PENDAHULUAN
Fisiologi hewan air mempelajari tentang apa yang dilakukan oleh mahluk
hidup yang terdiri dari organisme heterotrof uniseluler dan multiseluler
yang habitatnya adalah lingkungan perairan dan bagaimana mereka
melakukannya agar dapat lulus hidup dan dapat mengatasi beragam
tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga dapat mempertahankan
eksistensinya. Yang dilakukan oleh hewan air untuk mempertahankan
eksistensinya tersebut meliputi makan yang meliputi pencernaan,
absosrpsi sari makanan dan metabolisme serta pemanfaatan energi yang
diperoleh dari makanan tersebut; respirasi; sistem sirkulasi; ekskresi;
osmoregulasi; reproduksi; pergerakan dan koordinasi. Jadi fisiologi
hewan air juga mempelajari bagaimana hal-hal tersebut dilakukan oleh
organisme heterotrof yang hidup di perairan dan aspek-aspek yang
mempengaruhinya.
Pendahuluan
Hewan air ada yang hidup di perairan dangkal dan ada pula yang hidup di
perairan dalam. Kesemuanya membutuhkan pakan untuk kehidupannya.
Nutrisi akan membahas mengenai tipe-tipe pakan, komponen-komponen
pakan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan hewan air
dan bagaimana hewan air memperoleh pakannya. Setelah pakan
diperoleh maka selanjutnya pakan tersebut mengalami pencernaan baik
secara fisik maupun kimia. Pembahasan pencernaan akan mencakup
kedua macam pencernaan tersebut serta pencernaan ekstraseluler dan
intraseluler.
Pakan adalah material yang setelah ditelan oleh hewan air dapat dicerna,
diserap dan digunakan untuk kehidupannya. Dalam pengertian umum
kita memberi batasan pakan untuk menerangkan sesuatu yang dapat
dimakan. Sebagai contoh rumput laut adalah pakan, namun tidak semua
komponen yang terkandung didalamnya dapat dicerna. Batasan kata
“pakan” digunakan untuk pengertian umum, oleh karena itu dalam buku
ini komponen-komponen yang dapat digunakan oleh hewan air
selanjutnya akan disebut sebagai “nutrisi”. Kata nutrisi berasal dari
bahasa Inggris “nutrient”. Nilai nutrisi suatu makanan pada umumnya
tergantung pada kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, kadar air dan energi. Kebutuhan nutrisi bagi hewan air, misalnya
ikan terutama kandungan proteinnya umumnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jenis unggas maupun mamalia yang hidup di darat.
4
Ikan omnivora memakan tanaman maupun hewan air lainnya. Usus ikan
omnivora berukuran sedang, lebih pendek dari usus ikan herbivora tetapi
lebih panjang dari usus ikan karnivora. Yang termasuk ikan omnivora
diantaranya ikan karper (Cyprinus carpi) dan ikan lele (Clarias sp.)
Bagi hewan yang hidup dalam perairan yang terlalu dalam, pemenuhan
kebutuhan pakannya tidak terlalu sulit untuk diperoleh. Tetapi bagaimana
hewan yang hidup di dasar laut, tanpa penetrasi matahari memenuhi
kebutuhan pakannya? Nampaknya mereka dapat mengatasi masalah
tersebut dengan cara sebagai berikut:
?? Memanfaatkan energi kimia dari oksidasi H2 S, bukan energi
matahari.
?? Enzim untuk metabolisme sulfur dan pembentukan adenosin trifosfat
(ATP) dari energi kimia yang diperoleh dari oksidasi hidrogen
sulfida. Ini menghasilkan energi kimia tetapi tidak memberikan
senyawa karbon yang dibutuhkan bagi pertumbuhan.
?? Senyawa organik diperoleh melalui fiksasi karbondioksida yang
dilakukan dengan bantuan energi kimia dari oksidasi sulfida.
5
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter dan benzen. Lemak
merupakan konstituen pakan yang merupakan sumber kalori tinggi dan
mengandung vitamin yang larut dalam lemak serta mengandung asam-
asam lemak esensial.
Perbedaan antara lemak pada hewan berdarah panas dan lemak pada
hewan berdarah dingin adalah karena rendahnya temperatur lingkungan
yang digunakan sebagai media hidup ikan dan kebutuhan lemak yang
lebih lembut untuk menjaga plastisitas selaput sel yang kaya akan
fosfolipida. Ikan membutuhkan asam-asam lemak essensial yang berbeda
dari yang dibutuhkan oleh binatang berdarah panas. Asam-asam lemak
tak jenuh pada ikan mempunyai proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan hewan darat, khususnya asam lemak omega 3.
Asam-asam lemak tertentu biasanya telah tersedia dalam pakan dan akan
mempengaruhi pola lemak pada ikan. Lemak pada ikan laut berbeda dari
ikan air tawar karena sumer pakannya berbeda. Setiap spesies juga
berkecenderungan memopunyai pola lemak yang berbeda.
asam askorbat per kilogram pakan, sedangkan untuk udang adalah 100
miligram asam askorbat per kilogram pakan (National Research Council,
1993; D’Abramo & Conklin, 1995; Merchie et al., 1997). Defisiensi
vitamin C pada ikan diantaranya mengakibatkan lordosis (lihat Tabel
2.1.). Lordosis diakibatkan oleh pemecahan kolagen vertebral. Pada
udang dari Familia Penaeidae vitamin C merupakan nutrisi essensial dan
defisiensi vitamin C dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat,
konversi pakan rendah, frekuensi pergantian kulit (molting) rendah atau
pergantian kulit tidak sempurna, mudah stress, sintesis kolagen tidak
lengkap dan proses penyembuhan yang lama, luka hitam dibawah
kerangka luarnya dan mortalitas tinggi. Kebutuhan vitamin C pada
Penaeus japonicus berkisar antara 3.000 – 10.000 miligram per kilogram
pakan, bila sumber vitamin C yang digunakan adalah asam L-askorbat
(He & Lawrence, 1993).
Selain vitamin, beberapa unsur mineral penting bagi ikan dan hewan air
lain. Empat unsur yang peling umum pada hewan air adalah oksigen,
karbon, hidrogen dan nitrogen. Mineral yang penting pada ikan adalah
Fe ++ dan Ca++. Ion-ion sodium, kalium, klorida dan bikarbonat juga
penting bagi hewan air. Konsentrasi Na+, dan Cl- harus dipelihara
konsentrasi normalnya agar keseimbangan osmotik terjaga.
10
Pencernaan
Molekul pakan yang besar dan kompleks harus dipecah menjadi molekul
yang lebih kecil dan sederhana agar dapat diabsorpsi dan selanjutnya
digunakan dalam tubuh hewan. Pemecahan molekul ini dilakukan dengan
cara pencernaan.
Pencernaan protein
Pada hewan air pencernaan protein membutuhkan enzim protease sebagai
katalisator. Enzim protease yang utama pada udang misalnya, adalah
tripsin dan kemotripsin. Tripsin memecah rantai dala m peptida yang
berdekatan dengan asam amino basal, sedangkan kemotripsin memecah
protein pada asam amino aromatik. Asam amino basal yang utama adalah
lisin dan arginin, sedangkan asam amino aromatik utama adalah tirosin
dan fenilalanin. Selama pemanasan dapat menyebabkan mutu kedua
kelompok asam amino ini menurun.
Pencernaan lemak
Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik. Pada hewan air lemak merupakan konstituen pakan yang
menghasilkan energi tinggi. Lemak dalam pakan mengandung vitamin
yang larut didalamnya dan asam lemak. Pada hewan air lemak
dicernakan dengan enzim lipase. Pada berbagai spesies ikan lipase
disekresikan pada pankreas. Tetapi enzim lipase juga terdapat dalam
mukosa.
Pencernaan karbohidrat
Enzim yang penting dalam pencernaan karbohidrat adalah amilase yang
bekerja pada amilum dan memecahnya menjadi maltosa dan kemudian
maltase memcahnya menjadi glukosa dengan proses pencernaan kimiawi.
Pada manusia amilase disekresi oleh kelenjar saliva dan pankreas. Pada
hewan air misalnya pada ikan-ikan karnivora amilase disekresi dari
pankreas, sedangkan pada ikan herbivora enzim amilase disekresi dari
15
Absorpsi
Pakan yang telah dicernakan dan telah berukuran cukup kecil akan
diserap untuk kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkannya. Pada Crustacea khususnya udang pakan yang sudah
dicerna diserap oleh dinding usus tengah. Penyerapan glisin dan lisin
pada Penaeus marginatus dilakukan secara aktif dengan media
pembawanya yaitu sodium (Na+). Asam amino dan molekul pakan lain
yang telah memasuki aliran darah akan mengalami metabolisme dalam
sel-sel tubuh hewan.
16
Darah
Beberapa hewan air seperti halnya hewan darat memiliki darah yang
berfungsi sebagai pengangkut. Senyawa yang diangkut dalam darah
meliputi:
?? Gas-gas respiratori O2 dan CO 2.
?? Nutrien, yang ditransportasi, sebagai contoh, dari saluran
gastrointestinal ke organ penyimpan dan dari organ penyimpan ke
lokasi penggunaan.
?? Limbah, misalnya urea diangkut dari hati ke ginjal dan CO2
diangkut dari jaringan ke organ pertukaran gas.
?? Sel-sel darah khusus, contohnya sel darah putih yang berperan
dalam kekebalan dan reaksi pertahanan dan trombosit yang
berperan dalam pembekuan darah.
?? Hormon. Kadang-kadang hormon diangkut terlekat pada molekul
pengangkut biasanya protein, mekanisme ini digunakan
pengangkutan hormon steroid.
?? Panas dapat dipindahkan antara lingkungan dan tubuh organisme
manakala panas mengalir melalui bagian vaskular pada kulit.
17
Pada berbagai spesies hewan air darah mengalir dalam saluran khusus,
tetapi darah dapat juga mengalir bebas diantara sel-sel dalam tubuh
hewan. Darah pada umumnya terdiri atas unsur-unsur seluler dan matrik
cairan yang disebut plasma.
Plasma darah
Seperti halnya hewan air lain ikan memiliki darah yang serupa dengan
hewan vertebrata lain. Darah ikan terdiri atas plasma dan komponen
seluler yaitu sel-sel darah. Komponen seluler terdiri atas sel darah merah,
sel darah putih dan thombosit. Plasma merupakan cairan yang
mengandung ion-ion dan molekul organik meliputi protein, elektrolit,
nutrien, materi sampah, zat pengatur dan gas terlarut.
Sel-sel darah
Didalam matrik cairan darah terdapat sel-sel darah. Sel yang mengangkut
oksigen disebut eritrosit. Sel yang berperan dalam kekebalan dan
pertahanan tubuh disebut leukosit dan sel yang berperan dalam
homeostasis disebut trombosit. Tipe sel yang terdapat dalam darah hewan
sangat beragam. Sebagai contoh pada Echinodermata (bintang laut dan
mentimun laut) memiliki eritrosit dan sel-sel lain yang disebut
coelomocyte. Coelom adalah rongga tubuh yang dilapisi jaringan
mesodermal. Ada beberapa tipe coelomocyte misalnya amoebocyte yang
berperan seperti leukosit pada vertebrata yaitu untuk kekebalan dan
pertahanan tubuh. Annelida dan beberapa spesies dari kelas Arthropoda
hanya memiliki coelomocyte. Sedangkan semua vertebrata memiliki
eritrosit dan leukosit.
Fungsi darah antara lain untuk mengangkut oksigen. Fungsi ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Oksigen dapat diangkut dengan terlarut
dalam plasma, yang kedua dapat diangkut dengan pigmen respiratori
yaitu suatu senyawa yang dapat berikatan dengan oksigen. Pada beberapa
hewan avertebrata yang laju metaboliknya rendah oksigen terlarut dalam
darah. Kebutuhan oksigen yang rendah ini tidak memerlukan pigmen
respiratori, tetapi pada avertebrata dan vertebrata yang aktivitas
metaboliknya tinggi memerlukan pigmen respiratori. Jadi pigmen
respiratori berfungsi untuk meningkatkan jumlah oksigen yang dapat
diangkut dalam darah. Pada vertebrata mengandung pigmen respiratori
yaitu hemoglobin yang efisien untuk mengangkut oksigen. Hemoglobin
memiliki kapasitas 15 sampai dengan 25 kali lipat kapasitas air untuk
19
Selain hemoglobin pada hewan air dikenal pigmen respiratori lain yang
terdiri atas protein dan komponen non protein, secara rinci dapat
dipaparkan sebagai berikut:
?? Hemocyanin, komponen non proteinnya Cu2+, dijumpai pada
kepiting, lobster, Chepalopoda, terdapat bebas dalam cairan tubuh.
?? Chlorocruoin, komponen non proteinnya Fe2+, dijumpai pada cacing
laut Polychaeta, terdapat bebas dalam cairan tubuh.
?? Hemerythrin, komponen non proteinnya Fe2+, dijumpai pada
Brachiopoda dan beberapa Annelida, terdapat bebas dalam cairan
tubuh dan dalam sel darah.
?? Hemoglobin, komponen non proteinnya Fe2+, dijumpai pada cacing
pipih, Nematoda dan Annelida, beberapa Arthropoda, Moluska dan
berbagai Vertebrata, terdapat bebas dalam larutan dan dalam sel
darah.
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri atas saluran-saluran dan ruang-ruang (rongga-
rongga). Saluran-saluran dan rongga-rongga tersebut merupakan tempat
cairan mengalir untuk mengambil zat-zat yang diperlukan tubuh dan
mengangkut zat-zat yang harus dikeluarkan dari tubuh. Biasanya suatu
20
IV. RESPIRASI
Pengertian respirasi
Hewan air uniseluler tidak memiliki sistem respiratori dan mereka
melakukan pengambilan gas dari lingkungannya dengan cara difusi
melalui permukaan tubuhnya. Tetapi kebanyakan hewan multiseluler
membutuhkan organ-organ respiratori yang khusus dan mereka memiliki
sistem respiratori yang berkembang baik yang dipergunakan untuk
pengambilan serta pengeluaran gas. Namun demikian ada beberapa
hewan air yang disamping menggunakan insang untuk keperluan
pertukaran gas, mereka juga masih menggunakan permukaan tubuhnya
untuk pengambilan gas.
Jadi proses fisika yang terjadi dalam pergerakan oksigen dari medium
eksternal kedalam sel-sel tubuh hewan adalah adalah difusi yaitu suatu
proses dimana suatu zat bergerak dari konsentrasi yang lebih tinggi
22
Tabel 4.1. Komposisi gas pada tekanan atmosfir 760 mmHg (0 meter
diatas permukaan laut)
Sebagai contoh pada temperatur 150C daya larut gas dalam air disajikan
dalam tabel 4.1. Data dalam tabel 4.1. menunjukkan bahwa daya larut
karbon dioksida secara kasar adalah 30 kali lipat daya larut oksigen atau
60 kali lipat daya larut nitrogen. Daya larut ini mempengaruhi jumlah gas
yang terlarut dalam air.
Tabel 4.1. Daya larut gas dalam air pada temperatur 15 0C dimana
tekanan atmosfir adalah 1 atm.
1019 x 0,03
Volume CO2 terlarut = = 0,30 ml CO2 per liter air
100
34,1 x 20,95
Volume O2 terlarut = = 7,14 ml CO2 per liter air
100
24
Jumlah gas terlarut dalam air juga dipengaruhi oleh temperatur dan
keberadaan bahan-bahan terlarut lain. Sebagai contoh pengaruh
temperatur dan keberadaan bahan terlarut lain terhadap jumlah oksigen
yang terlarut dalam air disajikan dalam tabel berikut:
Data dalam tabel 2.2. menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur
maka semakin rendah jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Daya larut
oksigen dalam air kurang lebih 20% lebih rendah dari daya larut oksigen
dalam air tawar, karena keberadaan garam dalam air laut mengurangi
daya larut oksigen tersebut. Efek ini terjadi karena keberadaan benda
padat, tetapi tidak demikian halnya dengan keberadaan gas lain,
keberadaan gas lain dalam air tidak mempengaruhi daya larut.
0 10,29 7,97
10 8,02 6,35
15 7,22 5,79
20 6,57 5,31
30 5,57 4,46
Sumber: Krogh, 1941 dikutip dalam Nielsen (1991).
25
Difusi gas
Banyak pakar biologi yang percaya bahwa kecepatan difusi
karbondioksida lebih tinggi dari kecepatan difusi oksigen. Sebenarnya
tidaklah demikian.
Kecepatan difusi suatu gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat berat
molekul (BM) gas tersebut. BM karbondioksida lebih besar dari BM
oksigen sehingga difusinya lebih lambat. BM CO2 adalah 44 dan BM O2
adalah 32, jadi kecepatan difusi CO2 adalah 1/6,6 dan kecepatan difusi O2
adalah 1/5,7. Kecepatan difuisi CO2 adalah 5,7/6,6 = 0,86 dari kecepatan
difusi O 2. Namun karena daya larut CO2 tinggi maka kecepatan difusinya
juga terkesan lebih tinggi.
Pada kenyataannya jumlah CO2 yang terlarut dalam permukaan air pada
pada temperatur 150C adalah 29,8 kali lebih tinggi dari jumlah O 2
bilamana kedua gas tersebut berada pada tekanan parsial yang sama pada
fase gas (lihat tabel 2.1.). Kecepatan difusi CO 2 lebih rendah (0,86 kali)
dari kecepatan difusi O2, tetapi karena konsentrasi CO2 di permukaan air
lebih tinggi, maka jumlah CO2 yang berdifusi kedalam air, pada tekanan
yang sama pada fase gas, jumlahnya lebih besar yaitu 29,8 x 0,86 = 25,6
kali lipat jumlah O2 sehingga tampaknya kecepatan difusi C2 lebih tinggi
dari kecepatan difusi O2.
Mekanisme respirasi
Hewan air yang berukuran kecil melakukan respirasi dengan difusi
melalui permukaan tubuhnya dan oksigen tidak melalui sistem khusus,
serta tidak membutuhkan sistem sirkulasi. Sedangkan hewan air yang
berukuran besar memiliki organ khusus untuk pertukaran gas.
terdapat pada moluska. Pada hewan ini mekanisme aliran air pada insang
dijamin oleh adanya cilia. Insang pada moluska melakukan fungsi selain
respirasi yaitu untuk menyaring makanan.
Darah arteri
Lamela insang
Darah vena
Filamen insang
Air
Gambar 4.1. Struktur serta aliran air dan darah pada insang ikan.
27
Pada ikan air yang mengalir di permukaan insang secara terus menerus
bekerja sebagai pompa. Pompa respiratori pada ikan teleostei terdiri atas
rongga bukal dan rongga operkular, disebabkan oleh gerakan lengkung
insang dan operkuli menghasilkan pemompaan pada sistem respiratori.
Mula -mula air memasuki mulut dengan membesarnya rongga bukal.
Kemudian air diakselerasi melalui insang. Air akan dialirkan keluar
melalui lubang operkular yang membuka oleh kontraksi rongga bukal
dan rongga operkuli secara simultan. Kemudian siklus respiratori mulai
lagi.
I
RB
A KO RO
PO
I
PB
Pada ikan yang berenang cepat seperti ikan tuna dan ikan hiu, mulut dan
tutup insangnya tetap membuka sambil berenang untuk menyirami
insangnya dengan adanya arus air yang dihasilkan selama ikan tersebut
berenang. Dengan ventilasi ram ikan menghemat energi dan nampaknya
energi yang dibutuhkan untuk berenang cepat lebih efisien ketimbang
energi untuk pompa operkular. Pada umumnya ikan yang berenang cepat
memiliki rungga insang yang lebih kecil dibandingkan dengan ikan-ikan
yang tidak banyak bergerak.
Lebih dari 20 genus ikan dari berbagai famili beradaptasi untuk dapat
mengambil gas dari udara. Hal ini dilakukan karena dua hal. Pertama
karena ketersediaan oksigen dalam medium hidupnya sangat rendah atau
terjadi defisiensi oksigen. Yang kedua karena tingginya aktivitas
metabolik yang dilakukan oleh ikan. Akan tetapi, beberapa spesies ikan
mengambil gas dari udara walaupun ketersediaan oksigen terlarut dalam
medium hidupnya mencukupi. Sebagai contoh, ikan gurami
(Osphronemos gouramy) seringkali menyembul ke permukaan air
walaupun oksigen terlarut dalam air disekitarnya memadai.
Setelah oksigen diperoleh dari pertukaran gas yang terjadi pada insang,
ikan membutuhkan sistem sirkulasi untuk mendistribusikan oksigen ke
seluruh tubuh dan mengangkut karbondioksida dari seluruh tubuh. Pada
bab berikut akan dibahas sistem sirkulasi pada hewan air.
29
Tabel 4.3. Beberapa genus ikan yang memiliki organ respirasi untuk
bernafas di udara (Helfman et al., 1999).
Pendahuluan
Pencernaan memecah pakan menjadi senyawa sederhana baik melalui
peristiwa fisik maupun kimiawi dengan bantuan enzim dan selanjutnya
senyawa pakan tersebut diabsorpsi untuk didistribusikan ke sel-sel dalam
tubuh. Adanya suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh memungkinkan
terjadinya oksidasi molekul pakan untuk menghasilkan energi yang
bermanfaat bagi kehidupan hewan air seperti untuk kontraksi otot dan
kerja syaraf, sintesis struktur tubuh, pemeliharaan tubuh dan homeostasis.
Reaksi enzimatik yang mengkonversi energi dari senyawa pakan dalam
sel ini disebut katabolisme yang menghasilkan energi. Sebaliknya
anabolisme adalah sintesis molekul komplek seperti pati, glikogen, lemak
dan protein dari molekul sederhana dengan menggunakan ATP sebagai
sumber energi. Jadi metabolisme yang terdiri atas anabolisme dan
katabolisme ini meliputi metabolisme kartbohidrat, lemak dan protein.
Metabolisme Protein
Protein dalam tubuh hewan dioksidasi, dan nitrogen pada asam amino
dilepaskan sebagai ammonia. Jika ammonia dalam tubuh hewan terlalu
banyak dapat bersifat racun, tetapi dapat didetoksifikasi dengan
dikonversi menjadi urea dan diekskresi dalam bentuk urine
Asam amino sebagai precursor neurotransmiter mengalami
dekarboksilasi. Asam amino hasil pencernaan oleh enzim proteolitik
diserap ke darah dengan bantuan firidoksal fosfat (bentuk aktiv vitamin
B6) yang berperan dalam pengambilan asam amino oleh sel-sel tubuh.
31
Dalam hati asam amino dilepas sebagai amonia dalam suatu proses yang
melibatkan 2 set reaksi yaitu transaminase dan deaminase oksidatif.
CO2 + H2O
NH2 NH3 O
R CH COOH R C COOH
Glukosa
Protein endogen Dekarboksilasi CO2
oksidatif
Neurotransmiter, polyamine
Sintesis protein pada Crustacea sama dengan yang terjadi pada hewan-
hewan lain, hal ini pernah dibuktikan pada Artemia. Asam aspartat dan
asam glutamat disintesis dari siklus Krebs dengan peralihan oksaloasetat
dan 2-oksoglutarat melalui reaksi aminotransferase. Asam glutamat bisa
juga dibentuk melalui aminasi reduktif 2-oksoglutarat. Sintesis glutamat
dari 2-oksoglutamat bisa juga terjadi melalui aminasi reduktif. Reaksi
tersebut dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase. Prolin banyak terdapat
dalam otot crustacea. Prolin disintesis dari glutamat-?-semialdehid.
Arginin dan ornitin dapat merupakan precursor prolin.
Metabolisme lemak
Seperti halnya pada hewan-hewan lain, lemak dalam tubuh hewan air
misalnya ikan dapat dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Metabolisme lemak pada ikan serupa dengan yang terjadi pada hewan
vertebrata lainnya. Secara sederhana metabolisme lemak tersebut dapat
digambarkan seperti dalam diagram berikut:
33
Penyimpanan
dalam jaringan
Triasil gliserol
Asam lemak
oksidasi biosintesis
Lemak kompleks
Keton tubuh
Siklus Kreb
Katabolisme
karbohidrat &
asam amino Energi
Metabolisme Karbohidrat
Glikogen
Glikogenolisis Glikogenosis
Glukosa
Glikolisis Glukoneogenesis
Laktat
Seluruh sel tubuh mengekstrak energi kimia yang terdapat dalam glokosa
dengan glikolisis. Proses glikolisis juga mengkonversi glukosa dan
piruvat. Glikolisis memproduksi ATP merupakan reaksi katabolik. Jika
sel memiliki mitokondria, produk akhir glikolisis dengan adanya oksigen
menghasilkan piruvat, yang kemudian dioksidadi menjadi CO2 dan H2O
oleh enzim yang terdapat dalam mitokondria.
PDH
D-Glukosa 2-piruvat 2 asetil Co A
glikolisis
2L-Laktat 2 CO 2 4 CO 2
O2 tidak diperlukan untuk glikolisis O2 untuk dehidrogenase
piruvat (PDH)
35
Log O2 = 1,54 +0,904 log B, dimana B adalah bobot tubuh udang galah.
Anggaran energi
Anggaran energi adalah suatu perhitungan mengenai pemanfaatan energi
yang diperoleh dari pakan. Energi tersebut oleh hewan air misalnya pada
ikan yang telah banyak dipelajari dipergunakan untuk aktivitas
metabolik, pertumbuhan dan sebagian hilang dalam bentuk feses dan
sampah metabolik yang diekskresikan. Pada udang yang dalam siklus
hidupnya mengalami pergantian kulit, anggaran energi juga
36
I = G + Ev + M + E
18,78 = 1,69 + 0,403 + 0,962 + 15,72 Joules
?? I : energi intake
?? G: laju pertumbuhan
?? Ev: kandungan energi exuviae
?? M: laju metabolisme
?? E: ekskresi dan egesti
Pada ikan air tawar yaitu grass carp (Ctenopharyngodon idella Val.) (Cui
et al., 1994) yang merupakan ikan herbivora budget energinya sbb:
C : konsumsi pakan
F : produksi feses
U : ekskresi
Rfa: metabolisme dalam keadaan puasa
Rfe: metabolisme makan
G: pertumbuhan
Lebih dari separoh total energi yang diperoleh dari pakan menjadi limbah
dalam bentuk feses (49,1) dan ekskresi (4,5).
Pada ikan air tawar yang toleran terhadap lingkungan payau yaitu ikan
nila Oreochromis niloticus yang bobotnya 8,29 – 11,02 gram budget
energinya adalah sebagai berikut:
Nampaknya pada ikan nila ini sebagaian besar energi yang dikonversi
dari pakan yang dikonsumsi hilang dalam bentuk panas dan hanya sekitar
seperlima total energi dari pakan yang diperoleh dalam bentuk
pertumbuhan.
38
VI. EKSKRESI
Pendahuluan
Fungsi utama sistem ekskretori adalah untuk memelihara konsentrasi
bahan terlarut dalam tubuh, memelihara volume tubuh, menghilangkan
produk akhir metabolisme dan menghulangkan senyawa asing maupun
produk metaboliknya.
Vakuola kontraktil
Protonefridia
Organ ekskresi paling sederhana yang dijumpai pada hewan air adalah
protonefridia. Organ ekskresi ini terdapat misalnya pada cacing pipih
juga pada rotifera. Protonefridia pada Rotifera dari genus Asplancha,
berfungsi sebagai ginjal filtrasi-reabsorpsi sepertihalnya metanefridium.
Hewan air ini memiliki cairan tubuh yang hipertonik terhadap
mediumnya dan menghasilkan urin encer. Jika hewan ini dipindahkan ke
medium yang lebih encer ia membentuk urin yang lebih encer. Hal ini
menunjukkan bahwa protonefridium berperan dalam osmoregulasi dan
ekskresi air. Protonefridium pada Asplancha juga telah dibuktikan
berfungsi dalam ultrafiltrasi. Telah dibuktikan juga bahwa sebelum urine
dibuang keluar terjadi reabsorpsi cairan (Pontin, 1964 dalam Schmidt-
Nielsen, 1990).
41
Metanefridium
Kelenjar hijau
Larva ikan memiliki tipe ginjal pronephros. Pada beberapa jenis ikan
saluran ginjalnya terlibat dalam pergerakan sperma sehingga sering
dibahas sebagai sistem urogenital. Ikan dewasa memiliki ginjal
mesonephros yang berfungsi baik. Mesonephros merupakan ginjal yang
kompleks yang tidak memiliki saluran pembuangan kedalam rongga
tubuh. Mesonephros terdiri atas sejumlah korpuskula renal, masing-
masing membentuk glomerulus yang dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Glomerulus menerima darah dari arteriola afferent dari aorta dorsal.
Glomerulus bekerja sebagai ultrafilter untuk memisahkan air, garam-
garam, gula dan sampah nitrogen dari darah. Filtrat dikumpulkan oleh
kapsula Bowman dan selanjutnya dialirkan melalui tubulus mesonephric
dimana air, gula dan bahan terlarut lainnya diresorbsi secara selektif.
Struktur ginjal ikan laut berbeda dari ikan air tawar, mencerminkan
permasalahan yang dihadapi oleh kedua kelompok ikan tersebut berbeda.
Ikan air tawar memiliki ginjal lebih besar dengan glomeruli yang lebih
besar sampai 10.000 per ginjal dengan ukuran 48 – 104 mikrometer (rata-
43
Urine mengandung air dan kreatin, kreatinin, urea, ammonia dan produk
sampah nitrogen lainnya. Hanya 3% sampai 50% sampah nitrogen yang
diekskresi melalui urine, dan kebanyakan berupa ammonia, sebagian
besar sisanya diekskresi sebagai ammonia pada insang selama proses
respirasi. Beberapa ikan memiliki organ penyimpan urine yang disebut
gelembung urinary tetapi ini merupakan evaginasi posterior dari saluran
mesonefrik.
VII. OSMOREGULASI
Pendahuluan
Dalam kehidupannya hewan senantiasa melakukan proses yang menjaga
keseimbangan internal (internal equilibrium) tubuhnya atau dikenal
dengan istilah homeostasis. Hal tersebut memungkinkan sistem fisiologis
dalam tubuhnya dapat berfungsi dengan baik. Didalam mempelajari
fisiologi hewan air kita perlu memahami bagaimana mekanisme yang
terjadi dalam tubuh hewan untuk menjaga keseimbangan air dan ion-ion
atau bahan terlarut dalam tubuhnya. Oleh sebab itu kita mempelajari
osmoregulasi.
Hewan air tawar memiliki cairan tubuh yang lebih pekat dari
lingkungannya. Hewan ini bersifat hiperosmotik terhadap mediumnya
dan mereka menghadapi masalah fisiologis yaitu:
1. Air cenderung masuk kedalam tubuh hewan karena terdapat
konsentrasi larutan dalam tubuh lebih tinggi.
2. Bahan terlarut cenderung hilang karena konsentrasinya didalam lebih
tinggi dan karena air yang masuk harus diekskresi dan bersamaan
dengan itu membawa bahan terlarut tersebut.
Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan membuat seluruh
permukaan tubuhnya impermeable tetapi hal ini tidaknlah mungkin.
Setidaknya pada permukaan respiratori harus tipis dan cukup lebar
sehingga memungkinkan terjadinya difusi gas. Permukaan respiratori ini
biasanya merupakan tempat hilangnya bahan terlarut dan masuknya air
dari mediumnya.
crustacea digunakan insang sebagai organ transport aktif dan pada larva
nyamuk digunakan insang anal. Transport aktif membutuhkan energi dan
bila hewan bergerak ke medium yang lebih encer kebutuhan energi untuk
transport aktif meningkat. Kepiting Carcinus yang bergerak dari laut ke
perairan payau konsumsi oksigennya meningkat pesat. Ini berarti bahwa
respirasi sel yang memproduksi ATP sebagai sumber energi untuk
transport aktif meningkat. Jika salinitas medium menurun seperempat
kali lipat salinitas asalnya, maka konsumsi oksigennya meningkat 50%.
Air masuk
karena minum
Gambar 7.1. Ikan laut kehilangan air terus menerus terutama melalui
selaput insang dan bersama dengan urine.
NaCl
N a+ dan Cl-
Mg2+ dan SO4-
Gambar 7.2. Garam dan mineral masuk kedalam tubuh ikan bersama air
yang diminum dan dikeluarkan melalui insang dan bersama
urin.
VIII. REPRODUKSI
Pendahuluan
Reproduksi aseksual
Reproduksi aseksual hanya membutuhkan satu hewan induk dan tidak
melibatkan produksi maupun pendayagunaan gamet. Dengan demikian
keturunan yang dihasilkan dari reproduksi aseksual ini adalah identik
secara genetik dengan induknya. Reproduksi aseksual tidak berperan
penting dalam perkembangan evolusioner. Bentuk reproduksi aseksual
yang paling sederhana adalah pembelahan biner. Reproduksi aseksual
pembelahan biner dicapai dengan pembelahan kromosom mitotik,
dimana jumlah kromosom menjadi 2 kali lipat. Pada hewan uniseluler,
sel membelah menjadi dua menghasilkan sel anakan. Setiap sel anakan
memiliki kromosom lengkap dan berkembang menjadi sel masak.
Reproduksi seksual
Pada kebanyakan hewan air reproduksi seksual terjadi pada hewan yang
memiliki kelamin terpisah (dioecious). Induk hewan harus menghasilkan
sel kelamin yaitu gamet. Sel-sel gamet jantan dan betina dihasilkan
dalam gonad dan haploid. Sel gamet jantan dan betina kemudian
bergabung dalam proses fertilisasi untuk menghasilkan zygote yang
kemudian berkemabang menjadi hewan dewasa.
Ikan dapat bereproduksi setelah mencapai usia tertentu yaitu pada saat
mencapai kedewasaan. Sebagai contoh kematangan kelamin pada ikan
gurami dicapai setelah berusia 3 tahun, pada ikan lele setelah bobot
tubuhnya mencapai 100 gram, usianya kira-kira 4 bulan . Pada usia
matang kelamin ikan gurami betina dapat bertelur sebanyak 6.000 butir
telur, ikan lele betina menghasilkan 1.000 - 4.000 butir telur sekali
memijah. Ikan gurami dapat bertelur sepanjang tahun, selang waktu
antara pemijahan yang satu dengan lainnya lebih kurang 40 hari.
Reproduksi pada umumnya terjadi sepanjang tahun dengan periode
intensif pada akhir musim kemarau menjelang musim penghujan. Ikan
lele memijah pada musim hujan.
Isyarat lingkungan
(temperatur, cahaya,
iklim)
Neurotransmitter
Organ-Y Ovary
MH Hormon steroid
Isyarat lingkungan
(temperatur, Hipotalamus GnRH
cahaya, iklim)
Hipofisis
Sintesis GTH
vitelogenin
di hati
Testosteron
Estradiol Telur
masak Ovulasi
Vitelogenesis
Pendahuluan
Hewan air bergerak dengan cara berenang atau berjalan diatas permukaan
dasar perairan bagi hewan yang memiliki kaki jalan. Protozoa yang
memiliki cilia dapat menggunakannya untuk melakukan pergerakan.
Kebanyakan hewan air bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
cara berena ng dalam badan air. Tetapi beberapa hewan yang hidup
didasar perairan juga berjalan pada permukaan dasar perairan untuk
bergerak dari suatu tempat ketempat lainnya. Pergerakan dilakukan untuk
berbagai tujuan termasuk menghindarkan diri dari bahaya, migrasi dan
yang paling umum pergerakan dilakukan untuk mencari pakan.
Pada umumnya ikan bergerak dengan cara berenang, walaupun ikan lele
dapat merayap diatas tanah yang lembab. Untuk berenang ikan
mengandalkan kerangka tubuhnya sebagai kerangka kerja, otot-ototnya
untuk kekuatan dan sirip-siripnya untuk mendorong dan mengarahkan.
Otot-otot sebanyak 80% tubuh ikan memberikan kekuatan untuk
berenang. Otot-otot tersusun dalam arah berganda (myomere) sehingga
memungkinkan ikan bergerak ke arah manapun. Gelombang sinusoidal
mengalir dari kepala ke ekor. Sirip memberikan rel untuk dorongan dari
otot ke air.
Pada saat ikan berenang kekuatan pendorong berada pada arah ikan,
kekuatan mengangkat berlawanan dalam arah tegak lurus terhadap arah
dorongan. Kekuatan penarik atau penahan berlawanan dengan arah
56
gerakan ikan. Jika kekuatan pendorong lebih besar dari kekuatan penarik
maka ikan berenang dan arahnya selalu kedepan yakni kearah kepala.
Ikan melakukan dua tipe berenang:
1. Penjelajah: ikan berenang terus menerus untuk mencari pakannya,
ditemui pada tuna. Kaya akan myoglobin dan dapat mempertahankan
gerakan aerobik.
2. Berenang sesekali: ikan biasanya berada relatif pada tempat yang
sama seperti kebanyakan ikan koral.
Gerakan baling-baling
kedepan
Gerakan
menggulung Gerakan
mengoleng
57
Fungsi saraf
Jika rangsang mengenai sistem syaraf akan diubah menjadi gelombang
elektrokimia yang ditrasmisikan sepanjang sistem saraf. Dalam berbagai
hewan air, misalnya pada cumi-cumi sistem syaraf tersusun dari sel-sel
saraf yang disebut neuron. Fungsi saraf telah banyak diteliti dengan
menggunakan neuron dari hewan ini, karena ukurannya yang cukup
besar.
Neuron secara garis besar tersusun atas badan sel, inti sel, akson hillock
yaitu pangkal akson yang melekat pada badan sel, akson yaitu juluran
yang memanjang dari badan sel dan berakhir pada ujung akson yang
berhubungan dengan dendrit dari neuron didekatnya. Pada hewan yang
berukuran besar untuk meningkatkan kecepatan konduksi impuls
dilakukan dengan konduksi melompat atau konduksi salto (saltatory
conduction) dari suatu titik pada bagian akson yang tidak terbungkus
myelin ke titik serupa yang lainnya. Hal ini hanya bisa terjadi pada akson
yang diinsulasi dengan lembar myelin dan membentuk nodus-nodus pada
area yang tidak diinsulasi, disebut nodus Ranvier. Lembar myelin
tersusun dari sekelompok sel-sel glial yang disebut sel Schwann yang
membungkus akson.
59
Antara ujung akson dari suatu neuron dengan neuron lainnya terdapat
suatu celah mikroskopik yang disbut synapse. Impulse yang sampai ke
synapse ditransmisikan dengan bantuan suatu senyawa kimiawi disebut
neurotransmitter, pada umumnya berupa neuropeptida. Namun, pada
beberapa spesies ikan impulse dapat ditransmisikan dari satu neuron ke
lainnya dengan transmisi elektrik yang tidak memerlukan
neurotrtansmitter.
potensial selaput rehat, pada umumnya kira-kira –75 mV, sebelah dalam
selaput negatif terhadap sebelah luar. Dalam keadaan rehat seperti ini
selaput neuron permeable terhadap ion potasium (K+). Sebab dalam
keadaan rehat kanal potasium pada selaput neuron membuka dan
memungkinkan untuk dilewati oleh ion potasium. Pada saat rehat selaput
neuron sangat tidak permeable terhadap ion sodium, hanya kira-kira satu
per dua puluh limanya permeabilitas terhadap potasium.
Tabel 8.1. Neuro transmitter yang telah diketahui pada hewan air
Senyawa Hewan
Asetilkolin Cacing pipih, moluska, vertebrata
Dopamin Moluska, crustacea, vertebrata
Noradrenalin (norepinefrin) Cnidaria, moluska, vertebrata
Serotinin Annelida, vertebrata
Glutamat Crustacea, vertebrata
Aspartat Crustacea, vertebrata
Asam ?-aminobutirat (GABA) Annelida, vertebrata
Proctolin Moluska, annelida
Ademosin Sipuncula
Kerja syaraf selalu diawali oleh rangsang yang diterima oleh reseptor.
Berdasarkan tipe rangsangnya reseptor dapat dikalsifikasikan sebagai
berikut:
?? Kemoreseptor; merupakan reseptor bagi rangsang kimia
?? Mekanoreseptor; untuk rangsang mekanik
?? Termoreseptor; untuk rangsang temperatur,
?? Fotoreseptor untuk rangsang sinar
?? Elektro reseptor untuk rangsang elektrik, dan
?? Magnetoreseptor untuk rangsang magnetik.