BAB I....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................6
BAB III................................................................................................................8
BAB IV.................................................................................................................9
BAB V................................................................................................................11
Daftar Pustaka..................................................................................................12
Lampiran...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Studi tingkat populasi kehidupan air di lingkungan sekolah dapat menjadi dasar penting
untuk meningkatkan kesadaran ekologi di kalangan siswa dan masyarakat sekolah. Perubahan
dalam lingkungan sekolah, seperti konstruksi kolam, perawatan taman, atau bahkan
penggunaan bahan kimia, dapat memengaruhi ekosistem air setempat. Melalui penelitian ini,
kita dapat mengidentifikasi dampak aktivitas sehari-hari di sekolah terhadap kehidupan air,
memberikan pemahaman tentang kerentanan ekosistem tersebut, dan merancang tindakan
konservasi yang dapat diadopsi di lingkungan sekolah. Dengan melibatkan siswa dalam
penelitian ini, kita juga dapat menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih baik dan
mendukung pendidikan berkelanjutan di sekolah.
Selain itu, penelitian mengenai tingkat populasi kehidupan air di lingkungan sekolah
dapat menjadi landasan untuk proyek-proyek edukatif yang melibatkan siswa secara aktif
dalam pengamatan, pengukuran, dan pemahaman terhadap ekosistem air lokal mereka.
Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan semacam itu, kita dapat mengembangkan rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini.
Selain aspek pendidikan, penelitian ini juga dapat memberikan informasi yang berharga
bagi pengelolaan sumber daya air di dalam dan sekitar area sekolah. Upaya konservasi air,
pemantauan kualitas air, dan penerapan praktik ramah lingkungan dapat menjadi kontribusi
positif dari sekolah terhadap lingkungan hidup.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai ekosistem air di lingkungan sekolah,
dapat terbentuk kesadaran kolektif akan perlunya menjaga keberlanjutan dan keberagaman
hayati di lingkungan sekolah, menciptakan lingkungan belajar yang lebih berkelanjutan dan
ramah lingkungan.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas maka dapat dipastikan bahwa rumusan-rumusan
masalah yang ada adalah sebagai berikut :
1.) Bagaimana tingkat populasi makhluk hidup air yang ada di kolam sekolah
MANSDA?
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan diantara lain adalah sebagai berikut :
1.) Mencari tahu terhadap tingkat populasi makhluk hidup air yang ada di kingkungan
sekolah MANSDA.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat utama dari penelitian yang dilakukan diantara lain adalah sebagai berikut :
1.) Memberikan wawasan terhadap tingkat populasi makhluk hidup air yang ada di
kolam sekolah MANSDA.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kehidupan
Kehidupan adalah ciri yang membedakan objek fisik dengan proses biologis
(organisme hidup) dari objek fisik yang tidak memiliki fungsi tersebut, baik karena
telah mati atau tidak pernah memiliki fungsi tersebut. Biologi merupakan ilmu yang
berkaitan dengan studi tentang kehidupan. Kehidupan manifestasi dalam berbagai
bentuk organisme di Bumi, seperti tumbuhan, hewan, fungi, protista, arkea, dan
bakteri. Organisme hidup mengalami metabolisme, mempertahankan homeostasis,
tumbuh, menanggapi rangsangan, bereproduksi, dan beradaptasi melalui seleksi alam.
Organisme kompleks dapat berkomunikasi, sementara sifat umum mereka melibatkan
sel berbasis karbon dan air, dengan organisasi kompleks dan informasi genetik yang
dapat diwariskan.
Hewan akuatik atau hewan air adalah hewan yang hidup, baik seluruh
hidupnya maupun sebagian hidupnya, dihabiskan di air.[1] Banyak serangga
seperti nyamuk, capung, dan lalat capung memiliki stadium larva yang hidup di air
dan kemudian bentuk dewasa yang bersayap. Hewan air dapat menghirup udara atau
mengekstrak oksigen dari air melalui organ khusus yang disebut insang atau secara
langsung melalui kulitnya. Dalam hubungannya dengan penyakit hewan, Organisasi
Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengelompokkan ikan, moluska, krustasea,
[2]
dan amfibi sebagai hewan akuatik.
Tumbuhan air juga disebut hidrofit adalah tumbuhan yang telah menyesuaikan
diri untuk hidup pada lingkungan perairan, baik terbenam sebagian atau seluruh
tubuhnya. Tumbuhan air tergantung hidupnya pada air, tidak sekadar tanah yang
becek dan kadang-kadang kering, meskipun istilah hidrofit dipakai juga untuk
tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan kondisi becek, namun sehari-hari tumbuh
pada kondisi tanah dengan kandungan air normal.
Kolam ikan adalah perairan terkendali, danau buatan, atau reservoir air yang
digunakan untuk memelihara sejumlah ikan untuk aktivitas budi daya
ikan, pemancingan rekreasi, atau hiasan. Kolam ikan untuk tujuan budi daya
merupakan hal yang umum berada di biara, pesantren, istana, dan komunitas lainnya
yang mampu menghidupi orang-orang di dalamnya secara subsisten.[1][2]
2.3 Hipotesis
Kolam Air yang ada di MANSDA merupakan kolam yang memiliki makluk hidup
yang beranekaragam karna lokasi nya yang strategis dan dapat meningkatkan peluang
bertahan hidup nya makhluk hidup yang ada disana.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
No Waktu Lokasi
1. 24/01/2024 ; 0.00 2 Kolam Ikan MAN Sidoarjo
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah:
"serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
4. Ikan Koi
Koi (鯉, bahasa Inggris: /ˈkɔɪ/, bahasa Jepang: [koꜜi]) atau secara spesifiknya koi berasal
dari bahasa Jepang yang berarti ikan karpet. Lebih spesifik lagi merujuk pada nishikigoi (錦
鯉), yang kurang lebih bermakna ikan karpet yang bersulam emas atau perak. Di Jepang, koi
menjadi semacam simbol cinta dan persahabatan. Ini karena koi merupakan homofon untuk
kata lain yang juga bermakna kasih sayang atau cinta. Ikan Koi adalah sejenis ikan yang
termasuk carp amur (Cyprinus rubrofuscus) yang mempunyai ornamen yang menarik dan
jinak. Seringkali ikan ini dianggap varian dari ikan mas (Cyprinus carpio) padahal secara
genetik berbeda keduanya berbeda. Koi biasanya dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan
keindahkan dan keberuntungan di dalam rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air,
karena ikan koi dipercaya membawa keberuntungan. Karena ikan koi berkerabat dengan ikan
mas, dan oleh karena itu di Indonesia banyak orang menyebutnya ikan mas koi.
5. Ikan Lele
Lele atau ikan keli, adalah suatu keluarga ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah
dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang
panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini banyak dikonsumsi karena
rasanya yang enak jika dimasak dan biasanya digoreng atau dibakar[1].
6. Ikan Mas
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang memiliki nilai
ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia, ikan mas mulai
dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas
yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten" dan "ikan
mas majalaya" merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan
mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya[2]. Masyarakat
Indonesia sudah tidak asing dengan ikan air tawar ini. ada yang memeliharanya sebagai ikan
hias, tapi ada juga yang mengomsumsinya sebagai santapan yang lezat[3].
7. Hairgrass
Agrostis scabra adalah spesies rumput umum yang dikenal dengan nama umum rumput
rambut,[2] rumput bengkok kasar,[3] rumput bengkok kasar,[2] rumput bengkok musim
dingin,[2] dan rumput ticklegrass.[4] Tumbleweed,[4][5] merupakan rumput tandan yang
berasal dari Asia dan sebagian besar Amerika Utara, dan dikenal luas di tempat lain sebagai
spesies pendatang.
BAB V
SIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil dari pengamatan kami, bahwa disetiap kolam pasti memiliki yang namanya
biota air. Mau itu hewan maupun tumbuhan, mereka saling melengkapi. Dan juga besar kecil
kolam mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup, kolam yang lebih kecil akan
memiliki sedikit keanekaragaman dan kolam yang lebih besar memiliki lebih banyak
keanekaragaman.
5.2 Saran
Jika ingin membuat sebuah kolam atau memelihara hewan air sebaiknya diberi
tumbuhan juga, bisa berupa lumut atau yang lain dikarenakan mereka (tumbuhan air) juga
dapat menyeimbangkan ekosistem di dalam kolam.
Daftar Pustaka
https://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page
Lampiran