Anda di halaman 1dari 16

KLIPING

TUGAS PRAKARYA

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI

Di susun oleh :

KELAS IX B

KELOMPOK

Rotalenta Hutajulu

Chelsea Sihombing

Foriska Hutapea

Ayu Pangaribuan

Nova Hasibuan

Eka Sibarani

Diana Sitompul

Mardelina Tambunan

Dessy Manullang

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 4 LAGUBOTI

KECAMATAN LAGUBOTI
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
bimbingan-nya kami dapat menyusun tugas makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar agar tercapai tujuankompetensi
yang ingin dicapai pada setiap materi yang disampaikan. Oleh karena itu, penyusun makalah
ini menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang efektif dalam penyampaian materi.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik,saran dan masukan sangat penyusun harapkan untuk perbaikan isi makalah ini di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang.

Laguboti, 01 November 2023

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................ 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Biodata Pemilik Ikan Konsumsi ........................................................ 2

1.2 Lokasi/Tempat Budidaya Ikan Konsumsi.......................................... 2

BAB 2

ISI PEMBAHASAN

2.1 Budidaya Ikan Konsumsi ................................................................. 3

2.2 Manfaat Budidaya Ikan Konsumsi ................................................. 5

2.3 Wirausaha Dalam Budidaya Ikan Konsumsi ....................................5

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 6

3.2 Saran ................................................................................................ 6

3.3 Pesan dan Kesan .............................................................................. 6


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Biodata Pemilik Ikan Konsumsi

Gambar 1.1.1

Kepemilikan : Perorangan

Nama Pemilik : Monang Hutapea

Mulai Terjun : Mulai umur 23 Tahun, sekitar tahun 2022

Alamat : Desa Pardinggaran Kecamatan Laguboti

Kabupaten Toba

1.2 Lokasi Budidaya Ikan Konsumsi

Gambar 1.2.2

DESA PARDINGGARAN KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA


BAB 2
ISI PEMBAHASAN

2.1 Budidaya Ikan Konsumsi

Ikan konsumsi adalah ikan yang sering digunakan sebagai bahan lauk pauk dan sering
menjadi pilihan untuk dikonsumsi .Jenis ikan konsumsi ini bisa dibagi lagi menjadi beberapa
bagian, yakni ikan yang berasal dari daerah perairan di darat dan ikan yang ada di laut. Jika
kita membahas tentang apa saja jenis ikan konsumsi yang kerap kali menjadi pilihan
budidaya, jawabannya akan sangat banyak. Jenis ikan yang sering dibudidayakan juga
banyak. Biasanya jenis ikan konsumsi tersebut adalah yang sering dibeli dan dikonsumsi oleh
masyarakat. Berikut ini jenis-jenis ikan konsumsi dan manfaatnya yang perlu diketahui.
Jenis ikan konsumsi yang sering dibudidayakan ada banyak. Beberapa yang umum
dibudidayakan di air tawar yakni ikan nila, lele, mas, dan kerapu. Jika hendak membedakan
ikan-ikan tersebut, kita bisa melihat langsung morfologi dari ikan tersebut. Setiap jenis ikan
konsumsi memiliki ciri khas yang berbeda yang bisa membedakan mereka dengan jenis ikan
lainnya.
Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Konsumsi

• Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos.
Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat pematang/dinding kolam.

• Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

• Ikan konsumsi cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).

• Kualitas air untuk pemeliharaan ikan konsumsi harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang
disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan.

• Hal lain-nya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton
dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat
kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut
piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara
20-35 cm.

• Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih,
karena ikan konsumsi tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.

• Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan konsumsi berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.

• Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30o C.


• Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

Ikan konsumsi termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya
plankton, plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk
budidaya ikan konsumsi sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk
budidaya ikan konsumsi relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele
yang membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%.

Untuk memulai budidaya ikan konsumsi ada beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan
penyakit

 Pembenihan

Lahan atau kolam untuk pembenihan konsumsi dibagi dalam dua kelompok yaitu
kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang
yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari
permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing
- masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa
ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar
lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar
matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.

Induk ikan konsumsi mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan
jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan
berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam
sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan
pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi,
sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

Induk konsumsi betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina
menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300
ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan
pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus
( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4
minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina


mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan
induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang
terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3.
Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva
yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

 Jantanisasi Benih.
Untuk mendapatkan benih ikan konsumsi tunggal kelamin jantan ( monos eks ) maka
dilakukan proses jantanisasi. Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24 buah happa ukuran
masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400
m2 dan kedalam air minimal 1,5 m. Kedalam setiap hapa dapat diisi larva ikan sebanyak
20.000-30.000 ekor . Larva diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan
hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.

Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam pendederan


berukuran 200 m2. Kolam sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk, diberi kapur
sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250 g/m2. Setelah pengapuran
dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan sampai ketinggian air sekitar 70 cm,
digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan
1,25 g/m2. Setelah kolam pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil proses
jantanisasi dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat
dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan. Pemupukan ulang
dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu sekali dengan takaran masing-masing 2,5
g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan selama pemeliharaan ikan.

Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata 1,25 g ( ukuran
panjang 3-5 cm ) bisa dipanen. Untuk panen benih ikan konsumsi sebaiknya digunakan
jaring eret pada pengankapan awal. Bila jumlah ikan dalam kolam diperkirakan tinggal
sedikit baru dilakukan pengeringan airnya.

Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila perutnya dalam
keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin. Karena itu apabila akan panen dan
diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1 hari. Pengangkutan menggunakan
kantong plastik, dimana seper empat bagian berisi air dan tiga per empat bagian berisi
oksigen murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20 cm3 ( es balok berada dalam media
air bersama benih ikan ). Kantong plastik dengan volume 20 L bisa diisi ikan ukuran 5 cm
maksimal 1.500 ekor/kantong, dengan lama masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.

Gambar 2.1.1
kolam jantanisasi

 Memilih benih ikan konsumsi

Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan


budidaya ikan konsumsi. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis
kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan konsumsi jantan 40% lebih cepat dari pada ikan
konsumsi betina.

Budidaya ikan konsumsi secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif


dibanding campuran. Karena ikan konsumsi mempunyai sifat gampang memijah (melakukan
perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis
untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.

Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan konsumsi monosex. Bila sulit
mendapatkannya, bibit ikan konsumsi monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat
dalam artikel budidaya pembenihan ikan konsumsi.

 Persiapan kolam budidaya

Budidaya ikan konsumsi bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam
tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis
kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah
dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.

Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan
dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya
pembelian pakan buatan atau pelet.

Untuk memulai budidaya ikan konsumsi di kolam tanah, perlu langkah-langkah


persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran,
pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:

Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara
dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca.
Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak, namun
tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.

Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm.
Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur
hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.

Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah),
kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan konsumsi ada pada kisaran 7-
8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis
pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha,
untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.
Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah
sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar.
Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk
mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar
merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa
ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari.
Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di
lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan
alami ikan.

Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara


bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari.
Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk memberikan
kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga
ketinggian air mencapai 60-75 cm.

Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam
tanah untuk budidaya ikan.

 Penebaran benih ikan konsumsi

Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan
konsumsi. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan konsumsi sebanyak 15-30 ekor/m2.
Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300
gram/ekor.

Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya
agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan.
Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan konsumsi ke dalam air kolam. Biarkan
selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar
dan lepas dengan sendirinya.

 Pemeliharaan budidaya ikan konsumsi

Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam
kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling
penting dalam pemeliharaan budidaya ikan konsumsi adalah pengelolaan air, pemberian
pakan dan pengendalian hama penyakit.

 Pengelolaan air

Agar pertumbuhan budidaya ikan konsumsi maksimal, pantau kualitas air kolam.
Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan
pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.

Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan
memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang
ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan
air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada
kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
 Pemberian pakan

Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan konsumsi. Biaya pakan
merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan konsumsi. Berikan pakan
berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.

Ikan konsumsi membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil
sampel ikan konsumsi secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan
yang harus diberikan.

 Perhitungan dosis pakan budidaya ikan konsumsi:

Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan konsumsi berukuran 10-20 gram/ekor.

Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.

Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari

Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

 Pengendalian hama dan penyakit

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan konsumsi merupakan ikan yang tahan
banting. Pada situasi normal, penyakit ikan konsumsi tidak banyak mengkhawatirkan. Namun
bila budidaya ikan konsumsi sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan
penyakit harus diwaspadai.

Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang
menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih
kawasan kolam. Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan
konsumsi.

 Pemanenan ikan konsumsi

Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan konsumsi mulai dari penebaran benih
hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan konsumsi untuk pasar domestik
berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan konsumsi dari ukuran 10-20 gram
hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.
2.2 Manfaat Budidaya Ikan Konsumsi

Berikut beragam manfaat yang didapatkan baik bagi peternak maupun para konsumen:
a. Menjadi Sumber Pendapatan
Menjadi seorang petani budidaya ikan konsumsi adalah pilihan peluang usaha yang
menjanjikan dan akan memberikan kesempatan untuk menambah pendapatan.
Melakukan budidaya ikan konsumsi akan memberikan panen yang diperlukan oleh
masyarakat.
b. Kebutuhan Gizi
Melakukan budidaya ikan konsumsi adalah upaya berharga agar bisa memberikan kebutuhan
nilai gizi. Bahkan ini merupakan satu di antara upaya terbaik agar bisa memenuhi kebutuhan
protein hewani yang diperlukan oleh banyak orang.
c. Permintaan yang Tak Berkurang
Dengan melakukan budidaya ikan konsumsi berarti kita sudah membantu dalam
menyediakan stok atau pasokan ikan bagi masyarakat selain dari melakukan penangkapan
oleh para nelayan.
d. Kemudahan Perawatan
Berbeda dengan cara budidaya ikan hias cupang, melakukan budidaya ikan konsumsi akan
lebih mudah dan perawatan yang tidak terlalu sulit. Bahkan untuk melakukan budidaya ikan
konsumsi tidak terlalu membutuhkan banyak lahan. Bisa dioptimalkan dengan jenis lahan apa
pun nantinya.
e. Modal Usaha Minim
Manfaat lain dari membudidayakan ikan konsumsi adalah kemudahan dalam mengumpulkan
modal. Modal yang dibutuhkan tidak banyak bahkan terbilang cukup sedikit dan minim.
Hanya memerlukan lahan untuk kolam pembibitan, perawatan, dan nantinya bisa dipanen.
f. Pekerjaan yang Sederhana
Melakukan budidaya ikan konsumsi ini adalah pilihan terbaik jika ingin melakukan aktivitas
usaha yang menguntungkan, modal sedikit, dan perawatan yang mudah. Budidaya ikan
konsumsi ini tidak memerlukan banyak upaya dan usaha yang berat.
Budidaya ikan konsumsi merupakan jenis peluang usaha yang mudah dan bahkan bisa
ditekuni oleh siapa pun tanpa ada batasan umur. Bahkan ini merupakan peluang usaha bagi
yang masih belum bisa bekerja secara penuh atau menjadikannya usaha sampingan yang akan
menguntungkan.
Jadi, ini merupakan satu di antara jenis usaha menengah ke bawah yang bahkan bisa digeluti
oleh para mahasiswa.
g. Peralatan Tidak Sulit Ditemukan
Manfaat lain bagi sang peternak atau yang melakukan budidaya ikan konsumsi ini adalah
masalah peralatan yang mudah ditemukan bahkan tidak sulit untuk mencarinya.
Kamu hanya perlu menyiapkan lahan yang akan disulap atau dirombak menjadi beragam
kolam budidaya yang nantinya akan menampung bibit pembudidayaan ikan konsumsi
tersebut.
h. Mudah untuk Memasarkannya
Jenis ikan konsumsi adalah ikan yang akan selalu digunakan untuk makanan sehari-hari maka
ini akan lebih mudah mencari peluang pemasaran dan konsumen daripada ikan hias.
Ikan yang dapat dikonsumsi diperlukan banyak kalangan. Hasil panen ikan cukup dibawa ke
pasar terdekat maka sudah bisa mendapatkan konsumen di sana. Jadi, tidak lagi perlu sibuk
mencari konsumen yang akan membeli hasil dari budidaya ikan konsumsi tersebut.
i. Harga Jual yang Menguntungkan
Harga jual juga merupakan satu di antara manfaat bagi pembudidaya melakukan budidaya
ikan konsumsi. Ikan konsumsi diperlukan setiap waktu oleh masyarakat. dengan demikian
tidak akan ada perubahan maupun penurunan harga yang signifikan.

 Menambah nya peluang pekerjaan bagi pengangguran

Gambar 2.2.1

Pekerja Budidaya Ikan Konsumsi

 Menambah kas keluarga

 Merupakan usaha budidaya air twar yang menguntungkan

 Terjamin nya ikan konsumsi bagi pembeli

2.3 Wirausaha Dalam Budidaya Ikan Konsumsi

Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin menggiurkan. Menurut laporan
Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan
mencapai 19,6 kg per tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan
laut, namun pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan
tangkap.
 Budidaya ikan air tawar

Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional mencapai 12,39 juta
ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak 5,41 juta ton dan produksi
perikanan budidaya 6,98 juta ton.

Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar
menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah budidaya tambak air payau,
budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan budidaya jaring apung.

Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat yaitu berkisar
11 persen setiap tahun. Hal ini menujukkan ada gairah besar di masyarakat untuk
mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Tentunya pertumbuhan produksi ini
mengacu pada permintaan pasar yang terus meningkat.

• Jenis Ikan air tawar paling populer :

 Ikan mas

 Ikan lele

 Ikan nila

 Ikan Kerapu
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Usaha pemeliharaan Ikan Konsumsi di Desa Pardinggaran Kecamatan Laguboti


mempunyai prospek yang cukup baik dikembangkan, karena permintaan pasar yang
cenderung sangat meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang pula harganya yang
relatif murah dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air tawar lainnya di sekitar
Kecamatan Laguboti.

Pemeliharaan Ikan Konsumsi di kolam merupakan salah satu cara budidaya ikan yang
mudah dikembangkan di Kecamatan Laguboti karena wilayahnya yang banyak air dan sungai
serta pola budidaya ikan yang mulai digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber
pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga.

Makanan bagi Ikan Komsumsi juga tidak sulit, karena ia mau menyantap segala jenis
makanan alami ataupun buatan (pellet), bahkan diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia
mau juga. Ukuran benih ikan konsumsi biasanya 5-8 cm

3.2 Saran

Setelah masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan
penyakit. Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap
langsung hewan liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.

Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk
mempertahankan kualitas air, serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 28 oc.

3.2 Pesan dan Kesan

A. Pesan
Jangan takut sebelum mencoba , mencobalah dari yang terkecil walaupun menurut
pandangan lain terlalu kecil . Salah satu nya berwirausahalah dengan budidaya ikan air tawar.

B. Kesan

Dalam melakukan OBSERVASI ini kami menemukan kekompakan kebersamaan dalam


melakukan perjalan ke Wirausaha Budidaya Ikan Konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai