Kegiatan Belajar 1
perikanan adalah ilmu yang mempelajari ikan (dan biota air lainnya) sebagai
sumberdaya yang dapat dipanen oleh manusia. Secara umum pengetahuan
biologi perikanan yang perlu diketahui adalah seksualitas, tingkat
kematangan gonad, fekunditas, ruaya, pemijahan, daur hidup, kebiasaan
makan dan cara memakan, persaingan dan pemangsaan, umur, pertumbuhan,
pendugaan populasi, natalitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian),
pemanenan, dan managemen perikanan. Kebiasaan makan (food habits) dan
cara memakan (feeding habits) adalah berbeda, kebiasaan makan ialah
kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Berdasarkan variasi
makanannya, maka dikenal ikan euryphagic (eurifagus) yang memakan
bermacam-macam makanan, stenophagic (stenofagus) yang memakan
sedikit macam makanan, dan monophagic (monofagus) yang memakan
hanya satu macam makanan. Cara makan ikan dilakukan dengan
menggunakan mata, pembauan, dan persentuhan. Pertumbuhan ikan
diketahui dengan pertambahan ukuran berat dan panjang dalam suatu waktu
tertentu. Pertumbuhan populasinya diketahui dengan penambahan
jumlahnya. Parameter populasi terdiri atas: kelimpahan, pola distribusi dan
struktur umur, pertumbuhan dalam jumlah/biomasa, serta kecepatan natalitas
dan mortalitas. Parameter individu terdiri atas: ukuran, morfologi,
pertumbuhan dalam panjang atau bobot, natalitas dan mortalitas.
Para ahli gizi menyatakan bahwa ikan sebagai sumber protein yang
tinggi karena mengandung asam amino penting yang semuanya diperlukan
oleh manusia. Ikan air tawar mengandung protein 15-24%, sedangkan ikan
air laut mengandung protein 9-29%. Dari biologi perikanan akhirnya
berkembang industri perikanan, yang antara lain mencakup teknologi
budidaya, teknologi penangkapan, dan pasca panennya. Zona ekonomi
eksklusif (ZEE) diperkirakan seluas 5,8 juta km2 yang terdiri atas: perairan
laut territorial seluas 0,3 juta km2, perairan nusantara seluas 2,8 juta km2, dan
ZEE Indonesia sebesar 2,7 juta km2. Pada ZEE memiliki 6.000 spesies ikan
yang belum diidentifikasi, sehingga merupakan tantangan bagi ahli biologi
dan ahli perikanan Indonesia untuk meneliti agar dapat dimanfaatkan bagi
kesejahteraan umat manusia. Tujuan utama pengelolaan sumberdaya hayati
perikanan ditinjau dari segi biologi ialah konservasi stok ikan untuk
menghindari penangkapan yang berlebihan, namun yang diharapkan adalah
hasil tangkap maksimum yang lestari (maximum sustainable yield = MSY).
Para pelaku ekonomi kurang sepaham dengan MSY sebagai tujuan utama dan
menyarankan hasil tangkapan maksimum lestari secara ekonomi atau
BIOL4214/MODUL 1 1.5
B. KIMIA ANORGANIK:
Air raksa
Aluminium
Arsen
Barium
Besi
Fluorida
Kadmium
Kesadahan CaCO3
Klorida
Kromium valensi 6
Mangan
Natrium
Nitrat sebagai N
Nitrit sebagai N
Perak
pH
Selenium
Seng
Sianida
Sulfat
Sulfida sebagai H2S
Tembaga
Timbal
KIMIA ORGANIK:
Aldrin dan dieldrin
Benzene
Benzo (a) pyrene
Chlordane
Chloroform
2,4 D
DDT
Deterjen
1,2 Discloroethane
1,1 disclorothene
Heptachlor & Hepoxide
Hexachloro benzene
BIOL4214/MODUL 1 1.7
Gamma-HCH (lindane)
Methoxychlor
Pentachlorophenol
Pestisida total
2,4,6 Urichlorophenol
Zat Organik (KMnO4).
C. MIKROBIOLOGIK:
Koliform tinja
Total kolifom
D. RADIOAKTIVITAS:
Aktivitas alpha (Gross Alpha Activity)
Aktivitas beta (Gross Beta Activity)
badan-badan perairan, hal ini karena perairan dianggap sebagai suatu sarana
yang paling mudah dan murah untuk membuang limbah. Perairan yang
terkena limbah berdampak terhadap biota yang ada di perairan tersebut. Pada
air tercemar, biota yang tidak tahan mengalami kematian, organisme patogen
(yang menyebabkan penyakit) melimpah, sementara biota yang tahan
mengakumulasi bahan-bahan yang tidak larut dalam air, misalnya logam
berat. Apabila biota tersebut dikonsumsi manusia, maka sangat
membahayakan bagi kesehatan, karena terakumulasi dalam jaringan tubuh.
Atas dasar inilah diperlukan perlindungan terhadap lingkungan perairan
agar pemanfaatan perairan tidak terganggu. Untuk itu, diperlukan
pengetahuan khusus mengenai biologi organisme air bersih dan air untuk
industri sebagai dasar pengelolaan perairan.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumberdaya perairan laut
yang luas. Demikian pula Indonesia juga memiliki sumberdaya perairan
darat, yang juga cukup luas, meliputi: danau, waduk dan sungai, serta
pertemuan antara perairan laut dan perairan darat (estuaria). Sumberdaya
perairan tersebut sangat mendukung potensi sumberdaya hayati yang dapat
dimanfaatkan bagi manusia. Kegiatan yang sudah sejak zaman dahulu
dilakukan adalah usaha penangkapan ikan dan kemudian berkembang dengan
penangkapan berbagai biota lain, seperti: kepiting, udang, kerang, rumput
laut, dan lain-lain. Seiring meningkatnya jumlah penduduk, kegiatan
penangkapan ikan berkembang dengan pesat mengakibatkan hasil
penangkapan menjadi menurun, karena laju penangkapan yang tidak
sebanding dengan laju pertumbuhan ikan. Berbagai kegiatan budidaya
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang meningkat. Berkaitan
dengan budidaya ini banyak sumberdaya perairan yang dimanfaatkan secara
berlebihan dan pada akhirnya juga menurunkan produksinya, karena perairan
tidak mampu mendukung budidaya yang meningkat tersebut. Di lain pihak,
penurunan produksi ikan juga diakibatkan menurunnya kualitas air karena
buangan limbah dari berbagai kegiatan manusia terutama industri dan
pertambangan yang masuk ataupun mempengaruhi sumberdaya perairan.
Banyak daerah aliran sungai yang merupakan daerah tangkapan air di
Indonesia dalam keadaan kritis karena banyak lahan kritis akibat penebangan
hutan dan perubahan tata guna lahan di bagian hulu sungai. Selain itu, banyak
sungai, danau, perairan laut, dan perairan estuari yang kualitas airnya
menurun akibat tercemar air limbah. Hal ini terlihat dari kondisi sungai yang
keruh dan banjir di saat musim hujan, dan kering di saat musim kemarau.
BIOL4214/MODUL 1 1.9
Gambar 1.1.
Kedudukan hidrobiologi dengan ilmu-ilmu perairan lainnya
(Uhlman, 1979).
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Hidrobiologi mempelajari semua yang hidup di air. Dengan
perkataan lain hidrobiologi adalah bagian dari ilmu biologi yang
memperhatikan organisme di perairan, sehingga dikatakan sebagai
biologi perairan. Dalam hidrobiologi dipelajari berbagai macam aspek
kehidupan organisme di air, termasuk lingkungan tempat hidupnya.
Organisme air yang dimaksudkan dalam hidrobiologi adalah semua
makhluk hidup yang hidup di perairan tawar, payau, maupun asin, dari
tingkat yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Sebagai bagian dari komponen perairan maka untuk mempelajari
hidrobiologi tidak dapat lepas dari ekologi perairan, yaitu suatu cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajari kaitan antara organisme dengan
lingkungan perairan di mana organisme tersebut hidup. Hidrobiologi
juga sangat erat kaitannya dengan oceanografi dan limnologi yang
mempelajari biota laut dan biota perairan darat.
Dalam biologi perikanan, berbagai biota air telah dikembangkan
untuk dibudidayakan, antara lain: berbagai jenis ikan, udang, kerang,
kepiting, rumput laut, plankton, dan bentos. Terdapat berbagai parameter
yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan air minum, yaitu:
parameter organoleptik, fisik, kimia, radioaktivitas dan mikrobiologi.
Ada tiga kelompok mikroorganisme perairan, yaitu: protozoa, virus,
dan bakteri sebagai sumber penyakit yang dapat dipindahkan lewat air
BIOL4214/MODUL 1 1.11
TES F OR M AT IF 1
8) Bakteri yang menjadi parameter yang harus diukur dalam air baku air
minum adalah ....
A. Salmonella paratyphyi
B. Entamoeba histolitica
C. Faecal coliform
D. Shigella sonnei
10) Pada air minum dapat tercemar bakteri penyebab sakit disentri yaitu ....
A. Shigella flexneri
B. Escherechia coli
C. Salmonella paratyphyi
D. Mycobacterium tuberculosis
BIOL4214/MODUL 1 1.13
Kegiatan Belajar 2
lapangan tidak bisa dihindari adanya variabilitas yang tinggi, tetapi hasilnya
langsung dapat digunakan untuk masalah yang dihadapi. Studi kultur murni
menggunakan satu spesies dari alga, avertebrata atau ikan mempunyai
keuntungan rendah variabilitas tetapi kerugiannya adalah penerapan yang
terbatas di lapangan. Kegunaan dan kelemahan dari pendekatan ketiga,
menggunakan analogi atau skala model dari ekosistem akuatik terletak
diantara dua cara pendekatan tersebut. Ada dua keuntungan dari metode
analogi. Pertama, model ekosistem secara keseluruhan dapat dengan mudah
dilakukan eksperimen yang memungkinkan sebagai prediksi di masa
mendatang. Kedua, desain ekperimen dapat diubah untuk memberikan
tingkat keakuratan yang diperlukan oleh para peneliti. Sebagai contoh suatu
model analogi dari plankton, zooplankton atau avertebrata bentik dapat
secara fisik dicegah untuk berkembang secara tepat hubungannya antara alga
dan nutrien tanpa efek komplikasi. Manipulasi danau secara keseluruhan
adalah suatu metode yang sangat baik dalam penelitian limnologi.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Sejarah perkembangan hidrobiologi dimulai dari tulisan Euclid (+
300 SM), tentang optik, yang selanjutnya mengilhami penemuan
kehidupan organisme yang tidak terlihat oleh mata, yang antara lain
dilakukan oleh Anton Van Leeuwenhoek yang pada tahun 1674 yang
menemukan Spirogyra. Didapatkannya berbagai variasi hewan di laut
telah mendorong berkembangnya pengetahuan tentang oceanografi, dan
selanjutnya juga membantu perkembangan pengetahuan tentang perairan
tawar (limnologi).
Perkembangan hidrobiologi selanjutnya, dengan ditemukannya
plankton pada tahun 1845 oleh Johannes Muller, selanjutnya Peter
Erasmus meneliti crustacea mikroskopis pada danau-danau di Swis.
Plankton yang diadapatkan oleh Johannes Muller, diperkenalkan oleh
Hensen pada tahun 1887 yang menggambarkan bahan organik suspensi
yang terbawa arus, angin, dan pasang surut. Ernst Haeckel
mendefenisikan plankton sebagai organisme mikroskopis yang
melayang-layang dalam air dan mudah terbawa oleh arus air. Organisme
ini penting dalam pola rantai makanan di perairan, terutama fitoplankton
yang menjadi produsen primer yang paling berperan di perairan.
Setelah banyak penelitian dilakukan di danau-danau, pada tahun
1860 JR Lorenz memelopori penelitian di daerah estuaria di Elbe,
Jerman. Sementara di Amerika Serikat penelitian tentang danau diawali
oleh Louis Agassive pada tahun 1850 di danau Superior, dan akhirnya
berkembang dengan mantap dan terbit pula buku pertama tentang
limnologi dibuat oleh Paul S Welch pada tahun 1935.
Tahun 1948 berdiri suatu organisasi yang mewadahi penelitian
tentang hidrobiologi, yaitu The American Society of Limnological and
Oceanography dan mempublikasikan jurnal limnologi dan oseanografi.
Pada saat sekarang hidrobiologi juga berperan dalam mendasari
penelitian untuk kepentingan jangka panjang.
1.20 HIDROBIOLOGI
TES F OR M AT IF 2
Kegiatan Belajar 3
60-80% energi potensial hilang sebagai panas, oleh karena itu rantai makanan
dalam satu deretan jumlahnya terbatas, biasanya 4-5 tingkat. Lebih pendek
rantai makanan, maka lebih banyak energi yang tersedia yang dapat
dimanfaatkan.
Ada dua tipe dasar rantai makanan (food chains) yaitu:
a. Grazing Food Chains, yang berasal dari tumbuhan ke herbivora
(pemakan tumbuhan) dan kemudian ke karnivora (pemakan hewan).
b. Detritus Food Chains, yang berasal dari unsur-unsur organik ke
mikroorganisme, kemudian ke detritivora (pemakan detritus) dan
predatornya.
Rantai makanan bukan merupakan suatu deretan yang terpisah, tetapi
saling berhubungan antara satu dengan lainnya, hal ini sering disebut dengan
jaring-jaring makanan (food web). Dalam suatu komunitas alam yang
kompleks, organisme yang makanannya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
dengan jumlah tingkat yang sama dikatakan memiliki tingkat tropik yang
sama. Dengan demikian tumbuhan hijau (sebagai produsen) menduduki
tingkat tropik I, herbivora (sebagai konsumen primer) menduduki tingkat
tropik II, karnivora primer (sebagai konsumen sekunder) menduduki tingkat
tropik III, dan karnivora sekunder (sebagai konsumen tersier) menduduki
tingkat tropik IV. Suatu spesies tertentu, mungkin menduduki satu atau
lebih tingkat tropik tergantung dari sumber energi yang diasimilasinya
(Gambar 1.2.).
1.28 HIDROBIOLOGI
Siklus mineral
Gambar 1.2.
Bagan perpindahan mineral dan energi dalam suatu ekosistem perairan
b. Daerah arus lambat, daerah ini arus air lemah dan memiliki
kedalaman tertinggi dari wilayah riam. Partikel-partikel di daerah ini
memungkinkan untuk mengendap. Pada mintakat lubuk,
memperlihatkan cara hidup dengan membuat liang dalam dasar
tepian sungai, seperti nimfa Hexagenia sp. dan nimfa Progomphus
sp.
3. Dengan bagian bawah tubuh yang lekat. Jasad-jasad hewani yang dapat
melekat pada permukaan substrat, contohnya: berbagai jenis siput dan
cacing pita.
4. Dengan bentuk tubuh yang sesuai, dengan habitat hidupnya. Dengan
demikian terlihat bagian anterior lebih lebar daripada bagian posterior.
Hal ini meminimalkan tahanan terhadap air yang bergerak di permukaan
tubuh.
5. Dengan bentuk tubuh yang pipih. Jasad-jasad hewani yang memiliki
bentuk tubuh yang pipih yang memungkinkan mereka berlindung di
bawah batuan atau celah-celah di dasar perairan. Contohnya adalah
nimfa Ephemeroptera dan Plecoptera.
6. Rheotaksis positif, hampir semua hewani yang hidup dalam habitat riam
memiliki kemampuan adaptasi tubuhnya sedemikian rupa, sehingga
tubuhnya sejajar dengan arah arus, dan kepalanya menghadap ke arah
datangnya arus.
7. Thigmotaksis positif, hewan yang hidup pada habitat riam yang
mempunyai pola tingkah laku lain, seperti: merapatkan diri atau
melekatkan diri pada suatu permukaan. Contohnya adalah nimfa
Ephemeroptera.
Pada dasarnya adaptasi organisme terhadap lingkungan perairan yang
berarus, diduga terjadi lewat dua cara, yaitu: (1) struktur tubuh mengalami
spesialisasi dan reaksi-reaksi faal. Hal ini dapat terjadi pada berbagai ordo
dan famili yang secara alami tidak mengalami adaptasi lewat seleksi alamiah,
contohnya Diptera, pada perkembangan filogenetik, seperti alat pelekat dan
lipatan kulit. (2) organisme yang semula memang telah memiliki bentuk atau
fungsi yang sesuai dengan habitat riam.
Adaptasi struktural dari tumbuhan air merupakan suatu upaya
peningkatan daya apung atau mempertahankan diri dalam lingkungan
perairan. Adaptasi struktural untuk setiap jenis tumbuhan air berbeda-beda,
antara lain:
1. Water starwort (Callitriche platycarpa), jenis ini mengurangi jaringan
kayunya untuk muncul di permukaan air dan mempunyai roset daun
yang mengambang pada permukaan untuk membantu menyanggah
tangkai yang tipis dan ringan sehingga tetap berada di permukaan air.
Adapun daun-daun yang berada di dalam air ukurannya lebih kecil dan
runcing.
1.32 HIDROBIOLOGI
2. River crowfoot (Ranunculus fluitans), jenis ini tumbuh pada sungai yang
berarus deras dengan bentuk daun seperti benang yang melekat pada
tangkai panjang yang menjulur sedikit melawan arus. Disini terlihat
reduksi daun yang nyata.
3. Water crowfoot (Ranunculus aquatilis), jenis ini tumbuh pada sungai
yang berarus lambat dengan dua tipe daun. Daun yang berada di bawah
permukaan air adalah kecil dan terbelah, sedangkan daun yang
mengapung adalah lebar dan palmatus (seperti daun tumbuhan darat).
4. Leaves of Arrowhead (Sagittaria sagittifolia), jenis ini mempunyai daun
yang terendam dalam air dengan bentuk kecil (seperti rumput) sebagai
syarat untuk hidup dalam perairan yang berarus, sedangkan daun yang
berada pada permukaan air berbentuk ovatus dan selanjutnya
berkembang menjadi kecil dan kaku.
5. Water lilies (Nymphaea alba), jenis ini memperlihatkan keanehan yang
lain, dimana stomata umumnya terbatas pada permukaan bagian atas
daun, sehingga dapat langsung berhubungan dengan udara.
6. Amphibious persicaria (Polygonum amphibium) dan Floating
pondweed (Potamogeton natans), kedua jenis ini mempunyai daun-daun
yang mengapung pada permukaan air yang berfungsi untuk menyanggah
bunga.
7. Water violet (Hottonia palustris), jenis ini hanya tumbuh di dekat
permukaan air pada saat batang berbunga dengan pangkal daun berbelah
tebal dan kusam. Dalam kondisi ekstrim, tidak terdapat daun-daun yang
mengapung dan tumbuhan seluruhnya gugur tenggelam, namun ada
organ yang khusus membawa bunga ke permukaan.
8. Curled pondweed (Potamogeton crispus), jenis ini memproduksi turions
dalam bentuk kuncup lain yang patah dari induknya dan tumbuh akar-
akar dan daun-daun segar.
9. Frogbit (Hydrocharis morsusranae), jenis ini mengembangkan turion
seperti kuncup yang kuat pada pangkal stolon di dalam air yang cukup
panjang.
Ada beberapa jenis tumbuhan air yang hanya terdapat pada kondisi
lingkungan tertentu. Jenis tumbuhan, seperti Juncus fluitans, Potamogeton
polygonifolius, dan Myriophyllum alterniflorum hanya ditemukan pada
perairan air lunak (soft water). Selanjutnya jenis tumbuhan Juncus fluitans
dan Labelia dortmanna ditemukan pada perairan sungai yang asam (pH
rendah), sedangkan jenis Apium nodiflorum, Berula angustifolia, Nasturtium
offinale, dan Myosotis palustris ditemukan pada perairan sungai yang
calcaceus (pH tinggi).
1.34 HIDROBIOLOGI
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Organisme di perairan dapat diklasifikasikan berdasarkan: struktur
trofik, modus hidupnya, dan kedudukannya dalam rantai makanan.
Berdasarkan struktur trofik, organisme dibedakan menjadi: autotrof,
heterotrof/makrokonsumen, dan dekomposer/mikrokonsumen.
Berdasarkan modus hidupnya, organisme dikelompokan menjadi:
plankton, nekton, bentos, perifiton, dan neuston. Berdasarkan rantai
makanan, organisme dikelompokan dalam grazing food chain dan
detritus food chain.
Plankton dapat ditangkap dengan jaring plankton (plankton net) dan
disebut dengan plankton jaring (net plankton), sedangkan organisme
BIOL4214/MODUL 1 1.35
TES F OR M AT IF 3
C. nekton
D. neuston
5) Jasad-jasad nabati atau hewani yang hidup melekat pada vegetasi air atau
benda yang terletak di atau muncul ke luar dari permukaan dasar
perairan disebut dengan ….
A. bentos
B. plankton
C. nekton
D. perifiton
Tes Formatif 1
1) B benar, hidrobiologi adalah pengetahuan yang mempelajari
kehidupan organisme di air laut, air danau, air sungai, dan
akuarium.
2) B benar, yang dipelajari dalam hidrobiologi adalah kehidupan hewan
dan tumbuhan yang hidup di air.
3) B benar, pasir laut tidak termasuk sumberdaya hayati perairan
4) D benar, satu hal yang kurang bijaksana pengetahuan tentang biota
air yang mendukung dalam pengelolaan ekosistem perairan adalah
penebangan hutan-hutan bakau untuk pemukiman merupakan.
5) C benar, transportasi air merupakan objek yang tidak dipelajari
dalam hidrobiologi.
6) C benar, parameter organoleptik dalam air minum, antara lain: rasa,
bau, warna.
7) D benar, bakteri yang merupakan sumber penyakit antara lain:
Salmonella paratyphyi, Vibrio cholera, dan Escherichia coli.
8) C benar, bakteri yang menjadi parameter dan harus diukur dalam air
baku air minum adalah Faecal coliform.
9) D benar, maksimum jumlah total coliform yang diperbolehkan untuk
air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah
100 individu/100 mL.
10) A benar, bakteri penyebab sakit disentri pada air minum yang
tercemar yaitu Shigella flexneri.
Tes Formatif 2
1) C benar, plankton adalah hewan dan tumbuhan kecil yang melayang-
layang terbawa arus yang dapat tertangkap oleh plankton net.
2) B benar, awal perkembangan hidrobiologi di pengaruhi oleh berbagai
penemuan, antara lain: ditemukannya mikroskop, ditemukannya
plankton net, dan berkembangnya oceanografi.
3) A benar, ahli yang memperkenalkan istilah plankton pertama kali
adalah Johannes Muller.
BIOL4214/MODUL 1 1.39
Tes Formatif 3
1) B benar, organisme yang mampu menghasilkan makanan sendiri
disebut autotrof.
2) B benar, organisme pengurai disebut dengan dekomposer.
3) A benar, jasad-jasad nabati atau hewani yang hidup di permukaan
dasar perairan atau di dalam dasar perairan disebut dengan bentos.
4) C benar, ikan termasuk kelompok organisme nekton.
5) D benar, jasad-jasad nabati atau hewani yang hidup melekat pada
vegetasi air atau benda yang terletak di atau muncul keluar dari
permukaan dasar perairan disebut dengan perifiton.
6) C benar, organisme pemakan tumbuhan disebut dengan herbivora.
7) C benar, pada tiap transfer terdapat energi yang hilang sebagai panas
sebanyak 60-80%.
8) C benar, pada umumnya dalam satu deret rantai makanan berjumlah
4-5 tingkat.
9) A benar, rantai makanan dari tumbuhan ke herbivora dan ke
karnivora adalah grazing food chains.
10) B benar, bahan organik ke mikroba dan ke detritivora adalah detritus
food chains.
1.40 HIDROBIOLOGI
Glosarium
Daftar Pustaka
Payne, A.I. 1986. The Ecology of Tropical Lakes and Rivers. John Willey
and Sons. Chichester.
Suthers, I.M. and D. Rissik. 2009. Plankton, A Guide to Their Ecology And
Monitoring. Csiro Publ. Collingwood.
Wehr, J.D. and R.G. Sheath. 2003. Freshwater Algae of North America,
Ecology and Classification. Academic Press. Amsterdam.
Welch, P.S. 1952. Limnology. Mc Graw Hill Book Company, Inc. New York.
Wetzel, RG. 2001. Limnology. Lake and River Ecosystems. Academic Press.
San Diego.