budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus x Clarias fuscus) tidak harus dilakukan di
kolam berupa bak tembok atau di kolam tanah yang luas. Di Limusnunggal kolam lele saat ini
ternyata lebih banyak yang dibudidayakan di kolam yang dindingnya terbuat dari terpal plastic
yang terletak di perkarangan rumah hingga rumah kavling yang kosong.

Meski kolam terpal ukuran luasnya relatif kecil, ternyata tidak kalah dengan hasil budidaya lele
di kolam tanah atau kolam tembok. Bagi yang berminat, berikut ini tekniknya.

Budidaya lele di kolam terpal memang bisa menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat yang
ingin mengembangkan lele, namun tidak memiliki lahan kolam yang ideal. Hal ini bisa
dimaklumi, karena kolam terpal bisa dibangun di sembarang tempat. Baik di pekarangan rumah,
kebun maupun sawah tadah hujan.

Halaman 3
BAB 2

Kolam Ikan Lele

2. Kolam Terpal
Kolam terpal bisa dibedakan menjadi tiga model, yaitu:

a) kolam terpal di atas permukaan tanah

b) kolam terpal di bawah permukaan tanah

c) kolam beton / tanah berlapis terpal. Masing-masing memiliki teknik pembuatan dan
konstruksi kolam yang berbeda.

Di Kabupaten Bogot yang banyak digemari adalah budidaya lele di kolam terpal yang dibangun
di atas tanah. Cara pembuatan kolam terpal di atas permukaan tanah juga cukup mudah.
Usahakan lokasinya tidak jauh dari sumber air, sehingga tidak memerlukan selang air terlalu
panjang.

Gambar 1.1 merupakan awal pembangunan kolam terpal dengan rangka baja ringan

Bersihkan lahan dari gulma, seperti rumput liar dan alang-alang, serta pepohonan yang terlalu
rimbun agar kolam dapat memperoleh sinar matahari secara langsung. Bentuk kolam yang
diterapkan kolam bebentuk bundar yang rangkanya terbuat dari besi beton. Boleh juga kolam
berbentuk kotak persegi panjang dengan rangka bias dari bambu, kayu , papan, atau baja ringan.

Halaman 4
Bila kolam terpal sudah tersedia, langkah berikutnya masukkan air secara pelan-pelan ke dalam
kolam sampai kedalamannya mencapai 30 – 40 cm. Pastikan tidak ada kebocoran pada terpal,
sehingga volume genangan air tetap utuh. Kalau ada terpal yang sobek atau bocor, segera
lakukan penambalan.

Berikutnya, Bisa dilakukan Pengecekan Ph air dengan Ph meter. Apabila Ph Air di kisaran Ph 7
– 7,6 Air dapat ditreatment dengan probiotik (Planktop, EM4 dsb) agar plankton tumbuh secara
optimal. Selesai diprobiotik air dibiarkan selama 3 – 14 hari. Setelah itu, kolam terpal siap
digunakan untukmembesarkan lele.

2.1 Teknik budidaya


Budidaya ikan lele sangat diminati para peternak karena pasarnya yang terus berkembang.
Pemerintah juga gencar memberikan dukungan melalui riset benih lele unggul dan kampanye
gerakan makan ikan. Sehingga bermunculan sentra-sentra budidaya ikan lele di sejumlah
daerah.

Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, budidaya ikan lele sebaiknya tidak dilakukan secara
sampingan atau sekadar kegiatan subsisten. Ikan lele sanggup hidup dalam kepadatan tebar yang
tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding pertumbuhan daging yang baik.
Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele akan memberikan keuntungan lebih apabila dilakukan
secara intensif.

Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen
pembesaran. Pada kesempatan kali ini
kami akan membahas budidaya ikan
lele segmen pembesaran. Berikut kami
uraikan tahap-tahap persiapannya.

Teknik budidaya lele di kolam terpal


sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
teknik budidaya lele di kolam tanah
atau bak tembok seperti yang sudah
biasa diterapkan pembudiaya ikan di
Tabanan selama ini. Yang
membedakan, adalah masalah
pengaturan air karena pada budidaya
lele di kolam terpal ini umumnya dilakukan di daerah yang sulit air.

Bila pada budiaya lele di kolam tanah pada umumnya pengairannya ke kolam lancar, pada
budidaya lele di kolam terpal ini biasanya air tergenang. Pengisian air hanya dilakukan sesekali
untuk mengganti penguapan atau rembesan. Air kolam yang meluap akibat hujan, perlu disedot
atau dikuras hingga pada ketinggian semula.

Halaman 5
Mengingat penggantian air yang minim, maka ketika benih sudah ditebarkan atau setelah dua
bulan pemeliharaan, perlu dilakukan penggunaan probiotik pengurai secara berkala dua minggu
sekali agar kualitas air bisa tetap terjaga. Hal ini perlu dipahami karena penggunaan probiotik
selain bisa menguraikan zat-zat beracun akibat sisa pakan dan kotoran lele, juga bisa mengurangi
kepadatan plankton dan menghambat pertumbuhan microba pathogen.

Namun bila sumber air tersedia setiap saat, penggantian air bisa dilakukan setiap pagi atau sore
hari. Boleh juga dilakukan sewaktu-waktu bila kualitas air di wadah budidaya sudah mengalami
penurunan yang ditandai dengan air yang mulai berbau tidak sedap.

Dengan pemeliharan yang cukup sederhana, bila tidak ada aral melintang, lele bisa dipanen
setelah tiga bulan pemeliharaan, ikan lele yang semula bobotnya rata-rata 10 – 18 gram sudah
menjadi 150 – 180 gram sehingga sudah layak untuk dipanen.

Pemanenan lele di kolam terpal dilakukan dengan cara mengeringkan / menyedot air kolam
menggunakan slang hingga ketinggian air sekitar 20 Cm. Berikutnya, lele diserok dan ditampung
dalam wadah penampungan untuk dijual. ( Agus Rochdianto, Penyuluh Perikanan Madya di
Dinas Perikanan Tabanan)

Gambar 1.12 proses pemanenan oleh warga setempat yang dimana hasil panen akan di jual di
sekitar perumahan hingga ke rumah makan setempat

2.2 Pengaturan air kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam harus
dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Pada
ketinggian tersebut sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan
biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Kolam yang sudah ditumbuhi
fitoplankton airnya akan berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, baru benih ikan lele siap

Halaman 6
ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele
sampai pada ketinggian ideal.

Gambar 1.13 kolam yang menerapkan media terpal dibawah tanah

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Benih
yang akan digunakan dalam budidaya ikan lele hendaklah dari jenis benih unggul. Ada beberapa
jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan baca lebih lanjut mengenai jenis-
jenis ikan lele budidaya. Dalam artikel ini kami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang
yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Alasannya, ikan lele sangkuriang merupakan hasil
perbaikan dari lele dumbo. Dimana kualitas dari lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat
semakin menurun dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai ikan lele
sangkuriang silakan baca asal-usul ikan lele sangkuriang.Pemilihan benih ikan lele

Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele
sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan bacacara pembenihan ikan lele dan teknik
pemijahan ikan lele. Hal yang paling penting adalah benih unggul yang digunakan harus benih
yang baik dan sehat.

a. Syarat benih unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Benih yang kualitasnya buruk tidak bisa
menghasilkan dengan maksimal dan rentan terhadap serangan penyakit. Ciri-ciri benih yang
sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit
penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakan renangnya, coba tempatkan
ikan pada arus air, jika ikan tersebut menantang arah arus air berarti gerakan renangnya normal.

Ukuran benih untuk budidaya ikan lele sebaiknya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan
ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam

Halaman 7
jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12
ekor per kilogram.

b. Cara menebar benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terhadap benih. Caranya, masukan benih yang
baru datang dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar
terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya.
Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah
stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya
tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa
menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya
disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

Menentukan kapasitas kolam

Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi
kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele
yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4
meter maka jumlah bibit ikannya minima

Bab 3
Pakan
3. Pakan
Untuk pakan Ikan lele sangkuriang banyak pilihan mulai dari Pelet, usus ayam, remepahan ikan
asin, ikan laut, hingga Ayam tiren (mati kemarin), CCM (Chiken Carcass Meat).

Untuk pemilihan Pakan salah satu faktor utama dalam berbudidaya. Dikarenakan
memperngaruhi kualitas air serta efek lingkungan yang disebabkan oleh pakan itu tersebut.

Apabila tempat kolam budidaya terletak dipadat penduduk disarankan untuk memilih pelet serta
diselngi dengan CCM (Chiken Carcass Meat) 1x pakan/minggu. Apabila dilakukan pemilihan
pakan penuh diantara; usus ayam, remepahan ikan asin, ikan laut, hingga Ayam tiren (mati
kemarin), CCM (Chiken Carcass Meat). Akan menyebabkan air kolam cepat bau layaknya bau
septic tank yang dimana jika dilakukannya pengurasan kolam secara berkala maupun full
menyebabkan bau tak sedap di sekitar aliran air pembuangan dari kolam tersebut, yang
menyebabkan penurunan daya jual beli oleh masyarakat sekitar.

Halaman 8
Untuk ukuran Ikan Lele siap Panen sendiri bias memulai dari ukuran 11-10 ekor/kg yang dimana
bobot ikan harus mencapai target yakni sekitar mulai dari 90,90 – 100 gr/ekor untuk
mendapatkan laba yang cukup besar

Untuk ukuran tersendiri dapat di golongkan seperti gambar di bawah;

Gambar 2 tabel pedoman pemberian pakan Lele system Konvensional

Catatan: untuk pakan pellet semakin bau amis semakin besar kadar protein dan semakin mahal
juga harga pakan.

3.1 Jenis pakan

Untuk pellet tersendiri banyak berbagai jenis ukuran sesuai dengan kebutuhan ukuran dari Ikan
lele tersebut, diantaranya :

1. Feng-Li Platinum

Halaman 9
Feng-Li Platinum merupakan pakan Burayak Lele dan udang, yang dimana pakan starter setelah
h+3 penetasan telur. Untuk masalah harga untuk kemasan 25 kg tersebut untuk area Cileungsi di
kisaran harga Rp.400.000,00 (beda daerah mungkin berbeda harganya). Untuk pemberian mulai
dari h+3 setelah penetasan hingga berusia 10-14 hari tergantung situasi kondisi.

2. Prima Feed – 500 (PF-500)

Prima Feed-500 lebih dikenal PF-500 merupakan pakan Burayak Lele dan ikan hias, yang
dimana pakan setelah Feng-Li platinum setelah h+10-14 penetasan telur. Untuk masalah harga
untuk kemasan 10 kg tersebut untuk area Cileungsi di kisaran harga Rp.185.000,00 (beda daerah
mungkin berbeda harganya). Untuk pemberian mulai dari h+10-14 setelah penetasan hingga
berusia 28-30 hari tergantung situasi kondisi.

Kadar kandungan yang terdapat dalam Pakan Prima Feed-500 memiliki ukuran 0,5-0,7 mm,
protein minimal 39% , lemak 5%, serat 4%, abu 11% , kadar air 10%

3. Prima Feed-800 (PF-800)

Halaman 10
Prima Feed-800 lebih dikenal PF-800 merupakan pakan bibit Lele dan ikan hias, yang dimana
pakan setelah Prima Feed-500 setelah h+28-30 penetasan telur. Untuk masalah harga untuk
kemasan 10 kg tersebut untuk area Cileungsi di kisaran harga Rp.155.000,00 (beda daerah
mungkin berbeda harganya). Untuk pemberian mulai dari h+28-30 setelah penetasan hingga
berusia 44-45 hari setelah penetasan, tergantung situasi kondisi.

Kadar kandungan yang terdapat dalam Pakan Prima Feed-800 memiliki ukuran 0,5-0,7 mm,
protein minimal 39% , lemak 5%, serat 6%, abu 11% , kadar air 10%.

4. Prima Feed-1000

Prima Feed-1000 lebih dikenal PF-1000 merupakan pakan bibit Lele dan ikan hias, yang
dimana pakan setelah Prima Feed-800 setelah h+44-45 penetasan telur. Untuk masalah harga
untuk kemasan 10 kg tersebut untuk area Cileungsi di kisaran harga Rp.135.000,00 (beda daerah

Halaman 11
mungkin berbeda harganya). Untuk pemberian mulai dari h+44-45 setelah penetasan hingga
berusia 59-60 hari setelah penetasan, tergantung situasi kondisi.

Kadar kandungan yang terdapat dalam Pakan Prima Feed-1000 memiliki ukuran 0,5-0,7 mm,
protein minimal 39% , lemak 5%, serat 6%, abu 11% , kadar air 10%.

5. High Pro Vite 781-1

Hi-Pro-Vite 781-1 adalah pelet ikan berbentuk floating (mengapung) yang diformulasikan
khusus untuk budidaya ikan lele. Pakan lele yang satu ini memiliki bentuk floating
(mengambang) dengan komposisi protein sebanyak 31 – 33%, 4 – 6% lemak, dan 3 -5% fiber
(serat) dengan jumlah kadar air mencapai 9 – 10%.

Hi-Pro-Vite 781-1 merupakan pakan Ikan Lele dan ikan konsumsi lainnya, yang dimana pakan
setelah Prima Feed-1000 setelah h+59-60 penetasan telur. Untuk masalah harga untuk kemasan
20 kg tersebut untuk area Cileungsi di kisaran harga Rp.235.000,00 (beda daerah mungkin
berbeda harganya). Untuk pemberian mulai dari h+59-60 setelah penetasan hingga berusia 73-
74 hari setelah penetasan, tergantung situasi kondisi.

6. High Pro Vite 781-2

Halaman 12
Hi-Pro-Vite 781-2 adalah pelet ikan berbentuk floating (mengapung) yang diformulasikan
khusus untuk budidaya ikan lele. Pakan lele yang satu ini memiliki bentuk floating
(mengambang) dengan komposisi protein sebanyak 31 – 33%, 4 – 6% lemak, dan 3 -5% fiber
(serat) dengan jumlah kadar air mencapai 9 – 10%.

Hi-Pro-Vite 781-2 merupakan pakan Ikan Lele dan ikan konsumsi lainnya, yang dimana pakan
setelah Hi-Pro-Vite 781-1 setelah h+73-74 penetasan telur. Untuk masalah harga untuk kemasan
30 kg tersebut untuk area Cileungsi di kisaran harga Rp.345.000,00 (beda daerah mungkin
berbeda harganya). Untuk pemberian mulai dari h+73-74 setelah penetasan hingga berusia 88-90
hari setelah penetasan, tergantung situasi kondisi.

7. High Pro Vite 781

Hi-Pro-Vite 781 adalah pelet ikan berbentuk floating (mengapung) yang diformulasikan khusus
untuk budidaya ikan lele. Pakan lele yang satu ini memiliki bentuk floating (mengambang)
dengan komposisi protein sebanyak 31 – 33%, 4 – 6% lemak, dan 3 -5% fiber (serat) dengan
jumlah kadar air mencapai 9 – 10%.

Hi-Pro-Vite 781 merupakan pakan Ikan Lele dan ikan konsumsi lainnya, yang dimana pakan
setelah Hi-Pro-Vite 781-2 setelah h+88-90 penetasan telur. Untuk masalah harga untuk kemasan

Halaman 13
30 kg tersebut untuk area Cileungsi di kisaran harga Rp.320.000,00 (beda daerah mungkin
berbeda harganya). Untuk pemberian mulai dari h+88-90 setelah penetasan hingga berusia 120-
130 hari setelah penetasan (panen), tergantung situasi kondisi.

Bab 4

Penyakit
4. Penyakit

Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko
serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.

Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya.
Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100
persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidaya Ikan Lele.

Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak
tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari
faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain
sebagainya.

4.1 Pengendalian hama ikan lele


Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang
sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang,
linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di
waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.

Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam
tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang
dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak
dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.

Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari
pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet.
Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam
relatif terawasi terus menerus.

Halaman 14
Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit
yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan
virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:

 Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari


jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air
tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada
permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke
dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu
air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak
terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik
kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara
merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan
malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah
besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan
suhu 28oC.
 Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala
penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan
sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini
menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang
terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit
ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air.
Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm
selama 12-24 jam.
 Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini
menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan
pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele
ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya,
upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan
yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC).
Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan.
Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran,
gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur
dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
 Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini
menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka
atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan
renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa
pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan
mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada
anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele
adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara
lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan
lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.

Halaman 15
 Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus
herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal
di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele
ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi.
Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen
budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan
ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini
bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga
ikan terlihat pulih.

Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh
infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya.
Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:

 Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan.
Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan
disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan
mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara
kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air
kolam banyak terdapat alga merah.
 Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari
gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang
berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan
akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk
menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan
ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap,
pagi, siang, sore atau malam hari.
 Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah
kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok
dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin
mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-
7 hari.
 Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang
tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya,
usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.

Bab 5
Obat, Vitamin, Probiotik
5. Obat
Dalam berbudidaya Ikan Lele, sudah tak mengelakkan dari namanya Penyakit yang menyerang
Ikan Lele . dalam kasus Pengobatan tersendiri dapat dikategorikan smenjadi ;

Halaman 16
1. obat herbal

Dengan mencampurkan Bubuk kunyit, bawang putih, garam ikan (garam krosok), kencur yang
dapat menyembuhkan penyakit seperti jamur serta meningkatkan daya tuuh Ikan lel tersebut
sehingga tahan akan dengan penyakit.

2. Obat kimia

Obat kimia seperti OTC, Bluedox dll. Yang dibuat oleh pabrik yang mencampurkan bahan kimia
guna pengeobatan Ikan Lele .

Gambar 4.1 OCT disebelah kiri dan Bluedox di sebelah kanan

5.1 Vitamin
Dalam berbudidaya Ikan Lele, suduntuk meningkatkan Produktivitas guna memaksimalkan
keuntungan . maka perlu diberikan Vitamin yang dimana banyak cara untuk diaplikasikan
seperti vitamin yang sudah diencerkan bersama air dengan dimasukkan kedalam Pakan, ada
yang langsung dituangkan kedalam kolam, atau setelah dilakukannya pengurasan Air kolam
secara berkala.

Halaman 17
Gambar 4.2 Vitamin Rajalele

5.2 Probiotik
probiotik bisa ditemukan dalam produk-produk makanan dan minuman, misalnya susu,
yogurt, tempe, acar, atau kefir, juga dalam suplemen.

 Lactobacillus. Merupakan probiotik yang paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di


yogurt dan produk-produk makanan yang difermentasikan. Bakteri ini dapat membantu
dalam mengatasi diare dan gangguan penyerapan laktosa.
 Saccharomyces boulardii. Tergolong sebagai jamur pada probiotik. Dapat digunakan
untuk menangani diare dan gangguan pencernaan.
 Bifidobacterium. Bakteri ini bisa ditemukan pada produk-produk susu olahan, yang
berguna untuk meredakan gangguan pencernaan jangka panjang,

teknologi EM4 adalah teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan
kesuburan tanah dan tanaman, dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman. EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang
menguntungkan yang berasal dari alam Indonesia, bermanfaat bagi kesuburan tanah,
pertumbuhanan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung
mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp),
Bakteri Fotosentetik (Rhodopseudomonas Sp), Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan Yeast
(ragi) dan Jamur pengurai selulose, untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa
organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. Teknologi EM4 ditemukan pertama kali oleh
Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang, dan telah diterapkan secara
luas di negara-negara lain di seluruh dunia, seperti Amerika, Brasil, Taiwan, Korea Selatan,
Thailand, Srilanka, India, Pakistan, Selandia Baru, Australia dan lain-lain. Selain untuk Pertanian
kini tersedia untuk EM4 Peternakan, EM4 Perikanan dan EM4 Pengolahan Limbah dan Toilet.

Halaman 18
EM4 Perikanan dan Tambak:
• Meningkatkan pertahanan tubuh ikan/udang
• Meningkatkan pertumbuhan dan size ikan/udang
• Meningkatkan imunostimulan/daya tahan ikan/udang
• Meningkatkan daya tahan tubuh ikan/udang sehingga mengurangi penggunaan Antibiotik.
• Efisiensi energi dan pengelolaan kualitas air
• Memfermentasi sisa pakan, kotoran, cangkang udang di dasar tambak
• Meningkatkan oksigen terlarut (DO) dan air menjadi bersih sehingga tidak diperlukan
penggantian air berulang-ulang.
• Menguraikan gas-gas amoniak, metan dan hydrogen sulfide.
• Mempertahankan kualitas lingkungan
• Aman dan ramah lingkungan. Merupakan Kultur Mikroorganisme yang bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas air serta meningkatkan produksi udang dan ikan.
5.4 Manfaat EM4 Perikanan dan Tambak
Penggunaan EM4 pada perikanan dan tambak udang dapat diaplikasikan pada saat pengolahan
tanah dasar tambak atau pada masa pemeliharaan.

Halaman 19
Gambar 4.3 EM 4 Perikanan
A. Pada Pengolahan Tanah Dasar Tambak
1. Setelah tanah dikeringkan dan dicangkul atau dibajak lalu direndam air sedalam 20 cm
kemudian disiram dengan EM4 sebanyak 6 liter per ha, biarkan selama 4 – 7 hari dan keringkan
kembali selama 4 hari.
2. Tanah dikapur sebanyak 300 kg/ha dan dipupuk dengan Bokashi 250 kg/ha.
3. Di isi air dengan ketinggian 20 cm, lalu siram dengan larutan EM4 sebanyak 6 liter/ha, lalu
biarkan selama 1 minggu.
4. Tambahkan air sehingga mencapai 60–80 cm bersamaan dengan itu siramkan EM4 sebanyak 6
- 8 liter/ha, lalu biarkan selama 1 minggu hingga menjelang benur ditebar.
B. Pada Masa Pemeliharaan
Setelah benur berumur 1 bulan, siramkan EM4 sebanyak 1 – 3 ppm/minggu/ ha atau pada saat
pergantian air sesuai dengan kondisi air.
Keterangan
((1 ppm = 1 : 1 000.000) bila ketinggian air 60 cm, maka diperlukan EM4 sebanyak 6 liter,
sedangkan ketinggian air 80 cm, diperlukan 8 liter/ha).
5.5 Cara pembuatan Em4 Secara Mandiri:
A. Persiapkan Bahan-Bahan:

1. Air Bersih 9 Liter


2. Susu Yakult 2 Botol
3. Ragi Tape 1 butir yang sudah digiling halus
4. Air Kelapa Murni (Diambil dari satu buah kelapa tua)
5. Molase / Tetes Tebu sebanyak 3 tutup botol ditambah dengan 1/2 liter air bersih.

Jika kesulitan mencari tetes tebu atau molase dapat diganti dengan 1 Kg gula merah/jawa yang
telah diencerkan dengan 1/2 liter air terlebih dahulu.

B. Alat Yang Diperlukan:

1. Ember Besar Hitam


2. Jerigen ukuran 10 Liter

C. Cara Pembuatannya

1. Semua bahan secara berurutan dicampurkan dalam satu wadah ember besar.

Halaman 20
2. Aduk semua kira-kira 2-3 menit, hingga semua bahan tercampur merata.

3. Masukkan kedalam Jerigen 1o liter lalu tutup serapat mungkin. Proses fermentasi baru dimulai

4. Simpan ditempat sejuk selama 7-10 hari dengan kondisi minin cahaya matahari agar proses
fermentasi berjalan dengan baik.

5. Selama proses fermentasi berlangsung jangan lupa jerigen dibuka 1-2 hari sekali tujuannya
agar gas/uap dalam jerigen keluar. Stelah itu jangan lupa ditutup kembali, serapat mungkin ya
bro..!

6. Setelah hari ke 7-10 Probiotik siap untuk digunakan. Indikasi keberhasilan probiotik Rabal
akan berwarna kecoklatan.

Catatan : Jika tetes tebu tidak ada dapat diganti dengan EM4 dan gula merah yang dicairkan.

Sebahagian peternak juga menambahkan gula pasir untuk suplay pakan bakteri lactobacillus dan
perasan kunyit untuk menambah nafsu makan.

Bebas anda dapat berkreasi..

D. Cara Pemberian Pada Ikan ( Lele, Nila, Belut, Patin, Gurame, Dll)

1. Probiotik rabal dapat diberikan dengan dosis 2-3 tutup botol botol/m3 kolam.

2. Dapat diberikan juga pada pakan pelet dengan dosis 1kg pelet + 2-3 tutup botol
PROBIOTIK + 1/2 air hangat. Campurkan semua aduk sampai merata . Diamkan 10-15 menit,
Pakan siap diberikan pada Ikan.

Halaman 21
Daftar Pustaka
BSN.2000. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) kelas benih sebari (SNI 01-6484-2000).
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta. BSN. 2010.

Pakan buatan untuk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) SNI 01-4087-2006. SNI Budidaya Air
Tawar. Direktorat Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.

Ghufran M. 2010. Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Khairuman
SP, 2008.

Toguan Sihombing, Khairul Amri, S.Pi., M.Si. Budidaya Lele Dumbo di Kolam Terpal.
Agromedia Pustaka.

Rachmatun. S, Dra dan Suyanto. 2007. Budidaya Ikan Lele (Edisi Revisi). Penebar Swadaya.
Jakarta. Statistik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2011. 2012.

Statistik Perikanan Budidaya. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta. Supardi Lee.
2003. Kiat Sukses Budidaya Lele di Lahan Sempit.

Suprapto. 2013. Budidaya ikan lele dumbo-Dengan Menerapkan Teknologi Bioflok.


Klinik IPTEK Mina Bisnis Pacitan. Jawa Timur. Surya. 2009. Kiat Sukses Budidaya Lele di
Lahan Sempit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

________. 2010. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Direktorat Kesehatan Ikan dan
Lingkungan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta

Halaman 22

Anda mungkin juga menyukai