Anda di halaman 1dari 16

MODUL PRAKTEK

COURSE BUDIDAYA PERIKANAN KOMERSIL


KREDENSIAL MIKRO MAHASISWA INDONESIA

Disusun Oleh :

Program Studi Budidaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pancasakti Tegal

Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas segalah limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Modul Praktek
Course Budidaya Perikanan Komersil, Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia”
yang disusun sebagai pelengkap Modul Course dan Vidio Tutorial Budidaya
Perikanan Komersil.
Modul ini dibuat oleh Tim dari BPPP Tegal yang berkolaborasi dengan
Tim Dosen dari Program Studi Budidaya Perairan FPIK UPS Tegal, dengan
tujuan sebagai bahan ajar dalam program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia
(KMMI) Kemendikbud, dengan Course Budidaya Perikanan Komersil.
Kami menyadari bahwa modul masih ini jauh dari kesempurnaan, mempunyai
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran membangun dikemudian
hari sangat kami harapkan untuk pengembangan lebih lanjut.
Akhirnya kami berharap semoga modul praktek ini dapat memberikan sumber
informasi yang dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti course Budidaya
Perikanan Komersil.

Tegal, Agustus 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
MEDIA PEMBESARAN .............................................................................. 1
PERSIAPAN MEDIA PEMIJAHAN INDUK IKAN LELE ....................... 1
KULTUR PROBIOTIK ................................................................................ 2
SELEKSI INDUK IKAN LELE ................................................................... 4
GRADING .................................................................................................... 6
PENYUNTIKAN HORMON ....................................................................... 6
PENGAMBILAN HIPOFISA ...................................................................... 8
FERMENTASI PAKAN ............................................................................... 8
PERANGSANGAN HORMON DAN PEMIJAHAN .................................. 9
PROSES PEMBUAHAN ............................................................................ 10
MANAJEMEN KUALITAS AIR ............................................................... 10
KULTUR PAKAN ALAMI ........................................................................ 11

i
Vidio suplemen pendamping Modul Praktek Course
Budidaya Perikanan Komersil dapat dilihat dan
dipelajari di Channel Youtube “Budidaya Perairan
UPS Tegal” pada link berikut:
https://www.youtube.com/channel/UCBBUHTM8IKSLP
YUn9OVF87Q

i
MEDIA PEMBESARAN

Kolam pembesaran untuk budidaya ikan lele dapat berupa kolam tanah,
bak tembok, kolam terpal, maupun bak plastik. Lahan yang diperlukan juga tidak
harus luas, bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk memulai budidaya ikan
lele ini tidak ada bentuk maupun ukuran luas yang pasti untuk budidaya ini
tergantung dari faktor umur lele dan kedalaman kolam dalam persiapan media
untuk pembesaran Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kolam agar
bersih dari bakteri dan partikel-partikel yang mengganggu sebelum membersihkan
kolam buang sisa air pemeliharaan dengan membuka pintu pengeluaran. Air
dibuang hingga kering kemudian bersihkan dasar dan dinding kolam, lakukan
penyemprotan pada bagian dasar atau dinding kolam. Tujuan dari pembersihan
kolam adalah untuk menghilangkan lumut-lumut yang menempel di dasar maupun
di dinding kolam. Selain itu, juga untuk menghilangkan organisme patogen
sehingga kolam betul- betul steril sebelum digunakan untuk pembesaran ikan.
Setelah air dibuang, kemudian biarkan kolam kering di bawah terik matahari
langsung, hal ini untuk mematikan mikroorganisme patogen.
Setelah kolam telah kering, tutup kembali pintu pengeluaran air, kemudian diisi
dengan air. Air yang diisi dalam kolam adalah air yang sudah melalui proses
pengendapan terlebih dahulu.
Air yang digunakan adalah air permukaan yang sudah jernih sehingga air tidak
mengandung mineral atau logam terlalu tinggi dan tingkat pencemaran rendah.
Masukkan air dalam kolam pembesaran dengan ketinggian 30 sampai 40 cm.
Untuk mempercepat proses persiapan air yang siap ditebar benih, maka diberi
probiotik starter sebanyak 200 ml per meter kubik ditambah dengan molase
sebanyak 50 ml dan setelah dua hari, berikutnya dilakukan pemberian kapur
sebanyak 100 gram per meter kubik air. Penebaran dapat dilakukan setelah 3 hari
setelah plankton tumbuh.

PERSIAPAN MEDIA PEMIJAHAN INDUK IKAN LELE

Sebelum melakukan pemijahan, pertama yang harus dilakukan yaitu


pembersihan media atau kolam pemijahan, tujuan dari pembersihan kolam adalah
menghilangkan lumut, menghilangkan organisme patogen dan mensterilkan
kolam. Sebelum bak kita bersihkan, penutup air kita buka terlebih dahulu, biarkan
air mengalir keluar melalui pintu air. Lakukan penyemprotan pada bagian dasar
atau dinding kolam, kemudian setelah sudah tidak tersisa lagi, kemudian pintu air
kita tutup. Setelah kolam dibersihkan langkah berikutnya yaitu pengisian kolam
dengan air. Air yang dimasukkan adalah air yang sudah kita tampung atau tandon
selama 1 malam agar air betul-betul bersih dari partikel yang mengganggu adapun
tujuan dari pengendapan air sebelum digunakan yaitu :

1
1. Jika sumber air adalah air PDAM maka tujuannya adalah untuk mengendapkan
kaporit yang ada pada air PDAM dan untuk mengendapkan partikel-partikel
yang tidak baik untuk proses pemijahan.
2. Jika air sungai atau air irigasi dengan melalui proses pengendapan ini, pakan
alami atau jasad renik juga akan mengendap di dasar.
Selanjutnya yaitu pemasangan substrat telur atau yang biasa kita sebut dengan
kakaban. Kakaban sangat berperan penting pada kolam atau wadah pemijahan
ikan lele yang berfungsi sebagai tempat menempelnya telur agar tidak berserakan
dan kotor karena tenggelam di dasar bak.
Macam kakaban yaitu yang terbuat dari paranet dan ijuk. Untuk membuat kakaban
paranet dibutuhkan bambu atau kayu lebih banyak dibandingkan kakaban ijuk.
Kakaban ijuk terlebih dahulu disisir halus dan dijepit dengan bilah bambu atau
kayu kemudian dipaku. Kakaban yang digunakan harus bersih dari kotoran dan
tidak membawa penyakit selanjutnya pasang kakaban di dasar kolam. Letakkan
secara berjajar di bawah permukaan air sekitar 20 hingga 25 cm. Agar kakaban
tidak melayang atau mengapung, kakaban diberi pemberat batu atau batu bata.

KULTUR PROBIOTIK

Budidaya perikanan yang dilakukan secara intensif dapat mengakibatkan


turunnya kualitas air, penumpukan sisa pakan, senyawa toksik dan bahan-bahan
organik yang tidak bisa terurai, pada akhirnya mengotori media budidaya,
akibatnya membuat penurunan produktivitas budidaya karena serangan penyakit
maupun turunnya tingkat konversi pakan menjadi daging, dibutuhkan probiotik
untuk memperbaiki kualitas air untuk budidaya.
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang memiliki pengaruh
menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya. Bakteri yang
menguntungkan biasanya berupa bakteri dari golongan gram positip diantaranya
Basilus sp, Lactobacillus acidophillus, streptococcus thermophilus,
Bifidobacteria, Rhodococcus, Rhodobacter, Rhodospirillium dan lain-lain.
Adapun manfaat dari pemberian probiotik adalah
1. Menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam media
pemeliharaan dan saluran pencernaan
2. Menghasilkan senyawa antimikroba yang secara langsung menekan
pertumbuhan mikroba patogen dan mencegah terbentuknya koloni mikroba
merugikan dalam sistem pencernaan hewan Inang
3. Menghasilkan senyawa imunostimulan yaitu meningkatkan sistem imun ikan
dalam menghadapi penyakit.
4. Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat bagi hewan Inang dan secara
tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan.

2
Mahalnya harga probiotik yang tersedia di pasaran serta bentuk probiotik
masih dalam keadaan Dorman atau tidur menjadi pertimbangan tersendiri bagi
pembudidaya ikan untuk melakukan kultur dan aktivasi probiotik secara mandiri
dengan bahan-bahan berbasis herbal. Bahan herbal adalah bahan alamiah dari
tanaman yang digunakan dalam pengobatan bahan herbal yang digunakan untuk
probiotik adalah bahan yang mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri. Kunyit
mengandung kurkumin, lemak, karbohidrat, protein, dan vitamin C.
Kurkumin pada temulawak berfungsi meningkatkan sekresi pada cairan
empedu yang berguna mengemulsi lemak. Minyak atsiri yang terkandung pada
kunyit, kencur dan temulawak bersifat anti bakteri patogen sedangkan nanas
mengandung enzim protease yang memecah protein menjadi molekul sederhana
seperti asam amino atau oligopeptide dengan reaksi hidrolisis pada ikatan peptida.
Langkah kerja pembuatan probiotik
1. Bahan dan alat
Bahan : kencur, kunyit, temulawak, nanas, molase, ragi, bakteri pengurai, susu
murni dan air bersih.
Alat : baskom, parutan, panci, saringan, jerigen ukuran 5 liter dan kompor.
2. Pembuatan probiotik starter untuk aplikasi di air komposisi bahannya adalah air
10 liter, molase 100 ml, susu murni 250 ml, nanas 250 gram.
Cara Pembuatan
Rebus air sampai mendidih, masukkan parutan nanas, masukkan susu murni,
setelah sekitar 5 menit, masukkan molases sambil diaduk, diamkan hingga air
rebusan dingin, lalu masukkan bakteri bacillus dan ragi. Saring rebusan air
tersebut lalu masukkan ke dalam ember. Seting aerasi pada media kultur
probiotik. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen bakteri tutup rapat dan
diamkan selama 3 sampai 4 hari. Untuk memelihara kulturan maka dapat
ditambahkan ragi secara rutin setiap 5 hari sekali. Cara pengaplikasiannya
adalah hitung dosis probiotik terlebih dahulu. Untuk volume air 10 M3
dibutuhkan 10 ml probiotik. Ambil probiotik sesuai kebutuhan kemudian
tambahkan air kolam secukupnya dan biarkan sesaat kemudian lakukan
penyebaran secara merata. Waktu penyebaran sebaiknya saat intensitas
matahari maksimal untuk mendapatkan konsentrasi oksigen maksimal.
Aplikasi dilakukan secara rutin setiap 3 hari sekali untuk 2 minggu pertama
dan selanjutnya dilakukan rutin setiap hari.
3. Pembuatan kultur probiotik finisher untuk aplikasi di air bahannya adalah air
10 liter, molase 250 ml, susu murni 100 ml, nanas 250 gram, bakteri
Rhodococcus/Rhodobacter/Rodhospirillium 100 ml.
Cara Pembuatan
Rebus air sampai mendidih, masukkan parutan nanas, masukkan susu murni.
Rebus selama 5 menit, lalu masukkan molases sambil diaduk. Dinginkan air
rebusan lalu masukkan bakteri golongan autotrof seperti Rhodococcus,
Rhodobacter, Rhodopseudomonas, Lactobacillus dan ragi. Saring rebusan air

3
tersebut lalu masukkan ke dalam jerigen dan tutup rapat kemudian diamkan
selama 3 sampai 4 hari.
Cara pengaplikasiannya adalah hitung dosis probiotik terlebih dahulu. Untuk
volume air 10 M3 dibutuhkan 100 ml probiotik. Ambil probiotik sesuai
kebutuhan kemudian tambahkan air kolam secukupnya dan biarkan sesaat
kemudian lakukan penyebaran secara merata. Waktu penebaran dapat
dilakukan pagi atau sore hari setelah pemberian pakan. Aplikasi dilakukan
secara rutin setiap hari.
4. Pembuatan kultur probiotik pakan bahan-bahannya adalah air 10 liter, molase
100 ml, bakteri bacilus sp, Lactobacilus 100 ml, kunyit 80 gram, temulawak 80
gram, kencur 80 gram.
Cara Pembuatan
Parut terlebih dahulu kencur, temulawak dan kunyit. Rebus air hingga
mendidih masukkan bahan-bahan yang telah diparut, rebus selama 15 menit
kemudian masukkan molase, setelah didinginkan, kemudian masukkan bakteri
bacillus sp. Saring air rebusan kemudian masukkan ke dalam jerigen tertutup
rapat. Diamkan selama 3 hingga 4 hari. Aplikasikan ke dalam pakan ukuran 1
kg dengan probiotik sebanyak 5 ml yang dicampur dengan air secukupnya.
Tutup rapat wadahnya kemudian diamkan selama 24 jam. Ciri-ciri pakan yang
sudah terfermentasi adalah muncul jamur di pakaian berwarna putih dan
berbau seperti tape.

SELEKSI INDUK IKAN LELE

Tahapan pemijahan diawali dengan seleksi induk dengan benar. Seleksi


induk dilakukan 1 hari sebelum pemijahan. Beberapa alat yang digunakan dalam
seleksi induk yaitu (1) Kain, berfungsi untuk menutup kepala atau mata agar induk
tenang (2) Selang Kateter, selang ini berguna untuk mengambil contoh telur dari
induk betina (3) Nampan atau bisa diganti dengan alas lainnya, ini berfungsi untuk
menempatkan induk ikan agar induk tenang ketika diseleksi.
Ada beberapa cara seleksi induk yang bisa dilakukan :
1. seleksi dengan cara pengamatan atau secara visual. Seleksi dengan cara
pengamatan dilihat dari ciri-ciri kematangan gonadnya.
2. Seleksi dengan cara mengambil gonad dari induk betina untuk memastikan
tingkat kematangan sel telurnya.
Induk ikan lele yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri fisik dan faktor
genetik. Induk yang bagus, memiliki struktur organ yang lengkap dan proporsional
sesuai dengan umur ikan. Sedangkan untuk ciri genetik dapat ditunjukkan dengan
adanya sertifikat induk unggul dari unit produksi induk yang sudah melalui tahap
uji. Induk ikan lele yang unggul akan memiliki keturunan dengan rasio atau FCR
rendah sehingga akan meningkatkan penghasilan pendapatan bagi pembudidaya.

4
Ikan lele yang baik mempunyai ciri-ciri :
1. Mempunyai organ tubuh lengkap dan normal
2. Umur induk betina mencapai satu setengah tahun.
3. Induk jantan sudah mencapai 1 tahun.
4. Bobot induk minimal 1 kg.
5. Induk betina mempunyai tubuh gemuk dan tidak berlemak sedangkan induk
jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak.
6. Alat kelamin normal dan ke merah-merahan.
7. Selama perawatan Feed Conversi Ratio rendah.
Ikan lele jantan ditunjukkan dengan ciri-ciri kepala ikan terlihat besar dibanding
dengan ikan lele betina, tubuh lebih ramping dibanding dengan ikan lele betina
kemudian apabila dilihat dari sirip dada, ikan lele betina tampak lebih kecil
dibanding ikan lele jantan. Bentuk kelamin ikan lele jantan tampak meruncing
seperti kerucut. Alat kelamin jantang disebut Papila. Alat kelamin ikan lele betina
berbentuk bundar dengan warna kemerah-merahan. Alat kemamin Ikan lele betina
disebut uregenital. Letak alat kelamin ikan lele betina terletak di belakang anus.
Induk betina yang sudah matang gonad mempunyai ciri-ciri dilihat dari gerakan.
Gerakan induk betina yang sudah matang gonad terlihat melambat dan cenderung
jinak.
Perut induk betina yang sudah matang gonad mempunyai bentuk perut
yang buncit. Untuk mengidentifikasi induk betina matang gonad dapat dilakukan
dengan cara mengambil sel telur dari Indung betina. Untuk melakukannya terlebih
dahulu tutup kepala ikan dengan kain, kemudian gunakan selang kateter dengan
cara memasukkan ujung selang kateter ke alat kelamin induk betina sedalam 2 cm
atau
3 cm. Kemudian hitab secara perlahan melalui ujung lain dari selang kateter
setelah telur ikan terlihat masuk melalui selang, kemudian letakkan ujung selang
kateter pada pergelangan tangan keluarkan telur ikan perlahan dengan cara
meniup ujung
selang.
Ciri telur yang sudah matang yaitu antara sel telur tidak mengumpul atau
dapat dipisahkan. Warna telur terlihat kekuningan. Ukuran telur yang sama dan
seragam. Jika telur diraba akan terasa keras.
Selanjutnya apabila induk jantan diidentifikasi kematangan gonadnya,
terlihat ciri-ciri antara lain gerakan induk jantan akan terlihat agresif kemudian ciri
yang lain yaitu dilihat dari alat kelaminnya. Kelamin induk jantan berwarna
kemerah-merahan dari pangkal hingga ujung. Kelamin induk jantan yang sudah
matang gonad akan terlihat besar.

5
GRADING

Pertumbuhan ikan lele tidak akan selalu sama semua, meski sebagus
apapun. Kita memperlakukan ikan dalam tahapan budidaya ada yang tumbuh
bongsor ada juga yang terlambat pertumbuhannya, untuk itu agar produksi yang
dihasilkan optimal maka diperlukan penyortiran atau grading.
Cara penyortiran atau grading adalah dengan memisahkan bibit ikan lele
secara berkala menjadi beberapa kelompok berdasarkan ukurannya. Ini dilakukan
agar tercapai tingkat keseragaman ukuran sesuai dengan umur ikan.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk kegiatan penyortiran ikan lele yaitu (1) ember
sortir ikan ukuran 1 sampai 4 ataupun sesuai ukuran benih yang ada, (2) baskom
besar, (3) serok ikan, (4) ember.
Tahapan cara penyortiran ; (1) isi baskom dengan air setinggi setengah
baskom, (2) susun urutan ember sortir dari yang terkecil terlebih dahulu kedalam
baskom yang berisi air, (3) berikan pembatas tiap ember sorter dengan batu bata,
(4) siapkan ember yang berisi air banyaknya ember disesuaikan dengan jumlah
ember ukuran benih (5) ember ini untuk memisahkan ukuran benih yang sudah
tersortir (6) kemudian secara perlahan pindahkan lele ke dalam ember ukur dengan
serok ikan (7) goyang-goyangkan ember sortir paling atas, sehingga ukuran ikan
yang lebih kecil akan turun kebawah.

PENYUNTIKAN HORMON

Ikan lele merupakan ikan air tawar yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat dengan kata lain permintaan ikan lele di pasaran masih terus
meningkat. Permintaan yang tak pernah surut ini membuat para pembudidaya
harus mempunyai strategi demi mencukupi permintaan tersebut. Upaya pertama
yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan daya perkembangbiakannya
dengan cara memberikan hormon perangsang pada ikan lele.
Hormon perangsang yang diberikan pada ikan berfungsi sebagai pemicu
ikan lele untuk melakukan perkawinan atau pemijahan.
Bahan dan Alat
Bahan : induk jantan dan induk betina yang telah diseleksi, hormon ovaprim atau
hormon hipofisa. Apabila tidak ada hormon ovaprim dapat diganti dengan kelenjar
hipofisa.
Alat : spuit atau alat suntik dengan ukuran 3 ml, aquabides, sodium klorida atau
NaCl 0,9%, timbangan.
Cara Kerja
1. Mengukur berat induk betina dan induk jantan dengan tujuan untuk
menentukan dosis yang akan kita berikan kepada induk induk tersebut.

6
2. Dosis ovaprim yang diberikan kepada induk yaitu 0,3 hingga 0,5 ML untuk per
kg berat induk apabila berat induk jantan 0,9 maka dosis ovaprim yang
diberikan kepada induk jantan tersebut yaitu 0,3 ml.
3. Mengambil ovaprim dengan menggunakan alat suntik atau spuit sebanyak 0,3
ml.
4. Tambahkan akuabides sebanyak 0,3 ml pada alat suntik atau spuit yang sudah
berisi 0,3 ml ovaprim setelah tercampur kemudian tarik sedikit alat suntik
tersebut kemudian dikocok.
5. Buang udara yang ada di dalam alat suntik tersebut agar tidak terjadi infeksi
pada jaringan otot pada induk ikan.
6. Penyuntikan akuabides dan ovaprim ke tubuh induk betina sebelumnya
letakkan induk jantan dan induk betina di atas nampan yang sudah
dipersiapkan usahakan kepala menghadap ketubuh si penyuntik.
7. Tutup bagian kepala induk dengan menggunakan lap atau kain agar induk
tenang dan tidak meronta ketika disuntik.
8. Memegang alat suntik yang benar yaitu pegang bagian barrel alat suntik
dengan ibu jari dan jari telunjuk, apabila kita memegang pada bagian turner
hal ini dikhawatirkan ketika jarum suntik masuk turner akan terdorong, hal ini
menyebabkan induk ikan akan kesakitan dan meronta.
9. Masukkan jarum alat suntik kira-kira 1 cm dibelakang pangkal sirip punggung
dan ke samping satu setengah cm hal ini agar jarum suntik tidak mengenai
tulang pada ikan apabila jarum suntik mengenai tulang ikan maka akan
menimbulkan kematian pada induk.
10. Pegang alat suntik dengan posisi alat suntik diapit ibu jari dan jari telunjuk,
posisikan alat suntik dengan kemiringan kurang lebih 45 derajat larutan
dimasukkan dengan cara jarum ditusukkan perlahan sedalam 3 sampai 4 cm
kemudian larutan yang ada di dalam alat suntik disuntikan dengan cara tuas
alat suntik ditekan secara perlahan sesuai dengan dosisnya selama proses
penyuntikan lakukan pengurutan pada bagian yang disuntik agar cairan tidak
keluar kembali setelah larutan setelah disuntikkan cabut dengan cepat
kemudian bagian yang disuntik diurut kembali Supaya larutan masuk
sempurna lakukan cara yang sama untuk induk jantan biarkan sejenak induk-
induk yang telah disuntik selama 1 jam sebelum ditebari ke kolam atau bak
pemijahan selama waktu tersebut pasang kakaban pada bagian dasar bak
dengan cara dibebani batu sebagai pemberat. Setelah induk siap dipijahkan
induk dimasukkan ke dalam bak pemijahan.

7
PENGAMBILAN HIPOFISA

Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan untuk pengambilan hipofisa yaitu kain lap,
talenan, tanpah atau nampan plastik, tisu, pinset, gunting, tang potong, plastik
bungkus es dan kelereng.

Cara Kerja
Langkah pertama dalam pengambilan hipofisa yaitu tutup kepala ikan
menggunakan kain lap, potonglah ikan pada bagian pangkal kepala dengan pisau
yang bersih letakkan mulut ikan lele mengarah ke atas, buka mulut ikan lele lalu
melakukan mulut dengan pisau secara melintang sehingga kepala ikan terbelah
menjadi bagian atas dan bawah. Ambil bagian atas dan bersihkan dari darah,
buang tulang penutup hipofisa dengan tang potong, kemudian angkat kelenjar
hipofisa kelenjar berbentuk butiran berwarna putih. Letak kelenjar hipofisa berada
di bawah otak dan warna kelenjar hipofisa lebih putih dari otak ikan. Kemudian
kelenjar hipofisa masukkan ke dalam plastik tempatkan kelenjar pada sudut
plastik, kemudian ambil larutan NaCl untuk mengencerkan. Campurkan larutan
NaCl ke plastik yang berisi kelenjar hipofisa, 1 ml NaCl untuk 1 kg bobot induk
yang diambil hipofisanya, kemudian hancurkan kelenjar dengan cara ditekan
menggunakan jari tangan.
Jika kelenjar sudah hancur masukkan beberapa kelereng kemudian putar-
putar kan plastik selama kurang lebih 5 menit. Setelah plastik diputar, diamkan
sebentar cairan kelenjar hipofisa hal ini agar material hipofisa mengendap
kemudian ambil bagian atas dari cairan kelenjar tersebut dengan menggunakan
spuit. Cairan hipofisa yang sudah berada dalam spuit bisa digunakan untuk
menyuntik induk betina dan induk jantan.

FERMENTASI PAKAN

Dalam pemilihan jenis pakan yang tepat, ada teknik tertentu dalam
pengolahan pakan sebelum digunakan yaitu melalui penerapan sistem fermentasi
pakan sehingga nilai kecernaan pakan meningkat. Fermentasi adalah proses
pemecahan karbohidrat dan asam amino dalam keadaan anaerobik atau tanpa
memerlukan oksigen dalam proses fermentasi terjadi perubahan kimia dalam
bahan pangan yang disebabkan oleh aktivitas enzim.

Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan fermentasi pakan ikan
yaitu (1) pakan ikan ukuran 3 sampai 4 cm (2) probiotik pakan (3) air yang
diambil dari kolam atau media pembenihan (4) timbangan (5) gelas ukur (6)
baskom besar dan (7) ember beserta tutupnya.

8
Cara Kerja
1. Timbang pakan sebanyak 2 kg
2. Pindahkan pkan kedalam baskom besar
3. Tuangkan 20 ml probiotik ke dalam gelas ukur dengan dosis probiotik pakan
adalah 10 ml probiotik untuk 1 kg pakan.
4. Tambahkan air sebanyak 80 ml sehingga campuran probiotik dan air yang ada
dalam gelas ukur menjadi 100 ml.
5. Tuangkan air dan probiotik ke dalam pakan yang sudah dalam baskom sambil
diaduk sampai tercampur rata dengan pakan.
6. Untuk menghindari penumpukan air di dasar baskom pindahkan pakan yang
sudah tercampur air dan probiotik ke dalam ember.
7. Untuk mempercepat proses fermentasi, ember yang sudah berisi pakan ditutup.
8. Pakan dapat digunakan setelah 2 hari dari proses fermentasi.

PERANGSANGAN HORMON DAN PEMIJAHAN


Dalam proses perangsangan hormon ada dua cara yang dapat dilakukan
yaitu
1. Rangsangan yang terjadi secara alami atau biasa disebut dengan pemijahan
semi intensif.
2. Rangsangan secara buatan atau yang sering disebut dengan pemijahan secara
buatan atau striping.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pemijahan buatan ini yaitu
(1) tampah atau nampan plastik untuk menempatkan induk betina dan jantan (2)
gelas kaca (3) bulu ayam (4) mangkok stainless (5) larutan NaCl 0,9% (6) air
mineral.

Cara Kerja
Keringkan tubuh induk lele dengan kain, kemudian untuk menghilangkan
kandungan air yang ada di perut ikan usapkan larutan NaCl, bungkus induk lele
dengan kain dan biarkan lubang telur atau alat kelamin terbuka. Pegang bagian
kepala oleh 1 orang dan bagian ekor oleh orang yang lainnya. Pijit bagian perut ke
arah lubang alat kelamin. Urut secara perlahan bagian perut induk kearah
urigenital sampai telur benar-benar habis namun tidak sampai keluar darah dari
perut induk. Ambil induk jantan yang telah disiapkan. Bagian kepala induk ditutup
dengan kain lap yang telah dibasahi. Letakkan induk jantan dalam tampah
dengan posisi perut menghadap ke atas. Gunting bagian tengah perut yang
dimulai dari pangkal alat kelamin sampai perut terbuka. Ambil kantong sperma
secukupnya jika induk betina hanya 1 ekor dan induk sekitar 0,8 kg sampai
dengan 1 kg maka kantong sperma cukup satu saja. Sperma yang sudah diambil
letakkan di atas tisu dan bersihkan dari

9
sisa-sisa darah yang menempel masukkan larutan NaCl kedalam gelas sebanyak
100 ml. Kantong sperma digunting untuk mengeluarkan sperma dari dalam
kantung sperma.
Masukan sperma ke dalam gelas yang sudah diisi larutan NaCl setelah
cairan sperma sudah bercampur dengan larutan NaCl berarti cairan sperma siap
digunakan.

PROSES PEMBUAHAN

Proses pembuahan atau disebut dengan fertilisasi


1. Masukkan sperma yang terlarut dalam larutan NaCl ke dalam mangkuk yang
berisi telur
2. Aduk secara perlahan dengan bulu
3. Tambahkan air mineral sebanyak 200 ml
4. Buang sisa-sisa sperma yang ada dalam mangkuk lakukan pembilasan dengan
cara buang air yang ada di mangkuk dan masukkan air mineral yang baru
5. Jika larutan telah siap, telur ditebar pada kolam penetasan telur yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Proses penebaran telur dilakukan secara perlahan agar telur menyebar rata
pada substrat sehingga proses penetasan telur akan lebih maksimal. Jika penebaran
telur tidak merata akan terjadi penumpukan telur sehingga telur yang akan menetas
hanya pada bagian atas tumpukan saja, sedangkan yang lain akan berjamur
Selanjutnya apabila dalam 24 jam larva telur sudah terlihat langkah selanjutnya
adalah pengangkatan substrat atau kakaban penetasan telur.
Cara pengangkatan substrat yaitu angkat pemberat dan angkat kakaban,
kemudian apung-apungkan beberapa saat dalam kolam agar larva yang ada di sela-
sela substrat jatuh ke dalam kolam.

MANAJEMEN KUALITAS AIR

Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perikanan sangat penting


dilakukan guna meningkatkan produksi dan menunjang keberhasilan budidaya.
Pertumbuhan dan perkembangan ikan yang baik dapat dipengaruhi oleh faktor
luar dan faktor dalam. Salah satu faktor luar yang penting dalam manajemen
budidaya adalah pengelolaan kualitas air sebagai media hidup organisme akuatik.
Air sebagai media utama tempat hidup bagi ikan maka harus diperhatikan dengan
baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kualitas air yaitu mengukur kandungan oksigen dalam air, mengukur
suhu air kolam dan mengukur PH air.

1
Alat yang digunakan dalam manajemen kualitas air yaitu termometer, test kit,
kemudian kertas lakmus.
Langkah pertama dalam mengukur kualitas air yaitu mengukur suhu air
media budidaya. Caranya masukkan termometer ke dalam air media budidaya
tunggu sekitar 3 menit. Kemudian angkat termometer tetapi reservoir atau ujung
termometer masih berada dalam air.
Suhu yang ideal untuk budidaya adalah 25 derajat Celcius hingga 31 derajat
celcius, kemudian setelah suhu air media budidaya diperoleh, langkah selanjutnya
adalah mengukur PH air. Caranya celupkan kertas lakmus ke dalam air media
budidaya tunggu beberapa saat hingga kertas lakmus berubah warna kemudian
warna kertas lakmus cocokan atau bandingkan dengan warna indikator yang ada
pada kotak tersebut. Setelah cocok antara kertas lakmus dan warna indikator
dalam kotak kemudian lihat diangka berapa warna tersebut. Untuk budidaya ikan
air tawar pH yang cocok adalah 6 hingga 7.
Selanjutnya mengukur kualitas air. Langkah yang dilakukan adalah
menetralisir tempat mengukur kualitas air. Tuangkan air mineral atau aquades ke
dalam botol kemudian kocok botol tersebut. Tuang air mineral yang ada dalam
botol. Ambil sampel air media sebanyak 20 ml. Masukkan cairan Regent 1
sebanyak 6 tetes, setelah itu masukan pula cairan regent 2 sebanyak 6 tetes. Tutup
botol sampel kemudian kocok botol bebesapa saat. Warna air dalam botol akan
berubah. Kemudian cocokan warna air yang ada dalam botol dengan kertas
indikator kualitas air. Kualitas air yang disarankan untuk budidaya ikan yaitu
antara
4 hingga 9 ppm apabila indikator berada pada angka 0,5 hingga 2 ppm itu
menunjukkan bahwa air media tersebut tidak layak untuk budidaya ikan.

KULTUR PAKAN ALAMI

Kebutuhan nutrisi ikan hias dipenuhi dari pakan yang diberikan setiap hari.
Oleh karena itu pakan tersebut harus mengandung nutrisi lengkap agar kondisi
ikan hias tetap prima. Ikan hias dapat diberikan pakan buatan dan pakan alami.
Pakan alami ikan hias memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki pakan
buatan salah satunya adalah artemia.
Artemia lebih cocok diberikan untuk ikan hias yang masih berukuran
kanak- kanak atau masih dalam kondisi baik. Sebelum memulai mengkultur pakan
alami siapkan alat yang digunakan yaitu (1) galon dan tutupnya galon dicat pada
bagian tengahnya namun pada bagian bawah galon tidak dicat, (2) selang air, (3)
serok ikan, (4) garam krosok, (5) aerator yang sudah dilengkapi dengan selang
dan batu, (6) refractometer (7) baskom besar dan (8) ember beserta tutupnya.
Apabila artemia yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, cukup
menggunakan botol air mineral pada bagian kutubnya diberi lubang untuk
menempatkan selang aquarium.

1
Setelah alat dan bahan sudah siap tuang air sebanyak 13 liter ke dalam
galon. Kemudian ambil air yang ada digalon menggunakan gelas ukur. Tuang ke
ember. Kemudian campurkan garam ke ember, aduk hingga larut ke air.
Ukuran garam yang dilarutkan yaitu 40 gram per liter air setelah garam
larut dalam air tuang ke dalam galon, kemudian masukkan aerasi ke dalam galon
yang sudah berisi larutan garam, tujuannya yaitu untuk mengaduk, kemudian ukur
salinitas air yang ada di dalam galon dengan menggunakan refraktometer.
Sebelum dipakai refraktometer dibersihkan dengan tisu mengarah ke bawah.
Ambil setetes air galon kemudian letakkan di ujung prisma refraktometer, tutup
secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan posisi awal. Untuk
mendapat hasil salinitas tengok dalam ujung bulat refraktometer.
Untuk mendapatkan angka ukuran salinitas arahkan ujung refraktometer
kearah yang lebih terang. Ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian
putih dan biru. Salinitas yang diharapkan yaitu kisaran 30 hingga 40 ppt.
Selanjutnya masukan artemia sebanyak 13 gram ke dalam galon. Ukuran artemia
yaitu 1 gram per liter air. Kemudian air yang ada di dalam galon diaduk secara
perlahan. Lamanya waktu yang dibutuhkan artemia untuk menetas yaitu selama 24
jam dengan terus di aerasi.
Tutup galon atau media penetasan artemia dengan tutup ember. Setelah 24
jam artemia siap untuk dipanen. Buka tutup galon, akan terlihat cangkang-
cangkang yang tidak menetas mengapung di permukaan air. Kemudian masukkan
selang ke galon tetapi tidak mencapai ke dasar galon. Kemudian hisap air di dalam
galon melalui selang untuk ditampung ke dalam ember. Untuk mengambil artemia
yang sudah menetas dalam ember, saring dengan planktonet kemudian bilas
dengan air tawar. Artemia yang sudah menetas dapat dipanen dua kali atau
tergantung kebutuhan ikan.

Anda mungkin juga menyukai